(Guest Post) Balada Dress Code Pastel
Saya gak nyangka bahwa urusan dress code efeknyan sepelik ini. Biasanya tampil ‘opo onoke’, gara-gara dress code saya harus membuang waktu percuma seharian di Royal Plasa.
“Hunting baju baru lagi?”
Oh, Nggaaakkk, saya cangkruk’an aja kok di Food Court sama teman-teman. Me time. Rumpi-rumpi cantik. Aslinya, sih, nggak sengaja aja ketemu. Tujuan awalnya sama, hunting dress code!
Alkisah, kami didaulat menghadiri even dengan kewajiban dress code warna pink pastel ATAU biru pastel.
“Duh, duh, duh, Kenapa nggak ditulis Pink aja, atau Biru aja. Gak usah ditambahi embel-embel Pastel. Bikin lapeer”
Pink, kan, Merah Muda. Berarti warnanya kalem. Trus kalau mintanya Pink Pastel berarti Merah Muda yang kualeeeeeem sekali.
Ya, sih, kalau kita main crayon-crayonan nggak masalah. Lha, ini, udah nggak paham warnanya kayak apa, trus dijadikan dress code pula! Oh, rasanya pengin masukin kepala ke dalam magic jar!
Itu lagi, Biru Pastel.
Nyontek warna laut, salah. Nyontek warna langit, tambah salah.
“Kalau pakai Biru Tosca?”
Hee, hee.., buta warna, tah? Biru Tosca mlayue kadohaaan...
Rupanya musibah dress code ini membawa efek yang baik untuk menjalin keakraban sesama wanita. Selepas diumumkan warna dress code oleh koordinator acara, kami, seluruh peserta undangan mulai kasak kusuk menuangkan curhatannya di grup.
Awalnya malu-malu mengungkapnnya. Seolah-olah menyanggupi bahwa stok baju warna Pink Pastel atau Biru Pastel di lemari ada selusin. Begitu salah satu member bertanya, “Warna Pink Pastel atau Biru Pastel itu kayak apa, Cee?”
Etdah, perlukah kita duduk kembali di bangku TK dan memulai belajar mengenal warna? Haha..
Kayak-kayaknya pertanyaannya guampang. Tapi ternyata untuk menjawabnya harus keliling Royal Plasa dulu seharian dan menghabiskan secup es kepal Milo setelah lebih dulu ngantri 10 meter!
Kalau anak paling modis aja bertanya begitu, bagaimana nasib kita? (Kita? Kamu aja, kalii, saya nggak) haha..
Saya sudah komitmen, kalau sampai besok nggak dapat warna yang sesuai, biarin aja datang ke acara pakai baju pink seadanya di lemari sambil bawa kue pastel! Daripada mumet?
Yang membuat kami kelimpungan, warning dari panitia mengultimatum gini, “Kalau dress code tidak sesuai dengan warna yang ditentukan, peserta tidak boleh mengikuti acara”.
Bagaimana, mau nolak aja gak usah datangi event? Ngambek, gitu!
Sayangnya kami tidak kuasa menolak karena sejak awal mendaftarkan diri panitia menjanjikan memberi seluruh peserta seperangkat alat makeup dan 6 biji lipstik!
Mau 6 biji lip cream warna nude melayang sia-sia gara-gara tidak berusaha memperjuangkan dress code?
Lip Cream, lho, ini, lip creaammm... meskipun saya yakin setelah dibawa pulang tuh lipstik nggak bakalan dipakai semua. Palingan dijual sebagai preloved, kalau nggak melayang dibawa pulang sodara.
“Ternyata harga diri kita hanya semahal 6 biji lip cream!” ngenes salah satu dari kami.
Begitulah, obrolan unfaedahdi grup itu akhirnya membawa kami ketemu secara tidak sengaja di food court Royal Plasa!
“Haai, kamuuu. Ngapain di sini?”
“Ini, lagi nyari kerudung warna pink buat besok..”
“Kalau kamu?”
“Jalan-jalan aja. Udah dapat pinjeman baju dari teman”
Pinjem? Mau penataran P4 harus minjem-minjem baju segala. Biariin, yang penting nggak disuruh pulang...
Ujian dress code kali ini benar-benar membuat kami berpikir keras mengenakan baju dan kerudung yang sesuai permintaan. Bagi yang biasanya memanfaatkan pin, peniti, kancing baju, dengan berat hati saya katakan, "enyahlah kalian dari even ini!" hahahaha
Guest Post Ditulis oleh http://yuniarinukti.com/