Hal- Hal yang Sulit Bagi Seorang Blogger

Hal-hal yang sulit bagi seorang blogger, kotakwarna.com, swastikha maulidya mulyana, blogger surabaya



“Lah, kan cuman nulis doang. Susahnya di mana?”

Familiar dengan pernyataan di atas? Saya dong sering banget loh dapat komentar begini kalau lagi sibuk dikejar klien, tapi otak lagi buntu setengah mati. Kebayang dong stressnya. Eh tiba-tiba ada yang dengan mudahnya komen, kan tinggal ditulis. Rasanya pengin deh saya ajak kenalan terus sekalian minta ditulisin.

Beberapa orang memang suka mengira bahwa menjadi blogger itu sekadar punya blog hore-hore alias nulis terserah atau hanya menulis ketika ada pesanan tulisan saja. Pendapat mereka memang tidak sepenuhnya salah kok. Ya memang kelihatannya saja pekerjaan seorang blogger itu terlihat mudah. Pokoknya punya blog aja deh. Isi tulisan mah bebas.

It’s oke.

Hal-Hal yang Sulit Bagi Seorang Blogger


Meski sudah bertahun-tahun menulis blog, sampai sekarang saya masih meraba-raba bagaimana menjadi blogger yang lebih baik lagi. Tidak lagi menjadikan personal website yang saya buat hanya sekadar tempat keluh kesah. Saya harus mulai belajar tentang banyak hal dan tentunya menjadikan blog sebagai pilihan orang-orang di luar sana untuk mendapatkan informasi yang tepat.

Belakangan saya menyadari bahwa menjadi blogger di era sekarang itu tidak mudah. Serius, apalagi semakin banyak blogger pemula yang menjamur dengan konten yang lebih menarik. Nggak mungkin dong kita cuman pasif, nulis terus sudah begitu aja. Nanti, giliran nggak ada brand yang melirik baru deh merasa insecure.


Konsistensi Pada Satu Niche


Dari awal membuat blog, terus terang saya memang tidak memfokuskan pada satu jenis topik. Bagi saya ketika hanya fokus pada satu tema tulisan kok ya rasanya membosan, apalagi saya tipe orang yang pengin berbagi banyak hal kepada pembaca blog. Itulah kenapa saya memilih niche lifestyle.

Niche lifestyle membuat saya lebih nyaman ketika mengisi konten blog karena isinya lebih beragam dan bisa menjadi wadah bagi pikiran saya yang terlalu random. Kekurangannya, tema yang saya pilih kadang terlalu melebar, berasa kayak hubungan yang nggak tahu mau jadian apa nggak. Sampai di tahun 2019, saya mulai membenahi kategori konten yang akan ditulis dan membatasi hanya 5 topik.

Tidak hanya itu, saya akhir memutuskan membuat blog kedua yang ingin lebih fokus pada satu tema. Apakah berhasil? Tentu tidak. Namun, setidaknya blog kedua saya lebih mengerucut pada 3 tema besar saja.

Tidak terlalu buruk, bukan?


Artikel lainnya:

5 Ide Usaha Kreatif 

6 Bentuk Investasi Ala Blogger 

 



Belajar Memahami Algoritma Google


Bagaimana supaya blog personal yang kita miliki menjangkau lebih banyak pembaca? Tentu saja harus belajar memahami Algoritma Google yang suka labil dan suka berubah-ubah.

Kalau dulu, mah punya ide apa hajar saja menjadi tulisan, entah itu panjang atau pendek. Pokoknya lega kalau sudah bisa mengunggah tulisan baru. Sekarang, mulai memikirkan banyak hal. Apakah nantinya tulisan yang saya buat bisa masuk ke halaman google.

Memahami Algoritma Google bukanlah perkara mudah, banyak yang harus diperlajari dan diperbaiki dari kinerja blog. Cukup membuat kepala berasap kalau sudah berurusan dengan bagaimana cara menaikkan domain authority, menurunkan ranking Alexa, meningkatkan speed blog dan menulis menggunakan kaidah. Byuh, memikirkannya membuat saya lelah.

Eh, mau tidak mau ya harus dipelajari. Biar makin banyak orang yang merasakan manfaat dari apa yang kita tulis di blog. Bahagia, kan kalau banyak pembaca?


Harus Aktif Di Media Sosial


Blogger jaman now selain kudu aktif merawat blog juga harus aktif di beberapa media sosial. Media sosial itu kayak jadi semacam sarana promosi diri atau bahkan melebarkan sayap menjadi seorang influencer sejati.

Hanya saja tidak semua orang memiliki kemampuan manajemen yang baik, seperti saya. Ada kalanya saya masih suka keteteran untuk bisa aktif di semua media sosial dan mengurus blog. Kalau saya sih selama ini masih sebatas aktif membuat konten di instagram saja karena merasa paling nyaman. Media sosial lainnya hanya sebatas pendukung dan tempat untuk membagikan artikel link blog.

Menemukan Irama Menulis


Dahulu, saya pernah menjadi blogger yang rajin. Hampir tiap hari mengisi konten blog. Rasanya hidup hampa tanpa menulis bahkan ketika bekerja menjadi Guru Taman Kanak-Kanak. Akhir pekan bukannya istirahat, malah asyik berceloteh di blog.

Entah apa yang merasuki atau mungkin mulai jenuh. Euforia saya untuk mengunggah tulisan baru di blog mulai memudar. Sekarang, paling mentok seminggu sekali memperbaharui tulisan.

Nah, buat saya ini poin penting banget. Irama menulis itu ibarat energi penggerak yang harus sering diupdate supaya keinginan untuk menulis tetap menyala. Saya salut sama orang yang konsisten dengan waktu yang memang sudah diatur untuk mengunggah tulisan baru. Ini merupakan PR yang paling berat saat ini, seringnya saya mengikuti mood kalau lagi malas atau malah terdistraksi hal lain. Ujung-ujungnya batal nulis. Godaan memang cukup berat.

Diperlukan tekad yang kuat untuk tetap konsisten.

Sebenarnya masih banyak hal-hal yang sulit bagi seorang blogger. Nanti kalau saya tulis semuanya, blogger pemula malah keder mau terjun ke dunia blogger. Padahal aslinya menyenangkan kok. Serius.

0 COMENTÁRIOS

Post a Comment