Genre Lagu

Genre Lagu

Sebenarnya aku bukan penggemar fanatik lagu. Hanya sesekali aku mendengarkannya sebagai referensi dalam menulis atau sekadar mengisi kesepian saat berada di kamar. Kalau diingat-ingat orang yang pertama mengenalkan lagu itu kakak laki-lakiku. Semenjak aku duduk di bangku SD dia sudah meracuniku dengan lagu-lagu barat. Dan, aku suka. Meskipun selera musik kami berbeda. Kakakku penyuka lagu bergenre keras, sedangkan aku lebih ke Pop. Tapi, selera musik itu menyatukan kami berdua.


Aku yang terbiasa mendengarkan lagu-lagu milik kakak, lambat laun jadi menyukainya. Ya, bolehlah sekali-laki telingan di dengarkan lagu milik Greenday, Oasis, Nirvana, The President of USA, Third Eye Blind, dll. Dan, referensi lagu yang dikenalkan kakakku membuat pengetahuanku tentang musik menjadi kaya.


Kalau dulu pas masih remaja lebih suka dengan Boyband soalnya ganteng-ganteng :D, tapi sekarang sih semua lagu didengarkan. Jadi, nggak hanya fanatik sama 1 grup saja. Dan, tetap saja saya lebih suka lagu-lagu era 90-an. Ada banyak lirik-lirik yang kuat untuk tetap dikenang sama telinga. Kalau lagu-lagu jaman sekarang kurang menarik. Entahlah, mungkin hanya perbedaan selera saja.



Apa genre lagu favoritmu?


 
Hanya Ingin Menulis saja

Hanya Ingin Menulis saja

Dua hari tak menyentuh laptop rasanya isi kepalaku entah kemana.  Ketika membuka draft novel yang kutemukan hanya kebuntuan. Memang benar kalau menulis novel itu perlu napas panjang agar nggak bosan. Dan, godaan  terbesar saat ini adalah kemalasan. Ya, gimana mau nerbitin buku kalau nggak bisa menahan godaan itu. Ayolah semangat. Ada beberapa kawan yang menunggu karyamu.


#edisi menyemangati diri sendiri
Gadis Pemetik Luka

Gadis Pemetik Luka

umbrella+in+the+rain.jpg


Seorang gadis bermata pelangi menatap kosong

Warna-warna di manik matanya menjelma kelabu

Tersisa siluet hitam membentang pekat di kedua bola matanya

Tak ada yang tersisa dari pancaran warna pelangi

Semua seakan menghilang saat sang pemilik kehilangan kedua sayapnya

Lantas cinta yang pernah ada menjelma duri yang menyakitkan

Kini, gadis pelangi tak ubahnya porselen cina

Hampa

Ketika warna merah muda di pualam pipinya memudar

Terganti anak-anak sungai di kedua pipinya yang pucat

Tak ada lagi warna pelangi

Karena, sang gadis lebih menikmati luka di hatinya

Biar luka ini aku yang rasa


Kepada lelaki abu-abu

Kepada lelaki abu-abu

Hai, apa kabarmu? Entah apa yang menggerakkan diriku untuk menuliskan ini untukmu. Mungkinkah ini rindu yang tiba-tiba datang? Ah, aku tak berani mengatakan itu. Karena perasaan rindu kerap kali tumpang tindih dengan jatuh cinta.
Bagaimana kalau aku bilang ini adalah menziarahi kenangan?
Sudahlah aku tak mau bertele-tele dalam tulisan yang tak jelas ini. Pokoknya jangan tertawa ya kalau membaca blogku ini.


Aku



Merindukanmu

Cinta itu buta

Cinta itu buta

Masih tersisa riuh suaramu di kepala membisikkan kata-kata yang sudah aku hafal di luar kepala, bahkan dengan mata terpejam pun aku bisa mengulangnya.



Aku mencintaimu. Percayalah tak ada wanita lain di hatiku

Untung saja di tanganku tidak ada segelas air. Kalau tidak seluruh isinya bisa kutumpahkan di kepalamu saat itu juga. Sayangnya, itu semuanya hanya khayalanku saja. Biarpun telinga ini geli mendengar kalimat yang telah kauucapkan berulang kali. Tapi, tetap saja sebagai wanita aku tak bisa menolaknya. Benar kata orang bahwa wanita rawan terhadap rayuan.


Aku menggelengkan kepala. Rasanya sulit sekali menyingkirkanmu dari kepalaku. Entahlah, isi kepalaku selalu penuh denganmu. Padahal, sesekali aku ingin mengisinya dengan aktor-aktor tampan favoritku yang biasa kunikmati lewat layar televisi. Sayangnya, semua percuma. Pesonamu terlalu kuat untuk ditanggalkan.


Ah, cinta memang buta. Sebuta hatiku yang mau saja kau jadikan selingkuhan.

Sebelum senja

Sebelum senja

Biru masih menutupi langit di kotaku
Terik Matahari masih menyisakan kilau yang menyilaukan mata
Di sini, di tempat biasa aku duduk --menunggu langit biru berubah menjadi jingga
Warna oranye terang mengganti warna safir yang berkilauan di langit
Buatku, senja adalah jeda di antara siang dan malam
Sama seperti hidup yang juga butuh jeda
Ah, sebentar lagi senja akan datang. Tolong rendahkan sejenak suaramu karena senja hari ini ingin kunikmati dengan tenang

Surabaya,09 Juli 2013
Menunggu...

Menunggu...

"Kapan nikah?"


Kesekian kalinya aku mendapatkan pertanyaan dari orang-orang di sekitarku.  Ada yang cuman nanya, kadang berupa sindiran atau bahkan celetukan yang seringkali bikin hati sedih. Kerapkali kalau sedang sendirian di kamar, aku suka memikirkan perkataan mereka. Tapi, kalau lagi kumat cueknya, aku sih EGP aja. Paling menanggapi pertanyaan mereka dengan senyuman :)


Bukankah setiap orang ingin menikah? Begitu juga aku yang mendambakan belahan jiwa untuk tempat berbagi, melimpahkan kasih sayang yang aku miliki. Mungkin kata Allah bukan sekarang saatnya. Allah masih memberiku kesempatan untuk berbakti lebih lama kepada kedua orang tua. Kelak, jika wanita sudah menikah. Tanggung jawabnya lebih besar kepada suami. Dan, satu lagi Allah sedang mempersiapkan pendamping yang tepat untukku.


Jadi, nggak usah terlalu dipikirkan. Aku akan sabar menunggumu, duhai belahan jiwaku.


Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan

Beberapa hari lagi Bulan Ramadhan akan tiba. Atas nama diri pribadi, saya minta maaf jika ada salah kata, perbuatan dan tindakan yang saya sengaja atau tidak. Semoga ke depannya blog ini akan terus menghibur para pembaca semua


Semoga Ibadah bulan Ramadhan tahun ini lebih baik dari yang kemarin. Amin.



Salam Hangat,




Luphyta


Jika masa lalumu layak kau perjuangkan. Perjuangkanlah hingga titik darah penghabisan. Tapi, jika kamu tidak berhasil. Berbaliklah arah, karena ada masa depan yang menunggumu.



Kelak, aku ingin menjadi separuh detak jantungmu yang selalu kau rindukan. Ketika aku tak lagi berada di dekatmu




 Di awal Juli, kurasa masih ada kisah yang belum benar-benar selesai. Sebab rindu, masih saja tertinggal di sudut hatiku


Ketika Anda Menjual Jasa. Jangan lupa tersenyum

Ketika Anda Menjual Jasa. Jangan lupa tersenyum

 Kemarin saya dan teman-teman sempat mengalami pengalaman tidak mengenakkan dengan birokrasi Dinas Pendidikan saat hendak mengajukan persyaratan mengurus NUPTK. Seorang teman memberikan informasi bahwa untuk mengurus pengajuan NUPTK baru kita harus mengumpulkan berkasnya langsung ke Dinas.


Dengan cuaca yang sedikit gerimis, saya dan teman-teman berangkat ke sana. Kami rela menerobos jalanan yang licin agar bisa mengumpulkan persyaratan itu. Singkat cerita, saat hendak mengumpulkan berkas kami disambut oleh muka sewot dan jawaban dengan nada sedikit menyebalkan. Padahal, saat bertanya kami menggunakan Bahasa yang sopan, pakaian yang kami kenakan juga sopan. Tapi, sayang respon yang diberikan oleh Birokrasi menyebalkan. Bahkan petugasnya tidak menoleh ke arah teman kami. Si Bapak itu malah asyik main game.


Sebal. Tentu saja. Seharusnya kami mendapatkan informasi atau penjelasan bahwa memang belum ada Surat turun dari pusat dengan baik, bukannya nada yang seolah-olah mengecilkan arti kami. Err..itulah yang nggak saya suka dari sistim birokrasi di negara kita. Harusnya infomasi yang disampaikan harus dijelaskan dengan baik-baik? Entahlah, mungkin para petugas birokrasi tidak diajarkan etika bagaimana menghadapi tamu.


Sedikit Merindukanmu

Sedikit Merindukanmu

Err, ini kenapa jadi rindu kamu lagi sih. Perasaan beberapa bulan ini perasaan ini sudah aman dalam kendali, dan sekarang kembali menyala (getokin kepala). Apalagi setelah kamu telpon kemarin. Ya...Tuhan, kenapa suaramu itu mencanduku. Sudahlah, mari singkirkan semua tentang dia.



Selamat Sabtu.



NB: Kepada kamu, i miss you

Selalu ada hikmah di balik kekecewaan

Selalu ada hikmah di balik kekecewaan

Kemarin saya sempat berdiskusi sama teman soal penerbit yang belum juga memberi pengumuman mengenai naskah kami. Aku sih dari awal sudah merasa bahwa novelku nggak bakalan lolos karena kurang dari kriteria yang ditentukan. Namun, masih berharap bahwa akan sedikit ada kejaiban.


Dan, kemarin akhirnya keluar juga pengumuman yang sudah ditunggu-tunggu. Hasilnya kesepuluh di antara kami tak ada yang naskahnya diterbitkan. Waw, luar biasa ya. Seorang teman yang dari Bogor sempat kecewa karena dia harus jauh-jauh ke Surabaya dan meninggalkan keluarganya dan ternyata nggak lolos. Huft, memang agak bikin sedih. Padahal beberapa dari mereka termasuk penulis yang sudah ada pengalaman dan jam terbang.


Paris

Paris

Beberapa hari ini, status di BBM saya tulis tentang Paris. Sampai ada beberapa orang yang menyangka bahwa saya sedang berlibur di negera yang terkenal dengan fashion dan arsitektur kunonya. Nggak tahu kenapa, tiba-tiba saya jatuh hati sama negara yang punya Eiffel itu. Sepertinya menyenangkan berjalan di pinggiran trotoar kota Paris dengan nuansa musim gugur. Atau duduk di cafe pinggir jalan sambil menikmati secangkir mochacinno yang konon harganya mahal banget.


Suatu hari nanti, saya ingin berkunjung ke sana. Merasakan atmosfir negara yang sering dijadikan kiblat dari fashion dunia. Entah bersama siapa dan kapan. Pokoknya saya ingin berkunjung ke negara itu.



Jet'Aime Paris

Alhamdulillah

Alhamdulillah

Akhirnya bisa kembali menulis di blog setelah hampir semingguan mangkir dari kegiatan ini. Apa kabar para pembaca setia blogku? Baik-baik saja kan. Seminggu ini ada banyak hal yang terjadi dalam hidupku. Mulai kakakku yang jatuh sakit hingga kesibukan di sekolah yang tiada henti. Dan, Alhamdulillah semua berjalan lancar sesuai rencana.


Juni sudah hampir selesai, dan belum ada kabar apa pun tentang novelku. Sepertinya harus lebih bersabar lagi. Toh sabar itu nggak berbatas.



Sekian postingan pagiku kali ini.



Selamat pagi

Lelaki Idaman

Lelaki Idaman

Lelaki idaman....

Hmm, kalau bicara tentang lelaki idaman sepertinya bakali jadi sesuatu yang menarik untuk dibicarakan. Buat saya sih, entah bagi kalian. Kalau ditanya "Siapa sih lelaki yang bisa membuatmu jatuh cinta?"
Laki-laki yang membuat saya jatuh cinta adalah lelaki yang tidak merokok, suka baca, mau bekerja sama dalam melakukan pekerjaan rumah tangga (nanti kalau sudah menikah :D), suka anak-anak, dan yang penting dia lelaki yang baik.

Terlalu pemilih?


Mungkin saja tidak. Bukankah pernikahan itu jalan yang panjang. Kalau bisa sekali saja dalam seumur hidup. Jadi menurutku wajar jika banyak pertimbangan sebelum mengarungi bahtera yang kata orang-orang kerap kali menimbulkan badai. But, tetap saja semuanya kembali kepada Allah. Dia-lah Maha Pemberi keputusan, dan Kita adalah lakon utamanya.



Kamu lelaki yang aku cari?


merpati-tak-pernah-ingkar-janji




Lelaki idaman itu adalah ketika Ayahku mengatakan "Iya" saat dia melamarku




Untitled

Untitled

Malam ini cuman ingin bilang bahwa ada perasaan yang mengganjal saya beberapa ini.  Soal kerjaan yang semakin berat dan merasa bahwa sudah mulai tidak satu visi lagi. Apa harus keluar? Sebenarnya ingin memberi masukan pada mereka semua pas rapat nanti. Kalau nggak diterima ya mungkin kecewa.  Tapi, mau bagaimana lagi bukankah terkadang apa yang kita inginkan tidak bisa terwujud.


Terpikir untuk jadi full time writer. Namun, masih bingung.




Selamat hari Sabtu


Ada kalanya kita perlu melepaskan apa yang telah pergi, dan coba untuk tak menariknya kembali



Seseorang yang pernah pergi dari hidupmu, lalu dia kembali. Bukan berarti akan kembali menjadi milikmu.


Internet

Internet

Aku ingat kapan kali pertama mengenal internet. Saat itu aku duduk di bangku SMP, kalau nggak salah kelas 3. Saat itu teknologi masih belum begitu berkembang. Komputer saja masih menggunakan disket, benda tipis yang dimasukkan ke dalam komputer sebagai program dan cepat sekali rusak kalau terkena virus.


Orang-orang yang menggunakan komputer pun masih jarang. Saat itu komputer seperti barang kebutuhan mewah. Kakak perempuankulah yang pertama kali mengenalkan internet kepadaku. Saat itu aku tengah berlibur ke Jogjakarta. Mbak mengajarkanku tentang browsing dan chatting pakai MIRC.


Awal kenal internet rasanya takjub, maklum masih anak desa yang belum melek teknologi.  Jadi kelihatan kagum banget ketika bisa mengobrol dengan banyak orang. Dan, aku mulai ketagihan chatting xixi (sampai sekarang sih :D )


Hujan Di Bulan Juni

Hujan Di Bulan Juni

drip-8763_640





Hujan baru saja selesai bertandang

Tempiasnya, menyisakan sekumpulan noktah-noktah kecil di jendela kamar

Dan, air yang menggenang di sudut-sudut jalan

Ini kali pertama hujan turun di bulan Juni

Setelah sekian lama tak kutemukan langit menumpahkan tangisnya

Kini, Juni pertamaku dimulai dengan hujan

Ah, Juni...

Aku tak suka bulan ini

Bulan ini selalu mengingatkanku padamu

Tentang kisah yang telah selesai setahun yang lalu

Mendadak aku benci ketika sekelebat bayanganmu nampak jelas pada sisa-sisa tempias hujan yang belum mengering

Tersenyum, menatapku dengan tatapan teduhmu

Tuan, ini Juni yang sama

Ketika kau bilang bahwa semua di antara kita sudah berakhir

Lalu, kudapati punggungmu menjauh dan tak menoleh lagi

Bahkan untuk sekedar mengucapkan perpisahan

...dan menatapku untuk terakhir kalinya


Juni

Juni

Waktu kini membawaku ke bulan Juni. Bulan ke-6 di antara dua belas bulan yang lain. Tak ada yang istimewa. Hanya tersisa kenangan tentang kamu. Ya..kamu. Lelaki, yang namanya pernah menghiasi seluruh mimpiku. Tapi, kini semua sudah berlalu. Bukankah tak baik selalu mengingat-ingat yang telah lalu.


Selamat datang Juni, semoga aku tak lagi merasa sendirian

Weekend

Weekend

Holla Semua...

Akhirnya bertemu lagi dengan hari Sabtu yang berarti beristirahat dari kegiatan sehari-hari alias pekerjaan. Banyak hal yang dilakukan lima hari kemarin. Pokoknya di tempat kerja lagi sibuk-sibuknya. Aku menyebut bulan ini sebagai Hetic Month.


Dan, akhirnya sekarang hari Sabtu. Sabtu dan Minggu buatku adalah saatnya beristirahat alias menyegarkan kembali pikiran. Salah satunya sih dengan membaca dan menulis. Terkadang saya lebih memilih berdiam diri di kamar, ketimbang pergi ke luar. Saya memang anak rumahan :D


Ya, setiap Sabtu teman setia saya adalah sebuah novel dan laptop. Terkadang juga beberapa dvd jika bosan membaca. Yang penting semua hobby bisa tersalurkan, sekaligus berekreasi.




Menulis dan membaca itu rekreasi yang murah, dan bisa mengendorkan sedikit urat syaraf



 

Ini weekendku, apa weekend kalian?
Dear Danie...

Dear Danie...

letter-cute-grass-green-Favim.com-680552



Dear Kamu,


Jumat kembali bertandang. Dan, kupikir waktu berjalan begitu cepat, hingga akhirnya membawa kita kembali ke hari yang sama. Aku merindukanmu. Ada banyak cerita dan uneg-uneg yang ingin kutumpahkan kepadamu. Maukah kau mendengarnya ketika kita bertemu di akhir pekan nanti?


Sayang, aku tak sabar berjumpa denganmu. Ingin rasanya aku pergi ke tempatmu hari ini. Namun, nampaknya aku harus belajar bersabar dan juga menahan diri seperti yang sering kamu katakan padaku. Pokoknya, jika kita bertemu nanti aku akan memeluk, membaui aroma tubuhmu, dan membiarkan jemariku berlama-lama di lekukan jemarimu.


Tunggu aku ya.


With love


Azzalea


Senja di bulan Mei, selalu memberi sayatan di telapak tangan. Selalu meluruhkan apa-apa yang digenggam. Kesepian yang akhirnya menang


__ @nadilangit


Nulis Yuk

Nulis Yuk

cute-little-baby-640x400


Halo Om, Tante dan Kakak-kakak semua


Daripada manyun sore-sore begini. Bagaimana kalau kita menulis saja. Menulis itu ibarat rekreasi tanpa biaya, dan bisa menghilangkan kepenatan setelah seharian di kantor. Seru loh, pernah coba?


Holla Mei

Holla Mei

Waktu cepat sekali berlalu, sekarang sudah berada di pertengahan Mei. Dan, saya mulai jarang buat posting di blog. Bulan ini sibuk banget dengan urusan pekerjaan. Jadi baru sempat buka blog itu kalau nggak hari Sabtu ya Minggu deh.


Apa kabar kalian semua? Pasti dalam keadaan cerah dan tidak berawan (apa sih ini :P)


Jangan lupa jaga kesehatan, soalnya virus ada di mana-mana. Maklum cuaca di kotaku sedang galau.



Selamat hari Sabtu

Cintaku Mentok di Kamu

Cintaku Mentok di Kamu

love-hand


"Kamu nggak risih jalan sama aku?"

Aku baru saja hendak membuka daftar menu yang baru diletakkan pelayan di atas meja, ketika Nina melemparkan pertanyaan itu. Aku mencoba tak menggubrisnya dan tetap membuka lembaran daftar menu itu.


"Han..."


"Hmm," jawabku pendek.


"Kok nggak dijawab sih?" Tanya Nina.


"Memang apa yang harus dijawab?" Aku memiringkan kepalaku ke arahnya. "Aku lapar. Kamu mau aku pesankan sesuatu?"


"Aku nggak lapar," jawab Nina lirih.


Aku merasakan perubahan suara Nina. Kini gadisku tak nampak bersemangat ketika aku menanyakan dia mau makan apa.


"Kamu yakin nggak mau pesan apa-apa?" tanyaku hendak memanggil pelayan.


"Iya," jawabnya pendek.


"Kamu kenapa sih Sayang?" Aku mengacak-acak rambut ikalnya yang mulai panjang melebihi bahu.


Dia memiringkan kepalanya ke arahku. "Kamu nggak malu jalan sama cewek gendut seperti aku?" Nina menghela napas, "pakaianku juga nggak segaul mereka, terus...."


Aku meletakan tangan di bibir Nina sebelum gadis itu kembali melanjutkan racauannya. "Ssst, dengarkan aku Sayang. Aku mencintaimu bukan karena fisikmu, tapi aku mencintaimu karena kamu melengkapi kesempurnaanku. Lagipula cintaku sudah mentok di kamu." Aku mencubit cuping hidung kekasihku.


Ada rona merah di pualam pipinya yang bulat yang membuatnya terlihat menggemaskan.


Karena cinta tak butuh banyak alasan.


Mengeja Rindu

Mengeja Rindu

Aku masih saja terbata-bata mengeja rindu yang bersemayam di dada

Debarnya kerapkali menjelma nyeri di ulu hati

Menyisakan kenangan yang menua

Lalu, apa arti jemari kita yang pernah bertautan?

Kalau pada akhirnya kisah kita tak lebihnya cerita cinta negeri dongeng

Tak berujung

Dan, lenyap ditelan waktu

main_20111003163525

It's Holiday

It's Holiday

Akhirnya ada libur juga walaupun satu hari. Jadi, bisa memanfaatkan waktu menulis di blog, membaca dan melanjutkan menulis draft novel. Ah, nikmat mana lagi sih yang kamu dustakan.


Curhat dikit boleh ya :D


Ceritanya lagi sebal sama koneksi internet. Biasanya kalau libur begini suka menghabiskan waktu depan internet. Namun, berhubung koneksi lagi jelek. Bisanya cuman main di HP aja.


Huaaa, senang banget bisa ngeblog hari ini.



Selamat hari libur semuanya

Perempuan dalam Mimpi (Episode 2)

Perempuan dalam Mimpi (Episode 2)

"Kamu perempuan dalam mimpiku?"


Aku sedang menikmati secangkir expresso ketika seorang laki-laki berambut berantakan seperti baru bangun tidur tiba-tiba menghampiri dan menanyakan sesuatu yang terdengar aneh. Tentu saja apa yang dia ucapkan barusan terdengar aneh untuk seseorang yang baru dikenal.


"Ya?" tanyaku dengan sunggingan senyum yang dipaksakan. Terus terang perasaanku sedang tidak karuan sisa pertengkaran dengan Andre --kekasihku semalam.  Dan, untuk menghormati lelaki aneh ini aku masih berusaha seramah mungkin.


"Kamu perempuan di dalam mimpi-mimpiku," ujar lelaki yang sebenarnya cukup tampan itu sekali lagi. Lalu, tanpa diperintah kini lelaki itu duduk tepat di hadapanku.


"Kamu aneh," ucapku asal. Tujuanku hanya satu. Aku ingin lelaki ini segera pergi.


"Biar saja kau bilang aku aneh. Tapi, aku yakin kau adalah perempuan dalam mimpiku." Mata hitam bulatnya langsung menatapku.


Aku mulai jengah dengan perkataannya yang terlihat meracau. Aku menyambar ponselku dan berniat untuk pergi. Sebuah tangan menarik tangan kananku. Aku menepisnya dan berjalan pergi.


"Berapa aku harus membayarmu agar kau mau menjadi kekasihku?" Seru lelaki itu.


Damn! Lelaki ini memang benar-benar aneh. Setelah tadi mengira aku adalah perempuan dalam mimpinya. Kini, tiba-tiba dia menanyakan berapa hargaku. Sialan.


Bisa saja aku menumpahkan semua isi cangkirku di kepala. Namun, mengingat permintaan Andre semalam membuatku mengurungkan niat.  Aku berbalik arah dan menghampirinya.


"Berapa kamu akan membayarku? Aku butuh modal untuk nikah."


Coffee Girl


Lelaki Masa Lalu

Lelaki Masa Lalu

Kepada Kamu Lelaki Masa Lalu,

Hei, kenapa kau berulang kali mampir di benakku? Padahal tak ada inginku tuk merindukanmu.

Kini, ketika mengingat semua tentang kita dulu. Tiba-tiba dadaku disesaki oleh namamu

Kau boleh saja besar kepala sekarang, karena benar benakku selalu dipenuhi dirimu.

Kamu senang sekarang?

Kumohon jangan tertawakan aku, jika suatu saat kamu mampir ke blog ini dan menemukan sebuah tulisan yang kutujukan untukmu.

Kamu tahu kan bagaimana kebiasaanku?

Menulis jika gundah

Namun, aku ragu. Ingatkah alamat blogku?

Bukankah kini kau tak lagi peduli padaku.

Ya, Tuhan. Malangnya aku.

Merindukanmu yang tak pernah merindukanku

 

Surabaya, 02 Mei 2013

beautiful-city-cool-free-Favim.com-665823.jpg


 
Tak ada ide? Menulislah dengan Bebas

Tak ada ide? Menulislah dengan Bebas

menulis1



Selamat malam semuanya.


Sudah lama nggak bikin postingan di blog ini. Rindu sama aku nggak?


Malam ini hanya ingin posting sebuah tulisan sederhana saja. Semoga saja bisa membantu bagi semuanya. Silahkan disimak ya.



Ada yang suka kehabisan ide?


Saya termasuk orang yang suka kehabisan ide atau mati gaya saat nulis. Terkadang ide yang saya dapat cepat sekali menguap atau bahkan tak satu pun paragraf yang bisa saya tulis ketika pikiran sedang jenuh.  Dan, biasanya ketika sudah begini saya suka ngelantur di blog atau bikin tulisan nggak jelas. Tralala...jadilah sebuah postingan.


Biasanya setelah satu postingan ngelantur selesai ditulis. Ide akan berlompatan minta ditulis. Ya, buat saya menulis bebas semacam pancingan biar otak lebih tenang. Dengan menulis bebas kita nggak takut salah. Pokoknya semua yang ada dibenak ditulis semua walaupun kerap kali menghasilkan postingan yang lucu. Tapi, menulis bebas memang sering memancing ide-ide yang agak "liar."


Satu lagi kelebihan menulis bebas adalah membuat perasaan kita lebih lega. Soalnya tanpa disadari kita telah menuangkan emosi ke dalamnya. Berbeda dengan sebuah tulisan yang sudah dipikirkan sebelumnya. Nggak percaya?



 Silahkan dicoba sendiri ya :D
Kenangan

Kenangan

Ada sepi dalam diammu

Menyisakan seribu tanya padaku

Adakah luka telah menggores hatimu?

Tuan, tidakkah kau ingat bagaiman dulu jemari kita saling menggenggam di bawah rinai hujan?

Lalu, kita berdua saling menertawai takdir yang membuat kita terpelanting dari hubungan asmara yang kita rajut

Katamu:
"Waktu itu seperti putaran angin puting beliung, melibasmu dengan cepat tanpa ampun. Jadi, selagi masih ada waktu kita nikmati saja kejalangan ini."

Dan, nyatanya kini waktu telah benar-benar tak mempertemukan kita dalam satu garis

Melepaskan genggaman erat dari jemari-jemari  yang membisu

Kenangan itu kini serupa nisan batu, sesekali aku bertandang untuk membersihkan debu di setiap sudutnya

beautiful-city-cool-free-Favim.com-665823.jpg

Yuk Menulis

Yuk Menulis

book-escape-quotes-text-Favim.com-662173


Semalam saya mengobrol dengan salah satu teman kuliah. Banyak hal yang kami bicarakan mulai dengan kelucuan anaknya hingga obrolan tentang kegiatan sehari-hari.  Saat mengobrol dengan dia saat itu saya sedang berada di depan laptop. Menulis outline untuk bakal calon novel kedua saya.


Teman saya bertanya tentang apa yang sedang saya lakukan. Saya jawab menulis. Kemudia teman saya bercerita bahwa dia sebenarnya bercita-cita ingin jadi penulis tapi nggak percaya diri soalnya pernah diketawain suaminya saat menulis. Saya bilang nggak papa, semakin banyak latihan akan mempengaruhi kualitas tulisannya.


Dia tanya kenapa saya suka menulis?


Saya jawab: Menulis itu melegakan. Dengan menulis, saya bisa melepaskan emosi. Tanpa kita sadari saat menulis ada alam bawah sadar kita yang bekerja, sehingga emosi yang tadinya menumpuk akan tersedot dalam rangkaian kata yang sedang kita tulis. Jadi, jangan kaget ketika kita membaca ulang tulisan akan menemukan kalimat-kalimat yang terkadang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.


Jadi, ketika merasa sedih saya lebih suka menulis bebas, tanpa pemikiran yang penting apa yang saya rasakan bisa dituliskan semua tanpa disaring. Dan, hasilnya membuat saya lega dan positif memandang hidup ketimbang curhat sama orang yang kerap kali malah memperkeruh suasana :D


Kalau dulu saya suka menulis di diary, sekarang pindah ke blog namun menggunakan bahasa yang lebih menarik (curhat terselubung).


Dan, di akhir obrolan saya bilang kepada dia. Menulislah karena itu akan sangat membantumu.


Hihi, semoga saja sahabat saya itu mau mulai menulis.


Selamat hari Sabtu

Orang Tua atau Anak yang harus belajar?

Orang Tua atau Anak yang harus belajar?

anak, parents, family, orang tua yang belajar




Sebenarnya postingan ini sedikit terinspirasi dari pengalaman sehari-hari saya sebagai Guru TK.  Ternyata tantangan seorang Guru TK tidak hanya sekadar mendidik para murid tapi juga memberikan masukan kepada orang tua. Dan, buat saya memberikan masukan kepada orang tua jauh lebih sulit dan menantang.

Terkadang ketika bertemu dengan orang tua yang sedikit 'rewel' tentang anaknya membuat saya berpikir "Apa sih yang diinginkan orang tua dari anaknya?"

Mungkin banyak yang akan menjawab ingin anaknya sukses, pintar, hebat, bisa berhasil dalam karirnya. Dan, itu semua tidak salah. Namun, kebanyakan orang tua menerapkan pola-pola yang salah dalam memberikan edukasi bagi anaknya. Postingan ini bukan berniat mengajari, karena saya pun belum berumah tangga. Namun, saya sedang dalam tahapan proses belajar menjadi calon ibu agar kelak ketika waktu saya tiba lebih siap dalam menghadapi anak sendiri.

Dari orang tua yang sering saya temui di sekolah, hanya ada beberapa orang tua yang ingin anaknya bahagia. Selebihnya mereka ingin anaknya menjadi yang luar biasa. Namun, lupakah para orang tua jika yang diinginkan adalah anak yang pintar mereka kerapkali akan melupakan kebahagiaan anak. Dan, itulah yang saya lihat dari fenomena yang ada di sekolah saya.

 Contoh kasus:


Sebut saja namanya S. Dia memiliki dua orang anak yang bersekolah di tempat saya. Kakak pertamanya masuk TK, dan adiknya duduk di kelas PG. Dari yang saya lihat orang tuanya adalah tipe perfeksionis yang kerapkali menuntut anaknya untuk bisa, dan saya juga menemukan perbedaan perlakuan pada kedua anaknya. Anaknya yang pertama membuat saya sedih. Pertama kali bertemu anak ini, saya tidak menemukan mata kecil yang berbinar-binar, yang ada hanya mata redup tak bersemangat. Anak ini kerapkali melakukan hal-hal yang tak seperti anak seumurannya. Dia tak tertarik dengan teman-temannya yang bermain, sering bicara sendiri, dan suka naik meja kalau kita sedang tak bisa melihatnya. Sedangkan adiknya adalah anak yang ceria. Namun, dia tak percaya diri untuk menunjukkan kemampuannya. Setiap pelajaran dia minta ditemani oleh sang Ibu di dalam kelas. Hampir semua pekerjaan sekolah dia selalu meminta bantuan sang ibu. Dan, yang membuat saya sedikit tak suka sang Ibu kerapkali 'mengerjakan' tugas-tugas sang anak.  Di lain hal sang ibu menuntut sang adik untuk bisa.

Setiap kali sang adik maju ke depan, dan salah. Ibunya akan langsung mengolok-olok anak ini. Dan, kemudian membandingkan dengan kemampuan anak lain yang sudah bisa. Akibat si anak yang sudah sedikit bersemangat akan langsung ngedrop mendengar komentar sang ibu. Dan, saya hanya bisa menggelengkan kepala.

Dan, kasus di atas banyak saya temukan di sekolah. Banyak orang tua yang menuntut anaknya, tanpa memperhatikan kemampuan dan kebahagiaan si anak. Bagi mereka tugas anak hanya belajar, dan orang tua adalah pemegang kendali. Dan, lucunya tuntutan orang tua tak diimbangi dengan pemberian rangsangan yang sesuai dengan anak.


Tidakkah orang tua menyadari bahwa sejatinya sebagai orang tua kita juga harus banyak belajar bagaimana pola-pola pengasuhan yang tepat untuk anak. Anak-anak jaman sekarang berkembang lebih pesat baik dari segi kognitif, teknologi dan juga informasi. Orang tua yang tidak bisa mengikuti perkembangan, akan ketinggalan dengan pola-pola pembelajaran. Yang ada, akan menimbulkan kesenjangan informasi antara orang tua dan anak.

 Dewasa ini, belajar tak harus duduk di bangku kuliah. Ada banyak media yang bisa digunakan orang tua untuk menguptade artikel-artikel tentang pengasuhan yang banyak sekali di internet. Jika memiliki waktu sedikit luang, mungkin bisa mengikuti seminar-seminar parenting yang juga banyak diadakan.

Intinya sih untuk menjadi orang tua yang baik kita juga harus belajar sama halnya dengan anak-anak kita yang tak berhenti belajar.


Jika ingin menghasilkan anak yang berkualitas, tentu orang tua juga harus meningkatkan kualitas pola pengasuhannya. Jika anak belajar, maka orang tua pun sejatinya juga belajar

Jadi, semuanya kembali kepada pribadi masing-masing. Anda termasuk orang tua yang mana?
Sabtu Ceria

Sabtu Ceria

Hola, selamat pagi semuanya.

Fyuhhh, akhirnya bisa kembali bikin postingan di blog ini. Maklum yang nulis lagi sibuk berat alias sok sibuk :P Jadi, harap dimaklumi kalau suka lupa buat nulis di blog (emang ada yang nanya?)


Ini hari Sabtu kan ya? Nah, ayo mumpung hari Sabtu, yuk ajak keluarga untuk jalan-jalan sekalian untuk menyegarkan kembali pikiran setelah sibuk bekerja. Enggak usah jauh-jauh, pergi ke taman-taman kota juga oke kok.  Yang punya anak pasti senang deh kalau diajak jalan walaupun hanya pergi ke taman.


Silahkan manfaatkan waktu luang untuk kembali menghangatkan keluargaHujan dan kopi

Selamat hari Sabtu :)

Kepada Lelaki musim Panas

Kepada Lelaki musim Panas

amazing-balcony-beautiful-cute-sea-Favim.com-354464


 

 

Dear Dany,

Apa kabarmu pagi ini?  Kuharap sama baiknya dengan keadaanku hari ini. Saat menulis surat untukmu, aku sedang duduk di depan jendela yang terbuka lebar-lebar.  Kamu tahu Dan, udara pagi ini cukup dingin tapi tidak sampai membuat cuping hidungku membeku karena kedinginan. Tolong jangan ketawa! Aku tahu yang kau bayangkan ketika membaca kalimat ini. Mana mungkin hanya cuping hidungku yang membeku? Jadi, lompati saja bagian ini.


Dari balik jendela ini, aku bisa melihat matahari nampak malu-malu di balik kumpulan awan. Dan, pucuk-pucuk daun baru bermunculan dari pohon willow tua di depan jendela yang kemarin meranggas. Kamu benar Dan, musim semi telah tiba. Akhirnya sebentar lagi akan ada kehangatan di kota ini. Aku sedikit iri denganmu. Di negaramu matahari bersinar dengan terik tidak seperti negaraku yang kerap kali dirundung mendung.


Berbicara tentang musim semi, kotaku terlihat cantik. Pohon-pohon yang kemarin gundul kini mulai ditumbuhi daun-daun muda. Tinggal tunggu beberapa hari lagi, bunga-bunga di seluruh kota akan bermekaran. Cantik sekali.  Kapan-kapan akan kukirimkan sebuah foto untukmu agar kau tahu keindahan kotaku.


Dan, udara di sini semakin dingin. Ada baiknya aku bergegas menutup jendela agar tidak terkena flu. Kamu tahu, aku sangat tidak suka terkena salesma karena rasanya tidak mengenakkan. Lain kali, akan kuceritakan banyak tentang diriku. Sampai jumpa Tuan Musim Panas


Salam Hangat,



Azalea si gadis musim gugur


Kamu Jodohku?

Kamu Jodohku?


beautiful-city-cool-free-Favim.com-665823.jpg



Seperti biasa pagi ini dimulai rutinitas bangun pagi, mandi lalu bersiap-siap berangkat kerja. Rute perjalanan menuju ke kantor pun masih sama seperti biasanya. Melewati jalanan yang cukup padat. Di sepanjang jalan, biasanya kugunakan untuk melihat ke sekeliling atau mengkhayalkan sesuatu. Siapa tahu bisa menjadi ide baru untuk tulisanku. Dan, tiba-tiba saja di benakku terpikir sebuah pertanyaan


Mungkinkah aku bisa bertemu jodohku di perjalanan ini?


Agak lucu sih, tapi sampai sekarang aku masih memikirkannya. Banyak yang bilang jodoh itu ada di mana saja, bahkan bisa bertemu di tempat yang tak terduga. Jadi, bisa dong aku ketemu pria impianku di jalan raya? Bukan berarti harus mengalami kejadian yang tak menyenangkan sih. Bisa aja sih, pria di sampingku yang berada di perempatan itu kelak akan menjadi pria impianku. Nggak bakal ada yang tahu kan?


Jadi, sebelum menjemput jodoh mungkin diriku harus mempersiapkan segalanya.



Baiklah, postingan ini terlihat menggelikan

Sebuah kisah

Sebuah kisah

Kisah-Kasih-Di-Balik-Jendela-2.jpg


Ini tentang debar yang kerapkali kurasakan di dada kiriku


Mengetuk-ngetuk tanpa mengenal waktu


Ini tentang rindu yang bergejolak


Merintih tiap waktu agar digenapi dengan sang pemilik hati


Nyatanya, cinta tak juga mempertemukan kita


Masih ada dinding tinggi tak kasat mata memisahkan kita pada jarak yang tak berujung


Mungkin saja, kita pernah berjumpa di suatu persimpangan


Lalu kembali menjadi asing ketika waktu tak membekukan jarak di antara kita


Ini masih sama


tentang gadis yang menunggu kapan pangeran berkudanya akan datang





...dan ini masih kisah yang sama tentang hati yang tak pernah lelah menunggu


Kota Impian

Kota Impian

Holaa semua,

Kemarin sempat memperhatikan TL seorang teman tentang perjalanannya ke Eropa, dan terus terang membuat saya iri setengah mati.  Hiks, melihat foto-foto mereka hanya membuat saya gigit jari. Dan, kini tiba-tiba saya terinspirasi untuk menulis kota atau negara yang ingin sekali dikunjungi.  Sapa tahu ada yang membaca lalu mewujudkan semua impian saya.


1. London


Salah satu negara di eropa ini menyimpan banyak bangunan yang eksotis, dan membuat saya ingin sekali berkunjung ke sana. Di negara satu ini, saya seringkali membayangkan tidur di bawah tumpukan maple kering atau duduk di taman sembari membiarkan angin mempermainkan rambut (berasa adegan di novel), selain itu keindahan kota yang penuh bangunan berbentuk kastil ini memberikan nuansa yang sepertinya menyenangkan. Belum lagi mendengar dialek british di sepanjang jalan terdengar begitu menyenangkan, walaupun kerap kali saya kesulitan menterjemahkan apa yang mereka ucapkan. Kata teman yang pernah berkunjung ke sana, di negara ini sulit mendapatkan makanan halal. Ooo, baiklah rasanya tak perlu berlama-lama. Dan, satu lagi yang membuat saya ingin ke sana pria british itu sexy (membayangkan kencan di kafe jalanan sembari ditemani musik pinggir jalan.)


2. Jepang


Dari jaman SMA saya ingin sekali berkunjung ke negara asia yang satu ini. Alasannya satu, saya ingin melihat bunga sakura bermekaran, dan menghabiskan waktu untuk berkeliling kota Tokyo. Semenjak Dorama marak di Indonesia, negara Jepang sudah mencuri perhatianku. Pria jepang itu manis-manis, tapi sayang bahasa jepang agaknya sulit untuk dipelajari. Tapi, siapa tahu suatu hari kelak ada yang mengajakku mengunjungi negara bunga sakura itu.


3. Paris


Negara yang dikenal dengan kecantikan menara eiffel dan pesona romantisme kotanya membuat saya ingin berkunjung ke sana. Sama dengan London, di negara ini saya ingin menghabiskan banyak waktu mengunjungi taman, museum, tempat-tempat yang menarik untuk spot foto. Biarinlah dikatain narsis yang penting kudu eksis. Melihat pemandangan kota Paris dari wallpaper aja sudah bikin mupeng apalagi kalau berkunjung ke sana. Menyenangkan kali ya. Paris kerapkali dijadikan setting untuk film dan buku. Semoga suatu hari nanti bisa menulis novel dengan setting negara ini.



Sementara baru tiga ini deh, nanti kalau ada lagi saya update :D