Kotakwarna ganti warna
Kartu Nama. Penting nggak sih?
How I learn English
Salah satu orang yang mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan Bahasa Inggris saya adalah kakak laki-laki.
Bersama kakak lelaki, saya berkenalan dengan banyak kosakata baru. Menurut dia kalau ingin cepat menguasai Bahasa Inggris adalah berani ngomong dan sering-sering buka kamus kalau menemukan kata-kata yang baru. Jadi, tiap kali saya ingin tahu arti dari sebuah kata, dia akan menyuruh saya untuk membuka kamus terlebih dahulu. Begitulah seterusnya.
Wish list on my wedding
Seringkali mengkhayalkan akan seperti apa pesta pernikahan saya kelak. Biasanya mulai dari dekorasi, tema, lagu pernikahan dan tempat. Dan, itu sudah bisa membuat saya senyum-senyum sendiri.
Ngomongin pernikahan pasti nggak jauh dari yang namanya seserahan. Itu loh pemberian barang-barang dari pihak laki-laki kepada pihak wanita. Nah, kalau di Jawa biasanya diberikan pada saat lamaran atau akad nikah. Namun, itu berbeda dari mas kawin.
Sebuah Catatan Perjalanan: Malaysia-Singapura-Malaysia Trip (1)
Satu kata bagi saya untuk mendeskripsikan bulan Desember tahun ini adalah bahagia. Bagaimana tidak pada bulan Desember ini, usia saya genap 31 Tahun. Usia yang terbilang sudah matang dalam menjalani hidup seperti yang sudah pernah saya tulis Fabulous 31. Bisa dibilang saya udah makan-asam garam kehidupan.
Berbagi Keceriaan dengan anak-anak Yayasan Kanker Anak Jatim
Color Therapy
Holla,
Math Haters
Salah satu pelajaran yang tidak saya sukai adalah Matematika. Tapi, anehnya saya menyukai pelajaran semacam Kimia dan Fisika. Bahkan nilai keduanya melebihi nilai matematika saya.
Sahabat Pena
Buka Bersama di Rumah Baca Lintang
Ramadhan DI Baitullah
Buka Puasa Pertama di Pelataran Masjid Nabawi |
Ramadhan di Baitullah
Sebagai seorang pengkhayal, kerap kali saya membayangkan bagaimana rasanya merayakan hiruk pikuk Ramadhan di Negeri Orang?
Persiapan Sebelum Berangkat
Segala persiapan mulai diurus. Dokumen-dokumen penting dan paspor mulai dipersiapkan. Lalu dilanjutkan dengan vaksinasi Meningitis dan Flu, ini kali pertama bagi saya setelah sebelumnya konsultasi dengan dokter. Saat kami mau berangkah Umroh, sedang marak isu tentang virus Mers di Saudi Arabia.
Alhamdulillah. Dokter memberi lampu hijau untuk melakukan vaksinasi. Tak lupa memberi cara bagaimana cara saya menjaga kesehatan selama berada di tanah suci. Pokoknya kata Dokter, selama dalam kerumunan saya diwajibkan mengenakan masker, banyak konsumsi air putih supaya tidak dehidrasi.
1 Ramadhan di Madinah
Dalam perjalanan Umroh kali ini, kami mengambil program mengunjungi Makkah terlebih dahulu. Baru dilanjutkan perjalanan menuju Madinah.Alhamdulillah tidak halangan selama di Makkah. Semua ibadah berjalan lancar. Hanya suhu yang kali itu cukup panas.
Bulan Juni di Makkah berarti masuk musim panas. Suhu saat itu berkisar antara 38-42 celcius. Cukup panas untuk kami yang tinggal di negara tropis.Ibadah inti Umroh sudah selesai. Perjalanan dilanjutkan menuju Madinah untuk Ziarah Nabi. Ternyata Madinah lebih panas dari Makkah beberapa derajat.
Saya membayangkan gimana dengan puasa kami besok. Saat itu malam 1 Ramadhan kami sudah masuk di Madinah dan ikut melaksanakan sholat tarawih di masjid Nabawi.
Pengalaman pertama Shalat Tarawih di Madinah itu menakjubkan. Duduk berdampingan dengan umat muslim seluruh dunia. Kami harus berangkat lebih awal ketika Shalat Isya karena tarawih pertama orang-orang berduyun-duyun untuk sholat berjamaah. Alhamdulillah kami mendapat tempat yang nyaman.
Di Masjid Nabawi lebih tertib dalam pengaturan Shaf Sholat berbeda dengan Masjidil Haram. Ada Askar/polisi wanita yang akan mengatur ketertiban beribadah shalat. Jika kita salah dalam memilih shaf pasti mereka akan menyuruh kita pindah.
Di Masjid Nabawi shalat Tarawih terdiri dari 23 Rakaat dengan bacaan shalat yang panjang-panjang. 1 rakaat bisa memakan waktu kurang lebih 20 menit. Bisa diperkirakan sholat tarawih akan selesai.
Yang paling dinanti adalah sahur pertama. Sejak pukul 2 saya sudah gelisah. Jam 3 kami turun ke bawah untuk makan sahur. Di resto hotel sudah penuh dengan orang. Kami makan sahur untuk pertama kali. Sambil membayangkan bagaimana rasanya berpuasa dengan suhu panas sepanas ini. Sempat terbersit "kuat nggak ya?"
Alhamdulillah ternyata seperti dibayangkan. Puasa pertama berjalan lancar. Rasa panas tak menghalangi kami untuk beribadah. Bahkan, untuk melakukan Ziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud. Udara panas tak membuat kami merasakan dahaga.
Persiapan buka puasa bersama di Masjid Nabawi sudah dimulai sejak habis sholat Dhuhur. Mobil-mobil kontainer membawa makanan hilir mudik di pelataran masjid. Nabawi. Ada perusahan katering yang mulai menata meja-meja di depan halaman masjid.
Yang menarik dari Ramadhan di Tanah Suci adalah pada orang-orang kaya di sini berlomba-lomba untuk beramal. Nggak tanggung-tanggung mereka bersedekah dalam jumlah cukup besar. Pakai kontainer loh.
Menurut salah satu pembimbing kami di Madinah. Semua orang akan membuat area masing-masing. Nanti seluruh Jamaah bisa memilih tempat di mana mereka akan berbuka. Semakin banyak yang datang ke area mereka. Mereka akan semakin senang.
Pengalaman Umroh yang tidak terlupakan
Pukul 5 sore waktu setempat, kami sudah bersiap-siap mencari tempat berbuka puasa. Bingung menentukan apakah akan berbuka di depan halaman, dipelataran masjid atau di dalam masjid.
Di depan halaman masjid sudah tumpah ruah dengan para jamaah. Mereka berkumpul tanpa memandang pangkat dan jabatan. Aku, kakak dan mama sempat bingung ketika mau berbuka di depan halaman masjid. Soalnya di sana sudah banyak penduduk lokal. Jarang terlihat orang asia.
Kami beruntung. Ada meja yang berisi orang Indonesia. Saya bertanya apakah boleh duduk bersama. Dan, Allhamdulillah kami bisa mendapat tempat duduk.
Satu persatu hidangan mulai disajikan. Dimulai dari air mineral, yogurt, jus buah, buah-buahan, kurma, roti yang ukuran besar dan es krim. Satu per satu dari pekerja katering akan memeriksa apakah makanan kami ada yang kurang.
Begitu adzan berkumandang. Nasi mulai dibagikan. Ah. Saya terharu melihat pemandangan ini. Bahkan ketika menuliskan kembali pengalaman ini bulu kuduk saya merinding. Buat saya ini pengalaman tak terlupakan.
Ya Allah kami diberi kesempatan untuk merasakan 1 Ramadhan di Tanah Suci. Itu sungguh hadiah yang tak ternilai.
Sehabis Shalat Magrib Allah lagi-lagi memberi kami hadiah. Seorang gadis muda berkebangsaan Arab mendatangi kami. Dia memberi kami 3 kotak nasi, jus buah dan beberapa minuman. Allhamdulilah. Indah sekali berbuka puasa di sini. Sebuah perjalanan hati yang luar biasa.
Saya memang belum pernah berkunjung ke negara lain. Tapi buat saya Makkah dan Madinah selalu membuat saya ingin kembali lagi. Dua kota yang cantik dan selalu dirindukan.
Suasana sebelum buka puasa di depan halaman masjid Nabawi
Berfoto sehabis sholat magrib sama penduduk sana. Baik dan cantik
Menu pembuka buka puasa. Ada ice cream juga dan nasi
Suasana saat tarawih malam pertama
Pengalaman Ramadhan di Baitullah menjadi sebuah pengalaman yang tak ternilai, semoga Allah memberikan kami sekeluarga untuk kembali mengulang momen yang berharga ini dengan format yang lebih lengkap.
Pengalaman Menjadi Buzzer
Klik gambar |
"Emang Mbak udah pernah nyoba. dari apa yang ditulis?"
Adsense tak mengerti isi hatiku
Semua Orang Bisa Menulis
"Gue pingin jadi penulis, tapi tulisan gue jelek."
"Pengin bisa nulis, tapi nggak tahu caranya."
"Apa sih enaknya nulis? Buang-buang waktu saja."
Belakangan, penulis-penulis baru bermunculan. Ada banyak ribuan buku yang diterbitkan tiap menit. Persaingan untuk menjadi penulis semakin berat. Ada yang berjuang sampai titik darah penghabisan agar bukunya diterbitkan dan ada juga yang masih berupa angan-angan.
Bisa iya. Bisa tidak.
Oleh-oleh dari Painting Therapy
Going 30
Kenapa sih kamu masih saja menulis?
Kemarin, seorang teman mengatakan itu pada saya. Walaupun dengan nada setengah bercanda. Saya tahu bahwa itu adalah sebuah sindiran.
Sebenarnya itu bukan kali pertama saya disindir soal kesukaan saya sama dunia tulis-menulis. Beberapa orang terdekat mengganggap bahwa aktivitas menulis itu nggak penting. Apalagi kalau yang ditulis isinya tentang cinta. Katanya itu cuman bikin dirimu galau saja.
Kekonyolan di masa kecil
Pic: Google.com
Masih pada ingat kan gimana rasanya menjadi anak-anak?
Saya sih ingat sekilas :D
Namanya anak-anak pasti rasa ingin tahunya tinggi. Semua dicoba-coba, kalaupun nantinya nggak berhasil 'emang gue pikirin' :D yang penting apa yang diinginkan terpenuhi. Walaupun akhirnya bikin ortu pusing tujuh keliling :D. Ayo ngaku sapa yang suka bikin emak-bapaknya marah?
Kekonyolan apa sih yang pernah kamu buat saat masih kecil?
Hihi, jawabannya banyak. Saya tulis beberapa yang diingat saja ya. Dan, tolong jangan diketawain karena saat nulis ini saya juga malu.
1. Saya pernah pegang rumah tawon yang dikira daun. Alhasil kepala saja benjol karena disengat.
2. Pernah nelan kelereng kecil. Karena takut dimarahin sama mami akhirnya nggak pernah cerita. Baru lega setelah kelerengnya berhasil keluar lewat Pup :D