10 Alas Foto/Background yang Mudah Ditemukan Di rumah Untuk Mempercantik Foto Flatlay

10 Alas Foto/Background yang Mudah Ditemukan Di rumah Untuk Mempercantik Foto Flatlay

10-alas-foto-yang-mudah-ditemukan-dirumah



10 Alas Foto/Background Foto Flatlay yang Mudah Ditemukan Di Rumah


Bicara tentang tren fotografi, rasanya foto Flatlay belakangan ini menjadi salah satu genre foto yang banyak diminati banyak orang. Ketikkan saja ‘flatlay’ pada instagram/pinterest, kamu akan menemukan ribuan foto-foto flatlay dengan berbagai tema. Nggak hanya itu, di kanal Youtube juga banyak para youtuber yang juga membahas tentang bagaimana cara membuat foto flatlay yang menarik perhatian. 

Bisa dibilang Foto Flatlay menjadi sesuatu yang diminati banyak orang selain swafoto.

Foto Flatlay adalah teknik pengambilan gambar/foto dengan sudut pengambilan 90 derajat dan biasanya benda-benda tersebut diletakan di atas permukaan datar.

Salah satu komponen penting dalam pembuatan foto flatlay adalah alas foto. Alas foto akan membantu mempercantik hasil foto dan tentunya juga penataan memiliki peranan lebih penting. Secantik apapun alasnya, kalau teknik penataan kita kurang maka foto flatlay kita akan begitu saja dan terkesan ‘monoton’

Permasalahan yang sering dikeluhkan oleh para penyuka flatlay adalah mengenai alas foto. Beberapa dari mereka bingung menggunakan alas apa, termasuk saya. Bahkan, beberapa dari mereka memilih membeli alas foto untuk mempercantik foto-foto mereka. Belakangan, penjualan alas foto di lapak-lapak online semakin meningkat karena permintaan yang banyak. Siapa coba yang nggak mau foto flatlay kece.

Padahal harga dari alas foto itu tidak murah sih. Saya pernah membeli alas foto dari salah satu lapak online sekitar 88 rb belum termasuk ongkir. Sayangnya, saya kecewa dengan hasil karena tidak sama dengan kualitas yang mereka tawarkan. Pemasangan alas fotonya tidak rapi dan berkerut. Saat dipakai membutuhkan editing untuk menghilangkan efek kerutan tersebut. Bisa dibayangkan kalau kita ingin bergonta-ganti alas foto yang berbeda tentu membutuhkan anggaran cukup besar.

Itu sih yang ada anggaran. Gimana kalau buat orang yang ingin foto flatlay tapi nggak punya dana untuk membeli alas foto?

Tenang saja. Ada banyak cara untuk mensiasatinya bahkan jikapun mengeluarkan uang, harganya akan lebih murah dari membeli alas foto online. Benda-benda ini akan mudah ditemukan di rumah.

Mau tahu? Baca sampai habis ya.

Kertas



Rasanya benda yang satu ini mudah sekali ditemukan di rumah dan kalaupun harus beli tentu harganya terjangkau. Nah, kertas di sini pun ada banyak macamnya ya. Sesuaikan saja sama kebutuhan kalian. Ini beberapa macam kertas yang bisa digunakan untuk alas foto

  • Kertas HVS
  • Kertas karton manila
  • Kertas Lipat
  • Kertas bufallo
  • Kertas kado
  • Kertas asturo
  • dl
Kelebihan dari alas foto kertas ini adalah mudah ditemukan dan harganya terjangkau. Jadi, kalau robek/rusak bisa dibeli dengan harga murah. Penggunaannya juga mudah dan bergantung pada kreatifitas masing-masing. Bisa untuk alas foto sepenuhnya atau sebagai layering

Koran




Sampai saat ini saya belum menemukan foto flatlay yang memakai koran sebagai alas foto sepenuhnya. Biasanya koran dipakai sebagai layerin/ditumpuk di atas alas foto utama. Sebagai pemanis foto flatlay kopi dan roti. Semacam menceritakan menu sarapan pagi.

Kalau punya saudara/teman yang sedang melakukan perjalanan ke luar negeri, koran bisa menjadi alternatif oleh-oleh.

Selimut/Bed cover/Seprai




Belakangan ini saya baru tahu bahwa ternyata selimut, bed cover atau seprai bisa menjadi alternatif alas foto. Ukurannya yang lebar bisa membuat kita lebih leluasa berkreasi. Michelle, salah satu instagramer yang pernah aku wawancarai merekomendasikan 3 benda tersebut sebagai alas foto. Pastinya di antara ketiga benda itu ada di rumah. 

Seorang teman blogger sengaja membeli seperangkat seprai dan bed cover hanya untuk membuat foto ala-ala di hotel. Buat yang suka minimalis bisa memakai motif yang polos sedangkan yang ingin bermain warna bisa pakai motif yang lebih ramai. 

Kerudung/Kain




Berhubung alas lipat saya berkerut, saya memutuskan untuk membeli kain meteran sebagai alas foto harganya murah tergantung bahan kain. Saya pernah beli ukuran 1m sekitar 30 rb. Kelebihan alas foto kain ini mudah dicuci dan tahan lama.

Selain kain, bisa juga menggunakan kerudung segiempat sebagai alas foto. Seorang teman pernah bercerita kalau dia menggunakan kerudung warna putih sebagai alas fotonya.

Meja




Berhubung rumah saya memiliki banyak unsur kayu, seperti meja dan kursi. Saya sering menggunakan kursi sebagai alas foto untuk makanan. Tinggal ditambahin ornamen lain. Jadilah foto yang cantik. Selain makanan, saya pernah memakai meja kayu untuk membuat foto flatlay buku. Hasilnya tak kalah bagus.

Lantai/Keramik






Tidak punya benda-benda yang saya sebutkan di atas? Jangan khawatir, kamu bisa tetap berkreasi dalam foto flatlay menggunakan alas foto lantai/keramik. Mudah, murah dan motif tiap keramik itu unik jadi akan memperkaya foto flatlaymu. Kembali lagi tergantung pada kreatifitas. Saya pernah mencoba beberapa kali, not bad lah hasilnya

Dinding




Foto Flatlay itu merupakan bagian dari genre Still Life dalam dunia fotografi, di mana memotret benda-benda mati dan kata flatlay sendiri berarti permukaan datar. Jadi, dinding juga bisa kamu gunakan sebagai alas foto/background. Banyak kok foto-foto lucu yang menggunakan dinding sebagai latar belakang. Jika suka yang kesannya netral dan bersih, pilihlah warna-warna seperti putih, abu-abu. Suka yang ceria pilihlah warna-warna mencolok.

Taplak


Taplak meja yang bertengger di atas meja juga bisa kamu gunakan menjadi alas foto. Bisa menjadi sebagai alas utama atau layering sebagai tambahan tekstur pada fotomu. Foto flatlay tidak melulu benda-benda yang menonjol tapi kamu bisa menggunakan kain-kain yang memiliki motif, bentuk dan ukuran untuk ikut meramaikan. Misalnya kamu punya taplak yang berumbai, kamu bisa gunakan ujung rumbainya sebagai pemanis foto atau gunakan saja taplaknya sebagai alas.

Kalender Bekas


Nggak punya anggaran buat beli alas foto berwarna putih, jangan berkecil hati yes. Pakai saja kalender bekas, tinggal dibalik aja. Kamu sudah bisa mendapatkan alas foto berwarna putih yang murah meriah. Yah, memang nggak sebesar alas foto yang kamu inginkan tapi setidaknya kamu sudah bisa menggunakannya untuk membuat foto flatlay kece. Warna putih di kalender juga bagus kok, bersih gitu. Toh ketika di foto, orang lain nggak bakalan tahu kalau itu dari belakangnya kalender.

Rumput/Jalan Raya/Bunga/Bebatuan/Salju




Bosan dengan alas foto buatan, yuks pakai alas foto yang sudah disediakan oleh Tuhan. Rumput hijau itu bisa juga jadi alas foto yang cakep untuk foto flatlay. Nggak perlu mengeluarkan banyak uang cukup tenaga aja untuk cari lokasi di mana ada banyak rerumputan.



Konsep flatlay bukan hanya foto-foto produk yang cakep ya tapi juga foto-foto daun, bunga di atas jalanan juga bisa disebut foto flatlay (intinya sih dipermukaan datar ya). Jangan kaku deh sama istilah, kreatifitas ya cin, itu penting. 

Nah, Michelle salah satu instagramer yang saya pernah tulis di blog, juga pernah menggunakan alas foto alami seperti salju dan hasil fotonya cakep, out of the box gitu.

So, jangan bilang deh kalau mau bikin foto flatlay kece itu kudu harus beli alas foto. Nggak, kamu bisa menggunakan benda-benda di sekitarmu yang sekiranya bisa digunakan sebagai alas foto. Nanti, kapan-kapan saya mau nulis tentang properti foto yang mudah ditemukan di rumah.

Intinya sih, dalam menciptakan foto flatlay yang kece dibutuhkan banyak latihan. Percuma kalau kamu punya semua materi/produk yang oke untuk bahan foto flatlay tapi nggak ngerti cara mengaturnya. Serius, buat saya sendiri yang nggak sabaran soal menata-nata/styling, foto flatlay itu susah. Kreativitas dalam menata akan membuat tampilan foto flatlaymu akan lebih menarik.


Tetap Semangat.


Salam,

(Guest Post) Bagaimana Menulis Kalimat Pertama yang Catchy dan Bikin Pembaca Penasaran

(Guest Post) Bagaimana Menulis Kalimat Pertama yang Catchy dan Bikin Pembaca Penasaran

Menulis-kalimat-pertama-yang-catchy-menarik-pembaca


Bagaimana Menulis Kalimat Pertama yang Catchy dan Bikin Penasaran Pembaca



Hai! Iya ini, saya, Carolina Ratri. Lagi diundang sama Mbak Tikha buat nulis di blog keren nan girly ini. Hehehehe. Salam kenal ya, buat semua pembaca blog Mbak Tikha. 

Saya sih biasanya memang menuliskan tip-tip menulis, atau nggak tip-tip blogging dan media sosial gitu memang, karena saya lagi proses belajar banget di situ, dan minatnya memang ke situ. 

So, kali ini mau sedikit berbagi tentang bagaimana menulis kalimat pertama dalam artikel—baik untuk di blog ataupun artikel untuk media lain—yang catchy dan bisa bikin pembaca artikelnya jadi harus “terpaksa” membaca sampai selesai. 

Tsah. Gimana opening saya di atas? Sudah cukup bikin pengin baca sampai selesai belum? Kalau belum, ya berarti failed. Ahahahaa. Ahelah. 

Baiklah. Jadi begini ... 

Ada beberapa hal yang harus kita usahakan agar orang mau membaca artikel yang sudah kita tulis. Di antaranya adalah membuat judul yang menarik, dan yang lain adalah membuat opening artikel yang bisa "menjerat" pembaca untuk mau membaca sampai selesai. 

"Nasib" artikel kita tergantung pada beberapa puluh kata pertama yang kita sajikan dalam artikel tersebut. Jika beberapa puluh kata pertama saja sudah nggak menarik, ya ngapain orang meneruskan membaca? Betul? 

Maka dalam beberapa puluh kata pertama itulah sudah harus ada gambaran permasalahan yang jelas, dan "janji" solusi yang bisa diambil oleh pembaca saat mereka selesai membaca. 

Bagaimana cara menyajikan semua itu dalam beberapa puluh kata dalam kalimat pertama ini? 

1. Sajikan fakta yang mengejutkan 


Misalnya seperti ini: 

"Hamil di usia 40 tahun ke atas memang memiliki risiko keguguran yang lebih besar dibanding usia di bawahnya. Selain itu, kemungkinan bayi untuk mengalami down syndrome juga turut meningkat. Namun tetap saja bukan hal yang mustahil untuk memiliki kehamilan sehat dan bayi yang lahir selamat meski telah berumur 40 tahun." 

Yang di-bold, merupakan fakta yang bersifat mengejutkan. Bahwa ternyata hamil di usia 40 tahun itu risky. Nah, fakta ini akan “mengikat” pembaca yang sedang hamil, terutama mereka yang sudah berusia 40 tahun. 

Dengan membaca opening seperti itu, pembaca yang memiliki permasalahan yang sama, maka akan terus ingin tahu. Lalu baru deh selanjutnya dijabarkan, apa nih kiat-kiat hamil sehat di usia 40 tahun, misalnya. Atau, mau bikin daftar selebriti yang hamil di usia 40 tahun dan tetap sukses melahirkan anak yang sehat? Bisa juga kan? 


2. Ungkap yang biasanya menjadi permasalahan pembaca. 


Misalnya seperti ini: 

"Sudah pernah mengajak anak-anak berkemah belum? Belum? Kenapa? Malas? Kok malas sih? Karena repot harus membawa peralatan kemah yang banyak, belum lagi nanti di lokasi banyak nyamuk, susah air dan sebagainya?" 

Kata "malas" menjadi kata kunci kesalahan pembaca yang umumnya nggak terlalu sering membawa keluarga berkemah. Malas repot. Udahlah, itu umum banget jadi masalah. 

Padahal kemah bersama keluarga itu sebenarnya asyik banget. Banyak manfaatnya. Nah, dari kalimat pembuka di atas, kita terus mau apa nih? Mau kasih alasan kenapa berkemah bareng keluarga itu perlu, dan mesti dimenangkan dari rasa malas? Atau, mau kasih kiat-kiat supaya kemahnya enggak rempong? 


Baca juga:


3. Ceritakan yang biasanya menjadi masalah yang tak terpecahkan. 


Misalnya seperti ini: 

"Soalnya kadang juga bingung sih, apa sih kado untuk ibu yang baru saja melahirkan yang tepat itu? Apa yang biasanya diberikan? Kalau sudah kepepet, ya palingan nggak jauh-jauh amat dari perlengkapan mandi bayi, baju bayi, mainan, atau baby carrier. Tapi kan mainstrem, bosen itu-itu melulu. Iya nggak sih?" 

Iya, tapi apa dong? Ada ide kado apa? Nah, lalu teruskan dengan beberapa barang unik yang bisa dijadikan ide kado untuk ibu yang baru saja melahirkan. 

4. Kasih lihat hasil 


Misalnya begini: 

"Beberapa minggu lalu saya dan suami mencoba ngajak anak-anak untuk menonton film animasi yang lagi hits di bioskop. Well, this is our first time. Awalnya agak ragu sih, soalnya si kakak itu rada-rada fobia di tempat gelap. Kemarin mati lampu 5 menit saja udah teriak-teriak terus. Tapi ternyata nggak sesulit yang saya pikirkan. Si kakak, yang berusia 7 tahun, ternyata bisa menikmati filmnya meski suasana bioskop sangat gelap. " 

Kok bisa ya, anaknya tenang nonton bioskop padahal dia takut gelap? Tipnya apa nih? Duh, mau juga dong bawa anak nonton bioskop dan anteng sampai selesai. 

And then, orang pun akan mau baca sampai selesai. 


5. Cerita sehari-hari yang related/berhubungan 


Misalnya seperti ini: 

"Lagi enak-enak gosok badan, pintu digedor cuma buat nanyain, "Kaus kaki Papa ditaruh di mana, ya?" Ya ampun! Ya, di tempat biasanyalah! Masa cuma kaus kaki saja harus disiapkan juga, nggak bisa mencari sendiri sih? 

Terus, pas habis mandi, buka lemari, eh ... kok berantakan? Ya ampun, kenapa Papa nyari kaus kaki di lemarinya Mama? *tepok jidat* Akhirnya Mama mencarikan kaus kaki itu di lemari Papa. Lo, kok berantakan juga? Papa ambil baju sendiri tadi, dan main tarik saja. Aduh! Hancur deh semua yang sudah disetrika!" 

Duh, ini mamak mana nih yang enggak jengkel dengan kondisi seperti ini? Setiap ibu kayaknya juga punya permasalahan yang sama nih. Terus,apa ya yang bisa disaranin oleh penulis? 

Maka orang akan terus membaca sampai terakhir. 

6. Lontarkan pertanyaan 


“Apakah kamu sekarang lagi dalam usaha untuk menurunkan berat badan alias lagi diet?” 

Nah, contoh di atas adalah contoh dari pertanyaan yang standar sebenarnya. Tapi kalau semisal mau menulis artikelnya lebih unik, bisa ditambahkan lagi. Misalnya begini. 

“Apakah kamu sekarang lagi dalam usaha untuk menurunkan berat badan alias lagi diet, tapi tetap bisa makan es kepal Milo setiap hari tanpa merasa guilty?” 

Pertanyaan memang bisa sangat memancing, tapi coba tambahkan satu dua hal lagi yang kontradiktif, jadi bikin makin penasaran. 

Nah, itu dia beberapa hal yang bisa kita jadikan sebagai opening untuk "menjerat" pembaca agar mau baca sampai akhir. 

Semoga bermanfaat ya. Jika ada pertanyaan bisa langsung ditulis di kolom komen, saya nanti akan ngecek juga ke sini sewaktu-waktu. Semoga bisa jawab semuanya yah. 

Cheers! 

Carolina Ratri 

Penulis blog carolinaratri.com

8 Aplikasi Pendukung  Untuk Mempercantik Konten Instagram

8 Aplikasi Pendukung Untuk Mempercantik Konten Instagram

aplikasi, android, instagram, feed, kekinian, vsco



Aplikasi-Aplikasi Pendukung Untuk Mempercantik Konten Instagram



Belakangan ini saya mulai jenuh dengan media sosial. Bukan apa-apa, hanya saja saya merasa netizen jaman now galak-galak. Lebih galak dari yang punya status apalagi kalau kita sampai salah. Habis dah. 

Saya hanya menggunakan Facebook atau Twitter seperlunya atau kadang hanya ingin melihat-lihat apa yang tengah ramai diperbincangkan. Selebihnya saya jarang membuka kedua aplikasi itu. 

Saya lebih suka berselancar di pinterest atau instagram. Mencari ide-ide untuk konten-konten saya selanjutnya. Bagi saya itu lebih menyenangkan dan menenangkan. Tidak ada kebencian dan kemarahan yang biasa saya lihat di media sosial lainnya. Aman buat pikiran saya.

Oke, kembali ke topik. Intinya sih saya sekarang lebih banyak menghabiskan waktu mengurus Instagram ketimbang media sosial saya lainnya. Mulai dari memilah-milah akun yang ingin diikuti, mau isi konten apa sampai bingung dengan urusan tone warna. Saya sih inginnya orang yang mengikuti saya itu bukan karena kenal dengan saya tapi memang karena karya saya menarik.

Berbagai riset yang saya lakukan berhubungan dengan instagram. Entah berapa banyak video yang berhubungan dengan instagram/konten digital yang sudah saya tonton tiap hari. Saya ingin tahu lebih dalam soal Instagram. Bikin pusing tapi saya menyukainya.

Kalian yang sudah menjadi pengikut di Instagram pasti sudah tahu bahwa banyak perubahan yang terjadi Feed saya belakangan ini. Iyes, saya tengah melakukan banyak perombakan supaya akun saya memiliki ciri khas.

Saya bahkan mencoba berbagai aplikasi pendukung untuk membuat Konten Instagram saya menjadi lebih menarik karena bagaimana pun platform media sosial yang satu ini lebih fokus pada konten visual. Tentu saja saya tidak boleh melupakan untuk tetap belajar fotografi. Sebanyak apapun saya melakukan perubahan kalau skill fotografi saya gitu-gitu aja ya sama juga bohong.

Ada banyak aplikasi yang bisa kita gunakan untuk membantu kita membangun akun Instagram dan saya rasa setiap orang memiliki aplikasi favorit tersendiri. Seperti yang sudah saya ceritakan di atas kalau saya sudah mencoba berbagai aplikasi dan pada akhirnya hanya bertahan pada beberapa aplikasi saja. Dalam tulisan ini saya hanya akan menyebutkan aplikasi apa saja yang saya pakai dan akan saya kelompokkan berdasarkan kegunaannya.

Oh iya, saya lebih suka melakukan kegiatan editing dengan menggunakan Smartphone. Jadi, aplikasi yang akan saya sebutkan nanti pasti bisa kalian temukan nanti di Playstore

Editing:

Editing Foto

Dulu, saya punya beberapa aplikasi untuk mengedit foto. Lambat laun aplikasi tersebut mulai berkurang dan hanya tersisa 2-3 aplikasi. Jika sedang rajin, saya biasa mengedit dengan dua aplikasi kalau lagi malas ya cuman pakai satu aplikasi saja.

Snapseed:

Rasanya aplikasi Snapseed ini rata-rata semua orang sudah pada tahu dan banyak pakai. Fungsi-fungsi dalamnya sudah terbilang lengkap dan mudah untuk dipakai. Saya memakai Snapseed untuk editing dasar saja, seperti menambah kecerahan, detail, dll.

VSCO


Siapa coba yang nggak kenal sama aplikasi ini? Rata-rata para instagramer pasti tahu dong VSCO. Aplikasi yang satu ini terkenal karena memiliki banyak filter-filter cantik untuk ditambahkan ke foto sehingga terlihat lebih apik.

Bagi yang memiliki tone feed seragam, kamu bisa pakai VSCO. Di pinterest ada banyak formula-formula tone yang cantik untuk ditiru.

Akhir-akhir ini saya lebih sering pakai VSCO karena mudah dan bisa langsung diaplikasikan ke banyak foto. Sadar nggak kalau filter yang saya gunakan di feed itu seragam?

Baca juga:

Editing Video

Saya memang tidak terlalu sering mengunggah konten video ke Instagram. Bisa dibilang aplikasi editing Video ini jarang dipakai.

Inshot




Aplikasi Inshot ini terbilang baru saya gunakan. Aplikasi ini berguna kalau saya ingin mengedit video pendek untuk stories atau IGTV. Mudah penggunaannya dan ada beberapa filter bawaan yang cukup mumpuni. Enaknya lagi tidak ada watermark.

Filmora





Untuk mengabungkan beberapa video pendek saya memilih menggunakan aplikasi Filmora. Pernah mencoba aplikasi sejenisnya tapi bingung ketika mau pakai. Fungsi-fungsinya cukup lengkap dan mudah dipakai. Untuk versi gratisannya terdapat watermark di akhir video.

Typhografi:


Saya menyukai konten Instagram yang berupa Quote, cuman kadang bingung mau membuatnya yang seragam/konsisten itu seperti apa. Alhamdulillah saya menemukan aplikasi yang cocok dan sampai saat ini masih saya pakai.

Phonto





Aplikasi Photo ini favorit saya untuk membuat quote karena pengunaannya mudah dan ada banyak macam huruf. Kelemahannya sih kadang suka nggak simetris kalau tulisannya panjang.

Canva

Saat saya tahu Canva sekarang ada di Playstore saya senang banget soalnya berguna banget buat saya yang buta soal infografis. Ada banyak pilihan template yang bisa gunakan. Tinggal edit dan mudah.

Layout/Feed Instagram


Saya baru-baru ini tergerak untuk mengatur tampilan/layout dari feed saya. Gara-gara kebanyakan follow akun yang feednya kece saya pun tertarik untuk mengubahnya. Belum yang kece banget sih paling tidak sudah konsisten aja polanya. Kalau isinya masih belum yang rapi dan konsisten.


Preview


Sebenarnya ada banyak aplikasi untuk mengatur layout instagram dan saya sudah mencoba semuanya. Menurut saya preview paling mudah digunakan dan sederhana. Kita hanya tinggal memasukkan foto-foto yang ingin kita atur untuk diunggah di Instagram. 

Aplikasi ini membantu banget untuk kalian yang pengin punya feed rapi dan teratur. Selain itu kita udah nggak usah bingung mau posting apa di Instagram karena kita sudah punya konten yang mau diunggah selama 9 hari.

Hastag

Instagram dan Hastag itu kaitannya erat. Hastag akan membantu foto-fotomu untuk ditelurusi oleh akun-akun lain. Hastag yang tertarget akan memudahkan kita menemukan pengikut yang juga memiliki kesamaan untuk kita.


Hashy

Algoritma Instagram yang baru mulai mengatur penggunaan Hastag. Penggunaan Hastag yang kurang sesuai akan menyebabkan fotomu tidak bisa ditelusuri. Apalagi ada fitur baru dari IG yang bisa membuat para pengguna lain menyembunyikan fotomu dari hastag yang tidak sesuai. Semakin banyak yang melaporkan maka foto kita akan dianggap spam dan berisiko di banned oleh Instagram.

Saya baru menggunakan aplikasi hastag ini beberapa bulan dan hasilnya cukup siginifikan. Aplikasi ini membantu saya untuk menemukan hastag-hastag yang relevan untuk foto-foto. Saya juga bisa menyimpan beberapa hastag baru yang saya temukan dari Instagram.

Aplikasi-aplikasi di atas hanya penunjang untuk mempercantik feed kita tapi tetap kita jangan lupa untuk terus memperbaiki konten foto dengan banyak latihan dan cari inspirasi.


Salam,
6 Bentuk Investasi Ala Bloger

6 Bentuk Investasi Ala Bloger

investasi, blogger, kotakwarna


Investasi Ala Blogger


Sebelum memiliki penghasilan, saya sudah terbiasa menyisihkan sebagian uang saku untuk membeli barang yang diinginkan. Rasanya bangga aja bisa beli barang dengan uang sendiri (padahal sih uang ortu juga hahaha). Sampai sekarang kebiasaan itu berlanjut, saya malah mewajibkan diri untuk menyisihkan hasil pekerjaan untuk membeli barang-barang yang menunjang pekerjaan. Apalagi kalau barang yang saya beli terbilang mahal, kudu ikat pinggang kencang-kencang.

Kok sering beli barang mahal?

Pekerjaan di dunia kreatif menuntut saya untuk selalu terkini dalam hal teknologi. Mau nggak mau kudu ngikutin dan kesannya hedon banget ya hidupnya. Nggak juga sih, buat saya barang-barang mahal itu sudah seperti investasi. Ujung-ujungnya kalau hasil kerjaan kita bagus pasti balik kok modalnya. 

Emang bloger butuh investasi?

Buat saya sih butuh banget. Supaya hasil kerja lebih maksimal dan mendorong saya untuk selalu menghasilkan konten-konten yang bermanfaat bagi pembaca. Siapa coba yang nggak suka punya rekening gendut? Saya juga mau.

Eh, ini bukan patokan untuk semua bloger ya. Tergantung dari individu masing-masing. Kalau saya sih investasi pasti masih berhubungan dengan pekerjaan saya sebagai bloger. 

Mau tahu. Baca sampai habis ya.


6 Bentuk Investasi Ala Kotakwarna


Template Blog

Tampilan sebuah blog memang terkadang terlihat sepele tapi dampaknya luar biasa. Sebagai pembaca tentu mengingkan sebuah tampilan blog yang minimalis, rapi dan nggak banyak atribut yang nyebelin (nyebelin di sini seperti warna terlalu menyolok, ukuran tulisan kecil, background ramai, dll) dan satu lagi adalah mobile friendly. Tentu hal ini akan membuat para pembaca betah untuk berlama-lama di blog kita. Tentu disamping konten ya. Sebab, bagaimanapun juga konten tetap raja.

Kalau mengingat seperti apa tampilan blog saya terdahulu rasanya pengin ketawa. Saya pernah kok mengalami masa-masa suram tentang tampilan blog, mulai dari efek salju, musik kencang sampai tulisan berkelap-kelip. Lantas, saya sadar bahwa kenyamanan pembaca adalah hal utama. 
Saya memutuskan untuk mengganti tampilan blog. Saya yang gaptek untuk urusan koding lebih suka menggunakan jasa pembuat template tentu disesuaikan dengan kebutuhan. Banyak sih template gratisan di luar sana, hanya saja saya lebih suka dengan template berbayar kesannya lebih berasa. Beberapa teman bloger saya ada kok yang merogoh kocek besar hanya untuk mengganti tampilan blog. 

Saya sudah beberapa kali mengganti tampilan blog (tampilan yang sekarang adalah terbaru), itu saja sudah ditunda berbulan-bulan karena ada kebutuhan lain yang lebih mendadak.


Baca artikel lainnya:

5 Alasan Blogger Harus Belajar Dasar Fotografi 

Tips Menulis Kalimat Pertama 

Cara Meningkatkan Follower Instagram Dengan Hastag 


Smartphone


Gonta-ganti ponsel alias smartphone sudah menjadi kebiasaan semenjak SMA. Saya tipenya adalah orang yang gampang bosan dan pengin selalu mengikuti perkembangan jaman yang ada. 

Fungsi ponsel buat saya bukan hanya sekadar telepon, ngobrol. Melainkan hampir semua pekerjaan kreatif (periksa email, menulis blog, bikin video, dll), saya bisa kerjakan menggunakan Smartphone. Tentunya untuk bisa melakukan semua pekerjaan tersebut dibutuhkan smartphone dengan spesifikasi mumpuni alias canggih, seperti Hp Samsung

Laptop

Laptop merupakan salah satu komponen penting untuk seorang bloger. Ada sih beberapa orang termasuk saya yang suka ngeblog lewat smartphone. Tapi tetap saja, saya butuh laptop untuk mengerjakan pekerjaan yang susah dikerjakan dengan ponsel. Saya sih ada rencana buat meng-updgrade laptop karena sedang tertarik dengan dunia editing foto. Moga-moga saja bisa kebeli tahun ini.

Kamera


Butuh waktu bertahun-tahun sampai saya memutuskan untuk membeli Kamera. Alasan pertama tentu saja duit. Tentu saja itu adalah persoalan hampir semua orang. Alasan lainnya adalah belum butuh alias masih sekedar pengin alias ikut-ikutan orang saja.

Sekarang bisa dibilang keberadaan Kamera amat membantu saya dalam menciptakan konten. Konten yang apik dan ditunjang dengan gambar yang kece bisa membuat para pembaca menjadi betah. Hitung-hitung juga mengasah kemampuan fotografi.

Berhubung sudah punya kamera, saya sedang mempertimbangkan untuk membeli lensa baru. Saya anaknya gampang tergoda, apalagi melihat banyak foto-foto bagus yang berseliweran di medsos. Tapi masih mundur cantik karena membeli barang mahal tidak bisa secara spontan.

Butuh duit, cin.

Properti Foto


Saya sama Wulan suka ketawa soal kalau membahas yang satu ini. Semenjak tertarik dengan dunia fotografi, ada saja barang recehan yang pengin dibeli. Alasannya buat properti foto. Saya sendiri masih suka menahan diri ketimbang Wulan. Kata Wulan, “Bagian dari investasi, mbak.” 

Saya nggak terlalu menggila soal ini, banyak benda-benda di area sekitar rumah yang bisa dijadikan properti foto. Kembali lagi, keahlian adalah hal utama untuk menciptakan konten foto yang apik.

Ternak Blog

Seorang bloger memiliki lebih dari satu blog rasanya adalah hal yang wajar. Maklum, idealisme seringkali muncul dan pengin fokus ke salah satu tulisan saja. Saya sendiri punya 2 blog itu saja terkadang masih bingung mau diisi apa. Alasan membuat blog kedua tentu saja saya ingin mengamankan nama swastikha karena blog pertama saya tidak mengandung nama. Niatnya sih pengin branding diri, apa daya manusia sukanya banyak tapi tidak dilakukan.

Tidak semua bloger mempunya pemikiran yang sama dengan saya soal Investasi. Beberapa teman bloger menginvestasikan hasil pekerjaan ke bentuk-bentuk yang lain. Tidak semua di atas juga harus saya lakukan, saya urutkan berdasarkan asas kebutuhan. Kalau sedang tidak membutuhkan apa-apa, maka investasinya saya alihkan dalam bentuk tabungan.

Kalian di sini ada yang melakukan hal serupa? Bagi ceritanya dong.



Salam,




IGTV: FITUR BARU DARI INSTAGRAM DAN KONTEN APA SAJA YANG BISA KITA SEMATKAN DALAM IGTV

IGTV: FITUR BARU DARI INSTAGRAM DAN KONTEN APA SAJA YANG BISA KITA SEMATKAN DALAM IGTV



IGTV: Fitur Baru Dari Instagram dan Konten Apa Saja yang Bisa Kita Sematkan Dalam IGTV- Beberapa hari yang lalu saya iseng bikin survey tentang IGTV alias Instagram TV, fitur baru di mana kita bisa mengunggah video lebih dari 1 menit- 1 jam ke Instagram. Dari hasil survei, beberapa teman menjawab bahwa mereka belum paham betul apaan sih IGTV dan beberapa yang lain menganggap IGTV itu nggak penting untuk mereka.

Hmm, sebenarnya nggak salah sih, Fitur ini baru dikenalkan seminggu lalu, wajar saja kalau ada banyak pengguna Instagram yang belum paham tentang fitur baru ini. Alasan yang lain adalah banyak pengguna Instagram yang sekedar membuat akun hanya untuk bersenang-senang alias ya ngikutin tren yang ada.

Sebagai pembuat konten, tentu saya menyambut dengan baik kehadiran IGTV ini. Apalagi saya sudah tahu perihal ini dari beberapa kanal youtube kesukaan saya. Mereka sudah membicarakan akan hadirnya IGTV yang kabarnya akan menyaingi Youtube (entahlah).

Secara interface (tampilan) IGTV lebih user friendly. Kamu bisa mengunduh aplikasi ini secara terpisah atau bisa menggunakanya menjadi satu dengan akun instagrammu. Letaknya berdekat dengan fitur Message (kalian coba sendiri ya).

Saya sudah mencoba IGTV, mengunggah beberapa video lama saya ke sana. Belum ada perubahan signifikan hanya saja saya mendapati kunjungan terhadap profil saya meningkat. Apalagi fitur IGTV masih terbilang baru sih. Menurut salah satu kanal konten digital favorit saya, Instagram itu menyukai pengguna yang mencoba semua fitur yang disediakan oleh mereka. Semakin kita aktif, Instagram akan semakin peduli dan akan mempromosikan kita lebih luas.

Saya juga meminta seorang teman yang suka memasak. Kebetulan dia sering sekali mengunggah tutorial memasaknya ke dalam Insta Storiiesnya selama ini. Dia mencoba dan mulai merasakan efeknya. Peningkatan kunjungan ke profil meskipun kebanyakan akun luar tapi respon dari mereka positif. Mereka tertarik dengan masakan Indonesia. Teman saya merasa tertolong dengan adanya IGTV sebab biasanya dia harus memotong video menjadi beberapa bagian untuk dibagi di Insta Stories, sekarang dia bisa mengunggah secara penuh di Kanal IGTV.

Adanya Fitur IGTV ini amat membantu untuk pembuat konten seperti saya untuk bisa menggungah Video dengan durasi lebih lama sehingga tidak usah repot memotong video menjadi kurang dari 60 detik seperti dahulu. Ke depannya Instagram akan meninjau bagaimana perkembangan fitur terbarunya ini dan sapa tahu nanti Instagram akan membantu untuk memonetisasi akun IGTV layaknya Youtube.


Baca juga:

Konten Apa Saja yang Bisa Disematkan Di IGTV


Bicara soal konten, sebenarnya itu kembali ke pengguna masing-masing tapi buat kamu yang ingin mencoba fitur baru Instagtam ini, konten-konten berikut mungkin bisa dicoba:

Behind The Scene

Pasti ada beberapa pengikut di instagram yang penasaran dengan cara kamu mengambil gambar dan edit foto-foto di Instagram. Mungkin, kamu bisa membuat video singkat tentang bagaimana cara kamu mengambil gambar dan kasih bonus juga tentang editing foto.

Video BTS alias di belakang layar ini setidaknya bisa memberitahu kepada para pengikutmu kalau untuk menghasilkan konten foto/video itu butuh perjuangan keras.

Perkenalan Diri

Bagi seorang pembuat konten, IGTV bisa jadi sarana untuk memperkenalkan tentang diri kita kepada para follower. Tidak hanya itu, dengan video yang berdurasi lebih dari 1 menit, kamu juga bisa memberikana gambaran kepada para pengikutmu tentang pekerjaan apa yang sedang kamu lakukan sekarang ini. Jadi, para pengikut akunmu akan lebih mengenal tentang dirimu.

Gunakan kreativitas kita supaya video perkenalan diri ini bisa menarik banyak perhatian.

Cuplikan Dari Vlog yang Akan Tayang

Buat para vlogger, kehadiran IGTV membantumu memberikan cuplikan dari videomu yang akan tayang di youtube sehingga bisa sama-sama menguntungkan. Satu hal kamu bisa menaikkan kunjungan ke kanal youtube, hal lainnya orang jadi mengunjungi akun instagrammu.

Unboxing

Suka dapat paket dan sebal karena saat diposting di Insta Stories suka kepotong. IGTV bisa jadi jawaban buat kamu yang pengin Unboxing tapi malas mecah-mecah video menjadi beberapa bagian. Buat saja dalam 1 video lalu unggah di kanal IGTV.

Tutorial SIngkat

Buat yang bingung dengan konten IGTV mungkin bisa mencoba membuat tutorial singkat. Isinya bebas, terserah keahlian yang dimilki masing-masing. Misalnya bagaimana cara membersihkan dapur supaya kinclong dan bebas bau. Boleh. Usahakan singkat karena pengguna instagram kemampuan bertahannya lebih sedikit ketimbang Youtube

Membahas Tren

Kanal IGTV juga bisa jadi tempat oke untuk membahas sesuatu yang sedang hits di luaran sana. Sebenarnya bisa juga bahas ini bareng follower dengan fitur siaran langsung. Hanya saja terkadang beberapa orang suka stuck kalau langsung di depan kamera. Seperti saya contohnya. Suka bingung mau bahas apa ketika siaran langsung. Itulah kenapa saya lebih suka merekam dulu baru diunggah.

Video Pendek Suatu Perjalanan

Konten favorit saya adalah membuat video pendek sebuah perjalanan. Entah itu berupa timelapse, slow motion atau cuman rekaman nggak jelas saat mengendarai kendaaraan. Terkadang sesuatu yang sederhana itu bisa jadi pengingat ketika rindu untuk berpergian. Konten video perjalanan cukup banyak penggemarnya juga loh.

Blogpost

Sehabis membuat dan mengunggah postingan di blog, beberapa orang suka membuat cuplikan postingannya di insta stories. Untuk yang memiliki pengikut Instagram di atas 10K mah enak bisa pakai fitur swipe up. Nah, sekarang kamu bisa pakai kanal IGTV untuk promosi postingan terbaru kamu dengan lebih lama sehingga pembaca bisa lebih tahu tentang isi blogmu. 

Daily Life/Kehidupan Sehari-sehari

Buat yang suka mengabadikan kehidupan sehari-sehari, IGTV bisa jadi wadah buat kalian yang suka bikin vlogs harian layaknya ig stories tapi dengan durasi video yang lebih lama. Misalnya, kamu bisa nunjukin sama pengikut instagram tentang kegiatanmu sehari-hari, apa yang kamu kerjakan kalau sengang. Saya kadang suka nonton video macam begini, berasa dekat dengan pemilik akunnya.

...dan masih banyak lagi.

Secara garis besar kehadiran IGTV ini membantu buat kalian yang ingin fokus pada konten Instagram. Kelebihan dari IGTV ini sama dengan youtube yaitu bisa mengunggah Video lebih dari 1 menit dan maksimal 60 menit. Durasi yang lebih panjang akan memungkinkan kita untuk lebih kreatif dalam menghasilkan konten-konten. Ada kan yang kadang malas mengurus banyak media sosial dan ingin fokus sama satu hal saja. Kekurangan dari IGTV yaitu kontennya harus vertikal (dan saya nggak tahu kenapa Instagram sendiri lebih fokus pada konten berbentuk vertikal ketimbang Horizontal) mungkin ini bisa jadi alasan Instagram tidak mau menyamai Youtube.

IGTV masih terbilang baru dan belum banyak pengguna yang memanfaatkan fitur ini. Ini bisa jadi kesempatan untuk kita semua terutama pembuat konten di mana persaingan di IGTV masih tidak seketat Youtube. Apalagi Instagram menyukai pengguna yang aktif dan mau mencoba semua fitur baru yang diberikan oleh Instagram. Beberapa Digital Konten Favorit saya pun udah ancang-ancang ikut dalam kemeriahan kehadiran IGTV.

Kalau ditanya apakah saya sudah menggunakan kanal IGTV? Sudah tapi belum maksimal dan kemungkinan ingin lebih fokus pada media sosial yang satu ini.

Eh, kalian sudah ada yang coba IGTV? Boleh dong share pengalaman kalian.

(Guest Post) Cara Menaikkan Prestise Blogger di Depan klien

(Guest Post) Cara Menaikkan Prestise Blogger di Depan klien






Menaikkan Prestise Blogger Di Depan Klien

Cara Menaikkan Prestise Blogger di Depan klien


Sewaktu Tikha minta saya nulis tentang cara menaikkan prestise blogger di depan klien, saya cengar-cengir sambil nyubit idung saya yang bangir. Prestise blogger itu apa sih? Apa harus berarti bloggernya selalu promoin barang-barang yang mahal? Atau prestasi berarti ratecard yang mahal?

Katanya kamus dictionary.com, prestise itu reputasi atau pengaruh yang muncul dari keberhasilan atau pencapaian.

Dalam konteks blogging, blogger dianggap berprestise jika blogger bisa menciptakan pengaruh atas apa yang dia kerjakan. Bukan tentang apa yang dia tulis, tetapi fokusnya adalah dampak dari apa yang dia tulis. Contoh, food blogger yang selalu diundang makan di restoran-restoran mahal itu nggak otomatis disebut prestise, sama seperti beauty blogger yang selalu diendorse kosmetik-kosmetik high end. Tetapi, kalau bloggernya bisa bikin vlog sederhana tentang suatu tukang bakso pinggir jalan, lalu si tukang bakso jadi keramean customer, sampai antreannya terpaksa ditertibkan oleh Dishub, karena berhasil bikin macet seluruh jalan, itu namanya bloggernya sudah bisa menciptakan prestise.

Saya akan jelaskan sedikit tentang gimana menaikkan prestise di depan klien ini. Baca terus yaa..


Ekspektasi Klien atas Blogger

Ketika klien mau menyewa seorang blogger untuk mempromosikan produk/jasanya, sebetulnya cuma satu hal yang diinginkan kliennya: Bloggernya ini bisa meningkatkan penjualan produk/jasanya apa enggak?

Mengharapkan blogger mau mengiklankan produk/jasanya secara membabi buta sepertinya jauh dari angan-angan. Sebab kalau demikian adanya, pasti si blogger sudah sejak dulu bertransformasi jadi manajer sales/marketing, bukan memelihara blog, ya kan?

Maka ekspektasi klien pun turun: Setelah blogger itu nulis tentang produk/jasanya, semoga awareness (kesadaran) masyarakat akan kehadiran produk/jasanya itu jadi meningkat. Yang semula tidak tahu menjadi tahu. Yang semula sudah tahu jadi tertarik. Yang semula sudah tertarik jadi ingin membeli produk/jasa tersebut.

Akibatnya, kalau klien mau menyewa blogger, yang ditanyakan kepada blogger ini adalah: Pembaca blognya ini punya karakter seperti apa? Kira-kira pembaca blognya bakalan tertarik dengan produk/jasa yang dipromosikan apa enggak?

Dan ada banyak faktor untuk menentukan pembaca blog sebagai calon pembeli potensial:
  • Lokasinya di mana? (Klien ingin masyarakat datang ke toko berlian di Glodok. Bloggernya punya mayoritas pembaca di Jakarta? Mungkin cocok. Bloggernya punya mayoritas pembaca yang tinggal di Situbondo? Nggak cocok). 
  • Usia pembacanya berapa? (Klien ingin masyarakat beli suplemen untuk osteoporosis. Bloggernya punya gaya menulis “saya-Anda”? Mungkin cocok. Bloggernya masih berusia 20 tahunan, dan gaya menulisnya sangat ke-ABG-ABG-an? Jelas nggak cocok).
  • Pembacanya laki atau perempuan? (Klien ingin masyarakat beli HP untuk nge-game. Bloggernya punya pembaca yang kebanyakan fasih main Mobile Legend? Mungkin cocok. Bloggernya punya pembaca yang kebanyakan rame di postingan lipstik? Nggak cocok!)
  • Pembacanya senang topik tentang apa? (Klien ingin masyarakat diet sehat menggunakan susu tinggi serat. Bloggernya sering ditanyai urusan kesehatan di Twitter? Cocok. Tapi kalau bloggernya habis disorakin banyak orang karena lagi pose di Instagram dengan rokok elektrik, nggak cocok).
  • Pembacanya dari golongan ekonomi apa? (Klien ingin masyarakat menyewa resort mewah di Seminyak. Bloggernya populer karena sering redeem point pakai kartu kredit platinum? Cocok. Tapi kalau tiap kali bloggernya nulis review produk dan mayoritas pembacanya sering nanya tentang harga, harga, harga? Nggak cocok).

Apa yang Bisa Dipersembahkan Blogger kepada Klien 

Karena klien ingin pembaca yang jelas sesuai dengan target marketing kliennya, maka blogger juga mesti memberikan data untuk mencocokkan karakter blognya dengan klien. Data yang diperlukan antara lain: 

1. Data pembaca blog. Saya sendiri kasih media kit berisi grafik analisis pembaca blog saya dari Google Analytics. Grafik ini bisa menjawab pembaca blog saya berumur berapa, pembacanya banyakan cowok atau cewek, lokasinya di mana. Dengan baca grafik ini, klien bisa memutuskan apakah pembaca blog saya ini potensial atau tidak untuk bikin kliennya laris. 



Menaikkan Prestise Blogger Di Depan Klien


Juga di media kit ini tertera pageview bulanan, yang menunjukkan blog saya ini rame pembacanya apa enggak. Ada contoh judul artikel yang pernah saya bikin (untuk menunjukkan bahwa saya bisa bikin judul yang menarik perhatian pembaca). Bahkan saya juga bisa bilang di media kit ini, apakah pembaca saya berasal dari kelas pembaca A-B atau kelas B-C (ini bisa diperkirakan dari tipe handphone yang digunakan pembaca, ada juga di Google Analytics). 

2. Pengalaman blogger dengan klien-klien sebelumnya. Klien juga ingin tahu apakah blogger yang mau diajak kerja sama ini sudah pernah melakukan proyek sejenis apa enggak. Kalau pernah, dengan brand apa? Waktu itu, hasil artikelnya berpotensi bikin laris kliennya apa enggak. Artinya, apakah bloggernya memang sudah berpengalaman promosiin usaha orang? 

Makanya, di media kit, saya menuliskan brand-brand apa aja yang sudah pernah kerja sama dengan saya (dan kebetulan hasil penjualannya bagus). 

Bagaimana Meyakinkan Klien akan (Prospek) Keberhasilan Blogger

Teori di atas sebetulnya gampang diucapkan, tetapi pada prakteknya, banyak blogger masih keseleo mengkomunikasikan prestisenya kepada calon klien. Misalnya, karena prestasi statistik blognya yang memang belum signifikan, sampai kegagalannya bikin kesan yang bagus di mata klien. 

Saya sendiri membagi calon klien itu menjadi dua macam: Calon klien yang ketemu muka dengan saya, dan calon klien yang cuman ketemu saya secara online. Tentu saja ada perbedaan untuk menghadapi kedua macam klien ini, meskipun urutannya sama aja: Kesan pertama yang menyenangkan -> cocokkan diri kita dengan calon proyeknya -> kerjakan dengan dedikasi -> komunikasikan hasil proyek dengan jelas. 

Membuat Prestise di Depan Calon Klien yang Sudah Ketemu Langsung 


Nggak selamanya yang namanya klien itu harus selalu agensi atau pemilik brand yang nggak pernah kenal. Sebagian besar dari klien saya malah orang yang sudah pernah saya kenal sendiri secara casual: Sodaranya teman, kawan sendiri, atau bahkan sesama blogger yang sekarang kepingin nyewa jasa blogger juga. Adalah tugas saya untuk selalu memberi kesan bagi orang-orang yang sudah kenal saya bahwa saya adalah penyiar yang pas untuk produk/jasa mereka, dan itu merupakan image yang mesti saya jaga terus-menerus. 


Menaikkan Prestise Blogger Di Depan Klien


Contoh: Saya punya tante yang kebetulan jadi pengusaha berlian, dan saya pingin di-endorse berlian di blog saya. Ya sedapat mungkin jangan sampai tante saya itu melihat foto saya lagi duduk petangkrangan di trotoar sambil makan es kepal cokelat. Meskipun yang jajan es kepal itu ngantrenya panjang. 

Contoh lain: Teman saya yang blogger juga, sekarang punya usaha sambilan berupa event organizer. Sebisa mungkin kalau saya lagi kolaborasi proyek sama dia, jangan sampai saya punya riwayat datang telat. Meskipun alesan telat itu karena saya lagi jualan, anak saya tantrum, atau portal komplek rumah saya ditutup lantaran tetangga sebelah digerebek Densus 88. 

Intinya mah, jangan bikin kesan jelek di mata orang lain. Dan itu susah, ya kan? 

Beberapa calon klien akan nggak sengaja berkenalan sama kita dalam forum-forum yang tidak direncanakan. Misalnya kita lagi menghadiri sebuah event dan ternyata kita dikenalkan ke seorang agen/brand yang lagi nyari blogger. Dalam kesempatan ini, senjata saya untuk bikin orang mengingat saya sebagai blogger adalah memberikan kartu nama. Kartu nama saya sebagai blogger lho ya, bukan kartu nama saya sebagai dokter. 


Membuat Prestise di Depan Klien yang Cuma Ketemu Online 


Ada calon klien yang bisa kita lamar secara aktif di forum online. Ada juga calon klien yang nggak ada angin nggak ada hujan, langsung mengontak kita via online. Ini juga beda lho cara bikin prestisenya. 

Calon klien umumnya sekarang buka lowongan pekerjaan di forum Facebook, Twitter, atau Instagram. Baca baik-baik instruksi mereka dan jangan berbuat lebih. Kalau calon kliennya minta pelamar menghubungi via email atau nomor telepon mereka, sambangi kontak itu dengan sopan dan efisien. Ciri melamar dengan sopan dan efisien itu: Memperkenalkan diri, portofolio media kit yang singkat tapi padat, dan meninggalkan kontak kita untuk bisa dihubungi. Baca lagi media kit di atas. 




Pelamar yang sopan, akan meninggalkan kesan yang humanis (karena mereka ingin bekerja dengan manusia, bukan robot). Pelamar yang efisien, menunjukkan kalau dia bisa bekerja tanpa buang-buang waktu (dan duit). 

Tanda blogger inkompeten: Mengirim lamaran pekerjaan dengan cuma kasih satu paragraf berisi nama, alamat sosmed, dan nominal rate. Tak ada salam perkenalan, tak ada salam penutup. Persis anak SD tak lulus pelajaran Bahasa Indonesia. 

Cocokkan Blogger dengan Proyek Sang Klien 


Nggak semua lowongan job harus kita lamar. Sama seperti halnya kalau ada lamaran ngebuzz tentang lipstik, blogger cowok pun nggak perlu melamar. 

Kalau saya disapa oleh calon klien via online, lalu calon klien bilang butuh blogger, saya nggak lantas menyodorkan diri. Saya tanyakan pertanyaan-pertanyaan simple yang kira-kira menyangkut effort kita dalam membuat artikel. Misalnya: 

“Anda ingin saya nulis tentang produk apa?” -> ini menyangkut niche 

“Apakah untuk menulis ini, saya perlu datang ke lokasi toko Anda?” -> ini menyangkut biaya transportasi 

“Kira-kira produknya ini mau dijual musiman aja, atau akan dijual terus-menerus sepanjang tahun?” -> kalau dijual musiman, berarti kliennya ingin artikel ini langsung viral, jadi mungkin butuh bantuan FB Ads atau Instagram yang engagementnya banyak. Tapi kalau dijual terus-menerus, berarti kliennya butuh SEO 

Dengan bertanya kritis begini, calon klien akan paham bahwa bloggernya memang tahu persis kemampuannya untuk mendongkrak penjualan produk/jasa, bukan sekedar kepingin dapet barang/jasa gratisan. Dan ini yang dicari dalam suatu prestise. 

Kalau pun akhirnya sepertinya kita nggak bisa menuruti keinginan klien karena masalah niche yang tidak cocok, calon klien akan tetap menyimpan kontak kita di memorinya. Suatu saat nanti, kalau dia ketemu orang lain yang butuh blogger dan kebetulan orang itu cocok dengan niche kita, dia akan merekomendasikan kita. Orang itu bisa bikin rekomendasi karena dia ingat akan seseorang. Orang ingat seseorang karena yang diingatnya itu sudah menimbulkan kesan yang baik. 

Tanda blogger nggak punya prestise: Sudah jelas di lowongan disebutkan minta blogger dengan pageview 1.000/hari. Tapi blogger yang baru kemarin siang bikin blog sudah berani melamar. Kelihatan kalau nggak bisa membaca instruksi yang disusun dengan kalimat sederhana. 

Kerjakan Proyeknya dengan Dedikasi 


Tanda bahwa blogger bisa bekerja dengan baik itu simpel: Pekerjaannya sesuai brief yang diberikan. Deadline-nya tidak dilewat. Keyword yang diinginkan sudah ditulis dengan betul. Foto yang ditampilkan itu jernih. Kalau disuruh datang ke event, datang tepat waktu dan baru pulang hanya kalau acara sudah selesai. Semua selling key points yang diminta sudah dipenuhi. 



Tanda blogger belum punya prestise: Datang telat ke event, alesannya rumahnya jauh. Kelihatan banget kalau belum berpengalaman jadi undangan VIP, mungkin sehari-harinya memang jarang jalan-jalan. Atau posting artikelnya telat, alesannya laptop rusak/belum mandiin kucing/anak tantrum/sudah foto produk tapi fotonya kehapus. Ini tanda bahwa dia nggak bisa manajemen gadget, nggak bisa manajemen waktu, nggak bisa manajemen diri sendiri. 

Buat Laporan yang Akurat, Invoice Jelas 


Klien-klien yang sudah paham rumitnya sosmed, umumnya ingin bloggernya melapor tentang hasil postingnya. Standar permintaan laporan umumnya begini: 

  • Untuk blog: Pageview, jumlah visitor, durasi pembaca dalam artikel. Biasanya nih, laporannya diminta dalam bentuk screenshot Google Analytics. 
  • Untuk Instagram: Impression, reach. Laporannya dalam bentuk screenshot Instagram Analytics juga. 
  • Untuk Twitter: Impression, link click, media view. Lagi-lagi, laporannya juga dalam bentuk screenshot Twitter Analytics. 
Saya sendiri, membuat laporan dengan format Power Point. Semua screenshot dari halaman blog, jumlah komentar di blog, hasil Google Analytics, dan hasil Analytics dari masing-masing sharing di sosmed, ditempel di Power Point. Lalu file Power Point ini dikonversi ke PDF, baru file PDF-nya yang dikirimkan sebagai laporan ke klien. 

Invoice juga saya kirimkan ke klien dalam bentuk PDF. Dalam invoice ini tercantum: nama dan alamat klien yang mau saya tagih, rincian servis(-servis) yang sudah saya kerjakan, rincian harga masing-masing servis, nomor rekening bank saya, dan apakah tagihannya sudah lunas atau belum. 

Kok Susah Amat Menaikkan Prestise? 


Iya, susah. Kendala tiap blogger itu macam-macam, mulai dari laptop pribadi yang suka nge-hang, statistik blog yang masih rendah-rendah aja, sampai ke urusan basic seperti “belum tahu mau pakai niche apa”. 

Tapi menaikkan prestise itu memang butuh proses, dan yang namanya berproses itu pasti ada tahap belajarnya. Tiap kali belajar pasti ada errornya. Tapi semakin banyak error yang kita bikin, sebetulnya semakin banyak juga kemajuan yang kita dapatkan. 

Cara Menaikkan Prestise Blogger di depan klien


Tanda-tanda kita gagal memuaskan (calon) klien: 

  1. Kliennya nggak ngontak lagi semenjak perkenalan. 
  2. Pada hari event, kita sampai ditelpon lantaran nggak dateng ke event. 
  3. Pada jadwal posting, kita sampai ditelpon lantaran postingnya belum published. 
  4. Setelah proyek ini selesai, kliennya bikin kampanye lagi yang mirip untuk produk lanjutannya, tapi malah ngundang blogger kompetitor dan nggak ngundang kita lagi. 

Gini nih tanda-tandanya bahwa prestise kita sebagai blogger itu sudah meningkat: 
  1. Kalau ada lowongan di Facebook yang mensyaratkan blogger dengan karakter tertentu, tahu-tahu ada komen yang nyolek nama kita.
  2. Ada yang kirim email ke kita, bilang bahwa dia tertarik dengan salah satu postingan kita (dan dia menyebutkan judul/link postingannya itu secara spesifik).
  3. Ada yang tahu-tahu posting di sosmed, bilang kalau dia habis makai suatu produk/jasa setelah baca review kita, padahal kita nggak kenal orang itu.
  4. Kliennya nge-share postingan kita atas produk/jasa mereka, ke halaman Instagram/Fan Page/Twitter mereka sendiri.
  5. Sudah ada yang ngopas postingan kita tanpa ijin (meskipun yang terakhir ini cukup bikin sewot, hihihihi

Summary

Klien selalu ingin blogger yang prestisenya tinggi. Untuk itu, blogger butuh membangun kredibilitas atas dirinya dan blognya sendiri. Kredibilitas itu dibangun dari attitude sang blogger, kepercayaan pembacanya terhadap dirinya, plus cara komunikasinya terhadap klien juga. Saya masih belajar untuk hal-hal ini, dan saya yakin kamu juga bisa.


Guest post by Vicky Laurentina – http://vickyfahmi.com