Seandainya menjadi Jurnalis Perang

Seandainya menjadi Jurnalis Perang

Jika kamu seorang jurnalis Perang, kamu ingin meliput di negara mana?


Inggris. Kota London


Memangnya di London ada perang?


Kagak. Ya pokoknya aku mau London. Masalah perang atau nggak itu urusan belakangan. Siapa tahu nanti di London ada perang boyband :D.


Ngasal banget sih postingan ini.


Terus terang saya nggak pernah bermimpi menjadi jurnalis perang. Soalnya saya nggak suka berada dalam tekanan dan negara yang penuh dengan ancaman. Sebut saja saya penakut. Nggak papa deh ketimbang di sana saya malah bikin semua orang repot.

Jika aku Presiden

Jika aku Presiden

Hoho..tema ini cukup lucu juga dan bikin garuk-garuk kepala. Pasalnya aku nggak pernah bermimpi ingin jadi Presiden. Kebayang gimana beratnya harus mengatur negara. Wong ngatur diri sendiri aja sulit.


Oke, balik ke topik utama.


Apa sih yang akan kamu lakukan jika menjadi Presiden?


Pertama, saya akan membenahi sistem pendidikan yang ada. Membenahi mekanisme perekrutan guru agar SDM untuk mengatur pendidikan lebih terjamin.


Kedua, memperbanyak taman kota. Ingin rasanya Indonesia memiliki taman-taman keren kayak di London. Ya, walaupun kita tidak punya musim yang sama dengan negara-negara Eropa. Rasanya tidak salah menikmati daun berguguran di taman yang indah.


Rasanya cukup segini aja. Nggak sanggup membayangkan jika jadi Presiden beneran :))


One night

One night

hot-relationship-black-and-white-couple-Favim.com-656592



Aku masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana Evan menciumku semalam. Tanpa persiapan apapun, tiba-tiba saja lelaki itu mendaratkan bibirnya di atas lipatan bibirku. Lembut. Dan, aku hanya bisa memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan bibirnya bergumul, mengecup permukaan bibirku, lalu tanpa sadar kedua tanganku sudah memeluk lehernya erat. Kami berdua hanyut malam itu.


Pagi ini, ketika aku terbangun. Hal kali pertama yang aku ingat adalah aroma bibir Evan yang masih menempel di bibirku. Aroma tembakau. Lelaki itu adalah seorang perokok, jadi wajar saja jika aroma tembakau menguar dari bibirnya. Sejenak, aku tersenyum sendiri lalu meraba pipinya yang mulai memanas. Mengingat Evan, seluruh tubuhku memanas.


Hubungan kami baru seumur jagung, jadi wajar kalau cinta itu masih terasa hangat-hangatnya. Seringkali aku merasakan gempa kecil di dada dan perutku. Kemudian, pualam pipi yang merona saat lelaki itu menyentuhkan buku-buku jemarinya di pipiku. Ah, Evan memang pandai memperlakukan wanita.


Lamat-lamat kudengar suara ponsel berdering. Aku masih yang terduduk di pinggiran tempat tidur spontan berdiri. Mencari di mana ponsel kecil itu berada. Di saat dibutuhkan begini benda itu mendadak menyembunyikan diri. Aku mencoba mengingat-ingat di mana aku meletakkannya semalam. Ah, akhirnya aku ingat. Semalam aku dan Evan berkirim pesan singkat hingga malam, dan tentu saja ponsel itu pasti berada di atas tempat tidurku. Aku membolak-balik selimut, bantal, dan juga guling yang berserakan. Akhirnya, kutemukan juga benda yang sedang berkedip-kedip. Aku tersenyum. Nama Evan tertera di sana.


"Hallo." Aku berjalan ke dekat jendela. Menyingkap sedikit tirai yang menutup kaca jendela kamarku.


"Ka, bisa kita bertemu hari ini?" sambut Evan tanpa membalas sapaanku.


Ada perasaaan tidak nyaman saat Evan tak membalas sapaanku dan mendadak ingin bertemu. Padahal semalam kami sudah makan malam bersama, lalu dilanjutkan dengan saling berkirim pesan hingga larut malam. Apa sesuatu telah terjadi?


Aku menggelengkan kepala, membuang semua pemikiran negatif dari benakku saat ini. Mungkin saja Evan memang ingin bertemu denganku saja. Bukankah wajar jika yang namanya kasmaran selalu ingin bertemu. "Bisa, kita mau ketemuan di mana?" tanyaku.


"Di tempat biasa pukul 15.00."


***


"Aku ingin semua ini berakhir, Inka." Suara berat Evan melindap di gendang telingaku.


Aku mendongak. Menatap pada dua buah manik mata hitam yang biasa menelanjangi diriku. Lelaki itu tertunduk. Hatiku terasa diremas-remas. Ini bukan Evan yang biasa menatapku dalam-dalam.


Aku merasakan firasat buruk.


"Kenapa Evan?" tanyaku dengan nada setenang mungkin.


"Aku tak bisa menjanjikan apa pun padamu," jawab Evan lirih.


Jawaban macam apa ini?


"Aku tak pernah memintamu menjadikanku yang pertama," aku meraih jemarinya. Mencari sisa kehangatan di buku-buku jemarinya.


Evan membalas remasanku pelan. "Aku tak mau menyakitimu lebih lama lagi, Inka."


Aku mencebik.


Aku sudah mempersiapkan hatiku jauh-jauh hari untuk kausakiti sejak kita bertemu dalam keadaan tidak sadar dalam sebuah kamar tanpa sehelai benang.

Hidupku seperti Semangkok Rujak Buah Pedas

Hidupku seperti Semangkok Rujak Buah Pedas

 Google.com 


Hidup ibarat semangkok Rujak Buah pedas di mana rasa manis, asam, gurih dan tentu saja pedas bercampur menjelma kemeriahan.

Saya pernah merasa sangat senang, merasakan kekalahan, ketakutan, sedih yang berkepanjangan dan tentu saja orang-orang yang mungkin tak menyukaimu. Tapi, saya belajar bahwa semua rasa itu menjadikan hidup penuh tantangan. Dan, selalu saja ada cara mengalahkan semua itu.

Ya. Bagi saya hidup itu ibarat semangkok rujak buah pedas, di mana semua rasa menjadi satu, tapi menjadikanmu lebih 'hidup.'

Hidup itu tak pernah mudah untuk dijalani, tapi bukan berarti menjadikanannya sebuah beban. Tak selamanya rasa manis akan hadir dalam hidupmu. Ada kalanya rasa asam yang akan merajai hampir seluruh hidupmu atau bahkan guyuran rasa pedas akan membuat hidupmu semakin berat. Tapi, percayalah semua rasa itu akan membuat hidupmu lebih berwarna.

Bagaimana jika hidupmu datar dan tak ada tegangan yang akan membuatmu bersemangat? Mungkin kamu akan menghabiskan waktu sepanjang harimu hanya untuk merutuki nasib yang tak berputar. Monoton, bukan?
Permainan Hunger Games

Permainan Hunger Games

[caption id="attachment_3103" align="aligncenter" width="640"]Google.com Google.com[/caption]

 

 

Terus terang saya bukan bukan movie update, jadi ketika dikasih tema "Apa yang akan kamu lakukan jika terpilih menjadi salah satu peserta Hunger Games?" saya hanya bisa garuk-garuk kepala.

Oke, akhirnya saya mampir ke mbah gugel mencari tahu apa sih hunger games itu. Dan, tetap saya tak mengerti. Duh. Tema yang satu ini sulit banget.

Yang pasti akan saya lakukan adalah mencari cara bertahan untuk hidup. Ya, kemampuan bertahan untuk hidup jarang dimiliki oleh banyak orang dan tentu saja saya tak akan menyerah begitu saja. Masak jauh-jauh menjadi pejuang malah pulang hanya nama. Rugi dong. Lagian saya masih ingin bertemu keluarga dan teman-teman. Kalau saya menyerah, gimana saya bisa ketemu mereka lagi *nangis.


  Ps: Maaf kalau postingan ini apa adanya. Karena benar-benar nggak ada ide untuk menulisnya. :)

3 Permintaan

3 Permintaan

Makin ke belakang tema yang dilempar untuk #30HariNgeblog jadi ajaib. Entah ide yang disampaikan ngasal atau memang ingin menguji kemampuan *dikaplok yang kasih tema :D


Dan, tema hari ini adalah Jika kamu tersesat di hutan. Sebutkan 3 permintaan yang langsung ingin dikabulkan?


Macam baca cerita Aladin aja :D


Baiklah kalau saya tersesat di hutan dan dikasih 3 permintaan dan bisa langsung dikabulkan. Maka inilah permintaan yang akan saya ajukan:


1. Saya mau minta agar hutan disediakan fasilitas seperti hotel, spa, bioskop, supermarket, kendaaran, pasar, dan tak lupa bahan makanan.


2. Saya ingin semua keluarga, teman-teman, kerabat dan orang-orang yang dekat ikut diboyong ke dalam hutan.


3. Andaikan ini hanya mimpi. Saya ingin dibangunkan dan kembali ke rumah tercinta



Halah. Postingan ini hanya mengandung humor belaka. Kesamaan isi hanya kebetulan :D



If i were an artist

If i were an artist

[caption id="attachment_3094" align="aligncenter" width="640"]google.com google.com[/caption]

Jika diberi kesempatan menjadi orang terkenal. Kamu ingin menjadi aktor atau artis siapa?

Jawabannya adalah

Hillary Duff

Ada yang tahu siapa dia?

Hillary Duff adalah penyanyi muda berkebangsaan Amerika yang dikenal setelah membintangi beberapa film buat disney. Salah satu film yang membuatnya terkenal adalah Lizzie McGuire.  Film yang cukup bersinar dan membuat namanya terangkat.


Kenapa dia?

Bagi saya Hillary adalah sosok penyanyi remaja yang bersahaja, tidak terlalu banyak kontroversi dibandingkan Lindsay Louhan yang sama-sama seusianya. Di setiap film yang dibintanginya, gadis ini selalu tampil sederhana, make up yang natural dan cara berpakaian yang casual.


Saya telah menonton beberapa film yang dibintanginya dan selalu dibuat terpukau oleh aktingnya. Untuk urusan vokal, Hillary punya warna suara yang khas. Jadi, dia mudah dikenali dengan ciri suaranya itu. Lagu-lagu yang dinyanyikannya enak didengar telinga.


Berita yang terbaru Hillary sudah menikah dan memiliki seorang bayi yang lucu.


Jika terkenal nanti saya ingin seperti Hillary yang tidak terlalu membuat kontroversial. Hidup yang terlalu banyak kontroversi akan membuatmu pusing 7 keliling.


Jadi, nikmatilah hidupmu dengan penuh kesahajaan ^^


Kekonyolan di masa kecil

Kekonyolan di masa kecil

wpid-aku-berbahaya.jpg


Pic: Google.com


Masih pada ingat kan gimana rasanya menjadi anak-anak?

Saya sih ingat sekilas :D

Namanya anak-anak pasti rasa ingin tahunya tinggi. Semua dicoba-coba, kalaupun nantinya nggak berhasil 'emang gue pikirin' :D yang penting apa yang diinginkan terpenuhi. Walaupun akhirnya bikin ortu pusing tujuh keliling :D. Ayo ngaku sapa yang suka bikin emak-bapaknya marah?


Kekonyolan apa sih yang pernah kamu buat saat masih kecil?


Hihi, jawabannya banyak. Saya tulis beberapa yang diingat saja ya. Dan, tolong jangan diketawain karena saat nulis ini saya juga malu.


1. Saya pernah pegang rumah tawon yang dikira daun.  Alhasil kepala saja benjol karena disengat.


2. Pernah nelan kelereng kecil. Karena takut dimarahin sama mami akhirnya nggak pernah cerita. Baru lega setelah kelerengnya berhasil keluar lewat Pup :D