tak berjudul
lelah menanti
lelah menunggu
tak juga kau datang
hanya sekedar untuk berbisik
langit pun tahu
bahwa aku terpaku
sedih sendu
tak dapat aku elak
entah sampai kapan
Ad Placement
Tidak dipungkiri bahwa perkembangan sosial media begitu pesat. Siapa yang tak kenak facebook, twitter dan lain-lain? Sepertinya hampir semuanya tahu. Yap...demam facebook dan twitter memang menjadi sebuah fenomena yang panas.
Fyuh..belakangan saya rada miris membaca beberapa status fesbuk milik keponakan saya yang notabene masih tergolong remaja, dan beberapa juga masih kategori anak-anak. Status mereka sungguh membuat saya terperangah dan hanya mengelus dada. Seperti contoh kedua keponakan saya, sebut saja A dan B. Mereka berdua adalah bersaudara, tapi entah mengapa akhir-akhir ini status fb mereka berubah menjadi makian antar saudara, terus terang jengah bacanya, walaupun saya tahu bahwa mereka masih tergolong ababil. Sesekali saya coba untuk coment dan mengingatkan, tapi tidak pernah digubris. Sepertinya memang sudah biasa saling memaki. Yang bikin saya heran, apa iya bapak ibunya nggak membaca status anaknya yang demikian?
hmmm...sepertinya memang susah menjadi anak yang hidup di era digital, dan orang tua harus rajin mendampingi
Etikanya orang tua bisa menjelaskan kepada anak bahwa tidak semua emosi atau perasaan diungkap kedepan publik.
Selamat siang semuanya....
Alhamdulilah, hanya itu yang bisa saya ucapkan. Rupanya Allah mulai menunjukkan lagi yang namanya keindahan dibalik kegagalan yang dulu. Nggak kerasa saya sudah hampir dua bulan mengajar di TK.
Terus terang pengamalan mengajar saya masih sedkit, dan saya tidak banyak tahu tentang kurikulum. Yap...di TK saya layaknya pengamat, saya sangat senang mengamati tingkah anak-anak dari hari ke hari, dan akan terlihat siapa anak yang tidak terlihat seperti biasanya, dan kadang saya mengobrol dengan anak-anak sambil mencari tahu banyak tentang keluarganya.
Kemarin saya sempat jiper alias nggak semangat, bukan karena saya lelah mengajar hanya saja kendala transportasi, berhubung saya nggak bisa naik kendaraan sendiri alhasil tiap hari diantar jemput. Sempat berniat keluar dan mencari sekolahan yang dekat dengan rumah, tapi ntah kenapa nggak bisa PD untuk buat lamaran pekerjaan, seperti ada penghalang.
Dan...subahannallah ternyata semua itu ada jawabannya, kemarin saya sempat baca koran dan disitu ada sebuah workshop untuk guru TK/PG yang dilakukan sebuah sekolah kenamaan, saat membaca saya hanya bisa membatin hmm, pengen ikut tapi kok ya gimana. Rupanya Allah mendengar doa saya, siangnya kepala sekolah mengumumkan bahwa guru-guru akan diikutkan ke workshop itu. Wah....betapa senangnya. Seumur-umur nggak pernah ikutan workshop mana gratis pula :D
Dan yang lebih indah lagi, tadi sepupu saya bilang, bahwa nanti ketika raportan saya disuruh berbicara didepan semua wali murid untuk memberikan sedikit gambaran tentang pendidikan yang pas untuk perkembangan anak. Terus terang saya kaget dan juga senang, ya ini beban moral yang cukup berat,, karena saya belum pernah berbicara didepan orang banyak, dan saya tipe orang yang demam panggung :)). Rupanya Allah ingin bahwa sudah saatnya saya menjadi tokoh depan layar, bukan lagi tokoh dibalik layar yang hanya menyampaikan ide lewat tulisan...
Mohon doanya teman-teman..karena saya masih takut untuk berbicara didepan umum
Malam semua.....
Tiga hari yang lalu, dua murid saya yang perempuan membuat kehebohan dikelas. Sebut saja namanya erin dan Yuli. Dua gadis kecilku ini biasanya jadi anak yang pendiam dikelas, tapi belakangan mereka berubah gara-gara seorang daffa. Ya mereka jadi senang berlarian kesana kemari sambil ngejar-ngejar daffa belum lagi memililih tempat duduk yang dekat dengan daffa Setiap istirahat, saat daffa tak ada pasti akan bertanya kemana daffa?
Yang bikin saya sedikit tertawa adalah pernyataan erin yang bilang bahwa daffa itu guantengg. Belum lagi gelar jagoan yang disematkan pada daffa. Dan mau tahu gimana sikap daffa? dia hanya tenang-tenang saja :D
Doh..ternyata anak-anak jaman sekarang sinyalnya terhadap cowok cakep lebih cepat daripda kita yang dewasa.
Suasana I:
Lisa :Mbak aku sekarang stress?
Aku: Lah napa stress?
Lisa: Nilai-nilaiku jelek mbak, apalagi raport sisipan dohh. Bingung aku sapa ya mbak yang nanti ambil raportku?
Aku: Ya orang tuamu lah, masak orang lain
Lisa: Wah nggak berani mbak, nanti aku dihajar ibuku, trus diusir pula
Aku:Lah emangnya ibumu sejahat gitu?
Lisa: iyooo mbak, kalau dah marah soal nilai aku bisa dihajar habis-habisan dah gitu pernah ampe diusir. semua nilaiku loh harus dapat nilai 10.Dah gitu aku harus ikut banya kmacam-macam les. fyuhhhh pokoknya bosen
Aku: wew segitunya (geleng-geleng kepala)
Suasana II
Niko: Dohhh nilaiku kurang dikit lagi ni. Orang tuaku bisa marah
Aku: Lah kan udah bagus gini?
Niko: Nggak mbak, kalau aku nggak bisa lulus dari les ini cepet-cepet nanti ku disuruh bayar sendiri sama ortu
Aku: Whattt? masak segitunya
Niko: Iyo...papaku tu sukanya gitu. Dah gitu aku nggak boleh bolos les padahal ngantukkkk
aku: geleng-geleng kepala
Cerita di atas itu merupakan curhatan beberapa temen les yang notabene masih anak SMP semua, berhubung saya lumayan tua jadinya mereka curhat ke saya. Yap..saat dengar curhat seperti ini rasanya kok ikutan miris ya. Sepertinya orang tua sekarang sedang trend untuk bikin anaknya pusing tujuh keliling dengan berbagai tuntutan. Bayangkan hampir semua teman les saya yang SMP itu mengikuti 3-4 les sehari, belum lagi bimbel disekolah. Dan rata-rata dari mereka sampai ditempat les dengan keadaan lelah.
Fyuhh...sepertiny susah sekali jadi anak jaman sekarang, tiap hari mereka harus dijubeli dengan banyak les-les, kalau SMP sih masih mending. Lah ini muridku di TK sudah banyak yang ikut les calistung. Yap, beberapa orang tua muridku seringkali mengecheck hasil pekerjaan anaknya, dan ada pula yang memprotes kalau anaknya diajarin lebih banyak bermain.
Sebenarnya kondisi ini bukan sepenuhnya salah orang tua, tapi karena di negara kita nilai itu amatlah penting, bahkan dalam dunia pekerjaan. Orang tua akan sangat marah jika nilai matematika anaknya turun dibandingkan melihat nilai agamanya bagus, dan orang tua lebih marah jika nilai Ipany turun daripada nilai pelajaran bahasa olahraga bagus. Orang tua sekarang lebih menuntut nilai anak-anaknya bagus bahkan cenderung memaksa, dan mereka ini tidak menyadari bahwa anak merasa tertekan dan akhirnya menghalalkan berbagai macam cara untuk memenuhi tuntutan orang tuanya..Orang tua seringkali lupa bahwa essensi belajar itu adalah perubahan terjadi menyeluruh, jadi belajar yang baik bukan hanya aspek kognitif saja yang berubah, tetapi seharusnya aspek-aspek yang lain juga berubah seperti karakter dan lainnya.
Essensi belajar adalah bagaimana perubahan itu terjadi menyeluruh pada semua aspek dan bukan hanya perubahan pada satu aspek.
Pagi-pagi begini saya sudah dibikin BT oleh seorang teman chat saya. Entah kenapa dia dari tadi chat yang dibicarain cuman soal fisik saya terus. Jengah...itulah yang saya rasakan. Sebenarnya awal chat sama dia saya udah gak seberapa suka, tapi saya masih menghormati dia. Meskipun kadang chatnya gak penting dan hanya keluhan dia soal pekerjaan. Seringkali saat chat dia menyepelekan saya, termasuk pekerjaan. Emang sih pekerjaan dia cukup bergengsi, tapi sudahlah saya nggak pernah tertarik.
Dan semalam kita ketemuan, saya sih cuek aja soal sibuk chat dan otak-atik hp. Dan puncaknya pagi ini dia sudah berungkali menyinggung fisik saya, sebenarnya saya nggak masalah cuman reseh aja kok yang diobrolin cuman soal fisik dan kelemahan orang lain, walaupun dia anggap itu cuman candaan tapi bagiku itu menyebalkan Dan akhirnya karena malas chat lagi saya pun permanen ofline dia dari ym. Fyuhhhh...terlepas sudah dari cowok reseh ini...dan saya puas :))
Hei bung!! janganlah kau menyinggung soal fisikku. Karena itu sangat tidak cerdas
Kalau ditanya sejak kapan saya suka menulis?
Jawabannya mulai SMP, yap semenjak SMP saya suka menulis. Saya ingat betul, ketika SMP saya berhasil membuat suatu tulisan tentang negara kita, dan kerennya saya menulis menggunakan mesin ketik tapi tulisan itu hanya saya simpan sendiri karena belum percaya diri. Tapi, belakangan bapak saya bilang, bahwa dia pernah baca tulisan saya itu (beliaulah yang pertama memuji tulisan saya) :D
Ketika beranjak saya, tulisan saya lebih saya tuangkan ke sebuah diary, karena saat itu saya mengalami masalah tidak percaya kepada orang lain. Pada diary saya menumpahkan semua kesedihan, dan kadang nulisnya sambil berurai air mata, dan beberap saya tulis dalam cerpen (sampai sekarang cerpennya hanya tersimpan dikomputer, karena nggak pernah PD untuk kasih lihat sama orang lain)
Beranjak kuliah saya tidak lagi menulis semua yang saya rasakan lewat diary, tapi saya mulai suka menulisnya melalui puisi, dan hampir 90 % tulisan saya tentang cinta dan patah hati (kata seorang teman tulisan saya frustasi). Tapi, nggak hanya itu ketika kuliah saya berhasil membuat sebuah novel (dan lagi-lagi hanya saya simpan sendiri). Pertengahan kuliah saya mulai menulis dengan blog, ya tetap saja isinya curhatan nggak jelas. dan karena saya masih tergolong remaja ababil saat itu, jadilah saya punya 3 blog :D
Dan sekarang, semenjak kenal dengan rumah ini, saya merasa tulisan saya lebih berwarna, walaupun belum sebagus yang lain, tapi setidaknya saya lebih berani untuk nulis dan mengungkapkan ide. Yang lebih norak saya lagi suka ngeliatin pamor diblog :))
Terima kasih teman -teman disini atas inspirasinya buat saya
ps: Tolonglah jujur dalam memberikan komentar, karena kritik dan komentar anda dibutihkan untuk pengembangn tulisan lebih lanjut
Jakarta, Pukul 06.00 pagi
Sisa-sisa air hujan masih menetes dari langit, pagi ini Jakarta baru saja diguyur hujan. Seperti biasa aku sedang berteduh dihalte sambil menunggu bisku datang. Sesekali aku menengadahkan tanganku untuk menikmati tetesan air yang jatuh dari langit, Aku sangat suka hujan, karena hujan menawarkan nyanyian kedamaian.
Lima Menit kemudian bis yang biasa aku tumpangi pun datang, aku segera bergegas ikut berebutan dengan orang-orang. Aku beruntung hari ini, karena aku mendapatkan tempat duduk, biasanya suasana setelah hujan membuat bis penuh sesak hingga tak jarang aku berdiri sepanjang perjalanan.
©©©©©©©©©
Bis pun berhenti di shelter berikutnya, beberapa penumpang turun dan beberapa penumpang lainnya naik. Aku pun menggeser tempat dudukku ke dekat jendela, kebetulan penumpang disebelahku ikutan turun otomatis tempat disebelahku kosong.
Deg!! Hatiku berdetak kencang saat dari kejauhan sosok pria hujanku ikut dalam keramaian penumpang yang naik. Aku berdoa dalam hati berharap tidak ada orang yang duduk disebelahku selain dia, dan ternyata Tuhan mendengarkan doaku karena aku lihat dia semakin mendekat ke arahku, dan dia pun duduk tepat disampingku.
Rasanya jantungku berlompatan melihatnya sedekat ini, ingin rasanya aku menyapa dan berkenalan dengan dirinya, tapi tidak aku harus menahan rasa ini, aku tidak mau terlihat agresif. Hari ini pria hujanku terlihat sangat menawan, kemeja kotak-kotak, celana jeans dan ditambah dengan sebuah kacamata membuat dia semakin terlihat lebih manis.
Sepanjang perjalanan kami hanya diam membisu, hening diantara keramaian penumpang lainnya. Tak ada satupun kata keluar dari mulutku dan dirinya, hanya kegelisahan ditambah detak jantung yang semakin cepat. Lidahku terlalu kelu hanya untuk sekedar mengucapkan "hai". Mungkinkah dia merasakan hal yang sama denganku? pertanyaan itulah yang terus terngiang-ngiang dikepalaku.
Lima menit lagi bis yang aku tumpangi akan berhenti, waktuku bersama dia jadi semakin sempit. Kali ini aku harus tahu siapa namanya? Aku nggak mau buang kesempatan langka ini hatiku berbicara. Sambil gemetaran aku pun menyapanya.
"Hai, bisa kita berkenalan?" aku mengucapkannya dengan nada yang gemetaran.
"Eh....iya" ucapmu dengan ekspresi kaget. Aku menikmati ekspresi kebingunganmu, kamu tampak lebih menawan saat itu.
"Namaku Rie, aku sering memperhatikanmu"
"Namaku Azka, benarkah itu? Aku rasa aku juga sama sepertimu" ujarnya sambil tersenyum
"Jadi? Kamu juga sering memperhatikanku?" aku bertanya lagi.
"Iya, tapi aku malu ingin menyapamu. Ngomong-ngomong bisnya sudah berhenti, sudah saatnya kamu turun, nanti terlambat masuk kerja loh!"
"Eh iya, makasih ya. Aku turun dulu. Sampai juga lagi Azka" pamitku dengan berat
"Hati-hati ya Rie, eh iya boleh aku minta no hp kamu?"
Aku menyebutkan sejumlah angka, dan segera bergegas untuk turun. Baru lima menit turun dari bis, aku mendengar hpku berbunyi, dan terdapat sebuah pesan dengan nomor yang tak aku kenal.
From: 085731xxxxxxxxx
subject:
Hai Rie, ini Azka. Simpan nomorku ya. hati-hati dijalan :)
Aku pun segera membalas sms itu disertai dengan sebuah senyuman yang lebar. Biarlah orang lain melihatku seperti orang gila, yang pasti hari ini aku bahagiaaaaaa
Belakangan banyak orang yang bertanya tentang pekerjaanku? berapa gajinya? dan segala banyak macam pertanyaan lainnya.
Yap pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang dikepala. Rasanya capek juga ditanya seperti itu atau bahkan ada yang ngeremehin tentang gajiku. Whatever!! Aku memang nggak pernah mempermasalahkan berapa gajiku? walaupun tak bisa dipungkiri aku kerja juga untuk mencari sedkit tambahan uang jajan. Tapi, yang aku butuhkan sekarang adalah pengalaman. Buatku daripada dirumah gak jelas juntrungannya, lebih baik aku disana bertemu dengan anak-anak. Mungkin gajiku tidak sebesar orang lain, tapi sudahlah yang penting aku senang.
Beberapa orang bertanya, mengapa aku lebih memilih jadi guru TK padahal gajinya gak seberapa. Pertama, buatku jadi guru TK adalah impian, terus terang aku amat suka dengan anak-anak, terlebih lagi setelah kuliah aku lebih ingin tahu tentang dunia anak-anak. Saat bersama mereka rasanya selalu banyak energi yang mereka salurkan buat kita sehingga setiap pagi rasanya semangat menemui mereka, Kedua, sejak dulu aku nggak suka kerja kantoran? buatku pekerjaan yang monoton dengan rutinitas waktu yang panjang buatku terasa membosankan.
Pekerjaan sebagai Guru TK sekarang lumayan berat, tuntutan terhadap guru TK sekarang makin tinggi. Dulu, mungkin TK sekedar tempat untuk anak bermain dan belajar, tapi sekarang kita di tuntut untuk membuat anak lulus dari TK harus bisa baca, tulis, dan hitung...byuhhhh rasanya marah dengan kurikulum seperti ini, belum lagi membuat mereka duduk dengan tenang, Membuat mereka menghadap ke papan selama 10 menit itu adalah suatu hal yang luar biasa.
This my life and i like it :D
hadirmu bagaikan candu
merasuk ke dalam setiap aliran darahku
yang membuatku selalu menginginkanmu
terbangkan aku ke dalam langitmu
bawa aku ke dalam hatimu
simpan aku dalam aliran darahmu
kamu bagai pelangi yang mewarnai mimpiku
indah seperti sekumpulan kupu-kupu
wangi seperti sekumpulan taman lavender
dan indah seperti senja disore hari
dan itulah yang aku rasa semenjak kau datang dan mencuri hatiku
Ya ini memang kisah tentang Bintang, kisah seorang pria kecil yang turut mengisi hari-hariku sebulan ini. Memang sekarang dia belum bersinar seperti Bintang dilangit, tapi kelak saya percaya kamu akan jadi bintang penerang untuk keluarga.
Kamu memang menggemaskan dan tak pernah diduga, selalu membuatku belajar tentang artinya kesabaran. Walaupun seringkali aku hampir hilang kesabaran untuk mengajarimu, tapi selalu saja ingin dekat denganmu.
Pesan ibu
Teruslah bagi sinarmu kepada semua orang seperti bintang dilangit yang selalu menawarkan keteduhan
Ini cerita tentang kamu, gadis kecilku yang setiap hari selalu membuatku tersenyum. Kamu memang berbeda dengan yang lain, dirimu senang sekali menyendiri, dan tak pernah mau bergabung dengan teman-temanmu. Tapi, yang istimewa kamu bisa ingat smua nama teman-temanmu yang lain.
Bagiku kamu sosok yang tangguh, selalu ke sekolah sendirian dan duduk dipojok kelas sendiri, entah apa yang membuatku ingin tahu tentangmu. Aku sangat menikmati waktu bersamamu bercerita berdua dipojok kelas dan bisa melihatmu tersenyum adalah hal indah, karena ku lihat kau suka muram.
Hari ini kau terlihat berbeda, binar matamu begitu indah sayang, mungkinkah ini karena ada ibu yang mengantarkan hari ini, dan kau ingin menunjukkan pada ibu?
Dan teruslah semangat dan tersenyum sayang
Kalau ngomong tentang perbedaan memang tidak ada habisnya. Yah mau gimana lagi perbedaan itu memang selalu muncul di segala aspek hidup kita. Mungkin seringkali kita berbeda dengan orang lain, tapi bukan berarti kita boleh memaksakan seseorang untuk menyamakan dengan kita. Kita memang berbeda, karena kita juga individu yang berbeda.
Itulah kesan yang saya tangkap ketika nonton film street dance, dimana film itu menceritakan tentang sebuah klub penari jalanan yang sedang menghadapi kompetisi menari international tapi tidak punya tempat latihan, akhirnya mereka mendapatkan tempat latihan tapi dengan satu syarat mereka harus bergabung dengan kelompok balet. Hal inilah yang menimbulkan konflik bagi mereka, karena jenis tarian mereka amat sangat berbeda. Disinilah konflik mulai terjadi, dimana dua hal yang amat berbeda ingin disatukan, dan masing-masing kelompok berambisi agar bisa satu visi, tapi apa yang didapatkan adalah tidak ada feel dari tarian mereka. Akhirnya sang ketua memutuskan untuk tidak memaksa tapi mereka menggabungkan kedua tarian tersebut dan hasilnya membentuk suatu keanekaragaman yang begitu indah
Bagaimana jika seluruh hal dunia ini dipaksa untuk sama, hasilnya dunia ini akan menoton tak ada gairah, dan datar bagai kertas tipis
Jika memang kita berbeda jangan coba dipaksakan untuk bersatu, tapi buatlah perbedaan itu menjadi sesuatu yang saling melengkapi sehingga bisa menimbulkan keanekaragaman yang indah
Ad Placement