Nongkrong Asyik Dengan Treats By Traveloka Eats

Nongkrong Asyik Dengan Treats By Traveloka Eats

nongkrong, freelancer, treats traveloka eat



Rutinitas Menjadi Pekerja Lepas



Bekerja dari rumah itu penuh lika-liku. Dulu, saat menjadi Guru TK, saya mungkin lebih fokus sama pekerjaan sekolah. Jika ada waktu luang bisa jalan sama teman. Berbeda ketika memutuskan untuk menjadi Full Time Freelancer. Hampir 90% pekerjaan saya dilakukan di rumah, lingkungan yang saya tinggali selama 24 jam sepanjang 365 hari. Kebayang seperti apa, kan?

Monoton.

Di pagi hari, sebelum memulai pekerjaan resmi sebagai Freelancer, saya memiliki tugas utama untuk berbelanja kebutuhan pangan keluarga lalu dilanjutkan dengan aktivitas memasak sarapan pagi. Jika lagi rajin, biasanya saya sekalian masak untuk makan siang dan malam. Sehingga saya punya banyak waktu luang untuk membuat konten.

Itu sih ekspektasi



Baca juga:
Ruang Kerja Di Rumah Ala Freelancer 
Pencapaian-pencapaian yang sudah saya lalui sebagai blogger di tahun 2018
Ketika saya mendapatkan atensi dari konten kreator ternama  
Bagaimana Saya Membangun Diri Dengan Ngeblog


Kenyataannya, sehabis mandi pagi kok kasur lebih menggoda apalagi sambil nonton 1 episode drama Korea, bhay. Akhirnya kebablasan sampai siang dan lupa untuk menulis postingan untuk blog.

Kadang, ada perasaan jenuh karena harus melakukan pekerjaan yang sama dengan lingkungan yang itu-itu aja. Pernah nih, 2 jam depan laptop, halaman aplikasi word saya masih bersih tanpa coretan. Itulah kenapa sesekali saya butuh kerja di luar ruangan, mengganti suasana baru untuk meningkatkan mood menulis.


Nongkrong Asyik Dengan Treats By Traveloka Eats



secangkir kopi



Ada kalanya saya dan Wulan memilih bekerja di luar ruangan. Biasanya rutinitas ini kami lakukan sebulan sekali. Saya dan Wulan bergiliran menentukan lokasi mana yang akan kami datangi nantinya. Kebanyakan sih kafe atau Coffe Shop, karena beberapa kafe memiliki desain interior yang membuat betah berlama-lama.

Menulis ditemani kudapan merupakan mood booster yang tidak dapat terkalahkan.

Sebelum menentukan lokasi, kami sering melakukan riset kecil-kecil. Ya semacam mencari tahu dulu kafe yang akan kami kunjungi, entah itu ambiance, makanan atau bahkan menu rekomendasi dari media sosial. Memang agak ribet, namun seringkali kami malah senang mendapatkan tempat makan yang sesuai dengan ke

Sekarang, riset tempat makan menjadi lebih asik berkat fitur terbaru dari Traveloka yaitu Traveloka Eats. Fitur ini bisa menjadi panduan dalam memilih kuliner yang asyik di kotamu.

Dengan berbagai pilihan yang ditawarkan kita dapat dengan mudah menemukan tempat yang sesuai atau juga rekomendasi dari para pengguna lainnya. Bonusnya, sering ada promo-promo menarik berupa potongan harga yang tentunya membuat kegiatan kulinermu jadi tambah asyik.


Cara Menggunakan Traveloka Eats



treats by traveloka eats, traveloka eats



  1. Traveloka Eats merupakan bagian dari fitur aplikasi Traveloka. Jadi, jika kamu ingin memanfaatkan fitur ini, diwajibkan untuk mengunduh aplikasinya terlebih dahulu di App Store baik Android ataupun IOS (pastikan unduh versi terbaru untuk mendapatkan banyak deals).
  2. Selesai mengunduh kamu buka aplikasi Traveloka lalu temukan logo garpu dan sendok dengan tulisan EATS. Tinggal kamu klik dan pilih menu-menu sesuai dengan pilihanmu. Jika sudah, kamu tinggal klik beli sekarang dan lakukan pembayaran. Nanti di lokasi, ketika memesan kamu konfirmasikan bahwa kamu akan melakukan Redeem Voucher Traveloka Eats dengan cara menunjukkan fitur pemesanan. Mudah, kan?
  3. Buat kamu yang berada di Jakarta, Traveloka memberikan keuntungan lebih berupa ‘Treats” di mana kamu akan mendapatkan berbagai deals yang menarik, seperti makanan pencuci mulut gratis sampai penawaran menarik ketika ulang tahun tanpa perlu membuat janji. Enaknya lagi, kamu masih bisa mendapatkan Traveloka Poin setiap kamu menggunakan fitur “Treats” ini.
  4. Penggunaan Treat by Traveloka Eats ini cukup mudah (nanti penjelasan lebih jelas lihat di gambar ya). Langkahnya hampir sama yaitu kamu masuk ke Ikon EAT, bagi kamu yang berada di Jakarta, Otomatis nanti akan keluar Logo T di tengah-tengah. Tinggal kamu klik logo tersebut, lalu pilih resto/kafe yang ingin kamu datangi. Jika sudah menemukan, kamu bisa klik simpan restoran. Sampai di lokasi, kamu tinggal tunjukkan pada petugas dan dilakukan scan QR dan klik gunakan ‘treats’ kemudian kamu bisa lakukan pembayaran. Tenang saja, ada beberapa metode pembayaran yang bisa kamu lakukan.

Sekarang, saya nggak perlu lagi bingung kalau tengah suntuk kerja di rumah. Tinggal buka Traveloka Eats, terus cari deh tempat nongkrong yang asyik bareng teman.




Kamu mau ikutan?
Ruang Kerja Di Rumah Ala Freelancer

Ruang Kerja Di Rumah Ala Freelancer

desain ruang kerja, kerja di rumah, working space



Desain Ruang Kerja Di Rumah



Semenjak resmi berhenti jadi Guru Taman Kanak-Kanak beberapa tahun lalu, saya memutuskan untuk melakukan pekerjaan di rumah sebagai konten kreator. Otomatis hampir 90% pekerjaan saya dibuat di rumah, kecuali saya lagi jenuh atau sedang bepergian keluar.

Minggu lalu, Wulan memberikan saya tantangan untuk menulis tentang ruang kerja di rumah. Hal ini membuat saya agak pusing tujuh keliling, sebab saya tidak punya ruang kerja khusus di rumah. Jadi, bisa dibilang tidak ada yang istimewa sih.



ruang kerja di rumah, komputer
Penampakan ruang kerja saya yang terlihat membosankan



Pada dasar ruang kerja saya di kamar. Dulunya, saya kalau nulis itu di kamar Kakak yang memiliki lampu penerangan yang lebih terang, ruangannya lebih luas sehingga lebih luasa dalam mengerjakan tugas. Berhubung si Kakak pada akhirnya kembali lagi ke rumah, saya memindahkannya ke Kamar.

Letaknya di pojokan dekat kamar mandi. Sebab itu satu-satunya area yang luas untuk bisa saya mondar-mandir ke sana kemari.

Tidak seperti Wulan yang telaten untuk menata meja kerjanya dengan beberapa hiasan yang mempercantik. Saya lebih menyukai meja kerja saya polosan. Menggunakan meja komputer bewarna coklat hasil lungsuran dari kakak ipar.

Meja komputer yang saya gunakan bertingkat dua, di mana dulu di atas adalah tempat printer namun perlahan berganti menjadi tempat TV yang nggak pernah saya tonton. Terdapat kalender duduk supaya saya ingat tanggal.

Selebihnya tidak ada yang istimewa hanya gelas berisi tumpukan disk lepas dan mouse yang tidak terpakai. Benar-benar meja kerja yang katanya membosankan. Eit tapi ada yang istimewa dong yaitu kursi kerja ala kantoran. Memiliki roda yang membuat saya bisa ke sana kemari kalau lagi jenuh.

Saya sudah lama menggunakan jenis kursi model begini, sejak operasi pertama dulu. Papi tahu aku menyukai berlama-lama di depan komputer yang menyebabkan bekas jahitan terasa nyeri. Akhirnya dibelikanlah kursi beroda ini. Sudah ganti kedua kali karena yang pertama jebol.

Dalam hati, saya ingin punya meja kerja yang rapi dengan aneka hiasan yang bisa meningkatkan mood, apa daya lingkungan tidak mendukung. Bahkan, di kamar saya nggak ada yang bisa dipandang kecuali cermin.

Ada sih hiasan tapi malah saya letakan di atas lemari baju.


Ruang Kerja Untuk Motret




interior rumah, desain ruang kerja
Sudut saya biasa memotret



Di rumah itu nggak jendela yang putih bersih alias terang benderang, rata-rata menggunakan kaca es atau kalaupun ada itu ditutup dengan stiker dinding. Alhasil dalam kamar itu kayak kekurangan cahaya.

Dulu, tiap kali ada kerjaan motret. Saya selalu membawa properti ke teras karena di sanalah sumber cahaya melimpah ruah. Meskipun di area ruang makan sebenarnya banyak cahaya. Hanya saja saya lebih suka di teras, sumber cahaya datang dari berbagai arah. Hasil foto jadi lebih cerah.

Beberapa bulan ini saya lebih suka motret dalam rumah di sudut dekat ruang tamu dengan jendela yang memancarkan cukup cahaya. Biasanya saya memotret di rentang jam 8-11 siang. Alhamdulilah cahaya cukup.

Saya tidak perlu ke luar masuk rumah untuk memindahkan barang yang dibutuhkan. Paling ya hanya menurunkan beberapa pernik keramik di atas meja itu, voila jadilah ruang foto.


Ruang Kerja Impian


Sebenarnya saya punya mimpi ingin mempunyai ruang kerja dengan kaca-kaca besar  di bagian depan dengan melimpah cahaya di pagi hari. dindingnya saya lapisi warna-warna netral seperti putih, kream atau warna abu-abu muda.

Interiornya minimalis saja seperti ada meja kerja di sudutnya dan sudut yang lain berupa ruangan kosong.  Di mana saya bisa menjadikan tempat itu sebagai ruang kerja sekaligus studio foto sederhana dan beberapa chusion lucu yang bisa jadi properti.

Nanti, ketika saya punya rumah sendiri. Saya pasti akan mewujudkannya.