(Review) Life On Mars, Antara Khayalan dan Kenyataan

(Review) Life On Mars, Antara Khayalan dan Kenyataan

life on mars





“Khayalan Terkadang Lebih Menyenangkan Ketimbang Kenyataan”

Cerita Drama Korea nggak akan pernah ada habisnya. Selalu saja ada drama-drama baru yang menarik untuk ditonton. Padahal genrenya dan plot utamanya sih itu-itu saja tapi tetap Drama Korea selalu memiliki hati di semua ruang para penikmatnya.

Bulan lalu saya pernah membahas tentang drama yang mengulas kehidupan para Hakim. Nah, kali ini saya mau mengulas tentang kisah Detektif Polisi dalam serial drama Life On Mars. Drama ini adalah serial adaptasi dari Amerika dengan judul yang sama yaitu Life On Mars. Sama kayak drama Suits kemarin yang juga diadaptasi dari serial drama di Amerika.

Drama Life On Mars dimulai dari kisah Han Tae Jo (Jung Kyung Ho) yaitu seorang Detektif Kepolisian yang tengah menyelidiki kasus Pembunuhan Berantai. Dalam penyelidikan itu dia mendapatkan sebuah kecelakaan dan terlempat ke tahun 1988, Agar bisa kembali ke tahun depan/sebenarnya dia harus menyelesaikan kasus pembunuhan.

Alasan saya menonton drama ini adalah saya tengah bosan dengan genre romance. Apalagi setelah drama Miss Hammurabi tamat. Kayak nggak ada lagi drama apik yang bisa ditonton. Akhirnya saya mencoba satu episode dari drama Life On Mars setelah lebih dahulu membaca sinopsis.
Nonton drama ini kali pertama mengingatkan saya akan episode pertama dari Drama Tunnel di mana pemeran utamanya tengah mengejar pembunuh berantai dan dia diserang oleh sang pembunuh. Tergeletak dan terbangun berada di dunia yang berbeda. Bedanya kalau dalam serial drama Tunnel, dia terbangun di terowongan dan terlempar ke dunia akan datang. Sebaliknya, di serial drama Life On Mars, sang detektif malah terlempar di dunia lampau.

Berada di dunia lampau membuang Han Tae Jo bingung apalagi rekan kerjanya adalah orang-orang yang aneh ditambah peralatan untuk investigasi saat itu masih terbatas. Sempat membuatnya frustasi dan ingin kembali ke dunianya. Di lain hal, Han Tae Jo mulai sering mendengar bisikan-bisikan tentang keadaannya di masa depan yang kerap kali membuatnya terganggu. Dia bahkan sempat ingin bunuh diri tapi berhasil digagalkan oleh Na Young, opsir Polisi Wanita di tahun lampau.

Lambat laun Han Tae Jo mulai menerima keadaanya dan mulai menjalani kehidupan sehari-harinya selayaknya orang di masa itu. Dia mulai semangat ikut memecahkan kasus-kasus pembunuhan di masa itu yang ternyata membawanya bertemu dengan sang Ayah. Ayah yang amat dipujanya dahulu. Namun, ada hal yang membuatnya sedih mendapati kenyataan bahwa Ayahnya tidak mati karena kecelakaan kerja melainkan dibunuh. Sebuah rahasia yang Tae Jo tidak pernah tahu di masa depan.

Ulasan drama lainya: Drama Heartstring

Bagian yang menarik dari drama ini menurut saya adalah Konflik batin yang dialami Han Tae Jo saat dia bisa kembali ke masa depan. Ternyata dia malah merindukan koleganya di masa lampau. Bagi saya itu sebuah pertempuran batin yang tidak mudah, apakah dia harus hidup di dunia nyata atau kembali ke khayalannya di masa lampau? Pilihan yang sulit.

Dalam drama ini kita juga disuguhkan adegan-adegan yang bisa memancing gelak tawa para polisi di masa lampau yang kagum akan cara kerja Han Tae Jo dan mereka menganggap Tae Jo adalah peramal ketika ada taruhan pertandingan Hoki. Selain itu kisah kekeluargaan mereka bagian yang manis di mana mereka saling melindungi ketika sang Kapten dituduh melakukan kejahatan. Drama yang sarat makna.

Bagi penyuka drama genre detektif, drama ini bisa kalian masukkan ke daftar tontonan.


Selamat menonton,


Di-PHP-in Mantan Sudah Biasa, Kalau di-PHP-in Brand, sudah pernah? Pernah!

Di-PHP-in Mantan Sudah Biasa, Kalau di-PHP-in Brand, sudah pernah? Pernah!

Di-PHP-in Mantan Sudah Biasa, Kalau di-PHP-in Brand, sudah pernah? Pernah!


Di-PHP-in Mantan Sudah Biasa, Kalau di-PHP-in Brand, sudah pernah? Pernah!


Perjalanan menjadi Pembuat konten tak semulus jalananan bebas hambatan. Ada saja kerikil-kerikil tajam yang sering membuat ban bocor alias menganggu pekerjaan. Mulai dari laptop rusak, kehabisan ide, ditikung sesama blogger dan bahkan di PHP oleh brand. 

Well, mungkin untuk orang di luaran sana yang masih awam dengan pekerjaan kami menganggap pekerjaan kami itu menyenangkan. Apalagi kalau melihat hasilnya dari media sosial kami yang selalu terlihat bahagia, senang dan tidak kenal lelah. Wkwk, padahal kenyataannya tidak sebegitu indah apa yang ditampilkan.

Kalau urusan kehabisan ide bagi kami sudah biasa. Saking biasanya sampai lupa memperbaharui tulisan di blog. Itu sih cara kami ngeles kalau lagi malas nulis. Laptop rusak bisa diakali dengan ngerental atau pakai hp. Masalah ditikung sesama blogger itu adalah sesuatu yang sering terjadi. 

Terus, bagaimana dengan di PHP oleh Brand?

Pernah, dong. Pernah!

Alkisah suatu hari saya mendapat email dari sebuah brand. Brand tersebut mengundang saya untuk menghadiri peluncuran produk. Berhubung saya sudah memiliki agenda lain, saya mencoba jalan tengah yaitu mengulas produk tersebut tanpa harus hadir. 

Singkat cerita, permintaan saya disetujui oleh brand dan saya sudah mengirimkan Invoice seperti yang diminta oleh brand tersebut. Dua minggu setelah mengirim email, saya tidak mendapatkan balasan apapun. Saya sampai mengirim email kedua untuk meminta kejelasan. Hasilnya nihil.

Saya bercerita pada rekan sesama blogger yang kebetulan mendapatkan tawaran yang sama. Dari rekan saya tersebut, saya mendapatkan kontak dari perwakilan brand yang menghubungi saya. Saya mengirimkan pesan perihal kerjasama yang tertunda. Setidaknya saya hanya ingin kejelasan apakah hubungan ini berlanjut apa tidak. 

Jawaban dari perwakilan brand tersebut, mereka tetap ingin bekerja sama dan akan segera memproses email saya bahkan beliau menanyakan alamat untuk pengiriman produk. Dan, ternyata sampai dua minggu setelah waktu yang dijanjikan. Kerjasama tersebut tidak berlanjut dan produk tidak pernah dikirim. Jujur saya kecewa tapi ya sudahlah. Berarti memang bukan rejeki. Saya sengaja tidak kembali menghubungi brand tersebut karena saya tidak.ingin terlihat “ngebet’ banget.

Cerita yang kedua lebih tak kalah menggelikan. Hampir sama sih dikecewain sama brand tapi buat saya lebih menjengkelkan.

Beberapa bulan lalu saya mendapatkan email dari sebuah brand (saya nggak tahu dia benar perwakilan brand/agency). Intinya dia ingin saya mengajak beberapa teman blogger untuk menghadiri acara peluncuran produk. Saya senang banget dong, karena pertama kalinya saya bisa mengajak rekan sesama blogger untuk event berbayar. Biasanya sih saya yang diajak. Intinya sih kami sepakat mengenai hak dan kewajiban dan ketentuan lanjutan akan diinformasikan lebih lanjut.

Selama menunggu, kami tidak berkomunikasi sama sekali. Saya juga sengaja menghubungi mbaknya di akhir Juli karena ada seorang teman Blogger yang bertanya perihal acara ini. Menurut, si Mbak, acaranya tetap jadi sesuai jadwal dan nanti akan diinfokan lagi menjelang hari H.

H-2, Si Mba memberikan konfirmasi perihal undangan dan jumlah blogger yang harus saya ajak. Menurut dia, ternyata brand hanya meminta 2 blogger saja, yaitu saya dan 1 orang blogger lain. Eh, tiba-tiba si Mbak mendelete undangan yang udah dikasih ke saya katanya ada kesalahan (untung saya udah copas jadi bisa tahu sebenarnya brand apa). 

Sampai malam, Si Mbak nggak menghubungi saya lagi. Saya mencoba mengkonfirmasi, memastikan apakah benar cuman 2 blogger atau ada info lain. Tenyata, Si Mbak membatalkan kerjasama dengan alasan misskomunikasi. Udah gitu aja cin. Coba aku nggak tanya kebayang dong seperti apa. 

Nah, tadi pagi saya memang sengaja udah follow duluan akun brand itu. Hahaaha, saya dikerjain saudara-saudara. Acara itu tetap berlangsung dan mereka mengundang blogger lain. Wih, gitu amat yak. Saya coba konfirmasi sama si Mbak tentang acara yang ternyata jadi digelar. Wa saya cuman dibaca dan nggak ada permintaan maaf.

Saya sengaja menceritakan hal ini bukan karena baper gagal dapat duit tapi melainkan etika dia sebagai Brand yang seharusnya jauh-jauh hari mengkonfirmasi bahwa jika memang kami bukan blogger yang dibutuhkan. Bukan asal membatalkan kerjasama dengan alasan acara tidak jadi digelar. Alasan apa coba dan nggak ada permintaan maaf. 

Seharian ini saya cuman bisa ketawa miris dan kesal. Curhat sama beberapa teman blogger yang batal saya ajak. Mereka juga ikutan kesal. Mau kerja jujur aja kudu dikerjain begini. Ya sudahlah, anggap saja pengalaman saya ini sebagai pembelajaran. Lain kali kalau dapat tawaran kudu diperjelas dan lapang dada kalau pada akhirnya batal.


Hahaha.

Begitulah namanya hidup.

(Guest Post) Bagaimana Menulis Kalimat Pertama yang Catchy dan Bikin Pembaca Penasaran

(Guest Post) Bagaimana Menulis Kalimat Pertama yang Catchy dan Bikin Pembaca Penasaran

Menulis-kalimat-pertama-yang-catchy-menarik-pembaca


Bagaimana Menulis Kalimat Pertama yang Catchy dan Bikin Penasaran Pembaca



Hai! Iya ini, saya, Carolina Ratri. Lagi diundang sama Mbak Tikha buat nulis di blog keren nan girly ini. Hehehehe. Salam kenal ya, buat semua pembaca blog Mbak Tikha. 

Saya sih biasanya memang menuliskan tip-tip menulis, atau nggak tip-tip blogging dan media sosial gitu memang, karena saya lagi proses belajar banget di situ, dan minatnya memang ke situ. 

So, kali ini mau sedikit berbagi tentang bagaimana menulis kalimat pertama dalam artikel—baik untuk di blog ataupun artikel untuk media lain—yang catchy dan bisa bikin pembaca artikelnya jadi harus “terpaksa” membaca sampai selesai. 

Tsah. Gimana opening saya di atas? Sudah cukup bikin pengin baca sampai selesai belum? Kalau belum, ya berarti failed. Ahahahaa. Ahelah. 

Baiklah. Jadi begini ... 

Ada beberapa hal yang harus kita usahakan agar orang mau membaca artikel yang sudah kita tulis. Di antaranya adalah membuat judul yang menarik, dan yang lain adalah membuat opening artikel yang bisa "menjerat" pembaca untuk mau membaca sampai selesai. 

"Nasib" artikel kita tergantung pada beberapa puluh kata pertama yang kita sajikan dalam artikel tersebut. Jika beberapa puluh kata pertama saja sudah nggak menarik, ya ngapain orang meneruskan membaca? Betul? 

Maka dalam beberapa puluh kata pertama itulah sudah harus ada gambaran permasalahan yang jelas, dan "janji" solusi yang bisa diambil oleh pembaca saat mereka selesai membaca. 

Bagaimana cara menyajikan semua itu dalam beberapa puluh kata dalam kalimat pertama ini? 

1. Sajikan fakta yang mengejutkan 


Misalnya seperti ini: 

"Hamil di usia 40 tahun ke atas memang memiliki risiko keguguran yang lebih besar dibanding usia di bawahnya. Selain itu, kemungkinan bayi untuk mengalami down syndrome juga turut meningkat. Namun tetap saja bukan hal yang mustahil untuk memiliki kehamilan sehat dan bayi yang lahir selamat meski telah berumur 40 tahun." 

Yang di-bold, merupakan fakta yang bersifat mengejutkan. Bahwa ternyata hamil di usia 40 tahun itu risky. Nah, fakta ini akan “mengikat” pembaca yang sedang hamil, terutama mereka yang sudah berusia 40 tahun. 

Dengan membaca opening seperti itu, pembaca yang memiliki permasalahan yang sama, maka akan terus ingin tahu. Lalu baru deh selanjutnya dijabarkan, apa nih kiat-kiat hamil sehat di usia 40 tahun, misalnya. Atau, mau bikin daftar selebriti yang hamil di usia 40 tahun dan tetap sukses melahirkan anak yang sehat? Bisa juga kan? 


2. Ungkap yang biasanya menjadi permasalahan pembaca. 


Misalnya seperti ini: 

"Sudah pernah mengajak anak-anak berkemah belum? Belum? Kenapa? Malas? Kok malas sih? Karena repot harus membawa peralatan kemah yang banyak, belum lagi nanti di lokasi banyak nyamuk, susah air dan sebagainya?" 

Kata "malas" menjadi kata kunci kesalahan pembaca yang umumnya nggak terlalu sering membawa keluarga berkemah. Malas repot. Udahlah, itu umum banget jadi masalah. 

Padahal kemah bersama keluarga itu sebenarnya asyik banget. Banyak manfaatnya. Nah, dari kalimat pembuka di atas, kita terus mau apa nih? Mau kasih alasan kenapa berkemah bareng keluarga itu perlu, dan mesti dimenangkan dari rasa malas? Atau, mau kasih kiat-kiat supaya kemahnya enggak rempong? 


Baca juga:


3. Ceritakan yang biasanya menjadi masalah yang tak terpecahkan. 


Misalnya seperti ini: 

"Soalnya kadang juga bingung sih, apa sih kado untuk ibu yang baru saja melahirkan yang tepat itu? Apa yang biasanya diberikan? Kalau sudah kepepet, ya palingan nggak jauh-jauh amat dari perlengkapan mandi bayi, baju bayi, mainan, atau baby carrier. Tapi kan mainstrem, bosen itu-itu melulu. Iya nggak sih?" 

Iya, tapi apa dong? Ada ide kado apa? Nah, lalu teruskan dengan beberapa barang unik yang bisa dijadikan ide kado untuk ibu yang baru saja melahirkan. 

4. Kasih lihat hasil 


Misalnya begini: 

"Beberapa minggu lalu saya dan suami mencoba ngajak anak-anak untuk menonton film animasi yang lagi hits di bioskop. Well, this is our first time. Awalnya agak ragu sih, soalnya si kakak itu rada-rada fobia di tempat gelap. Kemarin mati lampu 5 menit saja udah teriak-teriak terus. Tapi ternyata nggak sesulit yang saya pikirkan. Si kakak, yang berusia 7 tahun, ternyata bisa menikmati filmnya meski suasana bioskop sangat gelap. " 

Kok bisa ya, anaknya tenang nonton bioskop padahal dia takut gelap? Tipnya apa nih? Duh, mau juga dong bawa anak nonton bioskop dan anteng sampai selesai. 

And then, orang pun akan mau baca sampai selesai. 


5. Cerita sehari-hari yang related/berhubungan 


Misalnya seperti ini: 

"Lagi enak-enak gosok badan, pintu digedor cuma buat nanyain, "Kaus kaki Papa ditaruh di mana, ya?" Ya ampun! Ya, di tempat biasanyalah! Masa cuma kaus kaki saja harus disiapkan juga, nggak bisa mencari sendiri sih? 

Terus, pas habis mandi, buka lemari, eh ... kok berantakan? Ya ampun, kenapa Papa nyari kaus kaki di lemarinya Mama? *tepok jidat* Akhirnya Mama mencarikan kaus kaki itu di lemari Papa. Lo, kok berantakan juga? Papa ambil baju sendiri tadi, dan main tarik saja. Aduh! Hancur deh semua yang sudah disetrika!" 

Duh, ini mamak mana nih yang enggak jengkel dengan kondisi seperti ini? Setiap ibu kayaknya juga punya permasalahan yang sama nih. Terus,apa ya yang bisa disaranin oleh penulis? 

Maka orang akan terus membaca sampai terakhir. 

6. Lontarkan pertanyaan 


“Apakah kamu sekarang lagi dalam usaha untuk menurunkan berat badan alias lagi diet?” 

Nah, contoh di atas adalah contoh dari pertanyaan yang standar sebenarnya. Tapi kalau semisal mau menulis artikelnya lebih unik, bisa ditambahkan lagi. Misalnya begini. 

“Apakah kamu sekarang lagi dalam usaha untuk menurunkan berat badan alias lagi diet, tapi tetap bisa makan es kepal Milo setiap hari tanpa merasa guilty?” 

Pertanyaan memang bisa sangat memancing, tapi coba tambahkan satu dua hal lagi yang kontradiktif, jadi bikin makin penasaran. 

Nah, itu dia beberapa hal yang bisa kita jadikan sebagai opening untuk "menjerat" pembaca agar mau baca sampai akhir. 

Semoga bermanfaat ya. Jika ada pertanyaan bisa langsung ditulis di kolom komen, saya nanti akan ngecek juga ke sini sewaktu-waktu. Semoga bisa jawab semuanya yah. 

Cheers! 

Carolina Ratri 

Penulis blog carolinaratri.com

Rokok Harus Mahal, Supaya Anak Indonesia Berhak Atas Gizi yang Layak

Rokok Harus Mahal, Supaya Anak Indonesia Berhak Atas Gizi yang Layak





Rokok adalah Masalah Nasional 


Saya beruntung dilahirkan dalam keluarga Non-Perokok. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau memiliki Ayah yang perokok. Kebiasaan merokok bukan masalah yang mudah disembuhkan layaknya orang sakit kepala. Minum obat lalu permasalahan sakitnya selesai. Perilaku merokok lebih mengarah pada kecanduan dan akan sangat susah diatasi kalau tidak dari keinginan orang itu sendiri. Diam-diam saya bersyukur Papa menderita asma, setidaknya beban dalam keluarga kami tidak bertambah.

Bicara soal rokok memang tidak pernah habisnya, perilaku rokok bukan lagi masalah Indvidu tapi juga menjadi masalah nasional yang harus segera diatasi karena dampaknya menyangkut hidup orang banyak. Ada banyak isu-isu yang berkaitan dengan perilaku rokok mulai dari isu kesehatan, sosial dan ekonomi. Lihat saja, sebatang rokok yang katanya ‘nikmat’ ternyata mampu membuat repot banyak orang.

Dampak asap rokok tidak hanya mengganggu kesehatan penggunanya, namun juga lingkungan sekitar yang tidak menghisapnya. Sebut saja penyakit jantung, kanker, dan penyakit mematikan lainnya adalah sebagian dari dampak asap rokok. Tidak hanya itu asap rokok terbukti memiliki pengaruh dalam perkembangan anak. 

Saya tercengang saat mendengarkan Siaran Ruang Publik KBR, Rabu, 25 Juli 2018 dengan pembicara Dr. Bernie Endyani Medise, SpAK MPH (Ketua Satuan Tugas remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan Teguh Dartanto, PhD (Ketua Departemen Ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia) yang membahas tentang Rokok Murah Penyebab Stunting Pada Anak. Dari hasil Penelitian yang dilakukan oleh Teguh Dartanto bersama Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia didapatkan konsumsi rokok orangtua dapat menyebabkan Stunting pada Anak. Kejadian ini banyak ditemukan pada keluarga miskin.



Stunting adalah kondisi masalah gizi kronis yang diakibatkan oleh kurangnya azupan gizi dalam jangka waktu lama, biasanya terjadi karena asupan makanan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting mulai terjadi sejak dalam kandungan dan baru terlihat sejak anak usia 2 tahun.

Penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan berat dan tinggi badan anak-anak (<5 tahun) pada tahun 2007, lalu kemudian diulang lagi di tahun 2014 secara berurutan untuk mengamati dampak dari perilaku merokok orangtua dan konsumsi rokok pada stunting. Hasilnya cukup memprihatinkan, “anak-anak yang tinggal dengan orangtua yang tidak merokok akan tumbuh 1,5 kg lebih berat dan 0,34 cm lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang tinggal dengan perokok kronis.” Temuan ini menunjukkan perokok aktif/kronis memiliki probablitas anak-anak pendek atau kerdil dengan mempertimbangkan faktor genetik dan lingkungan anak.

Hubungan Antara Rokok dan Stunting Pada Anak


Bagi perokok berat, seolah ada yang hilang dalam hidupnya tanpa kehadiran rokok. Itulah kenapa mereka akan melakukan apapun demi kebutuhan rokoknya tetap terjaga, aman. Mereka rela memotong anggaran belanja demi memuaskan dahaga akan rokok sehingga berdampak pada menurunnya pembelian kebutuhan dapur seperti telur, beras, susu, dll. 

Saya pernah bertemu seorang Bapak Tua penjual Jagung Rebus yang berjualan menggunakan sepeda. Di tangannya, Beliau mengapit sebatang rokok sambil mengisapnya dengan santai.

Bapak udah tua kok masih merokok?” Saya yang penasaran akhirnya bertanya.

Mau tahu apa jawabannya? 

“Saya lebih kuat jualan kalau sambil merokok,” jawab Beliau sambil memamerkan giginya yang ompong.

Oalah, Pak. Udah kerja keras begitu malah uangnya habis untuk merokok. Saya hanya bisa mengelus dada mendengar jawaban beliau. Tentu saya bukan orang yang berhak mendebat hanya saja kok ya rasanya gimana gitu. Pekerjaannya yang sudah keras harus dibakar begitu saja menjadi asap.

Bapak ini bukan satu-satu. Ada puluhan juta perokok yang mengalami masalah serupa. Menomorsatukan rokok dibandingkan kebutuhan yang lain dengan alasan tanpa rokok mereka tak semangat bekerja. Logika yang aneh untuk kita non perokok.

Bisa dibayangkan kalau kondisi ini terjadi pada orangtua dari keluarga miskin yang merokok?

Dengan gaji yang sangat terbatas, mereka harus rela memangkas uang belanja demi kebutuhan rokoknya. Keluarga dan anak-anak yang masih dalam pertumbuhan dibiarkan mengonsumsi makanan yang jauh dari nilai Gizi. Akibatnya anak akan mengalami kekurangan nutrisi yang akan berdampak pada perkembangannya.

Seperti yang diceritakan oleh Teguh Hartanto bahwa ada sebuah keluarga yang Bapaknya memiliki penghasilan Rp. 60.000, yang kemudian dialokasikan Rp. 40.000 untuk rokok (tolong digarisbawahi) sisa Rp. 20.000 untuk mencukupi kebutuhan hidup.  Lalu, mereka bisa dapat gizi apa dari duit Dua Puluh Ribu di saat harga kebutuhan merangkak naik. Menyedihkan.

Masalah gizi kronis tidak hanya menghambat perkembangan fisik anak tapi berdampak besar pada penurunan perkembangan kognisi anak. Anak akan mengalami penurunan kecerdasan dan gampang sakit. Jika anak mudah sakit, tentu akan menambah beban berat bagi keluarga. Tidak hanya menganggu perekonomian keluarga juga membawa masalah keharmonisan dalam rumah tangga.

Asap rokok yang dihasilkan dari pembakaran juga akan menghambat proses penyerapan nutrisi makanan oleh tubuh. Akibatnya, sari-sari makanan yang harus terserap sempurna menjadi banyak terbuang. Kondisi ini akan makin memperburuk kesehatan anak. Seperti Peribahasa Sudah Jatuh Tertimpa Tangga. 

Rokok Harus Mahal, Agar Anak-Anak Mendapatkan Gizi yang layak

Saya tahu permasalahan Merokok ini tidak akan mudah selesai dengan cepat karena ada banyak kepentingan-kepentingan di dalamnya yang harus diperhatikan. Industri rokok tidak hanya melibatkan produsen tapi juga para petani yang mencari nafkah dari Industri ini.

Saya setuju dengan kenaikan harga rokok. Harga rokok yang semakin tinggi akan membuat para perokok berpikir dua kali untuk membelinya terutama di kalangan pelajar karena selama ini mereka masih bisa membeli dalam bentuk eceran yang harganya 1000/batang.

Akses yang mudah dalam mendapatkan rokok membuat jumlah perokok muda makin bertambah. Ada baiknya pemerintah memperketat aturan tidak menjual rokok dalam bentuk eceran dan mendenda toko/lapak yang menjual rokok pada anak di bawah umur.

Jika kita tidak bisa mengubah dunia. Mulailah dari hal yang dekat yaitu keluarga. Anak adalah peniru yang ulung, banyak dari keluarga perokok yang akhirnya memiliki anak perokok juga. Bukankah itu artinya Orangtua sudah merusak kehidupan anaknya sendirilah.

Untuk orangtua yang masih merokok, mari kita hentikan jika Anda masih sayang dengan masa depan anak-anak. Anak-anak Anda kelak akan menjadi generasi harapan bangsa. Jangan rusak mimpinya sejak dini.


Merokok tidak hanya membunuhmu, tapi juga orang lain.
Kirim Salam Lewat Radio, Kenangan Indah Tak Terlupakan

Kirim Salam Lewat Radio, Kenangan Indah Tak Terlupakan







Mendengarkan radio tadi pagi membuat ingatan saya kembali ke masa-sama sekitar tahun 1990-2000, di mana tayangan televisi masih tidak banyak dan siaran radio adalah teman terbaik kala itu.

Saya masih ingat, bagaimana menghabiskan waktu pagi sebelum berangkat sekolah dengan mendengarkan cerita radio Brama Kumbara alias Saur Sepuh. Sebelum diangkat ke layar kaca, Saur Sepuh sudah lebih dahulu mengudara di radio menemani masa kanak-kanak saya. Sejak dari jaman di Radio sampai diangkat ke layar kaca, ketawa Nyi Pelet tetap aja menyeramkan.

Seiring perkembangan waktu, radio bukan hanya media untuk mendengarkan berita tapi juga menghibur. Menjamurnya stasiun radio swasta membuat saluran radio menjadi semakin beragam dan menarik bagi kami kaum muda kala itu, termasuk saya.

Maklum saja di era itu, teknologi masih terbatas dan siaran televisi tidak banyak sehingga radio adalah sarana kami para kawula muda untuk mengekspresikan diri dan juga teman terbaik

Dulu, saya suka mendengarkan radio karena ada program request lagu dan kirim salam. Rasanya program ini pernah menjadi sesuatu yang booming di masa itu. Hampir semua stasiun radio swasta memiliki program sejenis. Tujuannya untuk meningkatkan interaksi pendengar dan juga penyiar.

Dalam program Request lagu, kamu tidak hanya boleh memilih lagu kesukaanmu untuk diputar tapi juga bisa mengirimkan salam untuk teman-teman, keluarga dan juga gebetan. Rasanya bangga kalau mendengar ada seorang teman yang mengirimkan pesan untukmu lewat radio. Bahkan, biasanya saya akan memberitahukan teman saya untuk mendengarkan radio dengan kanal yang sama, supaya dia tahu bahwa saya mengirim pesan untuknya. Sayangnya waktu itu saya lupa kirim pesan untuk mantan gebetan.

Tak hanya itu, jika beruntung kamu bisa menyampaikan pesanmu secara langsung alias on air. Butuh perjuangan panjang supaya supaya teleponmu bertepatan dengan penyiar membuka sesi telepon. Ada rasa tak ternilai ketika bisa mendengar suaramu mengudara. Yah, kalau kamu tak beruntung ada operator yang akan mencatat pesanmu dan membacakannya.

Dulu, ada seorang tetangga yang pernah menjadi artis di radio. Hampir setiap hari dia bisa on air di beberapa radio, sampai semua penyiar kenal sama dia. Hebatnya, dia selalu sukses on air tiap ada acara request lagu. Saya banyak belajar dari dia bagaimana trik lolos on air di radio saat itu. 

Apakah berhasil?

Yes, saya beberapa kali mengudara langsung. Awal-awal pasti gugup karena bisa mendengar suara sendiri di radio tapi lama-lama menjadi terbiasa dan menyenangkan. Namun, nggak selamanya lancar. Saya harus beberapa kali menekan tombol telepon sampai acara berakhir. Intinya sih bergantung pada kecepatan tangan untuk menekan tombol telepon. Capek tapi kenangan yang tak terlupakan.

Selain lewat telepon, kami sering menyampaikan pesan secara langsung alias datang sendiri ke stasiun radio. Modusnya sih mau kirim pesan, padahal penasaran sama sosok penyiar yang diidolakan. Biasanya sepulang sekolah kami berbondong-bondong ke sana. Bisa dibilang kedekatan antara penyiar dan pendengar itu erat banget. Banyak yang menjadikan para penyiar layaknya kakak sebagai tempat curhat, calon gebetan atau bahkan saudara. Pokoknya, kalau belum pernah main ke stasiun radio bukan anak keren saat itu.

Bicara soal kedekatan dengan penyiar, saya jadi ingat Mba Shila, salah satu penyiar radio swasta. Bisa dibilang dia seperti seorang kakak, kami saling berkirim surat dan saya sering curhat sama dia Kami juga pernah ketemuan sekali di mall. Tuh, saya jadi merindukannya. Apa kabar ya dia sekarang.

Buat saya kehadiran radio di jaman itu benar-benar seperti teman sejati. Menemani malam-malam saya saat belajar menjelang ujian sekolah dan juga teman sebelum tidur.

Sekarang, perkembangan jaman sudah canggih. Saya penasaran apakah masih ada yang berkunjung ke stasiun radio untuk berkirim salam sepertu dahulu kala?

Ah, saya benar-benar merindukan masa-masa itu.


(Review) Miss Hammurabi: Melihat Lebih Dekat Kehidupan Para Hakim

(Review) Miss Hammurabi: Melihat Lebih Dekat Kehidupan Para Hakim

drama korea, miss hammurabi, kotakwarna,com
source: dramafever.com



Holla,

Beberapa hari yang lalu drama kesukaan saya Miss Hammurabi baru saja selesai. Jujur, saya merasa kehilangan karena buat saya drama asal negeri Korea itu memberi kesan yang mendalam setelah menontonnya. Semacam belum bisa move on gitu. 

Saya tidak pernah berencana untuk menonton drama Miss Hammurabi sebelumnya, malah saat itu saya tengah mengikuti Drama Korea Suits yang dibintangi oleh Park Hyun Sik. Saya sudah lama menantikan drama itu tayang karena kehadiran Hyun Sik. Drama terakhir yang diperankan oleh Hyun Sik, Strong Woman Do Bong Son membuat saya makin suka sama aktor asal Korea tersebut. Bisa dihilang Park Hyun Sik masuk dalam jajaran aktor korea favorit saya. 

Hal yang paling menyebalkan saat nonton drama yang tengah tayang di negaranya itu harus bersabar nunggu tiap episodenya karena hanya main seminggu dua kali saja. Untuk mengatasi kebosanan menunggu drama itu tayang lagi, saya mencoba beralih ke drama Miss Hammurabi yang diperankan oleh L (Kim Myungso) dan Go Ara. Apa daya ternyata pesona L lebih membuat saya bertahan dengan drama tersebut, belakangan saya malah tidak menyelesaikan menonton drama Suits lagi. Bye bye Hyun Sik nanti kalau kangen saya tengok lagi deh dirimu. 

Drama Miss Hammurabi ini berkisah tentang Park Chao Reum (Go Ara) yang merupakan Hakim baru yang ditugaskan di Departemen 44 Civil Affair (menangani kasus yang berhubungan dengan masyakarat). Hakim Park adalah hakim percobaan yang masih muda dan cukup vokal (alias sering protes) dalam lingkungan hakim. Dia tidak segan-segan mengkritik atasannya saat menyelesaikan kasus demi memberantas ketidakadilan. Sikap dia yang blak-blakan membuat Hakim Agung dan Hakim Kanan, Im Ba Reum (L) yang bekerja sama sebagai tim dibuat pusing. Tapi tanpa disadari cara kerja Hakim Park membawa perubahan baru di kantor Kejaksaan. 

Drama Miss Hammurabi ini mengingatkan saya akan drama Korea berjudul Romantic Doctor, di mana ada seorang Dokter yang bekerja bukan karena prestasi/uang tapi dia memilih untuk menyelamatkan pasiennya. Inti dari drama keduanya itu adalah sama-sama menginginkan perubahan. Bedanya, di drama Romantic Doctor adalah seorang dokter senior yang ingin mengubah pola pikir dokter-dokter muda tentang tugas dokter sebenarnya. Sedangkan dalam drama Miss Hammurabi ini adalah seorang hakim muda yang ingin mengubah pola pikir dan lingkungan Kejaksaan dalam menangani kasus.

Drama Miss Hammurabi ini agak berbeda dari drama-drama tentang hukum yang pernah saya tonton. Drama lain sejenis lebih menekankan pada kasus tapi dalam dalam Miss Hammurabi, kita akan diajak untuk mengenal sisi lain dari seorang Hakim. Bagaimana pusingnya seorang Hakim dalam membuat keputusan dan juga perasaan para hakim saat memutuskan seseorang itu bersalah atau tidak. 

Dalam setiap episode kita akan disuguhkan berbagai macam kasus yang akan membuat tersentuh. Saya menangis saat Hakim Park harus menangani kasus pelecehan seksual seorang wanita dan kasus tersebut mengingatkan akan dirinya yang pernah dilecehkan. 

Oh iya, dalam drama ini juga ada kisah romantis ala Hakim Park Chao Reum dan Hakim Im Bareum yang manis membuat gemas. Keduanya saling tarik ulur padahal sama-sama suka. Saya suka dengan cara Hakim Im yang selalu menjaga Hakim Park di saat mengalami kesulitan. Dalam drama Ini juga akan ada kisah romantis ala Hakim Bo Wang dan anggota Panitera Do Seok yang membuat drama ini layak untuk ditonton sampai habis. 

Buat yang suka Drama Korea berbau hukum nan romantis, drama Miss Hammurabi ini saya rekomendasikan. 

Ada yang sudah nonton? 


Maxi Peel Micro Exfoliant Liquid, Eksfoliasi Kulit Tanpa Rasa Sakit

Maxi Peel Micro Exfoliant Liquid, Eksfoliasi Kulit Tanpa Rasa Sakit


Maxi Peel Micro Exfoliant Liquid, Eksfoliasi Kulit Tanpa Rasa Sakit


Rasanya sudah menjadi impian setiap wanita untuk memiliki kulit wajah yang halus, cerah dan semulus pantat bayi. Termasuk saya. 

Sayangnya, untuk mendapatkan kulit yang paripurna dibutuhkan juga kerja keras alias perawatan. Iya kali, nggak pernah membersihkan wajah tapi minta wajahnya mulus kayak artis. Rasanya itu sama dengan mimpi

Kulit wajah yang tidak pernah dirawat ibarat mobil yang terparkir lama di luar ruangan, terkena debu, panas dan hujan terus-menerus. Tentu akan muncul kotoran yang menumpuk. Begitulah dengan kulit wajah kita, apabila tidak rutin dibersihkan dan dirawat akan membuat sel mati dikulit menumpuk. Efek jangka panjangnya adalah kulit kita menjadi kusam dan timbul permasalahan kulit yang lebih kompleks.

Hal inilah yang membuat kulit wajah kita memerlukan perawatan khusus salah satunya adalah melalui Eksfoliasi:

Apa itu Eksfoliasi:


Eksfoliasi merupakan proses pengelupasan kulit supaya lapisan kulit mati yang menumpuk bisa terangkat sehingga sel kulit baru yang muncul ke permukaan. 

Sejatinya kulit manusia memiliki proses regenerasi kulit secara alami setiap 28 hari sekali yang memang tidak terlihat secara kasat mata. Tapi seiringnya bertambahnya usia, proses regenerasi itu menjadi semakin lama dan lambat sehingga dibutuhkan campur tangan supaya proses regenerasi itu berjalan lebih cepat. Melakukan Eksfoliasi (pengangkatan sel kulit mati) berarti membantu meringankan masalah kulit. Itulah sebabnya kenapa eksfoliasi merupakan perawatan yang baik untuk kulit.

Ada dua jenis/cara melakukan eksfoliasi pada kulit. Pertama, secara fisik dengan menggunakan sikat atau scrub (bisa berupa bahan alami seperti bubuk kopi, garam, oatmeal, dll) untuk mengangkat sel kulit mati. Kedua, dilakukan dengan cara kimia yaitu mengoleskan asam pada kulit untuk melarutkan sel kulit mati biasanya ini disebut chemical peeling.


Maxi Peel Micro-Exfoliant Fluid


Maxi Peel Micro Exfoliant Liquid, Eksfoliasi Kulit Tanpa Rasa Sakit


Di pasaran ada banyak dijual produk-produk eksfoliasi salah satunya adalah Maxi Peel Micro-Exfoliant Fluid. Produk asal Filipina dibawah naungan Splash Corporation ini merupakan produk eksfoliator yang telah terbukti aman dan efektif tanpa menimbulkan efek samping seperti pengelupasan dan kemerahan pada kulit.

Maxi Peel hadir dalam kemasan botol berwarna putih dan merah muda dengan tutup flip flop. Ukurannya 50 ml, ringan dan bisa dimasukkan dalam tas alias travel friendly. Produk ini mengandung Skin Renewal Micro Exfoliants, seperti AHA yang membantu membersihkan kulit dan membantu menyamarkan bekas jerawat dan noda di wajah, BHA yang membantu mengecilkan pori-pori wajah serta mengandung Vitamin B3, C, dan E yang membantu kulit tampak lebih cerah.




Penggunaan produk ini juga sangat mudah layaknya menggunakan toner wajah yaitu dengan menuangkannya pada kapas dan oleskan di wajah dan leher. Sebaiknya gunakan produk ini di malam hari sebelum tidur. Bentuknya yang cair membuat lebih cepat menyerap di kulit, sayangnya aroma produk ini sedikit menganggu.

Maxi Peel Micro Exfoliant Liquid, Eksfoliasi Kulit Tanpa Rasa Sakit

Produk Maxi Peel ini mengandung 2,5% AHA, selama pengunaan hindari kontak langsung dengan sinar matahari. Jangan digunakan di sekitar mata, mulut dan membran mukosa lainnya. Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 15. 

Maxi Peel ini sudah memiliki nomor BPPOM sehingga aman untuk digunakan. Bagi Ibu hamil dan menyusui sebaiknya tidak menggunakan produk. Harga produk ini amat terjangkau sekitar Rp. 20.000 baik secara oflline dan online.

Ada ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan sebelum kita melakukan eksfoliasi pada kulit yaitu kita harus memperhatikan kondisi dan keadaan kulit atau bisa juga dengan cara berkonsultasi dulu kepada yang lebih ahli.