A Love Letter to Drew
Aku tidak pernah tahu bagaimana caranya memberitahu mengenai perasaan yang pernah kurasakan padamu. Kala itu aku tak pernah mendapatkan kesempatan secara langsung dan aku merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat.
Kamu pernah merasakan jatuh dan patah hati sekaligus?
Aku pernah, Drew. Merasakan pipiku memerah karena cinta tapi beberapa waktu kemudian perasaan itu jungkir balik menjadi nyeri di dada. Rasanya seperti kamu menelan sebuah permen yang manis dan kemudian permen itu berubah menjadi rasa asam yang pekat. Membuat lidahmu kebas. Seperti itulah rasanya, Drew.
Kamu tahu siapa yang aku maksud?
Tentu saja kamulah orangnya.
Teruntuk Aku
Dokumen Pribadi |
Teruntuk aku,
Aku kerap mencari sebuah kebahagiaan. Entah dari tayangan televisi, pertemanan, bahkan dari selembar koran bekas di pinggir jalan.
Banyak mimpiku yang belum terwujud. Entah kenapa aku masih takut melangkah. Takut bahwa orang-orang akan menunjukku dengan jari telunjuk mereka sembari melempar gelak tawa.
Andaikan aku sedikit lebih berani untuk menunjukkan pada banyak orang. Mengenai mimpi-mimpi yang masih tertidur dalam benakku.
Ah. Sayang.
Aku takut.
Padahal di luar sana banyak yang ingin berkembang lebih maju. Sedangkan aku lebih suka menjadi pengamat semata.
Teruntuk aku yang masih terbuai dalam tidur panjang,
Hidup cuman sekali. Kenapa kita tidak menorehkan sesuatu yang bermakna
Tak ada yang lantas menjadi terkenal. Semua butuh proses panjang.
Yuk ah. Jangan malas kalau mau maju.
Salam,
Aku
Lelaki Pemeluk Kenangan
Source |
Lelaki Pemeluk kenangan
Minggu pertama bulan ke dua,
Aku melihatmu di antara keramaian banyak orang dengan secangkir kopi yang tak tersentuh.
Kamu seakan tak tersentuh oleh keramaian di sekelilingmu.
Surat Cinta 4: Teruntuk Prof. Tina
Dear Prof Tina,
Saya masih ingat dengan jelas bagaimana sosok Anda saat itu. Usia saya waktu memang masih terbilang masih kecil.
Jujur, saya sempat takut saat kali pertama kita berjumpa. Sosok Anda yang tegas dan keras sempat membuatku jengah ke Rumah Sakit.
Tapi Anda selalu menerima kami dengan tangan terbuka layaknya sebuah keluarga.
Di kala kami kebingungan dengan biaya. Anda memberi kami sebuah masukan yang luar bisa.
Kala Rumah Sakit mengulur-ulur operasi. Anda pasang badan demi saya bisa dioperasi.
Ah, bahkan saya dan Anda tak memiliki ikatan darah