Kemenangan terbesar

Kemenangan terbesar

20131103-171517.jpg

Yeay. Sudah memasuki hari ke-3 itu artinya ada tema baru yang dilemparkan.
Dan, hari ini saya diberi kesempatan untuk memilih tema.
Jreng...jreng


Apa sih kemenangan terbesar dalam hidupmu?


Well. Terus terang tema ini terlintas begitu saja di benak saat bangun tidur tadi pagi dan saya rasa setiap orang pernah punya kemenangan terbesar dalam hidupnya. Jadi, tidak ada salahnya kalau kita bahas soal ini.


Kemenangan terbesar dalam hidup saya adalah ketika bisa mengalahkan ketakutan yang selama ini menjejali hidup.
Jujur. Saya dulunya seorang yang tak percaya diri. Setiap apa yang dikatakan orang tentang saya pasti akan saya terima mentah-mentah. Akibatnya saya takut mendengar penilaian orang lain.
Kalau saya tidak salah ingat. Ketakutan ini berawal saat saya duduk di bangku SMA.
Saat itu saya baru saja menjalani operasi besar dan sedikit membuat jiwa saya tergoncang. Saya menarik diri dari lingkungan dan memilih menjadi anak yang biasa saja.
Saya takut dengan semua respon orang lain terhadap kondisi kesehatan saya. Tepatnya saya muak dikasihani. Dan, sejak itulah saya tak pernah menganggap diri saya memiliki kelebihan.
Menginjak perguruan tinggi. Rasa takut itu semakin tinggi. Setiap bertemu seseorang yang dominan dari saya. Nyali langsung ciut. Entah berapa kali sahabat saya harus memberitahu bahwa semua baik-baik saja.
Yang terparah, saya paling takut bicara di depan umum. Rasanya puluhan mata seolah menjadikan saya terdakwa. Itulah sebabnya saya sering kesulitan saat presentasi.
Dan, sebuah titik balik membuat saya berubah ketika di hadapkan pada sebuah pekerjaan yang mengharuskan saya memberikan pelayanan kepada orang lain.
Dari situ saya belajar bagaimana mengatasi ketakutan dan tersenyum lebar saat ada seseorang yang menghargai kita karena kemampuan yang kita miliki.
Puncaknya saat saya didaulat untuk mengikuti lomba dongeng. Di mana saya harus berdiri di depan panggung untuk bercerita di depan banyak orang.


I did it very well.


Meskipun tak juara tapi saya berhasil mengalahkan ketakutan itu. Ketakutan yang selama ini hanya membuat saya merasa 'kecil'
Lambat laun itu mengubah pola pikir saya. Bahwa saya pun bisa melakukan yang orang lain bisa. Dan, saya bangga pada diri saya sendiri.




Hidup memang keras, tapi bukan berarti kita menyerah pada keadaan. Sebab itu yang akan membahagiakanmu


Passion

Passion

What is your passion?





Passion itu bagi saya ibarat sebuah mimpi yang membuat hidup lebih bersemangat.



Bisa dibayangkan bagaimana jika seseorang tak punya mimpi untuk diraih? Mungkin hidupnya monoton.
Kalau kita tilik lebih jauh. Berapa sih di antara kita yang memilih pekerjaan sesuai hasratnya? Mungkin jawabannya jarang. Kebanyakan orang lebih memilih jalur aman yaitu bekerja seperti kebanyakan orang lainnya bahkan jauh berbeda dengan apa yang diimpikannya. Pada akhirnya yang dilakukan adalah sebagai upaya pemenuhan kewajiban. Jadi, jangan salahkan kalau korupsi ada di mana-mana.
Oke. Kembali ke pertanyaan pertama. "Apa impian terbesarmu?"


Terus terang sejak dulu saya nggak suka birokrasi. Saya lebih suka pekerjaan yang menyenangkan seperti menjadi penulis. Meskipun bagi beberapa orang pekerjaan menjadi penulis itu tidak lebih keren dari seorang dokter. Tapi, ada rasa bangga saat orang mengagumi karya kita. Rasanya seperti ada kepuasan sendiri.


Kedua orang tua saya adalah PNS. Otomatis mereka berdua juga menginginkan saya mengikuti pekerjaan mereka. Tapi, sayangnya saya bandel. Hihi. Saya lebih milih jadi penulis dan guru TK karena itu sesuai dengan jiwa saya. Beberapa orang mencibir pekerjaan saya, tapi saya nggak pernah ambil pikir.
This my own life
Bukankah Tuhan sudah mengatur semuanya?


Jalan saya menjadi penulis memang tidak mudah. Butuh perjuangan dan kerja keras demi mewujudkan mimpi yaitu agar karya saya bisa dinikmati banyak orang. Saya percaya kelak apa yang saya telah lakukan tidak pernah sia-sia. Lebih baik kehabisan napas mengejar impian ketimbang meratapi diri sendiri.


Karena mimpi akan tetap menjadi bunga tidur kalau kita tak pernah bergerak maju.


Jadi. Apa passionmu?

Prolog

Prolog

Hei. Selamat datang November.
Hari ini seorang kawan tiba-tiba menantang saya untuk menulis di blog selama 30 hari. Well, ini bukan kali pertama saya turut serta dalam tantangan seperti ini.
Pada dasarnya tantangan menulis setiap hari dengan tema yang berbeda itu cukup menarik. Selain melatih kemampuan menulis, juga bisa menggali ide sebanyak-banyaknya. Apalagi jika disertai deadline waktu. Rasanya adrenalin terpacu untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Well. Saya nggak mau panjang lebar. Intinya dalam 30 hari ke depan kalian akan saya suguhi dengan tulisan yang mungkin beragam.
Jangan lupa mampir dan meninggalkan jejak. Karena apresiasi kalian memberiku semangat.

Semoga saya bisa melewati tantangan ini.

Salam Hangat,

Luphyta
Perihal Memaafkan

Perihal Memaafkan


Ketika kamu membuka hatimu untuk orang lain. Bersiaplah untuk terluka



Tak pernah mungkir bahwa kerap kali kita terluka oleh orang lain. Entah itu pasangan, sahabat, keluarga atau oleh diri kita sendiri.


Entah berapa banyak luka yang sudah kita goreskan pada hati kita. Mungkin kalau bisa protes si hati akan memasang lapisan pelindung, tapi sapa yang bisa menolak rasa sakit.


Bukankan Tuhan menciptakan rasa sakit sepaket dengan kebahagiaan?


Jika pada akhirnya hati kita terluka masa satu-satunya jalan adalah dengan memaafkan



Memaafkan memang bukan perihal mudah apalagi jika kita berada di posisi yang terluka. Memaafkan ibarat menarik dengan paksa luka yang masih menganga lebar. Menyakitkan.
Namun, rasa sakit perlahan akan Menghilang.  Karena sebagian dari diri kita tanpa sadar telah merelakan rasa sakit untuk pergi. Ya. Memaafkan erat kaitannya dengan merelakan diri kita untuk berdamai dengan rasa sakit.


Jadi, maukah kamu memaafkan orang di sekitarmu?

What If

What If

20131030-150506.jpg

Bagaimana jika aku mencintaimu, tapi kamu tidak
Bagaimana jika aku menginginkanmu, tapi kamu tidak
Mungkin hanya aku
Hanya aku saja yang menginginkanmu melebihi apa pun
Dan, seandainya semesta tidak pernah berkonspirasi kepada kita
Mungkin hanya aku yang tetap di sini
Mengeja setiap huruf menjadi sebuah cinta
Mentasbihkan namamu berkali-kali di dada
Mungkin hanya aku

Dan, hanya ada jika dalam benakku



Pic: koleksi pribadi
Sepasang Senja di matamu

Sepasang Senja di matamu

Aku suka memandang matamu berlama-lama


Tenggelam di dalamnnya


Matamu selalu menjanjikan keteduhan


Mungkin saja Tuhan telah meletakkan senja di sana


karena ketika kumenatapnya langit abu-abu di mataku berganti merah menyala


Menyisakan kehangatan yang menjalari seluruh tubuhku



Kamu.

Bilang saja aku Pecandumu

Bilang saja aku Pecandumu

[caption id="attachment_2588" align="aligncenter" width="500"] dari Favim.com dari Favim.com[/caption]

Aku suka segala tentang kamu

Punggungmu

Matamu

Hidungmu

Bibirmu yang mengatup

juga sepasang lengan kokohmu

Bilang saja aku mencandui segala tentangmu

Ya. Segalanya

Ini bukan saja perasaan cinta

tapi, lebih dari itu

Aku menggilaimu dengan seluruh hatiku


Bagaimana cara mengedit Naskah (Writing Tips)

Bagaimana cara mengedit Naskah (Writing Tips)

 image google 

Selamat hari Sabtu semuanya.

 Ada yang sedang mengerjakan proyek menulis atau baru menyelesaikan naskahnya? Berikut ini ada beberapa tips yang diberikan oleh mbak Aida M.A salah satu penulis yang namanya sedang naik daun. Beliau adalah seorang novelis dan penulis non fiksi yang buku-bukunya sedang beredar di toko buku. Kebetulan mbak yang satu ini sahabat saya dan dia bersedia menjawab keingintahuan saya tentang apa sih yang akan dilakukan setelah naskah selesai.

Yuk kita simak.

1. Apa sih yang dilakukan mbak Aida ketika sudah menulis naskah?

Setiap sebuah naskah selesai ditulis biasanya saya memang mengendapkan naskah tersebut, tidak buru-buru diedit atau mengubah bagian tertentu. Otak kita yang sudah bekerja maksimal ternyata terlalu penuh dan crowded kalau dibebani dengan proses editing pasca writing.

Biarkan dulu kepala ini refresh dari beban-beban DL dan setumpuk ide yg baru saja dituangkan dalam sebuah naskah. Editing beruntun akan membuat pikiran kita mengalami kelelahan.

Jadi setiap selesai menulis satu naskah novel saya biasanya suka jalan2, nonton film dan menikmati hal-hal yg lain, pokoknya engga dekat-dekat laptop dulu deh hehhehe.

2. Berapa lama naskah perlu diendapkan sebelum diedit?

Okee berapa lama? Ini beda2 untuk tiap penulis, ada yangg cukup 2 hari saja ada yg butuh seminggu. Kalau saya pribadi biasanya hanya 2-3hari saja tidak menyentuh naskah yangg baru kelar saya kerjakan. Hanya novel TheMocha Eyes yang saya endapkan 1hari, karena Deadline yangg sangat mepet saat itu.

Kira-kira saat kepala saya sudah tidak berdenyut-denyut karena DL dan bayang-bayangan tokoh-tokoh  saya tidak terbawa-bawa dalam pikiran saya, maka saya segera kembali sebagai seorang editor untuk naskah saya bukan sebagai seorang penulis :D

3. Elemen apa saja yang perlu diperhatikan saat mengedit?


1. Yang paling mudah kerapian naskah, bersih dari typo, saat diajukan ke editor dia juga lebih bahagia karena engga bikin terlalu mumet dengan typo.

2. Plot/ alur, untuk ini makanya harus membaca dari awal naskah tersebut. Saat membaca ulang nanti akan keliatan, bagian ini seperti terputus atau nanggung, bagian ini terlalu cepat dsb.

3. Konsistensi karakter. Saya biasa mencari ciri khas tokoh-tokoh saya lewat dialog-dialog. Saya akan mengenali si A yangg berbicara atau si B yangg sedang ngedumel. Jadi saat diedit kembali cek dialog-dialognya sudah sesuai belum dengan karakter masing-masing.

4. Setiap naskah harus ada mata kedua ketiga yg membaca dan memberikan penilaian. Makanya di sini fungsinya seorang editor. Jadi, begitu penulis sudah selesai menulis, pengendapan dan edit kembali hanya oleh penulis, maka tugas selanjutnya sebagai penulis kita harus legowo jika nanti editor akan banyak memberi tanda track changes dalam naskahnya.

Sekian rangkuman tanya jawab saya dengan Mbak Aida. Semoga apa yang saya bagikan di sini membantu kalian semua.

Selamat hari Sabtu.