Pria Peramu Kata (7)

Pria Peramu Kata (7)

Dear Pria Peramu Kata,

Terima kasih telah mengijinkanku mengetuk kesunyian hatimu.
Terima kasih telah mengijinkanku bersandar sejenak di bahumu
Terima kasih telah membiarkanku mengulas senyuman di wajahmu
Terima kasih telah mengijinkanku menghapus semua dukamu

Salam Hangat,

Pengagummu
Pria Peramu Kata (6)

Pria Peramu Kata (6)

Dear Kamu,
Kenapa aku mulai merasakan rindu padamu? Merindukan bagaimana sajak-sajakmu terangkai di Time Line. Aku suka tersenyum geli, saat pertama kali kita berkenalan.
Ah, aku keGR-an. Bukankah semua pria penyajak itu ramah dan idola wanita. Benarkah itu? Benarkah aku keGR-an, atas sikapmu.

Dan sekarang aku merindukanmu

Salam Hangat,

Penikmat Kata
Pria Peramu Kata (5)

Pria Peramu Kata (5)

Dear Kamu,
Apa kabarmu? Pasti baik-baik saja. Beberapa hari ini, aku pandangi Time Linemu penuh dengan kesedihan. Adakah sesuatu yang mengganjalmu.
Biasanya kamu orang yang semangat, tapi yang aku tangkap saat ini hanya kesedihan.
Aku tak suka, jika kamu seperti itu. Aku merindukanmu yang dulu; ceria. Aku kagum padamu, terutama sajak-sajakmu.
Tetap semangat ya!


Salam Hangat,


Pengagummu

Pria peramu kata (4)

Pria peramu kata (4)

Dear Kamu,

Sudah sebulan ini aku mengenalmu lebih dekat. Bukan seperti pertama kali aku mengagumi hanya lewat timelinemu.


Ingatkah kamu tentang cerita-cerita yang biasa kita perbincangkan? Buatku kamu teman yang menyenangkan dalam berdiskusi, terutama soal tulisan. Darimu aku belajar banyak.


Bolehkah aku lebih mengenalmu lagi?



Salam Hangat,



Pengagummu

Surat Untuk Langit

Surat Untuk Langit

Dear Langit,

Lang, apa kabar dirimu?

Adakah kau merindukanku?

Aku pulang. Sekarang jarak kita tidak lagi terbentang. Sebentar lagi aku bisa kembali menatap mata elangmu itu.


Ada banyak cerita yang ingin aku sampaikan kepadamu. Mau kah kau meluangkan waktumu? Aku ingin kita duduk di tempat biasa, taman kota dengan pemandangan langit lepas. Seperti namamu, langit.


Lang, tunggu aku ya.



Salam hangat,



Venus

Jodoh di tangan siapa?

Jodoh di tangan siapa?

 Kemana…kemana..kemana? Aku harus mencari di mana?



Penggalan lagu dari Ayu Ting Ting di atas tiba-tiba menggelitik benak saya untuk menulis tentang jodoh. Kenapa tentang jodoh? Menurut saya, urusan mencari pasangan masih saja menarik untuk dibicarakan.


Di era modern ini, masih ada sebagian orang yang masih saja diributkan tentang urusan jodoh. Terutama yang masih dalam status melajang, saya salah satunya. Bukan bermaksud untuk curhat.


Saya adalah tipikal wanita yang menunggu. Artinya saya akan pasif menunggu hingga kelak pangeran impian saya datang menjemput saya. Memang terlihat akan menjemukan, tapi entah mengapa saya lebih nyaman menunggu. Bukanlah dalam agama juga telah disebutkan bahwa sebelum roh kita ditiupkan segala urusan jodoh, rejeki dan kematian sudah tertulis di dalamnya. Jadi, menurut saya tidak ada salahnya menunggu, mungkin saja saat ini Tuhan sedang mempersiapkan dia agar datang di waktu yang tepat.


Seorang teman pernah berkata pada saya, “Jodoh itu memang di tangan Tuhan, Mbak. Tapi kalau nggak dicari juga nggak bakalan datang.”


Pernyataan teman saya membuat saya sedikit berpikir. Mungkinkah Tuhan tidak menggariskan kita dengan ‘Siapa’ tapi lebih dengan pilihan kita sendiri yang kemudian disetujui oleh Tuhan. Karena kalau Tuhan memang telah mentakdirkan dengan siapa, lalu kenapa masih saja ada yang namanya cinta kedua, ketiga dan seterusnya. Bahkan saat kita sudah dalam bahtera pernikahan.


 

“Jadi, Temukanlah jodohmu, dan biarkan Tuhan yang mengaturnya”



 
Pria Peramu Kata (3)

Pria Peramu Kata (3)

Dear Kamu,
Ku pikir semua yang terjadi di antara kita beberapa hari ini nyata? Nyatanya mimpi telah melibasku di tepiannya.
Kakiku lemah, aku tak sanggup berdiri bahkan untuk bangkit.
Ku pikir apa yang kamu katakan itu nyata? Nyatanya sekarang aku tertatih untuk kembali menata hatiku.
Adakah semua itu hanya permainanmu, yang ternyata harus aku yang menjadi korbannya.
Ah, cinta mengapa kamu menyapa. Jika, harus aku yang kembali tersakiti.
Adakah takdir turut serta?

Adakah?
Satu Kata Satu Rasa (Sebuah review)

Satu Kata Satu Rasa (Sebuah review)

Gambar

Nama Buku :  Satu Kata Satu Rasa

Penulis         : Tody Pramantha

Publisher    : Nulis Buku

Terkadang cinta dan kebahagiaan tidak selalu beriringan



Cinta itu seperti sekotak permen beraneka rasa

Satu Kata Satu Rasa adalah sebuah buku berisi kumpulan sajak. Sajak-sajak dalam buku ini lebih banyak menyajikan tentang kehilangan, kepedihan, dan kenangan.


Yang saya suka dari buku ini adalah diksinya yang sederhana tapi mampu membuat saya seolah berada di dalamnya.


Sang Penulis dengan piawai membuat kita terhanyut saat membaca lembar demi lembar, seolah kita sedang menikmati sekotak permen dengan aneka rasa. Merasakan sedih, jatuh cinta, atau tersenyum meringis.




"Maukah kau menjadi sepasang doa yang saling menjaga dimana detak nadimu dan hembus napasku melebur menjadi satu; --dalam ikatan cinta."


(Sepasang Doa-Satu Kata Satu Rasa)


Sepotong senja

Sepotong senja

Hari ini langit memerah

Warnanya semerah pualam dengan semburat sinar

Senja datang lagi

kenangan akan dirimu kembali terekam

Ah, kenapa rindu ini kembali menelusup?

Rindu padamu yang bahkan bayangnya pun telah memudar

yang terputar hanya kenangan buluk, tanpa arti

 

Senja datang lagi

tapi tidak membawa sepucuk berita

bahkan sebersit kerinduan darimu

 

Senjaku ingkar

dia tidak lagi ramah padaku

Dengan cepat dia memudar dan meninggalkanku dalam kegelapan

 

Senjaku kini hanya menjadi sekeping kenangan

Sepotong senja yang pernah aku titipkan padamu
Pencuri hati

Pencuri hati

Dear Kamu,
Belakangan ini entah kenapa benakku, melulu tentang kamu
Padahal kita pun belum saling bertautan secara nyata
Tanpa tegur sapamu rasanya sepi

Adakah kau curi hatiku?


Salam hangat,

Pengagummu
Menelusur rindu

Menelusur rindu

Malam beranjak
Aku tergugu di sudut malam
Ada perih melanda
Rindu mencengkeram hati

Aku rindu pada kamu
Tanpa peduli apakah kamu juga rindu

Biar rindu ini menelusur, dan bermuara pada orang tepat.

Jika itu bukan kamu, biarlah orang lain yang merasakannya.
Dear Kamu

Dear Kamu

Dear Kamu,

Genap sebulan, hubungan yang kita rangkai telah berakhir. Entah mengapa, sampai detik ini aku belum bisa menghempaskan angan tentang dirimu. Ada rasa yang tertinggal.


Sekuat apa pun aku berusaha melepaskan semuanya, nyatanya bayanganmu masih saja menelusup sepi di benakku. Aku akui, sebagian diriku masih merindukanmu.


Aku harus bagaimana?



Beri aku cara untuk melupakanmu...



Salam Hangat,



Lagi-lagi merindukanmu


Sekeping mimpi

Sekeping mimpi

Aku merasa limbung
Tertatih menjalani mimpiku
Kamu yang dulu menjagaku
Tega merebut hatiku

Kini semua telah usai
Mimpi kecil pun pudar
Bersama bayangan punggungmu

Harus seperti apa diriku bersikap?
Jika kenangan ini tak mudah aku tepiskan.

Silahkan bawa kepingan hatiku. Kelak jika semua telah benar-benar usai. Kembalikanlah utuh padaku.


Melepaskan

Melepaskan

"Aku ingin ini berakhir!" Katamu dingin di saat pertemuan kita pagi itu.
Aku tertunduk, tak berani menatapmu. Tak ingin tangis ini tiba-tiba pecah.
"Jawablah.." Katamu lagi.
"Apa yang harus aku jawab. Toh ucapanku sudah tidak berarti lagi depanmu," aku masih tertunduk.
Kamu terdiam. Hening--tak satupun dari kita bersuara.
Aku menghela napas panjang. Dengan menahan tangis, "baiklah. Akhiri saja jika itu maumu.."
Kamu mendongak, menatapku lekat. Matamu mencari tahu kebenaran yang baru saja aku katakan.
"Segampang itu?" Tanyamu.
"Bukankah itu yang kamu inginkan? Lepaskan aku dan biarkan aku bebas."
Bingung

Bingung

Benar-benar bingung dengan perasaanku. Sebenarnya aku lagi merasakan apa sih. Kadang kangen yang satunya, kadang kangen dia yang setiap hari ngobrol. Duh, nggak bisa fokus deh.


Entahlah ini tulisan apa :D

(Masih) Merindukanmu

(Masih) Merindukanmu

Kenapa aku masih saja merindukanmu?
Padahal semua kenangan itu sudah aku usir jauh.
Ah, racun apa yang kau berikan untukku?
Dan sekarang aku sakau tanpamu

Tolong berikan aku penawarnya
Agar tidak selalu merindukanmu
Gamang

Gamang

Lagi-lagi rasa rindu ini memenuhi benakku
Rindu pada dirimu yang pernah hadir mengisi hatiku
Harus seperti apa aku bersikap?
Jika, kamu pun tak mau lagi menengok ke arahku.
Ah, katamu kau akan tetap di sini untukku. Nyatanya saat aku butuh, punggungmu tak lagi menghadapku.

Kalau aku merindukanmu. Lalu aku bisa apa?

Nyatanya luka ini memang belum mengering.
Pria Peramu Kata (2)

Pria Peramu Kata (2)

Dear Pria Peramu Kata,

Hai...!

Baik-baik saja kan?

Hmm..sebenarnya agak bingung juga mau menuliskan apa untukmu. Belakangan ini suka sekali berkunjung ke blogmu. Membaca semua untaian kata yang tertulis di sana. Dan ada banyak kegetiran.


Adakah hatimu terluka? Seperti semua tulisan-tulisanmu itu? Maaf kalau aku salah menyimpulkannya. Aku hanya penikmat kata yang hanya membaca tanpa mencari tahu makna yang tersirat di dalam.


Seperti yang aku bilang, aku suka dengan tulisanmu. Entahlah aku merasa terbius untuk berada di dalamnya. Dan, kamu berhasil membuatku ikut merasakan kegetiran itu.


Ah, sudahlah. tak perlu kau pedulikan apa yang aku tulis ini. Semoga kamu selalu sehat, agar aku bisa kembali menikmati semua tulisanmu



Salam Hangat,



Penikmat Kata

hempaskan

hempaskan

Perlahan ingin aku tepiskan semua rasa ini


rasa yang tidak mungkin akan berkembang


rasa ini tak akan pernah menjadi nyata


dan aku pun tak mau kembali ke luka lama



enyahkan saja riak-riak di hatiku


agar kelak tak ada lagi luka yang tertoreh untukku

Sakau

Sakau

Aku terduduk sendiri menatap temaram senja


kenangan akan dirimu masih saja bercokol dalam ingatanku


Mungkinkah racun yang kau tinggalkan terlalu banyak


hingga tanpamu aku sakau

Date Impian

Date Impian

Eh, ini kenapa aku jadi pengen nulis soal date impian (efek kebanyak baca novel xixixi). Tapi, beneran sampai sekarang saya belum pernah ngedate (curhat).


Boleh dong saya sedikit mengkhayal.


1. Kalau nantu saya punya kekasih hati atau suami, pengennya ngedate di toko buku. Beli buku kesukaan masing-masing, seru kayaknya.


2. Ngobrol ngalur ngidul soal buku di taman. Seru kayaknya


3. Makan bakso


4. Duduk-duduk di ayunan



Ni, postinganku kok nggak jelas banget ya

Pria Peramu Kata

Pria Peramu Kata

Dear Pria Peramu Kata,


Entah apa yang membuatku ingin sekali menulis selembar kekagumanku untukmu. Aku tidak pernah mengenal dirimu secara pasti. yang aku tahu tentangmu hanya tulisan-tulisan manismu yang selalu berseliweran di Time Lineku.


Aku kagum padamu. Kagum pada keahlianmu meramu kata. Kagum pada rangkaian kata di akun twittermu.Sederhana, tapi tepat mengena di hatiku. Lucu ya...


Rasanya ingin mengenalmu lebih dekat, tapi rasa malu ini menghambatku. Sudahlah mungkin lebih baik  aku mengagumi di balik layar. Aku hanya akan menjadi penikmat kata. Penikmat sajak-sajakmu.


Salam Hangat,



Penikmat Kata

Untukmu, calon pemilik hatiku

Untukmu, calon pemilik hatiku

Dear Calon Pemilik hatiku,

Hai...!

Apa kabarmu? Baik-baik saja kan. Bagaimana kau melewati akhir pekanmu? Adakah sesuatu yang mengembirakan atau bahkan membuatmu kesal?


Tidakkan kamu ingin tahu akhir pekanku?


Akhir pekanku lumayanlah. Aku bisa istirahat lebih lama. Semalam juga berhasil menulis 2 halaman untuk novelku. Oh, ya. Aku belum cerita padamu bahwa aku suka menulis. Saat ini aku sedang menulis sebuah novel.


Tolong doakan, semoga aku bisa menyelesaikannya.


 Kamu yang di sana,


Jangan lupa jaga kesehatan. Sesibuk apa pun pekerjaanmu, kesehatan tubuhmu tetap nomor satu.


Sudah dulu ya, aku mau lanjut nulis lagi.



Salam Hangat,



Calon tulang rusukmu

Mengapa?

Mengapa?

Mengapa rasa ini sulit aku enyahkan?
Mengapa rasa ini masih saja menggelayutiku?
Apa yang terjadi dengan diriku?
Mungkinkah aku terlalu mencintainya?
Hingga aku masih terjebak dalam bayangannya.

Sungguh, rasa rindu ini tidak dapat aku bendung.

Ah, kenapa hanya aku yang merasakannya
Masih rindu

Masih rindu

Dear Kamu,
Kenapa rasa rindu ini masih saja bercokol di otakku? Kenapa sampai sekarang aku tidak bisa mengenyahkan kenangan kita.
Rasa dendam dan marah memang telah usai. Tapi tetap saja tidak serta merta bisa menghapusmu dan menganggap tidak terjadi apa-apa.

Apakah kau rasakan hal yang sama denganku?

Maaf, jika aku masih saja berputar di areamu. Karena apa yang terjadi di antara kita sudah melekat kuat.

Ijinkan aku sejenak untuk bersandar dalam kenangan ini.
Masih Saja merindukanmu

Masih Saja merindukanmu

Dear Kamu,

Mengapa rasa rindu ini masih saja bercokol dari ingatanku? Rekaman-rekaman kenangan indah di antara kita masih saja terputar di benakku. Mengenyahkan dirimu terlalu sulit untukku.


Rasanya semua rekaman tentangmu bergerak lambat di benakku. Aku ingin menikmati rasa itu sekali lagi.


Maaf, jika aku masih saja merindukanmu. Maaf, jika saja rasa ini masih belum bisa aku hilangkan dari pikiranku. Maaf, kalau aku masih mencintaimu


Salam Hangat,


Aku yang masih merindukanmu




Entah kenapa kenangan ini masih saja bercokol di hatiku


Dear Kamu

Dear Kamu

Dear Kamu,

Pembicaraan kita semalam, membuatku merasa lega. Semua ganjalan yang selama ini bercokol di hatiku perlahan memudar. Mulai saat ini aku akan berusaha menerima semuanya. Menerima bahwa hubungan di antara kita tidak akan pernah lebih dari kata "aku dan kamu".


Mungkin benar, Allah mentakdirkan kita hanya untuk menjadi sepasang saudara, bukan sepasang kekasih yang sejak dulu aku impikan. Seperti yang pernah kamu bilang padaku, "Kamu harus mengejar mimpi panjangmu."


Terima kasih atas perjalanan indah kita. Semua ini tidak akan terhapus begitu saja. Aku percaya bahwa masih ada rasa yang tertitip di celah-celah jiwa kita.



Salam Hangat,



Aku






Akan aku simpan yang baik saja. Tentang kamu, tentang aku, tentang kisah Kita (Ari lasso-kisah kita)




Melepaskan

Melepaskan

Aku berdiri tepat di belakang, untuk menyaksikanmu bahagia


Mungkin beberapa hari kemarin, aku masih belum rela untuk melepaskanmu. Bahkan untuk sekedar mengenyahkan kenangan itu. Waktu yang kita jalani cukup panjang. Dan, aku belum terbiasa denganmu


Kini aku siap kembali untuk melihat dunia luar. Walaupun hubungan kita tidak akan pernah bersama. Tapi, aku tahu bahwa masih ada rasa yang tertitip di relung kita masing-masing.


Mulai saat ini, aku akan melepaskan kenangan kita. Tapi, semua yang terjadi di antara kita berdua adalah kisah indah yang tidak tergantikan.




Mungkin Allah tidak menakdirkan kita sebagai pasangan hidup, tapi aku percaya bahwa Allah menakdirkan kita sebagai saudara


Semudah itu

Semudah itu

Dear Kamu,

Entah apa lagi yang harus aku katakan kepadamu. Rasanya semua terlihat sia-sia. Seolah-olah kamulah orang yang tersakiti. Kau buat semua seolah-olah akulah penjahat dan kamu adalah korban. Picik sekali jika kamu berpikir seperti itu.


Aku tahu jika yang aku lakukan padamu mungkin agak sedikit keterlaluan. Tapi, inilah caraku untuk mendapatkan kebenaran. Untuk apa aku harus menunggumu untuk bercerita? Jika kau saja semakin menjauh dariku. Kamu tidak pernah sadar bahwa sikapmu telah sangat menyakitiku. Kalau seperti itu tak bolehkah aku marah?


Yang bikin aku kecewa, tak satupun ada penjelasan. Tiba-tiba saja kamu memutuskan untuk mendepakku dari jalinan cerita yang kita susun bersama. Lebih menyakitkan lagi, kamu bersikap seolah itu bukan apa-apa. Dengan santainya kalian masih saja terhubung. Ah, itukah pria yang sangat aku cintai dulu?




Tak pernahkah kau sadari akulah yang kau sakiti. Engkau pergi dengan janjimu yang telah kau ingkari (Judika)



 

Salam Hangat,

Aku yang kau sakiti

rindu itu

rindu itu

Rindu ini masih tersimpan rapi dalam hati
Rindu ini masih tersimpan rapi dalam otak
Waktu pun tak sempat untuk membantuku menyampaikannya


Kamu yang telah pergi menjauh
Meninggalkan jejak luka yang membekas


Aku yakin semuanya akan baik-baik saja
Karena ku yakin rindu itu masih tersimpan di hatimu

Merindukanmu Sekali Saja

Merindukanmu Sekali Saja

Ijinkan aku sejenak untuk merindukanmu
Mengenang semua kenangan yang pernah terukir di antara kita
Aku tahu kisah itu telah usang
Tapi, biarkan aku sejenak untuk membuka lagi memori masa lalu

Sungguh tak ada niatanku untuk kembali menganggu hidupmu
Aku hanya melintas untuk sekedar menitip rindu

Aku tahu rindu ini tak kan pernah ada artinya buatmu

Tapi, biarkan aku untuk merindukanmu sekali saja
Aku masih merindukanmu

Aku masih merindukanmu

Aku tidak pernah bisa membohongi hatiku kalau diam-diam aku masih merindukanmu
Bagaimana tidak. Jejak yang terekam begitu lama tidak begitu saja dapat terhapuskan
Bayanganmu masih saja menyembul, menggoda untuk tetap diingat
Semua kenangan indah yang sudah lama membekas itu, tidak bisa dengan mudah untuk dihempaskan

Jangan pernah kau tanya bagaimana perasaanku saat ini

yang pasti, aku masih terluka untuk merindukanmu
Dialog Hati (Sebuah percakapan dengan hati)

Dialog Hati (Sebuah percakapan dengan hati)

Sebuah percakapan sederhana antara aku dan hati.
Kamu          : Apa yang terjadi denganmu? Kenapa belakangan ini wajahmu sangat murung.
Aku             : (Menghela napas panjang) Aku lagi patah hati. Kamu pernah merasakannya?
Kamu           : Aku?? Pasti. Bahkan berulang kali
Aku              : Bagaimana bisa? Kamu terlihat biasa saja.
Kamu           : Tentu saja bisa. Semua orang yang jatuh cinta, kemungkinan besar pasti akan mengalami patah hati. Bahkan, ketika kalian sudah menikah kelak.
Aku              : Jadi, setiap jatuh cinta. Kita harus bersiap untuk patah hati?
Kamu            : Tidak hanya saat kita jatuh cinta. Setiap kita membuka diri kepada orang lain. bersiaplah orang itu akan menyakiti kita.
Aku               : Hatiku sakit. Rasanya sama seperti ditusuk ribuan jarum.
Kamu             : Aku tahu. Aku pernah mengalami hal yang sama denganmu. Tapi, jangan biarkan rasa sakit itu terus menggerusmu. Kamu boleh saja marah, sedih. Tapi, janganlah terlalu lama. Kamu harus bisa bangkit kembali.
Aku               : Aku ingin dia juga merasakan sakit yang sama.
Kamu             : Dia juga mengalami sakit yang sama denganmu. Tapi, mungkin saja dia tidak pernah menampakkannya. Percayalah, dia sama terlukanya denganmu.
Aku                 : Lalu, aku harus bagaimana?
Kamu              : Maafkan dia. Biarkan hatimu sembuh dengan memaafkan.
Aku                 : Bolehkah, Aku masih merindukannya?
Kamu             : Tentu saja boleh. Rasa yang tersimpan begitu lama memang tidak mudah untuk hilang. Perlahan, kamu pasti akan bisa melupakannya. Dengarkan aku, “Kejarlah mimpi panjangmu, maka dia akan merasa bahagia ketika melihatmu bahagia,” Dan itulah yang aku sebut dengan cinta sejati.”
Aku                 : Benarkah?
Kamu              : Percayalah padaku



Cinta sejati adalah saat kau membiarkan orang yang kamu sayangi hidup bahagia

 

Dear Kamu

Dear Kamu

Dear Kamu,

Aku tahu sekarang ini kamu marah, kecewa dengan semua yang telah terjadi. Aku pun juga merasakan hal yang sama.
Kamu tahu, betapa sakitnya hati ini ketika mengetahui semua itu. Kebohongan yang kau tutupi. Rasanya sama kayak ditusuk oleh ribuan jarum yang menancap tepat di jantungku.
Tidakkah kamu mengerti dengan perasaanku. Betapa aku harus menahan rasa perih melihatmu. Aku bertahan demimu.
Aku tahu bahwa tidak pernah ada kata "kita" di antara hubungan ini. Tapi, sedikit pun kamu tidak mencoba untuk memahaminya.
Sungguh aku tak ingin jalinan ini hancur dengan tidak baik. Bukankah dulu kita memulainya dengan baik.
Sudahlah, mungkin akulah yang terlalu berharap dan kamu tidak.


Kamu tidak akan pernah mengerti dengan perasaanku.

Salam Hangat,

Aku yang merindukanmu
luka

luka

Sungguh aku tidak pernah mengerti dengan semua ini
Jalinan mimpi yang baru terajut indah tiba-tiba saja harus terurai

Luka ini kembali dalam
Menganga lebar

Aku terluka
Dan itu karena kamu
Lelah

Lelah

Inginku melintas ribuan kilometer hanya untuk bertemu denganmu. Melihat dengan jelas seperti apa dirimu.
Rindu ini sudah memuncak, tapi waktu tidak pernah berpihak untukku. Langit pun melarang pertemuan kita.
Berapa banyak lagi rasa rindu ini harus aku pupuk?
Masih butuhkah ribuan waktu untuk sekedar menyentuh ragamu?


Lelah...
Aku lelah menunggumu di sini.
Ketika Flu

Ketika Flu

Nggak enaknya saat flu dan batuk itu hidung mampet. Mau tidur dengan posisi apapun serba salah. Akhirnya jalan terakhir numpukin bantal deh.
Lidahku pahit, kepala masih pening. Kudu jaga kesehatan ni
Sejenak Saja

Sejenak Saja

Sejenak saja ingin aku tinggalkan semua keletihan yang aku rasakan.

Sejenak saja, aku ingin berada di dekatmu

Sejenak saja, biarkan aku berada dalam dekapan mimpimu

Sejenak saja,

Waktuku tak akan lama
Mimpi kita

Mimpi kita

Masihkan namaku disudut hatimu?

Masihkan janji itu tertinggal dibenakmu?

entah mengapa semua terlihat berbeda

kita tak lagi sama

aku merasakan jarak diantara kita kian jauh

sulit untuk aku menemukamu

Adakah kamu merasakannya?
Sebentar saja

Sebentar saja

Aku tahu semua ini hanya mimpi panjang


kelak jika aku terbangun, akan aku dapati duniaku yang sesungguhnya


Mungkin tidak pernah akan ada cerita tentang kamu


Semuanya akan hilang seperti terserap dalam pusaran air



Tak bolehkah aku sejenak bersandar di bahumu?


Menenggelamkan semua rasa yang menggelayuti mimpiku


Lelahkah kau dengan semua ini?



Sebentar saja


Jika kau sudah lelah, bolehlah kau tinggalkanku disini

Sekali saja

Sekali saja

Sekali saja, aku minta kau di sini
Menemaniku menikmati malam

Sekali saja dengarkan isi hatiku
Merintih rindu karenamu

Sekali saja, bisikkan kata rindu
Untuk menemani lelapnya tidurku

Sekali saja
Sebelum mimpi ini benar-benar berakhir
Luka

Luka

Aku tak pernah mengerti apa salahku. Tiba-tiba saja kau torehkan sebuah luka. Entah harus seperti apa aku harus bertahan. Jika luka yang kamu buat kian dalam.
Apa salahku?
Kenapa kau sakiti aku sedemikian hebatnya.
Bahkan aku tertatih untuk bangkit.


Sungguh teganya dirimu

Sudahlah

Sudahlah

Dear Kamu,
Adakah aku pernah menyakitiku? Hingga kau dengan sengaja menyakitiku. Kini aku mengerti tentang semua sikapmu kepadaku.
Haruskah aku katakan padamu, bahwa hatikulah yang paling tersakiti. Tapi apa pedulimu. Kau kan tak pernah menganggapku.
Sungguh aku lelah dengan semua permainan watakmu. Dan kebodohan telah mencemari benakku.

Pergilah, bawa semua mimpi-mimpi itu. Biarlah aku sendiri--menerima kekalahan ini.
Perih

Perih

Perih ini kembali menepi


membuat luka yang semakin dalam


dan kali ini tidak ada penyembuhnya


bodohnya aku


percaya akan semua omonganmu

Ketika Kegagalan Berbuah Sebuah Keberhasilan

Ketika Kegagalan Berbuah Sebuah Keberhasilan


Jika kamu berpikir bahwa kegagalan selalu membuatmu jatuh. Kamu salah.


Aku pernah jatuh, tapi sekarang aku bisa bangkit.


(Luphyta, 04-04-2012)



Seorang teman kemarin bertanya mengapa beberapa hari ini tidak ada tulisan baru di blog ini. Dan sekarang saya berusaha memenuhinya.


Siapa pernah gagal? Siapa yang pernah merutuki nasib yang kadang tidak selalu manis?


Jawabnya, saya.


Nggak percaya?


Percaya aja deh :D


Sepertinya saya pernah buat postingan juga mengenai betapa kecewa saya ketika 2x mengikuti tes jenjang S2 semuanya gagal total. Kalau gagal sekali itu wajar, lah ini sampai 2x dengan alasan yang menurut saya sangat subjektif.


Terus terang saat itu saya benar-benar kecewa, marah. Saya merasa punya kemampuan yang sama dengan orang lain, tapi entah kenapa 'mereka-mereka' itu hanya melihat kekurangan saya.  Dangkal banget kan?


Saya sempat down dan tidak berani bercerita kepada kedua orang tua mengenai pendapat mereka tentang saya. Saya tidak mau kedua orang tua saya sedih.


Ternyata tidak selamanya kegagalan itu menyakitkan. Masih ada rencana dari Allah Sang Pencipta yang ternyata sangat -hebat. Saking hebatnya, saya bersyukur kalau dulu saya pernah gagal.


Semenjak nggak lulus tes S2, saya kembali menekuni dunia menulis, bertemu dengan orang-orang baru yang mempunyai passion yang sama.  Mulai merencanakan menyelesaikan novel perdana, hingga akhirnya saya bisa menghasilkan sebuah kumpulan cerpen yang ditulis bertiga dengan kakak-kakak yang luar biasa.


Orang tua pun mulai menyibukkan saya dengan mengikutkan Les Bahasa Inggris. Di tempat les saya bertemu dengan teman-teman luar biasa, juga dengan guru yang membuat saya nyaman. Mereka tidak melihat kekurangan, mereka menilai semuanya positif.


Beberapa bulan kemudian saya pun diterima kerja di sebuah sekolah dengan mudah. Lagi-lagi saya dikelilingi orang-orang yang menghargai sebuah kemampuan. Mereka mendukung saya, bahkan juga beberapa wali murid.


Dan saya pun diberi kesempatan untuk mengikuti lomba guru berprestasi. Terus terang saya nggak percaya diri, soalnya merasa kemampuan saya biasa saja, nggak ada yang istimewa. Saat mengikutinya pun akhirnya pasrah.


Ketika masuk ruang ujian cuman bisa senyam-senyum. Pasalnya semua guru yang ikut usia di atasku. Aku merasa paling muda dengan pengalaman yang superminim.


Ketika pengumuman berlangsung, aku juga tidak pernah menyangka bahwa nama saya akan berada di urutan pertama dengan nilai tertinggi. Antara percaya atau tidak saya pun dengan berani melaju ke babak berikutnya.


Para pengawas pun sempta menertawakan saya, karena sertifikat yang dibawa terlalu sedikit, tapi ketika ada sebuah buku di dalamnya, mereka tambah kaget. Mereka bilang bahwa saya harus meneruskan hobby menulis saya, karena ini dapat menambah poin saya kelak ketika sertifikasi.


Saya pun berbangga hati bisa menempati urutan ke empat, sebab kata pengawas saya kalah hanya karena masa kerja saya yang masih sedikit.


Andaikan saat ini saya sedang kuliah S2, saya mungkin tidak akan pernah bertemu dan mendapatkan pengalaman yang luar biasa.

Surat kepada Langit

Surat kepada Langit

Dear Langit,


Sudah setahun rasanya aku pergi meninggalkanmu. Meninggalkan semua rasa kepadamu.


Seperti apa dirimu saat ini, Lang? Masihkah sama seperti setahun lalu.

Ada banyak cerita yang ingin aku sampaikan padamu, Lang. Maukah engkau mendengar jika aku kembali nanti?


Aku harap kamu adalah langit sahabatku yang dahulu.

Tanpamu

Tanpamu

Jangan berhenti berjuang


aku di sini bersamamu


tanpamu aku tidak ada



kamulah cahaya penerangku


tanpamu aku lumpuh


tetaplah di sini bersamaku



tanpamu aku bukan siap-siapa

Menginspirasi melalui tulisan

Menginspirasi melalui tulisan


Jika kau tak punya cukup uang untuk menguasai dunia. Menulislah, maka secara tidak langsung kamu telah menguasai dunia (Lupyhta, 2012)



Ketika membuat sebuah tulisan, tidak pernah terpikir dalam benak saya jika akhirnya tulisan saya dapat mempengaruhi atau bahkan sampai memberi inspirasi.


Buat saya, setiap tulisan yang saya buat adalah dari hati (bahkah curhatan hati). Mungkin inilah yang membuat beberapa pembaca saya ada yang berkomentar bahwa apa yang dia tulis sama dengan keadaannya. Wow..!


Sekali lagi terima kasih atas apresiasi terhadap hasil tulisan  saya. Semoga tulisan-tulisan saya selalu bisa memberikan inspirasi untuk menjadi seseorang yang lebih baik.


MARI KITA TULARKAN KEGIATAN MENULIS