Skenario dari Tuhan

Skenario dari Tuhan

Apa yang terjadi jika anda mendapat musibah?

Mungkin sebagian dari kita marah, merasa sang Pencipta tidak adil terhadap kita bahkan secara tidak sadar kita mengutuk-Nya. Itulah sifat dasar manusia, tidak pernah puas dan selalu menuntut, tanpa kita tahu bahwa terkadang musibah itu membawa berkah yang luar biasa.

Musibah tidak selalu identik dengan kesedihan, tapi terkadang musibah itu berbentuk kesenangan hanya saja kita tidak pernah menyadarinya.


 


Sebagai contoh:


Sering kali aku tidak puas dengan bentuk tubuh, suka iri dengan bentuk tubuh orang lain yang lebih menarik. Tapi, jika kita telaah dengan cermat Tuhan mungkin tidak memberi kita tubuh yang indah, adalah karena takut nanti dengan tubuh indah itu kita jadi sombong, dan melakukan banyak dosa.


 



Memang kadang kita sebagai manusia susah mengungkap hikmah dibalik kegagalan atau musibah yang ada. Jika coba kita tilik lebih cermat ternyata Tuhan sedang menyiapkan skenario lebih baik dibalik kegagalan itu


Manusia bukanla Tuhan

Manusia bukanla Tuhan

 


Tulisan ini terinspirasi oleh kisah dosen saya. Dosen saya pernah bercerita bahwa dia dulu pernah di tes Psikologi dan hasilnya IQ dia cuman 87 dari hasil itu dia tidak disarankan untuk masuk universitas. Tahukah kalian seperti apa dia sekarang?? Anak dengan IQ 87 itu sekarang telah menjadi dosen, dan dia telah menyelesaikan S2nya di Amerika. Wow, coba dulu dia percaya terhadap hasil tes itu mungkin dia sekarang sudah jadi tukang becak katanya.


Ya..itulah gambaran bahwa apa yang diputuskan manusia bukanlah mutlak seperti takdir Tuhan.  Apa yang diputuskan manusia seringkali bersifat ramalan yang belum tentu benar-benar terjadi. Seperti juga diagnosis dokter, ketika dokter memvonis tentang usia seseorang, sebenarnya dokter itu tida pernah tahu pasti kapan orang itu akan benar-benar mati. Bahkan dengan alat-alat supercanggih pun kematian seseorang tidak dapat diprediksi.


 


Dosen saya pernah berkata: Ketika kamu mempunyai ilmu lebih, janganlah kamu bertingkah seolah-seolah seperti Tuhan yang bisa menentukan jalan hidup seseorang.