Permainan Hunger Games

Permainan Hunger Games

[caption id="attachment_3103" align="aligncenter" width="640"]Google.com Google.com[/caption]

 

 

Terus terang saya bukan bukan movie update, jadi ketika dikasih tema "Apa yang akan kamu lakukan jika terpilih menjadi salah satu peserta Hunger Games?" saya hanya bisa garuk-garuk kepala.

Oke, akhirnya saya mampir ke mbah gugel mencari tahu apa sih hunger games itu. Dan, tetap saya tak mengerti. Duh. Tema yang satu ini sulit banget.

Yang pasti akan saya lakukan adalah mencari cara bertahan untuk hidup. Ya, kemampuan bertahan untuk hidup jarang dimiliki oleh banyak orang dan tentu saja saya tak akan menyerah begitu saja. Masak jauh-jauh menjadi pejuang malah pulang hanya nama. Rugi dong. Lagian saya masih ingin bertemu keluarga dan teman-teman. Kalau saya menyerah, gimana saya bisa ketemu mereka lagi *nangis.


  Ps: Maaf kalau postingan ini apa adanya. Karena benar-benar nggak ada ide untuk menulisnya. :)

Sunset in Weh Island

Sunset in Weh Island

n


Judul: Sunset In Weh Island


Penulis: Aida M.A


Penerbit: Bentang Pustaka


Jumlah Halaman: 246 halaman




Cinta dan percaya adalah dua hal yang saling berhubungan. Kita tak cukup memelihara percaya untuk dapat mencintai seseorang, tapi ketika kita mencintai maka kita harus mempercayainya (Sunset in Weh Island)



Novel bergenre romance ini menceritakan perjalanan Axel, pria kelahiran Jerman ke Indonesia setelah kepercayaannya dikhianati oleh Marcel sahabatnya. Petualangannya ke Indonesia membuatnya bertemu Mala, gadis aceh pemilik salah satu cottage di pulau Weh.


Bersama Mala, Axel tidak hanya diajak menikmati keindahan Pulau Weh. Tapi, Mala juga merubah pandangan skeptisnya tentang cinta. Hingga pada akhirnya, bunga-bunga cinta menyapa dua insan berbeda negara.


Novel sepanjang 246 halaman ini banyak mengeksplorasi tentang keindahan pulau Weh dengan detail yang memikat. Bahkan, saya yang baru pertama kali dengan nama Pulau Weh mendadak ingin berkunjung ke sana untuk membuktikan keindahan pesona kota sabang. Novel ini juga ingin menyampaikan bahwa Indonesia memiliki pesonal alam yang luar biasa untuk dieksplorasi.


Buat saya, Novel kedua mbak Aida ini lebih matang. Walaupun tetap dengan ciri khasnya yaitu alur sederhana. Dengan piawai, Aida M.A mampu mengemasnya menjadi novel manis yang berfilosofi. Terbukti dengan, beberapa perumpamaan-perumpamaan sederhana yang diselipkan dalam dialog. Permainan diksi yang digunakan juga sederhana, mudah dimengerti bagi pembaca remaja.



Berbicara soal karakter, Aida M.A mampu menciptakan benang merah di antar setiap tokoh, sehingga terlihat  hidup di seluruh jalan cerita. Okeh, saya akui saya suka Axel :D


Satu kata, novel ini mampu membuat dada saya hangat setelah membaca.





Sudahlah

Sudahlah

Dear Kamu,
Adakah aku pernah menyakitiku? Hingga kau dengan sengaja menyakitiku. Kini aku mengerti tentang semua sikapmu kepadaku.
Haruskah aku katakan padamu, bahwa hatikulah yang paling tersakiti. Tapi apa pedulimu. Kau kan tak pernah menganggapku.
Sungguh aku lelah dengan semua permainan watakmu. Dan kebodohan telah mencemari benakku.

Pergilah, bawa semua mimpi-mimpi itu. Biarlah aku sendiri--menerima kekalahan ini.
Anak Belajar Banyak Bahasa, Kenapa Tidak?

Anak Belajar Banyak Bahasa, Kenapa Tidak?



Anak Belajar Banyak Bahasa, Kenapa Tidak? 


Saya beruntung berada di dalam lingkungan keluarga yang mendukung dalam banyak hal. Mami dan Papi selalu berusaha supaya ketiga anaknya tidak merasa ketinggalan seperti anak lainnya. Emang terlihat seperti orangtua yang egois di mana memaksa anak-anaknya mengikuti ini itu. Belakangan, saya menyadari bahwa mereka ingin anak-anaknya berkembang, termasuk soal bahasa.

Bicara soal bahasa, di rumah kami ada sebuah peraturan khusus. Di mana kami harus menggunakan menggunakan Bahasa Madura sebagai bahasa sehari-hari. Kalau di luar rumah mah urusanmu. Menurut Mami, peraturan itu dibuat supaya kita lebih menghargai bahasa daerah. Sampai sekarang saat pulang ke kampung halaman, kami selalu berusaha berkomunikasi menggunakan bahasa Madura.

Masih soal bahasa. Di era saya masih mengenakan seragam merah putih, Bahasa Inggris itu adalah bahasa dewa. Melihat orang-orang yang bisa berbahasa Inggris sering membuat saya terpana. Maklum, di Madura sendiri saat itu belum ada pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar. Kalau tidak salah saat itu hanya berlaku di Surabaya.
 Cara Menghabiskan Waktu Di Akhir Pekan

Cara Menghabiskan Waktu Di Akhir Pekan

Cara menghabiskan waktu di akhir pekan



Akhir pekan menjadi hal-hal yang ditunggu oleh semua orang, tidak terkecuali saya. Jika hari-hari biasa disibukkan dengan rutinitas pekerjaan membuat konten. Akhir pekan bagi saya sama dengan ‘me time’

Me time perlu untuk memberikan ruang buat diri sendiri dan juga mencharge energi yang terkuras karena pekerjaan. Tahu sendiri kan bahwa pekerjaan sebagai konten kreator itu membutuhkan kreativitas yang tinggi. So, saya biasanya akan sangat menikmati akhir pekan yang saya miliki.

Cara Saya Menghabiskan Akhir Pekan


Meski sehari-hari kebanyakan di rumah, bukan berarti akhir pekan lantas tidak istimewa. Malah saya nunggu banget kapan Sabtu dan Minggu datang sama halnya dengan pekerja yang lain.

Nah, ada beberapa aktivitas yang biasa saya lakukan di akhir pekan dengan durasi yang lebih panjang dari hari-hari biasanya.

Jogging


Berhubung saya terbatas dalam melakukan aktifitas fisik, biasanya saya memilih jalan kaki keliling komplek. Entah di pagi hari atau sore hari.

Di akhir pekan biasanya saya jogging beramai-ramai bareng keluarga. Jaraknya pun lebih jauh, seringnya sih sambil berburu jajanan Indonesia.

Nonton Drama Korea


Di akhir pekan, biasanya saya suka menghabiskan beberapa episode korean drama yang tengah saya tonton, semacam marathon gitulah. Namun, nggak sampai seharian dalam kamar cuman buat nonton aja sih.

Membaca Buku


Dahulu, saya suka sekali membaca buku. Seminggu bisa menghabiskan lebih dari 1-3 buku. Entah kenapa beberapa tahun terakhir, hobi membaca saya mulai tergeser oleh kehadiran media sosial. Malah lebih senang scrolling tiktok.

Saya pun kembali membuat semacam jadwal, di akhir pekan saya harus membaca sebuah buku, supaya pengetahuan saya tetap update.

Main Game Online


Saya penyuka game sejak dulu, tapi jangan bayangkan saya main Mobile Legend, Roblox atau Minecraft yang belakangan digandrungi sama anak-anak.

Game yang saya mainkan sesuatu yang sederhana seperti candy crush, township yang cukup seru untuk dimainkan di akhir pekan sambil santai-santai di kasur.

Kadang saya juga suka berburu situs-situs yang menyediakan game online dengan berbagai genre. Enaknya lagi nggak perlu capek-capek install aplikasi, tinggal pilih game apa yang disukai dan mainkan sendiri ataupun bareng keluarga.

Saya adalah tipe orang yang nggak terlalu suka tantangan, jadi game pilihan saya itu biasanya agak santai, tapi tetap memerlukan keterampilan pikiran. Salah satu game yang sedang saya mainkan saat ini namanya Liquid Sort.


Liquid Sort Game, culinary org game



Liquid Sort ini merupakan permainan mengumpulkan cairan dalam warna yang sama. Terlihat mudah, tapi membutuhkan strategi karena juga berpacu dengan waktu. Cukup menantang bukan karena di setiap levelnya akan ada kenaikan tingkat kesulitan.

Dari game Liquid Sort ini saya belajar tentang pemecahan masalah, bahwa terkadang kita membutuhkan banyak sudut pandang untuk mengurai kerumitan dari sebuah masalah.

Baca juga:

Hangout Bareng Teman atau Keluarga


Weekend biasanya ortu suka tiba-tiba ngajak jalan. Entah cuman berburu kuliner atau sekedar pergi keluar merasakan sejuknya udara di sekitaran taman dayu. Sesuatu yang terkadang jarang dilakukan karena kesibukan masing-masing.

Kalau kamu, bagaimana cara menghabiskan waktu di akhir pekan?