How I train My Money

How i train my money

How I Train My Money- Bagian yang tersulit dari menulis blog itu adalah memilih judul. Apalagi kalau udah urusannya sama SEO. Butuh waktu untuk sekadar meramu judul yang tepat. 


Tapi, kali ini saya nggak bakal membahas tentang itu semua. Alasan saya memilih judul ini tiba-tiba saya terinspirasi dari film How To Train Your Dragon. Lucu aja bacanya. Daripada saya kasih judul bagaimana cara menggandakan uang. Nanti bisa-bisa saya dituduh jadi pengikut Kanjeng Dimas Taat Pribadi yang viral itu.

Baca Juga: 5 Must Have Items

Dalam postingan ini jangan mengharapkan tentang kiat-kiat menggandakan uang apalagi pengin cari tips untuk mengatur keuangan. Jujur aja, postingan ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi aja bagaimana sih saya belajar mengelola keuangan.
"Cari duit itu susah. Ngabisinnya gampang.'
Ada yang nggak percaya sama kutipan di atas? 

Coba deh bawa uang sejuta ke Mall. Lihat aja dalam waktu hitungan jam uangmu bakalan ludes atau nggak paling tersisa hanya untuk ongkos pulang. Tapi bikin hati senang sih.

Pesannya sih satu. Jangan sering-sering pergi ke Mall. Di Mall banyak tuyul berkeliaran yang bisa membuat uang kalian habis. Namun, anehnya kita baik-baik aja tuh. Nggak ada yang namanya protes karena kehilangan banyak uang. Soalnya tuyul di Mall ganteng-ganteng dan cantik-cantik :D

Eit. Sebelum postingan ini melebar kemana-mana. Mari kita ingat-ingat kapan mulai mengelola uang sendiri?

Mencatat Pengeluaran dan Pemasukan


Kali pertama saya diberi kekuasaan untuk mengelola keuangan sendiri itu saat SMA. Uang saku tidak lagi diberikan harian tapi bulanan. Uang jajan saya sebulan sekitar 200 ribu. Itu semua sudah meliputi uang jajan, ongkos dan pulsa telepon. Nominal uang sebesar itu saya habiskan begitu saja. Saya menyisakan sekitar 100 ribu tiap bulannya untuk ditabung. Jarang jajan di sekolah soalnya lebih sering membawa bekal.

Saat itu saya belum memiliki buku catatan. Ya, pokoknya saya tahu uang saya sisa berapa tiap bulannya.

Masuk Perguruan Tinggi uang saya bertambah menjadi 300 rb/perbulan. Kebutuhan di SMA dan kuliah tentu saja berbeda. Sama seperti saat SMA saya menyisakan sisa uang sekitar 50 ribu untuk ditabung. Terkadang lebih dari itu, soalnya seringnya saya membawa bekal sendiri dari rumah.

Saya mulai belajar untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan. Dengan begitu saya bisa tahu kapan perkiraan uang saya akan habis atau sudah berapa banyak yang saya keluarkan selama sebulan. Tambahannya lagi dengan memiliki buku catatan saya lebih memilih-milih benda apa saya yang bisa saya beli.

Memiliki Alternatif Uang Tambahan


Saat mulai bekerja saya tahu gimana rasanya susah cari duit. Gaji pertama saya sekitar 125 ribu. Kaget banget pas tahu gajinya segitu tapi anehnya saya tetap bertahan. Entahlah, buat saya kenyamanan menjadi alasan saya bertahan dalam pekerjaan.

Untuk mencari uang tambahan saya mulai berjualan pulsa. Modal pertama diberi oleh Papa sekitar 500 rb. Waktu itu siapa beli dan siapa bayar semua jadi satu. Nggak ada yang namanya pembukuan. Eit, di akhir bulan semuanya ludes. Tak ada untung sama sekali. Sempat ditegur sama Papa dan Papa pun ngajarin bagaimana caranya.

Saya pun mulai membukukan tentang pembelian pulsa. Bahkan, saya membayar untuk pulsa saya sendiri. Jadi, saya bisa mengetahui berapa banyak keuntungan didapat tiap bulannya. Lalu saya masukkan ke dalam tabungan.

Beruntung sekali pekerjaan saya berlangsung hanya setengah hari, Setengah hari selanjutnya saya memutuskan untuk menekuni kegemaran saya yaitu menulis. Dulu, pernah memiliki mimpi menjadi seorang penulis. Lambat-laun saya merasa mimpi itu terpinggirkan.

Mengganti mimpi yang mulai kandas, saya memilih tetap menulis tapi di blog. Blog saya awalnya hanya sekadar jadi tempat untuk bersenang-senang, curhat dan menuliskan keriuhan yang ada di dalam kepala.

Siapa sangka kalau pada akhirnya blog yang saya kelola perlahan-lahan mulai menghasilkan. Alhamdulillah hampir tiap bulan ada saja penghasilan dari blog. Saya bersyukur banget bahwa kemampuan menulis yang saya miliki tidak sia-sia.

Saya masih memiliki impian besar untuk bisa menghasilkan buku Solo seperti mimpi terdahulu

Memiliki Tabungan lebih dari satu


Saya memiliki tabungan lebih dari satu. Kenapa begitu karena saya ingin uang yang saya dapatkan tidak tercampur dengan uang pribadi saya. Alasannya biar saya tahu berapa banyak uang yang dihasilkan selain dari gaji yang saya terima.

Untuk penghasilan dari pulsa saya lebih suka menaruhnya di tabungan sekolah. Alasannya saya nggak ingin mengambilnya sampai jumlah tabungan itu mencukupi, Alhamdulillah dari tabungan penjualan pulsa saya bisa dua kali membeli hewan kurban.

Awalnya penghasilan blog saya campur jad satu bersama tabungan pribadi saya. Namun, setelah tempat saya bekerja mewajibkan untuk membuka buku tabungan baru. Saya memutuskan untuk memindahkan tabungan penghasilan Blog bersama tabungan uang gaji. Sengaja sih, soalnya kadang uang gaji itu habis dan pun jumlahnya tidak banyak. Jadi, saya bisa tahu berapa banyak penghasilan dari blog.

Yup, Begitulah cara saya mengelola keuangan. Semoga menginspirasi.

Salam,


Swastikha

22 comments

  1. caraku sdkt sama ama kamu mba.. tabungan utk gaji dan keperluan sehari2 aku masukin di satu bank, dan utk tabungan di bank lain yg sengaja ga aku bikinin intenet banking ato atm.. supaya makin susah nariknya ;p. dulupun aku trmsuk yg kacau soal pembukuan.. tp lama2 stlh ada anak, udh mikir lbh serius ke depan, jdnya walo msh boros, tapi udh terkontrol krn toh uang yg utk senang2, ato traveling itu aku bikinin budget khususnya.. jd ga kepake lagi pos2 dr pengeluaran lain kyk dulu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah. Bisa traveling senangnya. Memang harus ada tabungan yang nggak mudah diambil. Biar nggak habis semuanya

      Delete
  2. andaikan blog saya terkenal dan bisa menghidupi tiap tahunnya
    #ehh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga bisa blognya menghasilkan

      Delete
  3. Bener banget mbak sama 3 poin ini, kalo diterapkan dengan baik maka keungan kita akan selamat dari krisis ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah mbak. Kembali lagi intinya konsisten

      Delete
  4. Pake beda tabungan, at least dipisahkan amplopnya cukup efektif buat mengelola uang buatku.

    ReplyDelete
  5. Anonymous11:45 PM

    bener ke mall bawa duit sejuta diem2 bisa cepet abis deh

    ReplyDelete
  6. Anonymous5:13 PM

    Pengalaman berhitung dan rekap pengeluaran terbukti sangat penting saat udah berkeluarga. (pantes ya dulu pelajaran MTK kayaknya di-dewakan banget) :P

    Saya selalu membuat limit budget setiap keperluan, misal: belanja bulanan budget segini, makan harian segini, uang pulsa & data, dll.

    Eh, terbukti jebl juga.. terutama kalo anak udah minta beliin sana-sini :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Jangan suka ke mall mas. Nanti ketemu tuyul

      Delete
  7. Buat aku yang ampuh nabung di tabungan berjangka. Selain itu susah bertahannya di rekening :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah. Iya..bikin tabungan berjangka ampuh banget biar nggak boros.

      Delete
  8. cara membuka tabungan lebih dari satu jitu banget mbak.. kalau jaman dulu sama seperti nyimpen di amplop n direkatin kali ya? heheh.. jadi ga bisa diutak atik..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mirip begitu. Bedanya kalau amplop masih suka kelihat mata. Pengin buka terus

      Delete
  9. Sejak menikah, aku punya dua tabungan mbak. Tabungan pertama untuk keperluan sehari-hari dan tabungan yang kedua murni simpanan. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Kalau udah nikah katanya harus punya simpanan

      Delete
  10. Cari duit susah, ngabisinnya bisa sekejap! betul banget..disini biaya hdp sangat tinggi...make duit mesti eman-emaaan..makan di luar bs dihitung dengan jari sangkin mahalnya mbak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Apalagi di luar biaya hidup tinggi jadi kudu berhemat

      Delete
  11. Hi Mba Swastika.. Saya mau share pengalaman dong. Selama hidup di Thailand, saya jadi rajin nabung. Caranya, saya bikin aturan dengan diri sendiri kalau uang nominal 50 bath itu haram dibelanjakan. Jadi kalau misalnya dapat kembalian lembaran 50 bath, saya langsung masukin celengan. Memang bener2 harus komitmen. Dalam sebulan saya bisa beli heater dan pemanggang roti lho.

    bayangin kalau nabung 1 tahun, bisa umrah kali ya. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, 50 bath itu setara berapa mba? boleh juga nih idenya

      Delete


EmoticonEmoticon