Setahun Menjadi Pekerja Lepas

"freelancer"


Saya lupa kapan tepatnya melupakan impian untuk menjadi dokter. Mungkin karena saya punya pengalaman yang cukup lama menginap di Rumah Sakit dan saya tidak ingin berlama-lama berada di dalam ruangan yang memiliki aroma karbol. Itu akan mengingatkan saya pada hari-hari di mana saya terbaring lemah dengan selang infus yang menancap di tangan dan suara detak monitor jantung yang berdenging di telinga.

Saya memilih mengubah cita-cita.

Sama seperti remaja lainnya saya juga bingung menentukan cita-cita. Sering berganti-ganti ketika menemukan sesuatu yang lebih menarik. Pada dasarnya saya tidak terlalu suka dengan pekerjaan yang monoton. Buat saya kerjaan kantoran itu bukan saya banget. Ketika Mami menyuruh saya untuk mendaftar jadi abdi negara, saya menolak. 

Sejujurnya, pekerjaan menjadi penulis adalah mimpi saya. Saya jatuh cinta dengan dunia tulis menulis sejak dulu. Tapi menjadikan pekerjaan penulis menjadi utama bukanlah hal yang mudah. Saya dulu terkadang iri melihat beberapa teman yang bisa bekerja sesuai dengan keinginannya. Mereka terlihat bahagia dengan caranya sendiri.

Seharusnya sehabis lulus bekerja saya memfokuskan untuk menulis seperti keinginan saya, tapi nyatanya ketakutan lebih mencengkram. Pandangan orang-orang tentang pekerjaan membuat saya juga ingin dinilai sama oleh mereka. Saya memilih masuk ke dalam dunia yang untungnya masih saya sukai. Dunia kanak-kanak.

Mengajar anak-anak itu adalah hal yang menyenangkan dan akan saya selalu ingat selama hidup. Saya bahagia saat berdekatan dengan mereka. Saya suka dunia mengajar yang menyenangkan. Namun, belakangan dunia pendidikan tidak lagi menarik minat saya. Tuntutan pekerjaan, administrasi sekolah dan lingkungan kerja yang mulai tak sehat membuat saya jenuh. Saya rindu menulis. 

Salah satu cara saya membunuh rasa jenuh itu dengan menulis di blog sambil perlahan membangun branding untuk blog pribadi saya. Dulu, saya nggak terlalu memedulikan tulisan apa yang diunggah namun ketika memutuskan untuk menekuni dunia blog. Saya mulai memikirkan tentang konten-konten yang harus dibuat tanpa melupakan sentuhan personal. Sekitar dua tahunan saya berusaha bagaimana caranya blog yang saya miliki ini bisa menghasilkan dan setidaknya orang-orang di sana mengakui kemampuan menulis saya.

Sampai akhirnya saya memutuskan berhenti bekerja.

Saya bukan orang yang impulsif, ingin tiba-tiba berhenti bekerja begitu saja. Tapi saya sudah mempertimbangkan keinginan saya itu sudah jauh-jauh hari dan mempersiapkan rencana cadangan supaya tidak jenuh sehabis berhenti bekerja. Alam semesta berkonspirasi, Allah memberika jawaban atas doa-doa saya.

Sekarang sudah setahun saya resmi menjadi pekerja lepas. Setelah menjalani setahun menjadi pekerja lepas ternyata menyenangkan. Tidak semenakutkan perkiraan orang-orang. Alhamdulillah saya baik-baik saja bahkan bahagia. Ini pekerjaan impian saya yang kata orang di luar sana lebih mirip pengangguran. Saya lebih banyak punya waktu luang untuk belajar hal-hal baru. 

Semoga kedepannya semua akan berjalan dengan lancar.

Selamat datang Tahun yang Baru.

13 comments

  1. Semoga jalan yang mbak pilih adalah pilihan terbaik. Sukses selalu mbak.semangat terus berkarya.

    ReplyDelete
  2. Mbak tikha, inspirasi bagi kita didunia freelance.. tetap semangat kami juga menyenangkan bagi anak-anak mbak hehehe, jgn bosan ngajarin kami ya😁

    ReplyDelete
  3. Memutuskan bekerja bisa jadi cara buat keluar dari zona nyaman, yah... karena aku sendiri ngerasa belum yakin sama pekerjaan apa yang bakal kuambil ketika lulus kuliah nanti, yang pasti sambil kuliah aku juga nyoba-nyoba kerja yang emang karena senang, biar gak beban dan belajar banyak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga bisa menemukan pekerjaan yang tepat ya

      Delete
  4. Aku sudah 7 tahun jadi pegawai lepas, Mbak. Alhamdulillah Allah memberikan rejeki yang tak putus. Seni jadi pekerja lepas itu satu-satunya harapan minta gaji ke Allah langsung hehe.. Sehat terus Mbak Tikhaa... Kapan nih ke Royal lagi, ikut dong :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah iya mbak yuni, jadi freelance itu seru ternyata. Tidak semenakutkan yang aku bayangkan. Yuk, ke royal

      Delete
  5. Baca ini kok kayak baca diri sendiri mba, saya juga merasakan hal yang sama, semoga kita sukses selalu ya aamiin

    ReplyDelete
  6. Emang dalam menentukan apa pun suara hati kita lah yang bicara. Dan pada akhirnya kita harus memilih dan mengatakan : "inilah aku dan jalan hidupku"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget. Intinya harus berani mencoba aja

      Delete
  7. Gk perlu ngikut orang kata orang y mbk, jadi freelance pun menyenangkan. Makasih sharingnya mbk. Salam, muthihauradotcom

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon