Semua Orang Bisa Menulis





"Gue pingin jadi penulis, tapi tulisan gue jelek."
"Pengin bisa nulis, tapi nggak tahu caranya."
"Apa sih enaknya nulis? Buang-buang waktu saja." 

   Saya sering banget baca atau dengar seperti keluhan di atas. Entah di lingkungan sekitar atau dari status-status yang bertebaran di media sosial.
     Belakangan, penulis-penulis baru bermunculan. Ada banyak ribuan buku yang diterbitkan tiap menit. Persaingan untuk menjadi penulis semakin berat. Ada yang berjuang sampai titik darah penghabisan agar bukunya diterbitkan dan ada juga yang masih berupa angan-angan.
Lalu, apakah menjadi penulis itu sulit?

Bisa iya. Bisa tidak.
   Menjadi penulis memang tidak mudah. Tahu sendiri kan kalau jumlah penulis semakin banyak. Mau nggak mau kita harus bersaing ketat supaya naskah kita bisa tembus di penerbit.

       Itu baru di penerbit. Belum ketika buku kita sudah dicetak dan mau masuk toko. Persaingan itu akan muncul lagi. Malah persaingan di toko buku itu parah.

    Sekarang masa simpan buku di toko buku lebih pendek. Nggak laku dijual kebanyakan cepat masuk gudang. Kalau beruntung bisa masuk obralan.
*ngenes

   Belum lagi masalah penjualan buku. Jangan dikira ketika bukumu dicetak dan masuk toko buku. Kamu bisa dengan mudah mendapat rupiah. Tahu nggak kalau royalti yang diterima penulis antara 5-8% dari hasil penjualan. Kalau sudah punya nama mungkin akan sedikit meningkat.

        Jangan harap bisa kaya raya dari menulis buku. Kecuali kamu setenar Ilana Tan, Winna Effendi, Andre Hirata yang buku-bukunya dicetak ulang berkali-kali.

Masih pengin jadi penulis? Hehe...

Nah. Sekarang kita bahas kenapa jadi penulis itu mudah.

    Sebenarnya untuk jadi penulis tidak harus memiliki karya. *menurutku.

     Semua orang bisa jadi penulis. Lihat saja ada banyak akun media sosial yang bisa digunakan sebagai sarana menulis. Seperti Facebook atau twitter.

     Kalau dilihat-lihat akun media sosial dibikin untuk memenuhi kebutuhan. menulis semua orang. Meskipun yang kadang ditulis adalah keluhan, status iseng. Intinya sih sama yaitu menulis.

Bukankah esensi dari menulis adalah berbagi.

     Jika ingin membuat tulisan yang lebih panjang ada blog atau fitur catatan di Facebook yang bisa dimanfaatkan.

   Tidak bisa menggunakan media sosial. Ada buku diary yang bisa digunakan sebagai media menulis. Saya suka menulis berawal dari kegiatan menulis diari yang kemudian semakin berkembang karena banyaknya latihan.

     Sekarang mari kita bicara soal kualitas tulisan. Ini yang ingin tulisannya diterbitkan.
Nggak ada lagi jawabannya. Menulislah.

       Rutinlah menulis. Semakin sering kamu berlatih maka kualitas tulisanmu akan berkembang. Selingi dengan banyak membaca buku. Dengan membaca akan menambah banyak kosakata yang akan mempengaruhi kualitas tulisanmu.
Para penulis ternama pun tidak ada yang instan. Mereka semua melewati proses yang panjang supaya karya mereka layak.

Bersenang-senanglah saat menulis. Bagikan isi kepalamu pada dunia.

2 comments

  1. iya, dengan membaca, kita juga punya wawasan baru tentang koda kata yang dipake penulis lain.
    saya setuju \m/

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon