IGTV: FITUR BARU DARI INSTAGRAM DAN KONTEN APA SAJA YANG BISA KITA SEMATKAN DALAM IGTV

IGTV: FITUR BARU DARI INSTAGRAM DAN KONTEN APA SAJA YANG BISA KITA SEMATKAN DALAM IGTV



IGTV: Fitur Baru Dari Instagram dan Konten Apa Saja yang Bisa Kita Sematkan Dalam IGTV- Beberapa hari yang lalu saya iseng bikin survey tentang IGTV alias Instagram TV, fitur baru di mana kita bisa mengunggah video lebih dari 1 menit- 1 jam ke Instagram. Dari hasil survei, beberapa teman menjawab bahwa mereka belum paham betul apaan sih IGTV dan beberapa yang lain menganggap IGTV itu nggak penting untuk mereka.

Hmm, sebenarnya nggak salah sih, Fitur ini baru dikenalkan seminggu lalu, wajar saja kalau ada banyak pengguna Instagram yang belum paham tentang fitur baru ini. Alasan yang lain adalah banyak pengguna Instagram yang sekedar membuat akun hanya untuk bersenang-senang alias ya ngikutin tren yang ada.

Sebagai pembuat konten, tentu saya menyambut dengan baik kehadiran IGTV ini. Apalagi saya sudah tahu perihal ini dari beberapa kanal youtube kesukaan saya. Mereka sudah membicarakan akan hadirnya IGTV yang kabarnya akan menyaingi Youtube (entahlah).

Secara interface (tampilan) IGTV lebih user friendly. Kamu bisa mengunduh aplikasi ini secara terpisah atau bisa menggunakanya menjadi satu dengan akun instagrammu. Letaknya berdekat dengan fitur Message (kalian coba sendiri ya).

Saya sudah mencoba IGTV, mengunggah beberapa video lama saya ke sana. Belum ada perubahan signifikan hanya saja saya mendapati kunjungan terhadap profil saya meningkat. Apalagi fitur IGTV masih terbilang baru sih. Menurut salah satu kanal konten digital favorit saya, Instagram itu menyukai pengguna yang mencoba semua fitur yang disediakan oleh mereka. Semakin kita aktif, Instagram akan semakin peduli dan akan mempromosikan kita lebih luas.

Saya juga meminta seorang teman yang suka memasak. Kebetulan dia sering sekali mengunggah tutorial memasaknya ke dalam Insta Storiiesnya selama ini. Dia mencoba dan mulai merasakan efeknya. Peningkatan kunjungan ke profil meskipun kebanyakan akun luar tapi respon dari mereka positif. Mereka tertarik dengan masakan Indonesia. Teman saya merasa tertolong dengan adanya IGTV sebab biasanya dia harus memotong video menjadi beberapa bagian untuk dibagi di Insta Stories, sekarang dia bisa mengunggah secara penuh di Kanal IGTV.

Adanya Fitur IGTV ini amat membantu untuk pembuat konten seperti saya untuk bisa menggungah Video dengan durasi lebih lama sehingga tidak usah repot memotong video menjadi kurang dari 60 detik seperti dahulu. Ke depannya Instagram akan meninjau bagaimana perkembangan fitur terbarunya ini dan sapa tahu nanti Instagram akan membantu untuk memonetisasi akun IGTV layaknya Youtube.


Baca juga:

Konten Apa Saja yang Bisa Disematkan Di IGTV


Bicara soal konten, sebenarnya itu kembali ke pengguna masing-masing tapi buat kamu yang ingin mencoba fitur baru Instagtam ini, konten-konten berikut mungkin bisa dicoba:

Behind The Scene

Pasti ada beberapa pengikut di instagram yang penasaran dengan cara kamu mengambil gambar dan edit foto-foto di Instagram. Mungkin, kamu bisa membuat video singkat tentang bagaimana cara kamu mengambil gambar dan kasih bonus juga tentang editing foto.

Video BTS alias di belakang layar ini setidaknya bisa memberitahu kepada para pengikutmu kalau untuk menghasilkan konten foto/video itu butuh perjuangan keras.

Perkenalan Diri

Bagi seorang pembuat konten, IGTV bisa jadi sarana untuk memperkenalkan tentang diri kita kepada para follower. Tidak hanya itu, dengan video yang berdurasi lebih dari 1 menit, kamu juga bisa memberikana gambaran kepada para pengikutmu tentang pekerjaan apa yang sedang kamu lakukan sekarang ini. Jadi, para pengikut akunmu akan lebih mengenal tentang dirimu.

Gunakan kreativitas kita supaya video perkenalan diri ini bisa menarik banyak perhatian.

Cuplikan Dari Vlog yang Akan Tayang

Buat para vlogger, kehadiran IGTV membantumu memberikan cuplikan dari videomu yang akan tayang di youtube sehingga bisa sama-sama menguntungkan. Satu hal kamu bisa menaikkan kunjungan ke kanal youtube, hal lainnya orang jadi mengunjungi akun instagrammu.

Unboxing

Suka dapat paket dan sebal karena saat diposting di Insta Stories suka kepotong. IGTV bisa jadi jawaban buat kamu yang pengin Unboxing tapi malas mecah-mecah video menjadi beberapa bagian. Buat saja dalam 1 video lalu unggah di kanal IGTV.

Tutorial SIngkat

Buat yang bingung dengan konten IGTV mungkin bisa mencoba membuat tutorial singkat. Isinya bebas, terserah keahlian yang dimilki masing-masing. Misalnya bagaimana cara membersihkan dapur supaya kinclong dan bebas bau. Boleh. Usahakan singkat karena pengguna instagram kemampuan bertahannya lebih sedikit ketimbang Youtube

Membahas Tren

Kanal IGTV juga bisa jadi tempat oke untuk membahas sesuatu yang sedang hits di luaran sana. Sebenarnya bisa juga bahas ini bareng follower dengan fitur siaran langsung. Hanya saja terkadang beberapa orang suka stuck kalau langsung di depan kamera. Seperti saya contohnya. Suka bingung mau bahas apa ketika siaran langsung. Itulah kenapa saya lebih suka merekam dulu baru diunggah.

Video Pendek Suatu Perjalanan

Konten favorit saya adalah membuat video pendek sebuah perjalanan. Entah itu berupa timelapse, slow motion atau cuman rekaman nggak jelas saat mengendarai kendaaraan. Terkadang sesuatu yang sederhana itu bisa jadi pengingat ketika rindu untuk berpergian. Konten video perjalanan cukup banyak penggemarnya juga loh.

Blogpost

Sehabis membuat dan mengunggah postingan di blog, beberapa orang suka membuat cuplikan postingannya di insta stories. Untuk yang memiliki pengikut Instagram di atas 10K mah enak bisa pakai fitur swipe up. Nah, sekarang kamu bisa pakai kanal IGTV untuk promosi postingan terbaru kamu dengan lebih lama sehingga pembaca bisa lebih tahu tentang isi blogmu. 

Daily Life/Kehidupan Sehari-sehari

Buat yang suka mengabadikan kehidupan sehari-sehari, IGTV bisa jadi wadah buat kalian yang suka bikin vlogs harian layaknya ig stories tapi dengan durasi video yang lebih lama. Misalnya, kamu bisa nunjukin sama pengikut instagram tentang kegiatanmu sehari-hari, apa yang kamu kerjakan kalau sengang. Saya kadang suka nonton video macam begini, berasa dekat dengan pemilik akunnya.

...dan masih banyak lagi.

Secara garis besar kehadiran IGTV ini membantu buat kalian yang ingin fokus pada konten Instagram. Kelebihan dari IGTV ini sama dengan youtube yaitu bisa mengunggah Video lebih dari 1 menit dan maksimal 60 menit. Durasi yang lebih panjang akan memungkinkan kita untuk lebih kreatif dalam menghasilkan konten-konten. Ada kan yang kadang malas mengurus banyak media sosial dan ingin fokus sama satu hal saja. Kekurangan dari IGTV yaitu kontennya harus vertikal (dan saya nggak tahu kenapa Instagram sendiri lebih fokus pada konten berbentuk vertikal ketimbang Horizontal) mungkin ini bisa jadi alasan Instagram tidak mau menyamai Youtube.

IGTV masih terbilang baru dan belum banyak pengguna yang memanfaatkan fitur ini. Ini bisa jadi kesempatan untuk kita semua terutama pembuat konten di mana persaingan di IGTV masih tidak seketat Youtube. Apalagi Instagram menyukai pengguna yang aktif dan mau mencoba semua fitur baru yang diberikan oleh Instagram. Beberapa Digital Konten Favorit saya pun udah ancang-ancang ikut dalam kemeriahan kehadiran IGTV.

Kalau ditanya apakah saya sudah menggunakan kanal IGTV? Sudah tapi belum maksimal dan kemungkinan ingin lebih fokus pada media sosial yang satu ini.

Eh, kalian sudah ada yang coba IGTV? Boleh dong share pengalaman kalian.

(Guest Post) Cara Menaikkan Prestise Blogger di Depan klien

(Guest Post) Cara Menaikkan Prestise Blogger di Depan klien






Menaikkan Prestise Blogger Di Depan Klien

Cara Menaikkan Prestise Blogger di Depan klien


Sewaktu Tikha minta saya nulis tentang cara menaikkan prestise blogger di depan klien, saya cengar-cengir sambil nyubit idung saya yang bangir. Prestise blogger itu apa sih? Apa harus berarti bloggernya selalu promoin barang-barang yang mahal? Atau prestasi berarti ratecard yang mahal?

Katanya kamus dictionary.com, prestise itu reputasi atau pengaruh yang muncul dari keberhasilan atau pencapaian.

Dalam konteks blogging, blogger dianggap berprestise jika blogger bisa menciptakan pengaruh atas apa yang dia kerjakan. Bukan tentang apa yang dia tulis, tetapi fokusnya adalah dampak dari apa yang dia tulis. Contoh, food blogger yang selalu diundang makan di restoran-restoran mahal itu nggak otomatis disebut prestise, sama seperti beauty blogger yang selalu diendorse kosmetik-kosmetik high end. Tetapi, kalau bloggernya bisa bikin vlog sederhana tentang suatu tukang bakso pinggir jalan, lalu si tukang bakso jadi keramean customer, sampai antreannya terpaksa ditertibkan oleh Dishub, karena berhasil bikin macet seluruh jalan, itu namanya bloggernya sudah bisa menciptakan prestise.

Saya akan jelaskan sedikit tentang gimana menaikkan prestise di depan klien ini. Baca terus yaa..


Ekspektasi Klien atas Blogger

Ketika klien mau menyewa seorang blogger untuk mempromosikan produk/jasanya, sebetulnya cuma satu hal yang diinginkan kliennya: Bloggernya ini bisa meningkatkan penjualan produk/jasanya apa enggak?

Mengharapkan blogger mau mengiklankan produk/jasanya secara membabi buta sepertinya jauh dari angan-angan. Sebab kalau demikian adanya, pasti si blogger sudah sejak dulu bertransformasi jadi manajer sales/marketing, bukan memelihara blog, ya kan?

Maka ekspektasi klien pun turun: Setelah blogger itu nulis tentang produk/jasanya, semoga awareness (kesadaran) masyarakat akan kehadiran produk/jasanya itu jadi meningkat. Yang semula tidak tahu menjadi tahu. Yang semula sudah tahu jadi tertarik. Yang semula sudah tertarik jadi ingin membeli produk/jasa tersebut.

Akibatnya, kalau klien mau menyewa blogger, yang ditanyakan kepada blogger ini adalah: Pembaca blognya ini punya karakter seperti apa? Kira-kira pembaca blognya bakalan tertarik dengan produk/jasa yang dipromosikan apa enggak?

Dan ada banyak faktor untuk menentukan pembaca blog sebagai calon pembeli potensial:
  • Lokasinya di mana? (Klien ingin masyarakat datang ke toko berlian di Glodok. Bloggernya punya mayoritas pembaca di Jakarta? Mungkin cocok. Bloggernya punya mayoritas pembaca yang tinggal di Situbondo? Nggak cocok). 
  • Usia pembacanya berapa? (Klien ingin masyarakat beli suplemen untuk osteoporosis. Bloggernya punya gaya menulis “saya-Anda”? Mungkin cocok. Bloggernya masih berusia 20 tahunan, dan gaya menulisnya sangat ke-ABG-ABG-an? Jelas nggak cocok).
  • Pembacanya laki atau perempuan? (Klien ingin masyarakat beli HP untuk nge-game. Bloggernya punya pembaca yang kebanyakan fasih main Mobile Legend? Mungkin cocok. Bloggernya punya pembaca yang kebanyakan rame di postingan lipstik? Nggak cocok!)
  • Pembacanya senang topik tentang apa? (Klien ingin masyarakat diet sehat menggunakan susu tinggi serat. Bloggernya sering ditanyai urusan kesehatan di Twitter? Cocok. Tapi kalau bloggernya habis disorakin banyak orang karena lagi pose di Instagram dengan rokok elektrik, nggak cocok).
  • Pembacanya dari golongan ekonomi apa? (Klien ingin masyarakat menyewa resort mewah di Seminyak. Bloggernya populer karena sering redeem point pakai kartu kredit platinum? Cocok. Tapi kalau tiap kali bloggernya nulis review produk dan mayoritas pembacanya sering nanya tentang harga, harga, harga? Nggak cocok).

Apa yang Bisa Dipersembahkan Blogger kepada Klien 

Karena klien ingin pembaca yang jelas sesuai dengan target marketing kliennya, maka blogger juga mesti memberikan data untuk mencocokkan karakter blognya dengan klien. Data yang diperlukan antara lain: 

1. Data pembaca blog. Saya sendiri kasih media kit berisi grafik analisis pembaca blog saya dari Google Analytics. Grafik ini bisa menjawab pembaca blog saya berumur berapa, pembacanya banyakan cowok atau cewek, lokasinya di mana. Dengan baca grafik ini, klien bisa memutuskan apakah pembaca blog saya ini potensial atau tidak untuk bikin kliennya laris. 



Menaikkan Prestise Blogger Di Depan Klien


Juga di media kit ini tertera pageview bulanan, yang menunjukkan blog saya ini rame pembacanya apa enggak. Ada contoh judul artikel yang pernah saya bikin (untuk menunjukkan bahwa saya bisa bikin judul yang menarik perhatian pembaca). Bahkan saya juga bisa bilang di media kit ini, apakah pembaca saya berasal dari kelas pembaca A-B atau kelas B-C (ini bisa diperkirakan dari tipe handphone yang digunakan pembaca, ada juga di Google Analytics). 

2. Pengalaman blogger dengan klien-klien sebelumnya. Klien juga ingin tahu apakah blogger yang mau diajak kerja sama ini sudah pernah melakukan proyek sejenis apa enggak. Kalau pernah, dengan brand apa? Waktu itu, hasil artikelnya berpotensi bikin laris kliennya apa enggak. Artinya, apakah bloggernya memang sudah berpengalaman promosiin usaha orang? 

Makanya, di media kit, saya menuliskan brand-brand apa aja yang sudah pernah kerja sama dengan saya (dan kebetulan hasil penjualannya bagus). 

Bagaimana Meyakinkan Klien akan (Prospek) Keberhasilan Blogger

Teori di atas sebetulnya gampang diucapkan, tetapi pada prakteknya, banyak blogger masih keseleo mengkomunikasikan prestisenya kepada calon klien. Misalnya, karena prestasi statistik blognya yang memang belum signifikan, sampai kegagalannya bikin kesan yang bagus di mata klien. 

Saya sendiri membagi calon klien itu menjadi dua macam: Calon klien yang ketemu muka dengan saya, dan calon klien yang cuman ketemu saya secara online. Tentu saja ada perbedaan untuk menghadapi kedua macam klien ini, meskipun urutannya sama aja: Kesan pertama yang menyenangkan -> cocokkan diri kita dengan calon proyeknya -> kerjakan dengan dedikasi -> komunikasikan hasil proyek dengan jelas. 

Membuat Prestise di Depan Calon Klien yang Sudah Ketemu Langsung 


Nggak selamanya yang namanya klien itu harus selalu agensi atau pemilik brand yang nggak pernah kenal. Sebagian besar dari klien saya malah orang yang sudah pernah saya kenal sendiri secara casual: Sodaranya teman, kawan sendiri, atau bahkan sesama blogger yang sekarang kepingin nyewa jasa blogger juga. Adalah tugas saya untuk selalu memberi kesan bagi orang-orang yang sudah kenal saya bahwa saya adalah penyiar yang pas untuk produk/jasa mereka, dan itu merupakan image yang mesti saya jaga terus-menerus. 


Menaikkan Prestise Blogger Di Depan Klien


Contoh: Saya punya tante yang kebetulan jadi pengusaha berlian, dan saya pingin di-endorse berlian di blog saya. Ya sedapat mungkin jangan sampai tante saya itu melihat foto saya lagi duduk petangkrangan di trotoar sambil makan es kepal cokelat. Meskipun yang jajan es kepal itu ngantrenya panjang. 

Contoh lain: Teman saya yang blogger juga, sekarang punya usaha sambilan berupa event organizer. Sebisa mungkin kalau saya lagi kolaborasi proyek sama dia, jangan sampai saya punya riwayat datang telat. Meskipun alesan telat itu karena saya lagi jualan, anak saya tantrum, atau portal komplek rumah saya ditutup lantaran tetangga sebelah digerebek Densus 88. 

Intinya mah, jangan bikin kesan jelek di mata orang lain. Dan itu susah, ya kan? 

Beberapa calon klien akan nggak sengaja berkenalan sama kita dalam forum-forum yang tidak direncanakan. Misalnya kita lagi menghadiri sebuah event dan ternyata kita dikenalkan ke seorang agen/brand yang lagi nyari blogger. Dalam kesempatan ini, senjata saya untuk bikin orang mengingat saya sebagai blogger adalah memberikan kartu nama. Kartu nama saya sebagai blogger lho ya, bukan kartu nama saya sebagai dokter. 


Membuat Prestise di Depan Klien yang Cuma Ketemu Online 


Ada calon klien yang bisa kita lamar secara aktif di forum online. Ada juga calon klien yang nggak ada angin nggak ada hujan, langsung mengontak kita via online. Ini juga beda lho cara bikin prestisenya. 

Calon klien umumnya sekarang buka lowongan pekerjaan di forum Facebook, Twitter, atau Instagram. Baca baik-baik instruksi mereka dan jangan berbuat lebih. Kalau calon kliennya minta pelamar menghubungi via email atau nomor telepon mereka, sambangi kontak itu dengan sopan dan efisien. Ciri melamar dengan sopan dan efisien itu: Memperkenalkan diri, portofolio media kit yang singkat tapi padat, dan meninggalkan kontak kita untuk bisa dihubungi. Baca lagi media kit di atas. 




Pelamar yang sopan, akan meninggalkan kesan yang humanis (karena mereka ingin bekerja dengan manusia, bukan robot). Pelamar yang efisien, menunjukkan kalau dia bisa bekerja tanpa buang-buang waktu (dan duit). 

Tanda blogger inkompeten: Mengirim lamaran pekerjaan dengan cuma kasih satu paragraf berisi nama, alamat sosmed, dan nominal rate. Tak ada salam perkenalan, tak ada salam penutup. Persis anak SD tak lulus pelajaran Bahasa Indonesia. 

Cocokkan Blogger dengan Proyek Sang Klien 


Nggak semua lowongan job harus kita lamar. Sama seperti halnya kalau ada lamaran ngebuzz tentang lipstik, blogger cowok pun nggak perlu melamar. 

Kalau saya disapa oleh calon klien via online, lalu calon klien bilang butuh blogger, saya nggak lantas menyodorkan diri. Saya tanyakan pertanyaan-pertanyaan simple yang kira-kira menyangkut effort kita dalam membuat artikel. Misalnya: 

“Anda ingin saya nulis tentang produk apa?” -> ini menyangkut niche 

“Apakah untuk menulis ini, saya perlu datang ke lokasi toko Anda?” -> ini menyangkut biaya transportasi 

“Kira-kira produknya ini mau dijual musiman aja, atau akan dijual terus-menerus sepanjang tahun?” -> kalau dijual musiman, berarti kliennya ingin artikel ini langsung viral, jadi mungkin butuh bantuan FB Ads atau Instagram yang engagementnya banyak. Tapi kalau dijual terus-menerus, berarti kliennya butuh SEO 

Dengan bertanya kritis begini, calon klien akan paham bahwa bloggernya memang tahu persis kemampuannya untuk mendongkrak penjualan produk/jasa, bukan sekedar kepingin dapet barang/jasa gratisan. Dan ini yang dicari dalam suatu prestise. 

Kalau pun akhirnya sepertinya kita nggak bisa menuruti keinginan klien karena masalah niche yang tidak cocok, calon klien akan tetap menyimpan kontak kita di memorinya. Suatu saat nanti, kalau dia ketemu orang lain yang butuh blogger dan kebetulan orang itu cocok dengan niche kita, dia akan merekomendasikan kita. Orang itu bisa bikin rekomendasi karena dia ingat akan seseorang. Orang ingat seseorang karena yang diingatnya itu sudah menimbulkan kesan yang baik. 

Tanda blogger nggak punya prestise: Sudah jelas di lowongan disebutkan minta blogger dengan pageview 1.000/hari. Tapi blogger yang baru kemarin siang bikin blog sudah berani melamar. Kelihatan kalau nggak bisa membaca instruksi yang disusun dengan kalimat sederhana. 

Kerjakan Proyeknya dengan Dedikasi 


Tanda bahwa blogger bisa bekerja dengan baik itu simpel: Pekerjaannya sesuai brief yang diberikan. Deadline-nya tidak dilewat. Keyword yang diinginkan sudah ditulis dengan betul. Foto yang ditampilkan itu jernih. Kalau disuruh datang ke event, datang tepat waktu dan baru pulang hanya kalau acara sudah selesai. Semua selling key points yang diminta sudah dipenuhi. 



Tanda blogger belum punya prestise: Datang telat ke event, alesannya rumahnya jauh. Kelihatan banget kalau belum berpengalaman jadi undangan VIP, mungkin sehari-harinya memang jarang jalan-jalan. Atau posting artikelnya telat, alesannya laptop rusak/belum mandiin kucing/anak tantrum/sudah foto produk tapi fotonya kehapus. Ini tanda bahwa dia nggak bisa manajemen gadget, nggak bisa manajemen waktu, nggak bisa manajemen diri sendiri. 

Buat Laporan yang Akurat, Invoice Jelas 


Klien-klien yang sudah paham rumitnya sosmed, umumnya ingin bloggernya melapor tentang hasil postingnya. Standar permintaan laporan umumnya begini: 

  • Untuk blog: Pageview, jumlah visitor, durasi pembaca dalam artikel. Biasanya nih, laporannya diminta dalam bentuk screenshot Google Analytics. 
  • Untuk Instagram: Impression, reach. Laporannya dalam bentuk screenshot Instagram Analytics juga. 
  • Untuk Twitter: Impression, link click, media view. Lagi-lagi, laporannya juga dalam bentuk screenshot Twitter Analytics. 
Saya sendiri, membuat laporan dengan format Power Point. Semua screenshot dari halaman blog, jumlah komentar di blog, hasil Google Analytics, dan hasil Analytics dari masing-masing sharing di sosmed, ditempel di Power Point. Lalu file Power Point ini dikonversi ke PDF, baru file PDF-nya yang dikirimkan sebagai laporan ke klien. 

Invoice juga saya kirimkan ke klien dalam bentuk PDF. Dalam invoice ini tercantum: nama dan alamat klien yang mau saya tagih, rincian servis(-servis) yang sudah saya kerjakan, rincian harga masing-masing servis, nomor rekening bank saya, dan apakah tagihannya sudah lunas atau belum. 

Kok Susah Amat Menaikkan Prestise? 


Iya, susah. Kendala tiap blogger itu macam-macam, mulai dari laptop pribadi yang suka nge-hang, statistik blog yang masih rendah-rendah aja, sampai ke urusan basic seperti “belum tahu mau pakai niche apa”. 

Tapi menaikkan prestise itu memang butuh proses, dan yang namanya berproses itu pasti ada tahap belajarnya. Tiap kali belajar pasti ada errornya. Tapi semakin banyak error yang kita bikin, sebetulnya semakin banyak juga kemajuan yang kita dapatkan. 

Cara Menaikkan Prestise Blogger di depan klien


Tanda-tanda kita gagal memuaskan (calon) klien: 

  1. Kliennya nggak ngontak lagi semenjak perkenalan. 
  2. Pada hari event, kita sampai ditelpon lantaran nggak dateng ke event. 
  3. Pada jadwal posting, kita sampai ditelpon lantaran postingnya belum published. 
  4. Setelah proyek ini selesai, kliennya bikin kampanye lagi yang mirip untuk produk lanjutannya, tapi malah ngundang blogger kompetitor dan nggak ngundang kita lagi. 

Gini nih tanda-tandanya bahwa prestise kita sebagai blogger itu sudah meningkat: 
  1. Kalau ada lowongan di Facebook yang mensyaratkan blogger dengan karakter tertentu, tahu-tahu ada komen yang nyolek nama kita.
  2. Ada yang kirim email ke kita, bilang bahwa dia tertarik dengan salah satu postingan kita (dan dia menyebutkan judul/link postingannya itu secara spesifik).
  3. Ada yang tahu-tahu posting di sosmed, bilang kalau dia habis makai suatu produk/jasa setelah baca review kita, padahal kita nggak kenal orang itu.
  4. Kliennya nge-share postingan kita atas produk/jasa mereka, ke halaman Instagram/Fan Page/Twitter mereka sendiri.
  5. Sudah ada yang ngopas postingan kita tanpa ijin (meskipun yang terakhir ini cukup bikin sewot, hihihihi

Summary

Klien selalu ingin blogger yang prestisenya tinggi. Untuk itu, blogger butuh membangun kredibilitas atas dirinya dan blognya sendiri. Kredibilitas itu dibangun dari attitude sang blogger, kepercayaan pembacanya terhadap dirinya, plus cara komunikasinya terhadap klien juga. Saya masih belajar untuk hal-hal ini, dan saya yakin kamu juga bisa.


Guest post by Vicky Laurentina – http://vickyfahmi.com
5 Rekomendasi Kamera DSLR Bagi Pemula

5 Rekomendasi Kamera DSLR Bagi Pemula

5 rekomenasi Kamera DSLR Bagi Pemula




Ada banyak orang yang menjadikan fotografi sebagai hobi, sementara sebagian lainnya menjadikannya sebagai ladang bisnis untuk mengumpulkan pundi-pundi uang. Apapun tujuannya, dunia fotografi memang menarik bagi siapapun yang terjun ke dalamnya. Menemukan spot-spot foto yang bagus sampai kepala pusing karena harus menemukan mengatur kamera supaya menemukan ukuran yang pas tentu adalah yang menyenangkan. Bagi seorang fotografer yang berpengalaman, memilih kamera sesuai kebutuhan dan keinginan sangatlah mudah. Namun berbeda untuk para pemula, memilih kamera bisa menjadi hal tricky yang penuh resiko, apalagi keuangan untuk membeli kamera terbatas. Berikut ini rekomendasi kamera DSLR yang cocok untuk para pemula.
Kolaborasi Antar Blogger. Kenapa Tidak?

Kolaborasi Antar Blogger. Kenapa Tidak?

kolaborasi antar blogger



Kemarin, salah seorang rekan saya sesama blogger datang ke rumah. Ceritanya dia ingin meminta bantuan saya untuk pemotretan konten lomba. Dia datang ke rumah dengan segala perlengkapan yang akan dia gunakan dan saya bertugas untuk mengabadikannya. Di awal-awal saya benar-benar buta nggak tahu mesti mengarahkan gimana, beruntung pada akhirnya kami mulai menemukan akan seperti apa foto ini nanti. Ini bukan kali pertama, sebelumnya dia juga meminta bantuan saya untuk melakukan hal yang sama. Saya sih senang-senang saja saat dimintai bantuan, itu artinya dia mengakui kemampuan yang saya miliki dan dia percaya itu.

Konten-konten yang saya hasilkan selama ini juga tak luput dari bantuan teman blogger lainnya, keluarga atau bahkan orang lain. Saya sendiri sudah memiliki patner tetap untuk berkolaborasi membuat konten yaitu Wulan Kenangan. Kami berdua dikenal sebagai Soulmate. Kata beberapa teman blogger, di mana ada Wulan pasti di situ ada kehadiran saya. Begitu juga sebaliknya tapi ada kalanya kami datang sendiri-sendiri. 
Ingin Belajar Fotografi? 4 Kanal Youtube ini Bisa Membantu Meningkatkan Kemampuan Fotografimu

Ingin Belajar Fotografi? 4 Kanal Youtube ini Bisa Membantu Meningkatkan Kemampuan Fotografimu

Ingin Belajar Fotografi? 4 Kanal Youtube ini Bisa Membantu Meningkatkan Kemampuan Fotografimu


Holla,


Perjalanan saya tertarik dengan dunia fotografi bisa terbilang sudah berlangsung lama. Rasanya ketika saya duduk di bangku Sekolah Dasar, Papi sudah membelikan kamera dengan film yang saat itu masih terbilang benda mahal.  Lalu perkembangan teknologi kamera mulai berubah, saya membeli kamera digital pertama bermerek Fuji.

Saat itu pengetahuan saya akan fotografi masih minim. Saya hanya langsung main jepret tanpa peduli apakah komposisi foto yang saya ambil sudah sesuai apa belum. Pokoknya hanya sekadar mengabadikan momen yang ada di depan saya. Begitu saja sudah membuat saya bahagia sekali, berasa keren karena bisa memakai kamera.
Flatlay 101 With Michelle Blanchard

Flatlay 101 With Michelle Blanchard

flatlay, flatlay 101, flatlay photography, michelle blanchard


"Créer c'est vivre deux fois." by Albert Camus

Holla,

Ini kali pertama saya melakukan wawancara dengan seseorang yang karya-karyanya menarik perhatian. Sebenarnya ada banyak sekali orang-orang di luar sana yang memiliki bakat luar biasa untuk saya tulis kisahnya di blog.  Siapa tahu kisah mereka bisa menginspirasi kalian semua.

Orang pertama yang saya wawancarai adalah Michelle Blanchard, instagramer asal Canada yang bisa kamu temui di @mich.elle.imagery.  Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa saya tertarik dengan Michelle, padahal di instagram ada banyak akun-akun yang lebih keren. Alasannya, saya suka dengan foto-fotonya. Minimalis tapi bercerita.  Menurut saya foto yang bagus itu adalah foto yang meninggalkan kesan bagi penikmatnya. Bukan sekedar kamu tata lalu jepret. Beberapa orang yang gemar memotret memiliki ‘nyawa’ dalam semua foto-foto yang mereka ambil.

5 Alasan Kenapa Seorang Blogger Perlu Ikutan Tantangan Satu Hari Satu Postingan

5 Alasan Kenapa Seorang Blogger Perlu Ikutan Tantangan Satu Hari Satu Postingan



Adakalanya sebagai seorang blogger saya sering mengalami ‘blank’ di depan komputer. Nggak tahu mau nulis apa, padahal hasrat untuk menulis sedang menggebu-gebu. Kesal banget kadang dan ujung-ujungnya malah berakhir nonton drama korea.

Awal ngeblog dulu kalau sedang nggak ada ide, biasanya saya akan mengumpulkan berbagai macam gambar, puisi pendek, kumpulan warna-warna, dan kumpulan kalimat pertama dari novel favorit saya. Kegiatan lain yang sering saya juga saya lakukan adalah menulis bebas. Menulis apa saja di buku/kertas tanpa takut memikirkan apakah tulisan itu benar atau salah dengan tangan. Ajaib memang, menulis dengan tangan bisa dibilang cukup efektif untuk meningkatkan kerja otak.

5 Postingan Terlaris 2017 Kotakwarna.com

5 Postingan Terlaris 2017 Kotakwarna.com

5 postingan terlaris 2017 di kotakwarna.com


Holla,

Udah lewat dari 2017, eh ini tulisan di blog belum diperbarui juga. Padahal niatnya di tahun 2018 pengin banyak nulis. Wkwkw, sok banget ya. Padahal orangnya lagi sibuk ngedrakor gara-gara udah pasang Wifi.

Well, untuk melawan kemalasan kayaknya nggak ada salahnya untuk pemanasan dulu. Biar otaknya nggak kaget diajak berpikir sehabis liburan kemarin. Postingan ringan aja kali ya semacam round up biar kayak blogger-blogger keren itu. Selain itu, tujuan dari round up ini untuk mencari tahu kekuatan dan kekurangan dari blog ini, supaya ke depannya saya tahu harus memperbanyak tulisan seperti apa.

Baca juga: Happy New Year

Revolusi Mental Ala Blogger

Revolusi Mental Ala Blogger

revolusi mental



Holla,

Belakangan ini istilah Revolusi Mental yang digaungkan oleh Jokowi pertama kali telah mampu menarik perhatian banyak orang. Bahkan mulai diterapkan hampir di seluruh lini kepemerintahan yang ada. Harapannya sih dengan adanya revolusi mental akan membuat perubahan yang lebih baik bagi negara. Jumlah korupsi yang berkurang dan SDM yang lebih maju.

Arti Revolusi mental sendiri merujuk pada perubahan tatanan yang mendasar pada mental. Secara garis besar revolusi mental ini berarti perubahan yang berkaitan dengan mental seseorang atau mungkin lebih ke arah sikap, kebiasaan, dll.

Tenang. Kali ini saya nggak bakalan ngomongin soal politik dan apapun lah itu namanya, Saya nggak mau membuat kalian mengerutkan kening karena nggak ngerti isi tulisan. Nah, berhubung saya adalah seorang blogger. Yuk ah. Mari kita bahas revolusi mental ala blogger versi kotakwarna.

Kalau ditanya kenapa Blogger perlu Revolusi?

Supaya ada perubahan yang lebih baik.


Kalau dikasih kesempatan untuk melakukan perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan saya sebagai blogger. Ada beberapa hal yang ingin saya ubah. Apa aja ya kira-kira?

1. Jangan Baper/Iri Sama Penghasilan Blogger Lain


Dunia blogger makin hari makin keras. Katanya sih yang nggak berubah kagak bakalan maju. Tahu sendiri dong bahwa profesi blogger di era digital ini mulai menjadi perhitungan. Itulah kenapa semakin banyak bermunculan blogger-blogger baru yang kepincut dengan penghasilan dari blog.

Buat saya pribadi yang harus dibenahi kalau mau masuk dunia blogger itu adalah Jangan Baper alias ngiri sama penghasilan blogger lain. Hehe, Saya sendiri berusaha mengurangi hal yang satu ini. Sebagai manusia adakala kita iri melihat orang lain mendapatkan yang lebih baik dari kita. Wajar kok. Cuman kalau keseringan baper nggak asyik juga kali ya. Bikin capek.

Percaya aja deh yang namanya rejeki udah ada yang ngatur dan nggak bakal ketuker. Lakukan saja pekerjaanmu dengan baik. Sisanya biar Tuhan saja yang ngatur. Buat rasa irimu menjadi hal yang positif. Ketimbang jutek karena ngelihat blogger lainnya lebih fantastis. Kenapa nggak kamu belajar dari dia? 

2. Memperbaiki Attitude/Sikap


Salah satu hal yang paling penting saat menjalani profesi apapun itu adalah sikap. Sebisa mungkin kita tidak menjadi orang yang menyebalkan. Terlebih lagi seorang pekerjaan seorang blogger itu adalah meyakinkan orang lewat tulisan.

Jadilah blogger yang punya sikap menyenangkan. Dengan begitu orang akan percaya dengan apa yang kita tulis.

Sebisa mungkin perhatikan penampilan saat menghadiri acara karena itu akan merepresentasikan diri kita pada khalayak umum.


3. Belajar Mematuhi Tenggat Waktu


Ada kalanya pekerjaan datang pada kita silih berganti. Belum lagi tugas lainnya yang juga minta diperhatikan. Padahal tenggat waktu pekerjaan juga mepet.

Bikin pusing ya.

Saya sendiri masih harus belajar soal ini. Bagaimana mengatur waktu supaya nggak keteteran saat harus menulis banyak hal. Jangan sampai kepercayaan klien berkurang karena kita kerja nggak tepat waktu.

Sepertinya mempunyai buku catatan itu penting supaya tidak lupa.

Untuk menjadi yang lebih baik ada banyak yang harus kita ubah. Perlahan dan konsisten supaya hasilnya bagus.


Salam,





4 Blog Wishlist

4 Blog Wishlist


4 Blog Wishlist- Beberapa hari yang lalu, salah satu teman dari Grup Belajar Blogging membicarakan tentang perkembangan blognya. Dia bahkan sudah mempunyai rencana-rencana yang akan dilakukan ke depannya. Pastinya semua berhubungan dengan blog.


Awalnya sih saya agak cuek aja. Dari dulu emang nggak punya target-target tertentu dalam ngeblog. Saya membiarkan semuanya berjalan apa adanya. Lalu, pembicaraan di grup itu membuat saya mendapatkan pencerahan bahwa untuk menjadi Blogger profesional membutuhkan kemampuan yang lebih. 

8 Sumber Ide Supaya Aktivitas Ngeblogmu Tetap Oke

8 Sumber Ide Supaya Aktivitas Ngeblogmu Tetap Oke

8 Sumber Ide Supaya AKtivitas Ngeblogmu Tetap Ok

8 Sumber Ide Supaya Aktivitas Ngeblogmu Tetap Oke



Holla,

Fyuh. Akhirnya tantangan One Day One Post memasuki hari ketiga. Alhamdulillah banget bisa melewati dua hari pertama dengan cukup baik. 

Mungkin postingan yang dihasilkan kali ini tidak terlalu matang tapi setidaknya saya ingin menantang diri sendiri apakah masih mampu menulis setiap harinya. Tahu sendirilah, ada saatnya kita males banget memperbarui tulisan di blog. Ada aja alasannya. Malas dan kehabisan ide.

Saya pernah banget mengalami kebuntuan saat menulis blog. Giliran semangat membara tapi kemudian dijungkir balikkan oleh kepala yang tak mau ikut bekerja sama. Akibatnya cuman bengong depan komputer tanpa melakukan apa-apa.

Setiap blogger punya cara tersendiri untuk mengatasi kebuntuan ide. Mungkin, di mesin pencarian google kamu akan menemukan tulisan sejenis seperi ini. Sebab, ini bukanlah hal yang baru.

Saya sendiri punya delapan sumber ide yang selalu membantu supaya aktivitas ngeblog saya tetap oke. Kira-kira apa saja ya?

1. Pinterest


Pinterest adalah sebuah aplikasi yang agak mirip sama instagram. Lebih banyak gambar-gambar. Bedanya, di pinterest ini ada sebuah fitur yang namanya pin it di mana kamu bisa menyimpan gambar atau tulisan dari web-web yang kamu suka.

Pinterest ini ibarat papan tulis besar yang bisa kamu tempelkan hal-hal yang kamu sukai. Kalau ide sedang sekarat biasanya saya suka banget main-main di sini. Kamu bisa menemukan apa saja yang kamu mau.

Aplikasi Pinteret membantu saya untuk menyimpan ide-ide seperti foto, inspirasi buat tulisan di blog, tips fotografi bahkan saya bisa menyimpan hasil tulisan saya ke dalam Pinterest supaya dibaca lebih banyak orang lagi.


Baca juga:


2. Instagram


Karena otak saya lebih peka jika melihat gambar, maka saya suka sekali main-main ke instagram. 

Ada banyak jutaan gambar yang bisa membantu mengaktifkan sel-sel otak. Itulah kenapa saya lebih milih-milih dalam mengikuti akun yang disuka. Gambar itu sumber inspirasi saya, maka saya akan memilih akun-akun terbaik.

Saat kehabisan ide, saya seringkali membuat tulisan berdasarkan intepretasi gambar yang saya lihat di instagram menjadi sebuah tulisan baru. Tidak hanya itu, saya juga bisa belajar menghasilkan foto pendukung blog yang lebih bagus lagi.

3. Buku


Saat saya lagi suntuk dan kehabisan ide buat memperbarui blog. Saya biasanya memilih sebuah buku entah itu fiksi atau non fiksi. Membaca buku amat sangat membantu. Membuat otak saya lebih peka dan kadang-kadang buku belum selesai saya baca, inspirasi berlompatan minta ditulis.

Ambil satu kalimat pertama dari buku yang kamu baca. Lalu lanjutkan dengan kalimatmu sendiri. Dan itu akan menuntunmu dalam menulis. tidak hanya itu, saya suka sekali mencatat kata-kata baru yang saya temui dalam buku, sehingga bisa memperkaya kosakata saat menulis.

4. Film


Salah satu sumber ide buat saya ketika menulis adalah menonton film. Baik itu film lepas maupun serial drama. Berhubung saya pecinta drama kore, kebanyakan yang saya tonton tentu tak lain drama korea.

Adakalanya saya suka mencatat dialog-dialog yang menurut saya menarik atau bahkan menulis premis dari drama/film yang tengah ditonton. Bisa jadi ide baru untuk tulisan selanjutnya.

Belakangan ini saya rajin mengulas film/drama yang telah ditonton di blog. Voila saya punya kategori baru di blog yaitu Hiburan di mana isinya tentang ulasan, entertaiment, dan lain-lain.
 

5. Lagu


Sebuah judul atau lirik lagu bisa menjadi sumber ide buat tulisanmu. Dalam sebuah lagu ada cerita di dalamnya. Makna yang terkandung dalam sebuah lagu bisa menjadi pencetus ide. Saya suka sekali mendengarkan lagu saat menulis. Lalu, ide pun bermunculan untuk ditulis.

6. Media Sosial


Facebook, Twitter dan media sosial lainnya adalah sumber ide buat kita para blogger. Kamu bisa menulis tentang sesuatu yang lagi happening di media sosial.

Nggak hanya itu. Curhatan atau cuitan teman-teman di media sosialmu bisa kamu jadikan bahan tulisan. Apalagi sekarang kebanyakan orang suka sekali menjadikan media sosial kayak buku harian. Well, bukankah pengalaman orang lain bisa jadi sumber tulisan yang menarik?

Capek nggak bisa menemukan ide? Pantau aja deh linimasa media sosialmu lalu tangkap idenya.

7. Pengamatan


Salah satu hal yang paling saya sukai ketika sedang menulis atau sedang melakukan projek menulis adalah mengamati.

Biasanya saya suka pergi ke tempat keramaian, duduk sendiri sambil mengamati orang-orang di sekitar kita. Terkadang telinga saya mencuri dengar tentang apa yang mereka bicarakan. Memang terlihat lucu tapi percayalah kamu akan menemukan banyak ide saat duduk sambil mengamati orang lain.

Kamu bisa membawa buku catatan atau perekam suara supaya ide yang muncul nggak cepet lepas.

8. Curhatan/obrolan Teman


Jangan keburu Bete kalau ada temanmu yang hobinya curhat. Dengarkan aja sampai selesai. Siapa tahu ketika kamu ngobrol sama dia tiba-tiba terlintas sebuah ide. Bisa juga curhatan temen kamu itu dijadikan bahan tulisan. Tentunya bukan berarti kamu bebas menyebarkan aib/rahasianya. Please deh, itu mah namanya ember.

Kadang saya sama Wulan suka ngobrol nggak jelas lalu tiba-tiba saja ada sebuah ide yang minta ditulis. Tidak ada yang sia-sia deh.

Nah, 8 Sumber ide di atas bisa membantu supaya aktivitas ngeblogmu tetap oke.

Di antara delapan sumber ide ini mana sih yang biasa kamu pakai? Atau ada tambahan yang lain?

(Guest Post) Cara Membedakan Event Menulis Abal Abal

(Guest Post) Cara Membedakan Event Menulis Abal Abal








Event Menulis Abal-abal



Sekarang ini banyak penerbit indie yang berdiri dan memulai promosi mereka melalui media sosial seperti Facebook. Melalui media sosial tersebut mereka akan melakukan banyak pendekatan kepada follower mereka untuk mengenalkan penerbitan mereka, salah satunya adalah mengadakan event menulis dengan hadiah yang bervariasi. Dari mulai menghadiahkan sertifikat, paket buku, cetak buku gratis sampai dengan berbagai macam hadiah lainnya.

Akan tetapi, melihat antusiasme calon penulis muda mengikuti event menulis ini, dimanfaatkan oleh beberapa oknum dan akhirnya merugikan calon penulis muda. Sayangnya ada banyak calon penulis yang tak tahu bagaimana cara membedakan event menulis yang abal-abal dan yang asli. Bagaimana caranya? 

Cara Membedakan Event Menulis Abal-abal:


  • Tidak rasional. Event menulis yang palsu akan menawarkan hadiah yang dinilai tidak masuk akal atau berlebihan, misalnya sebuah penerbit baru yang terlihat masih amatir tetapi sudah menawarkan hadiah seperti uang jutaan rupiah atau bahkan gadget terbaru.
  • Manajemen yang buruk. Penerbit abal-abal biasanya didirikan oleh seorang saja, tetapi ia berlagak seakan ada banyak admin dan saat ada komplain atau pertanyaan dari calon peserta maka ia akan melemparkan tanggung jawab pada admin-admin fiktifnya.
  • Tidak transparan. Ini salah satu hal yang membingungkan peserta, sulitnya mencari informasi mengenai event menulis dan juga susahnya menghubungi penanggung jawab event. Mereka akan berdalih bahwa mereka sedang sibuk mengurusi hal lain padahal tak ada aktivitas apapun terlihat. 
  • Event berbayar. Memang tidak semua event menulis berbayar itu abal-abal, tetapi yang palsu akan mencantumkan biaya pendaftaran yang sangat tinggi dan membebankan biaya pencetakan buku pada peserta, parahnya lagi mereka mewajibkan para peserta untuk membeli buku mereka sendiri dan kalaupun menolak, maka nama mereka akan dicoret dari daftar peserta atau pemenang. 
Itulah bagaimana cara mudah untuk membedakan event menulis dari penerbit indie yang abal-abal, lebih teliti dalam memilih penerbit berkualitas dan terpercaya.

Semoga beruntung dalam menekuni dunia menulis!