Avoskin Retinol Toner

Avoskin Retinol Toner

Avoskin Retinol Toner

Avoskin Retinol Toner



Memasuki usia 35 tahun plus plus, saya mulai melirik produk-produk kecantikan yang mengandung bahan anti aging. Saya menyadari ada beberapa area di kulit wajah yang samar terlihat menunjukkan tanda-tanda penuaan dini. Hal ini disebabkan saya agak terlambat untuk merawat kulit wajah sehingga kata Spesialis Kulit, saya mengalami aging lebih dini.

Mendengar perkataan Dokter, saya kayak baru menyadari bahwa selama ini tidak merawat kulit wajah dengan benar. Setelah berusaha memperkuat Basic Skincare dan menyelesaikan beberapa permasalahan kulit, saya mulai memberanikan diri berkenalan dengan Retinol yang merupakan kasta tertinggi dalam dunia skincare

Avoskin, salah satu brand lokal produk perawatan kecintaan semua umat baru saja meluncurkan produk berbahan dasar retinol yaitu Avoskin Miraculous Retinol Series. Bisa dibilang saya begitu excited menantikan produk mereka yang terdiri dari Ampoule dan Toner. Saat mereka launching untuk kali pertama, tentu saja saya tidak mau ketinggalan. Saya sengaja menjatuhkan pilihan kepada Avoskin Retinol Toner. Sebagai seorang pemula dalam dunia Retinol, saya ingin mencoba produk dengan kandungan bahan aktif yang paling rendah terlebih dahulu.


Nah, ikuti perjalanan panjang saya dalam mencoba produk ini.


Apa itu Retinol?


Retinol merupakan turunan dari Vitamin A, merupakan sebuah antioksidan yang penting untuk kesehatan mata dan kulit.


Jenis-jenis Turunan Vitamin A:

  • Retinyl Palmitate, merupakan jenis bahan aktif yang paling Gentle di antara produk-produk Retinol yang dijual bebas.
  • Retinol, termasuk dalam golongan bahan aktif paling kuat dalam produk retinoid yang dijual bebas.
  • Tretinoin, golongan retinoid kuat, harus menggunakan resep dan biasanya digunakan untuk pengobatan jerawat.
  • Tazarotene, Golongan Retinoid paling kuat, harus menggunakan resep dokter. Biasanya digunakan untuk mengatasi jerawat hormonal dan beberapa permasalahan kulit.
Di antara keluarga turunan Vitamin A, bisa dibilang Retinol lebih populer karena penggunaannya lebih bebas


Siapa yang Bisa Menggunakan Retinol?


Siapa saja yang usianya di atas 25 tahun atau jika usianya di bawah 25 tahun. Namun, mengalami permasalahan kulit seperti jerawat hormonal dan jerawat cystic.

Manfaat Retinol:



Pada awalnya retinol digunakan untuk pengobatan jerawat, namun seiring perkembangan zaman ditemukan bahwa ternyata retinol memiliki banyak manfaat seperti:

  • Dapat mengurangi kelebihan sebum
  • Bisa Meningkatkan Hidrasi Kulit
  • Bisa memperhalus kerutan dan fine line
  • Dapat mengurangi bintik hitam dan hiperpigmentasi
  • Menjaga pori-pori tetap bersih dan kencang
  • Mendapat mencegah penuaan dini
  • Dapat menstimulasi produksi kolagen

Lebih lanjut soal Retinol,


Kemasan Avoskin Retinol Toner


Avoskin Retinol Toner memiliki kemasan luar berupa kardus berwarna coklat tua, di mana memiliki label lengkap berupa nama produk, kandungan bahan, cara penggunaan, manfaat yang diterjemahkan dalam dua bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indo, label tentang produksi, dll.


Kemasan didalamnya berupa botol plastik berwarna coklat bening dengan ukuran 100 ml, menggunakan tutup putar dan terhadap sekat dengan lobang kecil. Sehingga tidak akan meluber meski botol miring.

Ukuran botolnya nyaman dipegang tangan dan masuk travel sized friendly .


kemasan avoskin retinol toner

Kandungan Avoskin Retinol Toner


Water, Propylene Glycol, Niacinamide, Glycerin, Polysorbate 20, Phenoxyethanol, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Polyglyceryl-2 Stearate, Caprylic/Capric Triglyceride, Glyceryl Stearate, Stearyl Alcohol, Camellia Sinensis (Green Tea) Leaf Extract, Methyl Methacrylate Crosspolymer, Polyglutamic Acid, Tetrasodium EDTA, Retinol, Hydrogenated Lecithin, Ethylhexylglycerin, Cholesterol, Xanthan Gum, Tocopheryl Acetate, Rubus Idaeus (Raspberry) Fruit Extract, BHT, Punica Granatum (Pomegranate) Fruit Extract, Butylene Glycol, Phaseolus Radiatus Seed Extract, BHA, Avena Sativa (Oat) Meal Extract, Palmitoyl Hexapeptide-12

Avoskin Retinol Toner ini memiliki kandungan 1% Actosome Retinol, di mana terdiri dari 0.09% Retinol dan 0,1% Hexapeptide. Actosome Retinol, merupakan Retinol yang dipadukan dengan bahan aktif lain yang berfungsi untuk mengurangi efek iritasi akibat penggunaan retinol aktif, sehingga bisa digunakan oleh kulit sensitif, kecuali Ibu hamil.

Terdapat juga kandungan 3% Niacinamide, di mana memiliki manfaat untuk mengurangi kemerahan, menghidrasi, mengurangi Fine line, kerutan, dll. Extra Pomegranate, merupakan kandungan antioksidan, membantu melembabkan kulit serta membantu mencerahkan kulit secara alami.


Tekstur dan Aroma Avoskin Retinol Toner


Tekstur avoskin retinol toner



Tekstur Avoskin Retinol Toner ini cair seperti air (berwarna bening agak keruh) namun ketika diusapkan ke kulit memberikan efek lengket seperti madu (sifatnya niacinamide yang merupakan salah satu kandungan utama). Saya lebih menyukai menyebutnya toner Essence.

Aromanya samar dan lembut, bagi saya menyerupai bau air rendaman beras.


Cara Penggunaan Avoskin Retinol Toner



Saya menggunakan produk ini sehabis mencuci wajah, menunggu sampai kulit benar-benar terasa kering (beberapa bahan aktif seperti BHA, AHA dan Retinol disarankan dalam kondisi kulit kering untuk meminimalisasi efek iritasi di kulit karena kulit yang basah akan lebih cepat mengaktifkan kerja bahan tersebut).

Jangan lupa menggunakan sunscreen keesokan harinya supaya kulit tidak terkena fotosintesis.

Produk ini sebenarnya aman digunakan setiap hari di malam hari. Namun, jika terdapat gejala kemerahan atau tanda iritasi, kamu bisa mengurangi frekuensi pemakaian.


Avoskin Retinol Toner Review


Avoskin Miraculous Retinol Toner review




Butuh waktu sekitar 1,5 tahun bagi saya untuk berani mencoba kandungan bahan Vitamin A karena menurut literatur yang saya baca, Retinol itu memberikan efek yang cukup signifikan pada kulit seperti kemerahan, kulit terasa lebih kering dan tentu saja iritasi. Alasan inilah yang bikin saya maju mundur mau mencoba padahal itu reaksi normal dari penggunaan retinol. 

Pemakaian Minggu Pertama: kali pertama memakai produk ini, saya merasakan perubahan tekstur kulit yang signifikan. Satu minggu pertama, kulit saya terasa halus ketika diraba. Saya merasa bahagia, ternyata efek retinol tidak terjadi pada saya. Wkatu itu saya memakainya seminggu 1x.

Pemakaian Minggu Kedua: merasa 1 minggu pertama aman, saya mencoba meningkat frekuensi penggunaan Avoskin Retinol Toner menjadi seminggu 2x. Awal minggu kedua, kulit masih terasa halus. Nah, masuk hari kedua, saya melihat di kaca, beberapa area di kulit kayak kering terus mengelupas halus. Nggak kerasa perih sih. Untuk mengatasi problem ini saya menggunakan pelembab berbahan dasar Ceramide, dan itu bekerja di kulit saya

Pemakaian Minggu Ketiga: masalah kulit mengelupas sudah mulai mereda, persoalan yang lain muncul jerawat-jerawat mungil di dagu dan dahi. Ya elah ternyata begini toh kata orang reaksi pakai retinol. Terus saja saya meningkatkan hidrasi kulit, selain berbahan dasar ceramide, Centella asiatica cukup efektif meredam kulit purging ini.

Tidak hanya berhenti di situ, menjelang akhir minggu ketiga, muncul jerawat batu di pipi. Oh No, masalah jerawat yang sudah lama tidak saya alami. Untungnya cuman sebiji, saya tetap bertahan pakai Avoskin Retinol Toner. Ajaibnya, jerawat batu tadi tidak sempat meradang, malah kempes dengan sendirinya.

Pemakaian Minggu Keempat: jerawat kecil-kecil yang timbul tenggelam membuat lelah. Saya memutuskan untuk berhenti memakai toner ini. Saya ingin mereset kulit dulu selama 3 minggu, sembari mencari penyelesaian biar breakoutnya nggak berkepanjangan.


Setelah permasalahan kulit mereda, saya mencoba kembali memakai Avoskin Retinol Toner secara bertahap, mulai dari seminggu 2x hingga tiap dua hari sekali. Alhamdulillah, sepertinya kulit sudah mulai bersahabat, efeknya tidak terlalu buruk meski yang namanya jerawat kecil-kecil masih suka datang sesuka hati.

Perubahan yang saya rasakan selama penggunaan Avoskin Retinol Toner 3 bulan terakhir ini, permasalahan kulit yang utama mulai berkurang. Pipi kanan saya itu mudah kemerahan, kadang seperti keluar jerawat kecil-kecil, terasa gatal. Penggunaan Retinol ternyata cukup membantu, kemerahan tersebut mulai berkurang meski belum sepenuhnya sembuh. Beberapa bekas jerawat di area pipi saya rasakan juga perlahan memudar. Komedo hitam di area hidung, sedikit demi sedikit menghilang, tersisa di area ujungnya. Amaze, saya nggak perlu lagi pakai scrub atau pore pack.

Perubahan lainnya, saya merasakan pori-pori kulit lebih mengecil dan terasa kenyal meskipun masalah skin tone akibat penggunaan jilbab belum teratasi. Intinya sabar aja karena skincare itu bukan aplikasi editing, guys. Nikmati saja prosesnya, maka kamu akan terpesona sama hasilnya.

Baca juga:

7 Rekomendasi Pembersih Wajah Kulit Kering

Manfaat Some By Mi Yuja Niacin Brightening Sleeping Mask 

Mengatasi Kulit Breakout Karena Dehidrasi DI Musim Panas 

 

 

Perbedaan Avoskin Retinol dan Refining Toner



Beberapa orang mungkin penasaran mengenai perbedaan antara Avoskin Retinol Toner dan Refining Toner.

Avoskin Retinol Toner mengandung Retinol yang memiliki kemampuan untuk menstimulasi produksi kolagen kulit yang seiring usia, produksinya semakin lambat, sedangkan Avoskin Refining Toner, kandungannya utamanya yaitu AHA, BHA, PHA yang berguna untuk meregenerasi/mengangkat sel kulit mati sehingga produksi kolagen meningkat.

Keduanya bisa kamu gunakan dalam perawatan skincare harian, hanya saja perlu digaris bawahi penggunaannya. Ada baiknya dipakai dalam hari yang berbeda sehingga hasilnya lebih maksimal.

Kesimpulan:



Jika kamu tertarik ingin mencoba produk dengan kandungan retinol yang ringan, kamu bisa mencobanya dalam bentuk toner seperti Avoskin Retinol Toner ini. Efeknya memang tidak secepat Ampoule yang memiliki kandungan Retinol lebih banyak. Namun, kandungan aktif Retinolnya hanya 0.09% yang bisa dibilang cukup Mild untuk pemula. Nanti jika sudah terbiasa dengan kandungan Retinol, kamu bisa meningkatkan prosentasenya dengan perlahan.

Selamat mencoba,
 Do You Like Brahms Kdrama Review (2020): Cinta, Musik dan Impian

Do You Like Brahms Kdrama Review (2020): Cinta, Musik dan Impian

do you like brahms, kim min jae, park eun bi, sbs
Credit: SBS



Do You Like Brahms (2020)



Kemarin, drama korea Do You Like Brahms baru saja tamat dan saya masih merasakan euforianya sampai hari ini. Biasanya saya kalau sudah suka sama sebuah drama, ingin rasanya untuk membuat ulasan di blog, ya sekalian memperbaharui blog setelah 2 minggu lamanya hiatus. Apalagi saya sudah janjian sama mba Ria Rochma mau review bersama Do You Like Brahms


Sinopsis:



Judul: Do you Like Brahms?

Episode: 32 

Network: SBS

Genre: Musical, Romance


Drama ini berkisah Chae Song Ah yang diperankan oleh Park Eun Bin, merupakan seorang mahasiswa Jurusan Bisnis yang mempunyai passion di dunia musik memilih untuk melanjutkan kuliahnya di jurusan musik klasik meski mendapatkan pertentangan dari keluarga besar. Song Ah memiliki impian ingin menjadi violinist. Meski terlambat kuliah dari teman-temannya, dia tetap bersemangat dalam memainkan biola demi mencapai mimpinya.

Ada juga Park Joon Young, seorang pianis jenius yang sudah malang melintang di dunia musik klasik dan memenangkan banyak kompetisi internasional. Dia lelaki yang tampan dan baik. Namun, memiliki banyak cerita sedih dalam hidupnya.


Main Cast:


do you like brahms cast, park eun bin, kim min jae




Park Eun Bin, saya mengenalnya dari drama Judge vs Judge, di mana dia berperan sebagai Hakim. Di drama Do You Like Brahms? Park Eun Bin memerankan karakter Chae Song Ah, seorang wanita yang menyukai biola dan memiliki mimpi ingin menjadi pemain biola.

Memiliki kepribadian hangat, baik (bisa dibilang terlalu baik karena sering dimanfaatkan oleh orang lain), terkadang bersifat hati-hati alias tidak ingin menyakiti orang lain, kurang percaya diri terhadap kemampuan, sedikit pencemas.

Kim Min Jae
, setelah sukses bergabung dengan drama Romantic Doctor 1 dan 2 sebagai perawat ruang emergency, Kim Min Jae kembali lagi ke dunia drama, berperan sebagai Park Joon Young, seorang pianis yang terkenal yang sudah banyak memenangkan penghargaan internasional.

Memiliki kepribadian yang tertutup karena sebagian besar hidupnya dihabiskan untuk berkompetisi sehingga hubungan sosialnya tidak terlalu baik, lebih suka memendam perasaannya sendiri.


Baca juga:

Black Dog Kdrama Review

The Lies Within 

Koleksi OST Drama Korea, Memang Mengerti artinya? 

 

 

Review Drama Do You Like Brahms



Bagi saya film/drama bertema musikal itu menarik untuk ditonton, berhubung saya sendiri nggak bisa bermain alat musik, suka saja menyaksikan pertunjukan musik. Rasanya menenangkan mendengarkan alunan Piano, Biola, dan Cello menjadi satu.

Alasan ini yang membuat saya tidak ingin melewatkan drama Do You Like Brahms ini. Saya akan membahas lebih lengkap drama ini berdasarkan poin-poin yang menurut saya menyenangkan.


Aktor dan Aktris yang Totalitas



Ada fakta yang menarik dari pembuatan drama Do You Like Brahms ini, baik Kim Min Jae maupun Park Eun Bin benar-benar bermain dengan alat instrumetal seperti piano atau biola.

Di beberapa video dibalik pembuatan layar yang beredar di youtube, bisa dilihat bahwa Park Eun Bin mendapatkan pelatihan tentang permainan biola, pun Kim Min Jae yang juga memiliki guru untuk memainkan piano. Mereka berdua bekerja keras belajar alat musik tersebut untuk menyuguhkan karakter yang akan dikenang oleh para penontonnya, termasuk saya. 

Bintang utama dari dari drama ini benar-benar totalitas dalam memainkan perannya sebagai pianis dan violinist, mengingatkan saya pada drama hospital playlist di mana para pemain utamanya juga memainkan alat musik dan bernyanyi layaknya grup band.


Pengetahuan Tentang Musik Klasik



Dalam drama Do You Like Brahms kita akan diajak berkenalan dengan tokoh musik klasik seperti Johannes Brahms, Schumann, dan Clara. Bahkan, jalan cerita dari drama ini berdasarkan kisah cinta Brahms yang jatuh cinta pada Clara, istrinya Schumann. serta istilah-istilah dalam dunia musik klasik yang memberikan banyak wawasan baru. Sehabis menonton drama ini, kok saya ingin rasanya menonton pertunjukan musik klasik yang kata beberapa orang membosankan.


Berbakat vs Tidak Berbakat



do you like brahms, kdrama review, kotakwarna.com, do you like brahms review




“Pernah nggak kamu merasa ingin melakukan sesuatu yang kamu sukai, tapi lingkungan di sekitarmu merasa kamu itu bakatnya bukan di situ. Kamu tetap saja mempertahankan apa yang kamu cintai?”

Begitulah perasaan cinta Chae Song Ah kepada Biola, sejak kali pertama dikenalkan oleh sang ayah dengan musik klasik, Song Ah langsung jatuh cinta dengan biola. Dia mempunyai mimpi ingin menjadi violinist. Namun, orang-orang terdekat bahkan keluarga besarnya sendiri menganggap dia tidak berbakat.  Mereka meragukan kemampuan Song Ah bermain biola. Setelah menyelesaikan kuliah jurusan bisnis, Song Ah mengambil sebuah keputusan yang besar, dia memilih masuk jurusan musik. Seperti yang diimpikan.

Tidak mudah menjadi Song Ah, bagaimana dia harus mengejar ketertinggalannya di dunia musik, bagaimana dia rela menjadi asisten profesor di kampus demi diakui, eh ternyata profesornya tidak pernah berniat mengajak Song Ah ke dalam grup musiknya. Sungguh scene ini benar-benar menyedihkan.

Tidak hanya itu, kisah cintanya dengan Joon Young selalu disangkut pautkan dengan karir musiknya. Song Ah dianggap mendompleng kepopuleran dari Joon Young. Terlebih lagi ketika Joon Young memutuskan untuk menjadi pengiring Song Ah, semua orang kayak bilang, "ah yakin lo?"

Song Ah yang sempat tidak percaya diri dengan kemampuannya ternyata tampil memukau saat upacara kelulusan didampingi iringan piano Joon Young. Dia membuktikan dirinya mampu, meski pada akhirnya dia memutuskan untuk tidak melanjutkan S2 dunia musik bahkan berhenti bermain biola. Setidaknya Song Ah bisa mewujudkan mimpinya melakukan resital biola dan dia tetap bahagia karena pekerjaannya juga tidak jauh-jauh dari dunia musik.

Berbeda dengan Song Ah, ada Lee Jung Kyung. Seorang wanita yang sempat dicintai oleh Park Joon Young. Hidup di lingkungan kaya di mana neneknya memiliki yayasan Budaya Kyunghoo, serta ibu seorang pianis yang mendukung karir bermusik Jun Kyung.

Sejak kecil bakatnya bermusik sudah terasah dengan arahan guru musik sehingga membuat kemampuannya bermain biola tidak diragukan. Jun Kyung juga lulusan dari Juilliard sehingga mendukung segalanya. Sayang, dibalik semua itu Jun Kyung merasa Insecure bahwa dia tidak cukup baik bermain biola, dia juga sering kesepian dan tidak merasa bahagia.


Kisah Cinta yang Rumit


do you like brahms, sbs




Jalan cerita Do You Like Brahms ini diadaptasi dari kisah percintaan Brahms, Schumann dan Clara.

Park Joon Young diam-diam menyukai Lee Jung Kyung, cinta pertamanya yang kemudian berpacaran dengan sahabatnya, Han Yoon Hoo. Joon yong yang lahir dari keluarga kurang berkecukupan memiliki masalah ekonomi yang berkepanjangan. Karir musiknya berkembang karena dukungan dari Direktur Nah, nenek dari Jung Kyung. Merasa banyak dibantu oleh Direktur Nah, Joon Young yang menyukai Jun Kyung memilih memendam perasaannya. Dia tidak mau merusak balas budinya. Menelan rasa sakit wanita yang dicintai berpacaran dengan sahabatnya.

Lalu, Park Joon Young bertemu dengan Chae Song Ah, seorang wanita muda yang menjadi pekerja di Yayasan Budaya Kyunghoo. Song Ah ditugaskan untuk membantu Park Joon Young. Rupanya pertemuan-pertemuan keduanya menimbulkan ketertarikan. Song Ah menyukai Joon Young.

Song Ah tahu bahwa Joon Young menyukai Jung Kyung, tapi dia tidak bisa menahan perasaannya sehingga berani untuk mengungkapkan rasa cintanya pada Joon Young. Lelaki itu meminta Song Ah menunggu sampai perasaannya pada Jun Kyung berakhir.

Di saat Song Ah mulai lelah menunggu kejelasannya dari perasaan Joon Young, lelaki itu datang untuk menyatakan cinta kepada Song Ah. Hubungan cinta mereka berjalan manis, namun ada yang masih mengganjal dalam pikiran Song Ah. Kebersamaan Joon Young dan Jung Kyung bertahun-tahun membuatnya insecure apakah lelaki itu sudah benar-benat tidak punya perasaan kepada Jung Kyung?

Di lain hal Joon Young yang sejak kecil merasa kesulitan dan waktunya dihabiskan untuk berkompetisi mengalami permasalahan hubungan sosial yang membuatnya kesulitan untuk terbuka terhadap orang lain.

Keraguan, rasa insecure melihat kedekatan Jun Kyung dan Joon Young membuat
 Song Ah memutuskan kisah cintanya. Kata dia, dia lebih berbahagia sebelum bersama Joon Young, Ah, jadi teringat kisah cinta di masa lalu, di mana saya pernah bertemu dengan lelaki yang masih sibuk berkutat dengan masa lalu. Melelahkan, cin.

Namun, Joon Young membuktikan perasaan kepada Song Ah lewat alunan piano yang dia mainkan. Untung Song Ah sama-sama jurusan musik, paham kisah dibalik alunan musik tersebut. Nah, gimana kalau orang awam coba? Ya kagak paham kalau nggak pakai ngomong.

Kisah cinta mereka yang rumit itu membuat saya berpikir, pentingnya untuk membicarakan kepada pasangan apa yang tengah dirasakan. Sebab, komunikasi yang baik akan menghasilkan kualitas hubungan yang lebih baik,

Sepanjang nonton drama Do You Like Brahms ini, saya senyum-senyum sendiri lihat keromantisan mereka yang kadarnya nggak lebay sekaligus dibuat patah hati oleh sikap Joon Young yang terlalu berhati-hati alias kurang tegas.


Kesimpulan:


Drama sepanjang 32 episode ini memang memiliki alur cerita yang terasa lambat, bagi beberapa orang bahkan terasa membosankan. Namun, bagi saya ada perjalanan emosi antar pemain utama yang layak ditonton sampai habis. Ya, jika kamu suka drama dengan genre musikal berbalut romansa, Do You Like Brahms, bisa dicoba.

 
7 Rekomendasi Pembersih Wajah Untuk Kulit Kering

7 Rekomendasi Pembersih Wajah Untuk Kulit Kering


7 Rekomendasi Pembersih wajah untuk kulit kering


7 Rekomendasi Pembersih Wajah Untuk Kulit Kering



Penyebab kulit kering beragam. Bisa dari dalam seperti kurang asupan cairan atau faktor luar karena kurang melakukan perawatan yang tepat. Merawat kulit kering tidak bisa sembarangan. Produk perawatan dasar yang dipakai harus memiliki kandungan bahan yang dibutuhkan oleh kulit.

Kulit kering berbeda dengan kulit dehidrasi. Kulit kering memiliki ciri-ciri seperti kulit terasa ketarik, pecah-pecah hingga mengelupas, dan tampak kemerahan. Di bawah ini adalah pembersih untuk kulit kering yang kandungan bahannya dan jenisnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan kulit kering. 


SENKA Perfect Whip Biru


Senka Perfect Whip



SENKA adalah salah satu pembersih wajah dari jepang. Glycerin dalam produk ini sangat membantu melembabkan kulit. teksturnya creamy dan menghasilkan busa yang melimpah. Namun jenis busanya adalah mild. Sehingga efektif membersihkan sisa kotoran dan make up tanpa menyebabkan kulit kering. Justru sebaliknya, kulit menjadi lembab setelah memakai cleanser jepang ini. 


Safi White Expert Purifying 2 in 1 cleanser


Safi White Expert Purifying 2 in 1 cleanser



Safi adalah brand dari negeri Jiran, Malaysia yang mulai dikenal di Indonesia sekitar 2-3 tahun ini. produk-produk Safi termasuk Safi White Expert Purifying 2 in 1 dikembangkan secara khusus di Safi Research Institute. Kandungan utama Habbatussauda, minyak biji matahri, dan Vitamin E serta diproses dengan teknologi Oxy White, pembersih wajah 2 in 1 yang merangkap toner ini mampu membersihkan dengan maksimal. Teksturnya gel dan ada sensasi dingin ketika memakainya. 


Bio Essence Collagen Cleanser


Bio Essence Collagen Cleanser



Bio Essence Collagen Cleanser adalah pembersih wajah yang cocok untuk kuit kering karena diperkaya dengan Bird’s Nest Extract dan Hydrolized Collagen yang membantu menjaga kelembaban dan elastisitas kulit dengan lembut. Selain itu, pembersih wajah untuk kulit kering ini juga mengandung whitening peptides membantu kulit tampak lebih cerah. Teksturnya cream padat yang mudah dikeluarkan dari tubenya. 


Artikel Kecantikan lainnya:

Oriflame Pure Skin Blackhead 

Cetaphil Gentle Skin Cleanser 

 


The Aubree Cleanser


The Aubree Cleanser



The Aubree adalah cleanser lokal yang mencerahkan wajah tanpa membuat kulit kering. Kandungan Gycerin dan Niacinamide dalam produk ini sangat efektif melembabkan kulit sekaligus membuat kulit satu tingkat lebih cerah. Keunggulan lainnya dari The Aubree Calm & Comfort Hydrating Cleanser ini adalah Paraben Free, Cruetly Free, No Animal Testing, No Toxic, No Mineral Oil. Tekstur pembersih wajah The Aubree adalah creamy dan busanya sangat sedikit.


Holika Holika Daily Fresh Cleansing Foam Rice


Holika Holika Daily Fresh Cleansing Foam Rice




Holika Holika Daily Fresh Cleansing foam Rice adalah pembersih wajah dari Korea. Kandungan rice dalam produk ini membantu kulit lembab sekaligus cerah. Teksturnya cream dengan busa mild. Hampir mirip dengan SENKA. Setelah memakai pembersih wajah dengan busa mild, kotoran dan sisa riasan terangkat sempurna. Namun, kulit tidak terasa kering atau ketarik. Aromanya juga segar seperti produk baby. 


Missha Super Aqua Gel Renew Snail Cleansing Foam


Missha adalah pembersih wajah dari Korea yang memiliki tekstur cream padat berwarna putih susu. Busa yang dihasilkan cukup melimpah. Kandungan Snail dalam pembersih wajah Missha memberikan keuntungan tambahan yaitu sebagai anti aging. Selama ini snail banyak terdapat pada produk serum. Nah, Missha dengan cerdas memasukkan kandungan bahan Snail dalam basic skincare produk. Buat kalian yang suka dengan Snail, Missha Super Aqua Gel Renew Snail Cleansing Foam bisa menjadi pilihan. 


ST. Ives Daily Cleanser Watermelon



ST. Ives Daily Cleanser Watermelon adalah pembersih wajah berbentuk gel namun dikhususkan untuk kulit kering. Kandungan utama semangka diklaim mampu memberikan kelembababn ekstra pada kulit. oleh sebab itu, dalam kemasannya diberi label Hydrating. Teksturnya gel ringan dan menghasilkan busa yang relatif sedikit. namun, tidak membuat kulit semakin kering atau terasa ketarik. Jika kalian menyukai pembersih wajah jenis gel tapi memiliki kulit kering, ST. Ives Daily Cleanser Watermelon bisa menjadi pilihan.

Itulah rekomendasi cleanser untuk kuit kering. Selamat berburu pembersih wajah untuk kulit kering yang sesuai dengan isi dompet. Memilih pembersih wajah harus bijak karena produk ini dipakai setiap hari.


Ditulis oleh: @dekcrayon