Kenangan
Kenangan ibarat aroma parfum yang masih tersisa di bantalmu.
Ad Placement
Hmm...rasanya sudah lama tidak merasakan jantung ini berdebar saat melihat sosok yang kita sukai, senyum-senyum sendiri saat si dia membalas pesan singkat yang kita kirimkan atau pasang suara manja saat dia menelpon kita. Belum lagi selalu jaga image agar kelihatan menarik di mata gebetan.
Jatuh cinta itu ribet ya?
Eh, tapi aku menikmati keribetan itu. Walaupun terkadang suka nangis nggak jelas kalau pada akhirnya ditolak atau dicuekin. Tetap saja jatuh cinta itu candu. Sakit, tapi ingin diulang kembali.
Dan, sekarang aku ingin kembali jatuh cinta. Masih boleh kan?
Uhuk, sebenarnya postingan ini krusial banget buat diriku, dan daripada hanya ada di khayalanku saja. Kenapa tidak dicoba untuk dituliskan.
Tes 1...2...3...
Kalau ada yang tanya 'Impian apa yang ingin dicapai sebelum umur 30?'
Jawabannya adalah:
Pertama: Impian terbesarku saat ini adalah mempunya novel solo. Iya dong. Masa teman-teman seperjuangan sudah pada melahirkan buku-buku baru, dan aku masih stuck dengan kumpulan cerpen yang kemarin. Nggak produktif banget kan ya?
Doakan saja salah satu naskah saya ketemu jodoh, dan impian yang sayang inginkan terwujud. Tapi, jika belum juga itu artinya harus bersabar dan banyak belajar lagi :)
Kedua: Impian kedua saya tentu saja adalah mendapatkan pasangan hidup alias menikah. Iya, ingin cepat-cepat nikah biar galaunya tidak berkepanjangan dan tidak memenuhi beranda teman-teman dengan tulisan melow yang perih teriris.*tepok jidak.
Eh, tapi ada yang mau bantuin saya nyari jodoh? Bisa nambah pahala loh nolongin teman yang lagi galau :D. Ya, semoga saja sebelum usia ke-30 yang sebentar lagi akan datang, aku sudah memiliki pendamping hidup yang mau menua bersama.
Anyone?
Ketiga: Impian yang ketiga adalah traveling. Selama ini kalau jalan-jalan selalu sama orang tua atau keluarga. Sesekali ingin deh berpergian keluar kota sendirian, Pengin ngetes keberanian juga, soalnya selama ini selalu ditemani mami dan papi. Ya, semoga saja akan ada kesempatan.
Kayaknya cukup deh impiannya. Pokoknya berharap saja semoga apa yang diimpikan itu bisa terwujud. Bukankan berpikir positif itu sama dengan berdoa. Aminn
I have found the paradox, that if you love until it hurts, there can be no more hurt, only more love.
Lelaki, di bulan ke delapan ternyata kenangan tentangmu belum juga luruh.
Saya, sebagai penulis di blog ini mengucapkan:
Taqaballahu Minna Wa Minkum Taqaballahu Ya Kariim
Mohon Maaf atas segala kesalahan, atau tulisan yang menyinggung pembaca
Selamat Idul Fitri 1434 H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Salam hangat,
Luphyta
Jatuh cinta ibarat menyerahkan separuh hatimu pada orang lain, dan tidak pernah berharap untuk mendapatkan perasaan yang sama.
Judul postingan hari nggak asyik banget ya.
Sebenarnya siang ini ingin rasanya mengistirahatkan badan sejenak alias tidur siang, tetapi apa daya kalau mata dan keadaan otak sedang mengalami hubungan tidak baik. Terus terang mata ini penginnya merem, tapi sayangnya otakku terlalu riuh oleh ide-ide yang beberapa hari ini berkelebatan di kepala.
Dan, akhirnya saya memilih menulis saja. Seperti biasa menuangkan isi hati dalam blog ini. Semoga kalian pembaca setia blogku tidak merasa bosan.
Oke, aku akui beberapa hari ini sedang ada pikiran yang mengganggu salah satunya urusan hati. Kalau kata orang sekarang sih galau :D
Minggu ini mendadak aku jadi sensitif, mudah marah, mudah ingin menangis, dan juga tersinggung. Jangan-jangan mau PMS :D. Rasanya apa-apa yang aku lakukan salah di mataku sendiri. Dan, objek penderita yang sedang aku pikirkan itu bahkan tak tentang apa yang aku rasakan. Sudahlah, seperti memang gelaja PMS.
Kalau aku sedih biasanya sih nulis, kalau kamu?
Sepertinya, Juli bukan bulan untuk jatuh cinta, karena perih masih saja setia menemani
Pagi ini, aku hanya ingin mengenangmu sekali saja, lalu kita akan saling beradu punggung --melupakan satu dengan yang lainnya
Tidak terasa Ramadhan sudah berjalan pada hari ke- 17, artinya sebentar lagi Ramadhan akan pergi meninggalkan kita. Sedihnya. Ramadhan kali ini harus saya lalui dengan cobaan kesehatan. Hari pertama Ramadhan saya kenak campak. Alhamdulillah masih kuat berpuasa walaupun badan meriang dan ngilu semua.
Sembuh dari campak, Allah kembali menguji dengan Influenza. Padahal selama ini berusaha menghindari minum es. Tapi, nggak ada yang bisa ditolak. Sistim imunitas lagi menurun mangkanya virus-virus ramah sama tubuh saya. Dan, lagi-lagi bersyukur soalnya nggak sampai membatalkan puasa.
Semoga beberapa hari ke depan saya bisa melaksana puasa dan ibadah yang lain dengan lebih maksimal terutama 10 hari terakhir.
Jaga kesehatan ya teman-teman :)
Salam,
Luphyta
Ah, beberapa hari ini ada hal yang kupikirkan tentang kamu. Berpikir ulang tentang kejadian satu tahun yang lalu. Ternyata dugaanku benar bahwa memang ada sesuatu di antara kalian berdua. Walaupun tidak secara terang-terangan kalian menunjukkannya. Tapi, dari cara kalian berkomunikasi ada sesuatu keakraban yang berbeda. Ah, Tuhan bodohnya aku yang menerima semua penjelasanmu saat itu. Bahkan ketika hubungan kita berakhir, akulah yang dipersalahkan. Dan, kalian masih asyik berhubungan.
Memang itu adalah hal yang lalu, tapi rasa kecewa itu masih saja tersisa. Andaikan kau katakan sejujurnya tentang apa yang terjadi mungkin tak akan sesakit ini rasanya. Tuan, terima kasih luka yang kau tinggalkan di hatiku. Selamat bersenang-senang. Semoga kamu bahagia.
[youtube=http://youtu.be/MV_euZ_lKH8]
Siapa pun kamu, di mana pun kamu berada. Suatu hari nanti kita pasti akan bertemu
Mungkin cinta serupa tetesan embun pagi, yang jatuh ke tanah lalu menghilang
Cinta bukan mencari siapa yang terhebat; tapi cinta mengajarkan untuk tumbuh menjadi hebat bersama
Cinta bukan untuk mengubah diri orang lain menjadi yang kita inginkan; tapi cinta mengajarkan untuk berubah bersama ke arah kebaikan
Cinta tak mengenal menang dan kalah; tapi cinta mengajarkan tentang kesabaran dan melepaskan
Aku tak pernah berharap kamu akan membaca tulisan ini. Yang kutahu kamu bukanlah orang yang sentimentil terhadap perasaan. Kamu pandai menyembunyikan perasaan, sama dengan wajahmu yang selalu datar saat mendengarkan ceritaku. Bahkan, sampai sekarang aku hanya bisa menerka apa yang ada dalam benakmu tentang diriku. Mungkinkah kau tak pernah menyukaiku?
Ini mungkin tulisan terkonyol yang kubuat untukmu. Saat semuanya telah berakhir, kenapa hati ini masih mempertanyakan tentang semua perasaanmu. Kenapa tak dari dulu saja aku menanyakan tentang isi hatimu sebenarnya terhadapku. Boleh aku jujur? Masih tersisa rasa kecewa di hati tentang hubungan yang telah berakhir tanpa ujung. Ah, sudahlah tak usah kau pikirkan. Kamu boleh menertawakan semua ini. Ya, tertawalah sekerasnya. Tertawakan saja diriku yang masih mengagumimu melebihi apa pun. Tapi, ijinkan aku memberitahumu satu hal
Kamu, lelaki yang kerapkali menyisakan kehangatan di dadaku. Bahkan, saat sepasang lenganmu tak lagi menyanggaku. pesonamu masih saja tertinggal di hatiku.
[youtube=http://youtu.be/WEQ0l_m3Xm0]
Aku telah mencoba melupakanmu, tapi hatiku tidak
Sebenarnya aku bukan penggemar fanatik lagu. Hanya sesekali aku mendengarkannya sebagai referensi dalam menulis atau sekadar mengisi kesepian saat berada di kamar. Kalau diingat-ingat orang yang pertama mengenalkan lagu itu kakak laki-lakiku. Semenjak aku duduk di bangku SD dia sudah meracuniku dengan lagu-lagu barat. Dan, aku suka. Meskipun selera musik kami berbeda. Kakakku penyuka lagu bergenre keras, sedangkan aku lebih ke Pop. Tapi, selera musik itu menyatukan kami berdua.
Aku yang terbiasa mendengarkan lagu-lagu milik kakak, lambat laun jadi menyukainya. Ya, bolehlah sekali-laki telingan di dengarkan lagu milik Greenday, Oasis, Nirvana, The President of USA, Third Eye Blind, dll. Dan, referensi lagu yang dikenalkan kakakku membuat pengetahuanku tentang musik menjadi kaya.
Kalau dulu pas masih remaja lebih suka dengan Boyband soalnya ganteng-ganteng :D, tapi sekarang sih semua lagu didengarkan. Jadi, nggak hanya fanatik sama 1 grup saja. Dan, tetap saja saya lebih suka lagu-lagu era 90-an. Ada banyak lirik-lirik yang kuat untuk tetap dikenang sama telinga. Kalau lagu-lagu jaman sekarang kurang menarik. Entahlah, mungkin hanya perbedaan selera saja.
Apa genre lagu favoritmu?
Dua hari tak menyentuh laptop rasanya isi kepalaku entah kemana. Ketika membuka draft novel yang kutemukan hanya kebuntuan. Memang benar kalau menulis novel itu perlu napas panjang agar nggak bosan. Dan, godaan terbesar saat ini adalah kemalasan. Ya, gimana mau nerbitin buku kalau nggak bisa menahan godaan itu. Ayolah semangat. Ada beberapa kawan yang menunggu karyamu.
Biar luka ini aku yang rasa
Jika aku ingin mengatakan bahwa Aku merindukanmu, maukah kau mendengarkannya?
Hai, apa kabarmu? Entah apa yang menggerakkan diriku untuk menuliskan ini untukmu. Mungkinkah ini rindu yang tiba-tiba datang? Ah, aku tak berani mengatakan itu. Karena perasaan rindu kerap kali tumpang tindih dengan jatuh cinta.
Bagaimana kalau aku bilang ini adalah menziarahi kenangan?
Sudahlah aku tak mau bertele-tele dalam tulisan yang tak jelas ini. Pokoknya jangan tertawa ya kalau membaca blogku ini.
Aku
Merindukanmu
Masih tersisa riuh suaramu di kepala membisikkan kata-kata yang sudah aku hafal di luar kepala, bahkan dengan mata terpejam pun aku bisa mengulangnya.
Aku mencintaimu. Percayalah tak ada wanita lain di hatiku
Untung saja di tanganku tidak ada segelas air. Kalau tidak seluruh isinya bisa kutumpahkan di kepalamu saat itu juga. Sayangnya, itu semuanya hanya khayalanku saja. Biarpun telinga ini geli mendengar kalimat yang telah kauucapkan berulang kali. Tapi, tetap saja sebagai wanita aku tak bisa menolaknya. Benar kata orang bahwa wanita rawan terhadap rayuan.
Aku menggelengkan kepala. Rasanya sulit sekali menyingkirkanmu dari kepalaku. Entahlah, isi kepalaku selalu penuh denganmu. Padahal, sesekali aku ingin mengisinya dengan aktor-aktor tampan favoritku yang biasa kunikmati lewat layar televisi. Sayangnya, semua percuma. Pesonamu terlalu kuat untuk ditanggalkan.
Ah, cinta memang buta. Sebuta hatiku yang mau saja kau jadikan selingkuhan.
"Kapan nikah?"
Kesekian kalinya aku mendapatkan pertanyaan dari orang-orang di sekitarku. Ada yang cuman nanya, kadang berupa sindiran atau bahkan celetukan yang seringkali bikin hati sedih. Kerapkali kalau sedang sendirian di kamar, aku suka memikirkan perkataan mereka. Tapi, kalau lagi kumat cueknya, aku sih EGP aja. Paling menanggapi pertanyaan mereka dengan senyuman :)
Bukankah setiap orang ingin menikah? Begitu juga aku yang mendambakan belahan jiwa untuk tempat berbagi, melimpahkan kasih sayang yang aku miliki. Mungkin kata Allah bukan sekarang saatnya. Allah masih memberiku kesempatan untuk berbakti lebih lama kepada kedua orang tua. Kelak, jika wanita sudah menikah. Tanggung jawabnya lebih besar kepada suami. Dan, satu lagi Allah sedang mempersiapkan pendamping yang tepat untukku.
Jadi, nggak usah terlalu dipikirkan. Aku akan sabar menunggumu, duhai belahan jiwaku.
Beberapa hari lagi Bulan Ramadhan akan tiba. Atas nama diri pribadi, saya minta maaf jika ada salah kata, perbuatan dan tindakan yang saya sengaja atau tidak. Semoga ke depannya blog ini akan terus menghibur para pembaca semua
Semoga Ibadah bulan Ramadhan tahun ini lebih baik dari yang kemarin. Amin.
Salam Hangat,
Luphyta
Jika masa lalumu layak kau perjuangkan. Perjuangkanlah hingga titik darah penghabisan. Tapi, jika kamu tidak berhasil. Berbaliklah arah, karena ada masa depan yang menunggumu.
Kelak, aku ingin menjadi separuh detak jantungmu yang selalu kau rindukan. Ketika aku tak lagi berada di dekatmu
Di awal Juli, kurasa masih ada kisah yang belum benar-benar selesai. Sebab rindu, masih saja tertinggal di sudut hatiku
Kemarin saya dan teman-teman sempat mengalami pengalaman tidak mengenakkan dengan birokrasi Dinas Pendidikan saat hendak mengajukan persyaratan mengurus NUPTK. Seorang teman memberikan informasi bahwa untuk mengurus pengajuan NUPTK baru kita harus mengumpulkan berkasnya langsung ke Dinas.
Dengan cuaca yang sedikit gerimis, saya dan teman-teman berangkat ke sana. Kami rela menerobos jalanan yang licin agar bisa mengumpulkan persyaratan itu. Singkat cerita, saat hendak mengumpulkan berkas kami disambut oleh muka sewot dan jawaban dengan nada sedikit menyebalkan. Padahal, saat bertanya kami menggunakan Bahasa yang sopan, pakaian yang kami kenakan juga sopan. Tapi, sayang respon yang diberikan oleh Birokrasi menyebalkan. Bahkan petugasnya tidak menoleh ke arah teman kami. Si Bapak itu malah asyik main game.
Sebal. Tentu saja. Seharusnya kami mendapatkan informasi atau penjelasan bahwa memang belum ada Surat turun dari pusat dengan baik, bukannya nada yang seolah-olah mengecilkan arti kami. Err..itulah yang nggak saya suka dari sistim birokrasi di negara kita. Harusnya infomasi yang disampaikan harus dijelaskan dengan baik-baik? Entahlah, mungkin para petugas birokrasi tidak diajarkan etika bagaimana menghadapi tamu.
Err, ini kenapa jadi rindu kamu lagi sih. Perasaan beberapa bulan ini perasaan ini sudah aman dalam kendali, dan sekarang kembali menyala (getokin kepala). Apalagi setelah kamu telpon kemarin. Ya...Tuhan, kenapa suaramu itu mencanduku. Sudahlah, mari singkirkan semua tentang dia.
Selamat Sabtu.
NB: Kepada kamu, i miss you
Ketika hatimu dipatahkan, bukan berarti mematahkan kepercayaanmu terhadap cinta
Kemarin saya sempat berdiskusi sama teman soal penerbit yang belum juga memberi pengumuman mengenai naskah kami. Aku sih dari awal sudah merasa bahwa novelku nggak bakalan lolos karena kurang dari kriteria yang ditentukan. Namun, masih berharap bahwa akan sedikit ada kejaiban.
Dan, kemarin akhirnya keluar juga pengumuman yang sudah ditunggu-tunggu. Hasilnya kesepuluh di antara kami tak ada yang naskahnya diterbitkan. Waw, luar biasa ya. Seorang teman yang dari Bogor sempat kecewa karena dia harus jauh-jauh ke Surabaya dan meninggalkan keluarganya dan ternyata nggak lolos. Huft, memang agak bikin sedih. Padahal beberapa dari mereka termasuk penulis yang sudah ada pengalaman dan jam terbang.
Beberapa hari ini, status di BBM saya tulis tentang Paris. Sampai ada beberapa orang yang menyangka bahwa saya sedang berlibur di negera yang terkenal dengan fashion dan arsitektur kunonya. Nggak tahu kenapa, tiba-tiba saya jatuh hati sama negara yang punya Eiffel itu. Sepertinya menyenangkan berjalan di pinggiran trotoar kota Paris dengan nuansa musim gugur. Atau duduk di cafe pinggir jalan sambil menikmati secangkir mochacinno yang konon harganya mahal banget.
Suatu hari nanti, saya ingin berkunjung ke sana. Merasakan atmosfir negara yang sering dijadikan kiblat dari fashion dunia. Entah bersama siapa dan kapan. Pokoknya saya ingin berkunjung ke negara itu.
Jet'Aime Paris
Akhirnya bisa kembali menulis di blog setelah hampir semingguan mangkir dari kegiatan ini. Apa kabar para pembaca setia blogku? Baik-baik saja kan. Seminggu ini ada banyak hal yang terjadi dalam hidupku. Mulai kakakku yang jatuh sakit hingga kesibukan di sekolah yang tiada henti. Dan, Alhamdulillah semua berjalan lancar sesuai rencana.
Juni sudah hampir selesai, dan belum ada kabar apa pun tentang novelku. Sepertinya harus lebih bersabar lagi. Toh sabar itu nggak berbatas.
Sekian postingan pagiku kali ini.
Selamat pagi
Luka ibarat serpihan kayu yang menelisip di ujung jemari tanpa kita sadari
Laki-laki yang membuat saya jatuh cinta adalah lelaki yang tidak merokok, suka baca, mau bekerja sama dalam melakukan pekerjaan rumah tangga (nanti kalau sudah menikah :D), suka anak-anak, dan yang penting dia lelaki yang baik.
Terlalu pemilih?
Mungkin saja tidak. Bukankah pernikahan itu jalan yang panjang. Kalau bisa sekali saja dalam seumur hidup. Jadi menurutku wajar jika banyak pertimbangan sebelum mengarungi bahtera yang kata orang-orang kerap kali menimbulkan badai. But, tetap saja semuanya kembali kepada Allah. Dia-lah Maha Pemberi keputusan, dan Kita adalah lakon utamanya.
Kamu lelaki yang aku cari?
Lelaki idaman itu adalah ketika Ayahku mengatakan "Iya" saat dia melamarku
Kebahagiaan itu adanya di hati dan pikiran. Jadi nggak usah meributkan apa kata orang
Malam ini cuman ingin bilang bahwa ada perasaan yang mengganjal saya beberapa ini. Soal kerjaan yang semakin berat dan merasa bahwa sudah mulai tidak satu visi lagi. Apa harus keluar? Sebenarnya ingin memberi masukan pada mereka semua pas rapat nanti. Kalau nggak diterima ya mungkin kecewa. Tapi, mau bagaimana lagi bukankah terkadang apa yang kita inginkan tidak bisa terwujud.
Terpikir untuk jadi full time writer. Namun, masih bingung.
Selamat hari Sabtu
Ada kalanya kita perlu melepaskan apa yang telah pergi, dan coba untuk tak menariknya kembali
Seseorang yang pernah pergi dari hidupmu, lalu dia kembali. Bukan berarti akan kembali menjadi milikmu.
Aku ingat kapan kali pertama mengenal internet. Saat itu aku duduk di bangku SMP, kalau nggak salah kelas 3. Saat itu teknologi masih belum begitu berkembang. Komputer saja masih menggunakan disket, benda tipis yang dimasukkan ke dalam komputer sebagai program dan cepat sekali rusak kalau terkena virus.
Orang-orang yang menggunakan komputer pun masih jarang. Saat itu komputer seperti barang kebutuhan mewah. Kakak perempuankulah yang pertama kali mengenalkan internet kepadaku. Saat itu aku tengah berlibur ke Jogjakarta. Mbak mengajarkanku tentang browsing dan chatting pakai MIRC.
Awal kenal internet rasanya takjub, maklum masih anak desa yang belum melek teknologi. Jadi kelihatan kagum banget ketika bisa mengobrol dengan banyak orang. Dan, aku mulai ketagihan chatting xixi (sampai sekarang sih :D )
Waktu kini membawaku ke bulan Juni. Bulan ke-6 di antara dua belas bulan yang lain. Tak ada yang istimewa. Hanya tersisa kenangan tentang kamu. Ya..kamu. Lelaki, yang namanya pernah menghiasi seluruh mimpiku. Tapi, kini semua sudah berlalu. Bukankah tak baik selalu mengingat-ingat yang telah lalu.
Selamat datang Juni, semoga aku tak lagi merasa sendirian
Akhirnya bertemu lagi dengan hari Sabtu yang berarti beristirahat dari kegiatan sehari-hari alias pekerjaan. Banyak hal yang dilakukan lima hari kemarin. Pokoknya di tempat kerja lagi sibuk-sibuknya. Aku menyebut bulan ini sebagai Hetic Month.
Dan, akhirnya sekarang hari Sabtu. Sabtu dan Minggu buatku adalah saatnya beristirahat alias menyegarkan kembali pikiran. Salah satunya sih dengan membaca dan menulis. Terkadang saya lebih memilih berdiam diri di kamar, ketimbang pergi ke luar. Saya memang anak rumahan :D
Ya, setiap Sabtu teman setia saya adalah sebuah novel dan laptop. Terkadang juga beberapa dvd jika bosan membaca. Yang penting semua hobby bisa tersalurkan, sekaligus berekreasi.
Menulis dan membaca itu rekreasi yang murah, dan bisa mengendorkan sedikit urat syaraf
Dear Kamu,
Jumat kembali bertandang. Dan, kupikir waktu berjalan begitu cepat, hingga akhirnya membawa kita kembali ke hari yang sama. Aku merindukanmu. Ada banyak cerita dan uneg-uneg yang ingin kutumpahkan kepadamu. Maukah kau mendengarnya ketika kita bertemu di akhir pekan nanti?
Sayang, aku tak sabar berjumpa denganmu. Ingin rasanya aku pergi ke tempatmu hari ini. Namun, nampaknya aku harus belajar bersabar dan juga menahan diri seperti yang sering kamu katakan padaku. Pokoknya, jika kita bertemu nanti aku akan memeluk, membaui aroma tubuhmu, dan membiarkan jemariku berlama-lama di lekukan jemarimu.
Tunggu aku ya.
With love
Azzalea
Senja di bulan Mei, selalu memberi sayatan di telapak tangan. Selalu meluruhkan apa-apa yang digenggam. Kesepian yang akhirnya menang
__ @nadilangit
Waktu cepat sekali berlalu, sekarang sudah berada di pertengahan Mei. Dan, saya mulai jarang buat posting di blog. Bulan ini sibuk banget dengan urusan pekerjaan. Jadi baru sempat buka blog itu kalau nggak hari Sabtu ya Minggu deh.
Apa kabar kalian semua? Pasti dalam keadaan cerah dan tidak berawan (apa sih ini :P)
Jangan lupa jaga kesehatan, soalnya virus ada di mana-mana. Maklum cuaca di kotaku sedang galau.
Selamat hari Sabtu
Aku baru saja hendak membuka daftar menu yang baru diletakkan pelayan di atas meja, ketika Nina melemparkan pertanyaan itu. Aku mencoba tak menggubrisnya dan tetap membuka lembaran daftar menu itu.
"Han..."
"Hmm," jawabku pendek.
"Kok nggak dijawab sih?" Tanya Nina.
"Memang apa yang harus dijawab?" Aku memiringkan kepalaku ke arahnya. "Aku lapar. Kamu mau aku pesankan sesuatu?"
"Aku nggak lapar," jawab Nina lirih.
Aku merasakan perubahan suara Nina. Kini gadisku tak nampak bersemangat ketika aku menanyakan dia mau makan apa.
"Kamu yakin nggak mau pesan apa-apa?" tanyaku hendak memanggil pelayan.
"Iya," jawabnya pendek.
"Kamu kenapa sih Sayang?" Aku mengacak-acak rambut ikalnya yang mulai panjang melebihi bahu.
Dia memiringkan kepalanya ke arahku. "Kamu nggak malu jalan sama cewek gendut seperti aku?" Nina menghela napas, "pakaianku juga nggak segaul mereka, terus...."
Aku meletakan tangan di bibir Nina sebelum gadis itu kembali melanjutkan racauannya. "Ssst, dengarkan aku Sayang. Aku mencintaimu bukan karena fisikmu, tapi aku mencintaimu karena kamu melengkapi kesempurnaanku. Lagipula cintaku sudah mentok di kamu." Aku mencubit cuping hidung kekasihku.
Ada rona merah di pualam pipinya yang bulat yang membuatnya terlihat menggemaskan.
Karena cinta tak butuh banyak alasan.
Akhirnya ada libur juga walaupun satu hari. Jadi, bisa memanfaatkan waktu menulis di blog, membaca dan melanjutkan menulis draft novel. Ah, nikmat mana lagi sih yang kamu dustakan.
Curhat dikit boleh ya :D
Ceritanya lagi sebal sama koneksi internet. Biasanya kalau libur begini suka menghabiskan waktu depan internet. Namun, berhubung koneksi lagi jelek. Bisanya cuman main di HP aja.
Huaaa, senang banget bisa ngeblog hari ini.
Selamat hari libur semuanya
"Kamu perempuan dalam mimpiku?"
Aku sedang menikmati secangkir expresso ketika seorang laki-laki berambut berantakan seperti baru bangun tidur tiba-tiba menghampiri dan menanyakan sesuatu yang terdengar aneh. Tentu saja apa yang dia ucapkan barusan terdengar aneh untuk seseorang yang baru dikenal.
"Ya?" tanyaku dengan sunggingan senyum yang dipaksakan. Terus terang perasaanku sedang tidak karuan sisa pertengkaran dengan Andre --kekasihku semalam. Dan, untuk menghormati lelaki aneh ini aku masih berusaha seramah mungkin.
"Kamu perempuan di dalam mimpi-mimpiku," ujar lelaki yang sebenarnya cukup tampan itu sekali lagi. Lalu, tanpa diperintah kini lelaki itu duduk tepat di hadapanku.
"Kamu aneh," ucapku asal. Tujuanku hanya satu. Aku ingin lelaki ini segera pergi.
"Biar saja kau bilang aku aneh. Tapi, aku yakin kau adalah perempuan dalam mimpiku." Mata hitam bulatnya langsung menatapku.
Aku mulai jengah dengan perkataannya yang terlihat meracau. Aku menyambar ponselku dan berniat untuk pergi. Sebuah tangan menarik tangan kananku. Aku menepisnya dan berjalan pergi.
"Berapa aku harus membayarmu agar kau mau menjadi kekasihku?" Seru lelaki itu.
Damn! Lelaki ini memang benar-benar aneh. Setelah tadi mengira aku adalah perempuan dalam mimpinya. Kini, tiba-tiba dia menanyakan berapa hargaku. Sialan.
Bisa saja aku menumpahkan semua isi cangkirku di kepala. Namun, mengingat permintaan Andre semalam membuatku mengurungkan niat. Aku berbalik arah dan menghampirinya.
"Berapa kamu akan membayarku? Aku butuh modal untuk nikah."
Selamat malam semuanya.
Sudah lama nggak bikin postingan di blog ini. Rindu sama aku nggak?
Malam ini hanya ingin posting sebuah tulisan sederhana saja. Semoga saja bisa membantu bagi semuanya. Silahkan disimak ya.
Ada yang suka kehabisan ide?
Saya termasuk orang yang suka kehabisan ide atau mati gaya saat nulis. Terkadang ide yang saya dapat cepat sekali menguap atau bahkan tak satu pun paragraf yang bisa saya tulis ketika pikiran sedang jenuh. Dan, biasanya ketika sudah begini saya suka ngelantur di blog atau bikin tulisan nggak jelas. Tralala...jadilah sebuah postingan.
Biasanya setelah satu postingan ngelantur selesai ditulis. Ide akan berlompatan minta ditulis. Ya, buat saya menulis bebas semacam pancingan biar otak lebih tenang. Dengan menulis bebas kita nggak takut salah. Pokoknya semua yang ada dibenak ditulis semua walaupun kerap kali menghasilkan postingan yang lucu. Tapi, menulis bebas memang sering memancing ide-ide yang agak "liar."
Satu lagi kelebihan menulis bebas adalah membuat perasaan kita lebih lega. Soalnya tanpa disadari kita telah menuangkan emosi ke dalamnya. Berbeda dengan sebuah tulisan yang sudah dipikirkan sebelumnya. Nggak percaya?
"Waktu itu seperti putaran angin puting beliung, melibasmu dengan cepat tanpa ampun. Jadi, selagi masih ada waktu kita nikmati saja kejalangan ini."
Semalam saya mengobrol dengan salah satu teman kuliah. Banyak hal yang kami bicarakan mulai dengan kelucuan anaknya hingga obrolan tentang kegiatan sehari-hari. Saat mengobrol dengan dia saat itu saya sedang berada di depan laptop. Menulis outline untuk bakal calon novel kedua saya.
Teman saya bertanya tentang apa yang sedang saya lakukan. Saya jawab menulis. Kemudia teman saya bercerita bahwa dia sebenarnya bercita-cita ingin jadi penulis tapi nggak percaya diri soalnya pernah diketawain suaminya saat menulis. Saya bilang nggak papa, semakin banyak latihan akan mempengaruhi kualitas tulisannya.
Dia tanya kenapa saya suka menulis?
Saya jawab: Menulis itu melegakan. Dengan menulis, saya bisa melepaskan emosi. Tanpa kita sadari saat menulis ada alam bawah sadar kita yang bekerja, sehingga emosi yang tadinya menumpuk akan tersedot dalam rangkaian kata yang sedang kita tulis. Jadi, jangan kaget ketika kita membaca ulang tulisan akan menemukan kalimat-kalimat yang terkadang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Jadi, ketika merasa sedih saya lebih suka menulis bebas, tanpa pemikiran yang penting apa yang saya rasakan bisa dituliskan semua tanpa disaring. Dan, hasilnya membuat saya lega dan positif memandang hidup ketimbang curhat sama orang yang kerap kali malah memperkeruh suasana :D
Kalau dulu saya suka menulis di diary, sekarang pindah ke blog namun menggunakan bahasa yang lebih menarik (curhat terselubung).
Dan, di akhir obrolan saya bilang kepada dia. Menulislah karena itu akan sangat membantumu.
Hihi, semoga saja sahabat saya itu mau mulai menulis.
Selamat hari Sabtu
Jadi, semuanya kembali kepada pribadi masing-masing. Anda termasuk orang tua yang mana?
Jika ingin menghasilkan anak yang berkualitas, tentu orang tua juga harus meningkatkan kualitas pola pengasuhannya. Jika anak belajar, maka orang tua pun sejatinya juga belajar
Fyuhhh, akhirnya bisa kembali bikin postingan di blog ini. Maklum yang nulis lagi sibuk berat alias sok sibuk :P Jadi, harap dimaklumi kalau suka lupa buat nulis di blog (emang ada yang nanya?)
Ini hari Sabtu kan ya? Nah, ayo mumpung hari Sabtu, yuk ajak keluarga untuk jalan-jalan sekalian untuk menyegarkan kembali pikiran setelah sibuk bekerja. Enggak usah jauh-jauh, pergi ke taman-taman kota juga oke kok. Yang punya anak pasti senang deh kalau diajak jalan walaupun hanya pergi ke taman.
Selamat hari Sabtu :)
Apa kabarmu pagi ini? Kuharap sama baiknya dengan keadaanku hari ini. Saat menulis surat untukmu, aku sedang duduk di depan jendela yang terbuka lebar-lebar. Kamu tahu Dan, udara pagi ini cukup dingin tapi tidak sampai membuat cuping hidungku membeku karena kedinginan. Tolong jangan ketawa! Aku tahu yang kau bayangkan ketika membaca kalimat ini. Mana mungkin hanya cuping hidungku yang membeku? Jadi, lompati saja bagian ini.
Dari balik jendela ini, aku bisa melihat matahari nampak malu-malu di balik kumpulan awan. Dan, pucuk-pucuk daun baru bermunculan dari pohon willow tua di depan jendela yang kemarin meranggas. Kamu benar Dan, musim semi telah tiba. Akhirnya sebentar lagi akan ada kehangatan di kota ini. Aku sedikit iri denganmu. Di negaramu matahari bersinar dengan terik tidak seperti negaraku yang kerap kali dirundung mendung.
Berbicara tentang musim semi, kotaku terlihat cantik. Pohon-pohon yang kemarin gundul kini mulai ditumbuhi daun-daun muda. Tinggal tunggu beberapa hari lagi, bunga-bunga di seluruh kota akan bermekaran. Cantik sekali. Kapan-kapan akan kukirimkan sebuah foto untukmu agar kau tahu keindahan kotaku.
Dan, udara di sini semakin dingin. Ada baiknya aku bergegas menutup jendela agar tidak terkena flu. Kamu tahu, aku sangat tidak suka terkena salesma karena rasanya tidak mengenakkan. Lain kali, akan kuceritakan banyak tentang diriku. Sampai jumpa Tuan Musim Panas
Salam Hangat,
Azalea si gadis musim gugur
Seperti biasa pagi ini dimulai rutinitas bangun pagi, mandi lalu bersiap-siap berangkat kerja. Rute perjalanan menuju ke kantor pun masih sama seperti biasanya. Melewati jalanan yang cukup padat. Di sepanjang jalan, biasanya kugunakan untuk melihat ke sekeliling atau mengkhayalkan sesuatu. Siapa tahu bisa menjadi ide baru untuk tulisanku. Dan, tiba-tiba saja di benakku terpikir sebuah pertanyaan
Mungkinkah aku bisa bertemu jodohku di perjalanan ini?
Agak lucu sih, tapi sampai sekarang aku masih memikirkannya. Banyak yang bilang jodoh itu ada di mana saja, bahkan bisa bertemu di tempat yang tak terduga. Jadi, bisa dong aku ketemu pria impianku di jalan raya? Bukan berarti harus mengalami kejadian yang tak menyenangkan sih. Bisa aja sih, pria di sampingku yang berada di perempatan itu kelak akan menjadi pria impianku. Nggak bakal ada yang tahu kan?
Jadi, sebelum menjemput jodoh mungkin diriku harus mempersiapkan segalanya.
Baiklah, postingan ini terlihat menggelikan
Ini tentang debar yang kerapkali kurasakan di dada kiriku
Mengetuk-ngetuk tanpa mengenal waktu
Ini tentang rindu yang bergejolak
Merintih tiap waktu agar digenapi dengan sang pemilik hati
Nyatanya, cinta tak juga mempertemukan kita
Masih ada dinding tinggi tak kasat mata memisahkan kita pada jarak yang tak berujung
Mungkin saja, kita pernah berjumpa di suatu persimpangan
Lalu kembali menjadi asing ketika waktu tak membekukan jarak di antara kita
Ini masih sama
tentang gadis yang menunggu kapan pangeran berkudanya akan datang
...dan ini masih kisah yang sama tentang hati yang tak pernah lelah menunggu
Kemarin sempat memperhatikan TL seorang teman tentang perjalanannya ke Eropa, dan terus terang membuat saya iri setengah mati. Hiks, melihat foto-foto mereka hanya membuat saya gigit jari. Dan, kini tiba-tiba saya terinspirasi untuk menulis kota atau negara yang ingin sekali dikunjungi. Sapa tahu ada yang membaca lalu mewujudkan semua impian saya.
1. London
Salah satu negara di eropa ini menyimpan banyak bangunan yang eksotis, dan membuat saya ingin sekali berkunjung ke sana. Di negara satu ini, saya seringkali membayangkan tidur di bawah tumpukan maple kering atau duduk di taman sembari membiarkan angin mempermainkan rambut (berasa adegan di novel), selain itu keindahan kota yang penuh bangunan berbentuk kastil ini memberikan nuansa yang sepertinya menyenangkan. Belum lagi mendengar dialek british di sepanjang jalan terdengar begitu menyenangkan, walaupun kerap kali saya kesulitan menterjemahkan apa yang mereka ucapkan. Kata teman yang pernah berkunjung ke sana, di negara ini sulit mendapatkan makanan halal. Ooo, baiklah rasanya tak perlu berlama-lama. Dan, satu lagi yang membuat saya ingin ke sana pria british itu sexy (membayangkan kencan di kafe jalanan sembari ditemani musik pinggir jalan.)
2. Jepang
Dari jaman SMA saya ingin sekali berkunjung ke negara asia yang satu ini. Alasannya satu, saya ingin melihat bunga sakura bermekaran, dan menghabiskan waktu untuk berkeliling kota Tokyo. Semenjak Dorama marak di Indonesia, negara Jepang sudah mencuri perhatianku. Pria jepang itu manis-manis, tapi sayang bahasa jepang agaknya sulit untuk dipelajari. Tapi, siapa tahu suatu hari kelak ada yang mengajakku mengunjungi negara bunga sakura itu.
3. Paris
Negara yang dikenal dengan kecantikan menara eiffel dan pesona romantisme kotanya membuat saya ingin berkunjung ke sana. Sama dengan London, di negara ini saya ingin menghabiskan banyak waktu mengunjungi taman, museum, tempat-tempat yang menarik untuk spot foto. Biarinlah dikatain narsis yang penting kudu eksis. Melihat pemandangan kota Paris dari wallpaper aja sudah bikin mupeng apalagi kalau berkunjung ke sana. Menyenangkan kali ya. Paris kerapkali dijadikan setting untuk film dan buku. Semoga suatu hari nanti bisa menulis novel dengan setting negara ini.
Sementara baru tiga ini deh, nanti kalau ada lagi saya update :D
Dalam hidup kita akan selalu belajar. Entah dari mana pun datangnya kita pasti belajar. Coba ingat saat kita baru lahir di dunia. Bukankan pertama mata mungil kita terlalu sulit untuk melihat cahaya, namun perlahan mata kita belajar bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan. Begitu pun dengan kehidupan sehari-sehari semuaya tidak pernah lepas dari proses belajar. Kita nangis pun juga belajar, tertawa pun belajar, sedih pun belajar.
Jika ada pepatah yang mengatakan Belajarlah hingga ke liang Lahat itu ternyata benar apa adanya. Di kala napas kita masih tertinggal di raga. Kita akan selalu belajar, belajar dan belajar.
Jangan pernah takut untuk salah. Karena dari kesalahan kita akan belajar bagaimana cara memperbaikinya. Bukankah seseorang yang ahli dalam bidang tertentu pun banyak melakukan kesalahan sebelumnya. Tapi, bedanya mereka belajar bagaimana terhindar dari kesalahan yang sama.
So, jangan pernah berhenti untuk belajar
Dulu, seseorang pernah bertanya padaku tentang satu hal, "Mengapa kamu mau jadi Guru TK padahal pendidikanmu cukup bagus?"
Awal lulus kuliah tak pernah terpikir untukku terjun ke dunia pendidikan terlebih menjadi seorang guru TK. Saat duduk di bangku kuliah memang sempat terlintas di benakku bahwa aku ingin terjun di dunia anak-anak. Kenapa? Karena aku jatuh cinta pada pesona mereka. Ada energi di dalam diri anak-anak yang membuatku selalu ingin berdekatan dengan mereka walaupun terkadang bocah-bocah itu kerap kali menjadi monster kecil yang siap menjungkirbalikkan duniamu. Tapi, aku tetap jatuh cinta pada mereka.
Kuakui, awal mendapat honor Guru TK yang memang 'seadanya' sempat membuatku ragu dan ingin mundur. Kupikir gaji seorang guru bisa lebih besar, ternyata aku salah. Gaji itu hanya cukup untuk membeli bensin. Yah...tekad saya sempat jeblok. Apalagi ortu menyuruh saya agar mencari tempat kerja yang dekat saja kalau hanya ingin jadi Guru TK.
Namun, tak ada yang pernah tahu kalau pada akhirnya saya tetap bertahan di sekolah itu. Ada sesuatu yang membuat saya merasa nyaman di sana. Di sana saya banyak belajar tentang banyak hal, lingkungan baru, dan kesempatan luas untuk berkembang. Memang gaji saya seadanya, tapi buat saya itu adalah hal yang luar biasa. Sebab, ada hal yang lebih penting yaitu kebahagiaan yang saya rasakan selama mengajar. Toh, disela-sela mengajar saya masih punya banyak waktu untuk mengembangkan diri. Saya masih bisa menulis, ngeblog, dan bersenang-senang dengan hasil uang gaji saya.
Bisa saja saya daftar kerja di kantoran, gaji besar, mentereng, jabatan tinggi. Namun, jika pada akhirnya saya nggak nyaman dengan pekerjaan saya. Terus apa yang saya dapatkan? Materi?
Bukankah hidup pada akhirnya bertujuan pada kebahagiaan?
Jika melulu memikirkan kesenangan, pada akhirnya akan ada kebahagiaan yang terlewatkan.
Dan, buat saya pekerjaan itu adalah anugrah. Apa pun itu asalkan kita lakukan dengan benar pasti juga akan mengalami perubahan. Bukankah ada Tuhan yang mengatur tentang rizki?
Dan, satu hal yang masih saya pegang hingga saat ini:
Kebahagiaan itu datangnya dari hati
Jadi, kesenangan atau kebahagiaan?
Gambar dari sini http://favim.com/image/119387/
Ada apa gerangan dengan diriku? Belakangan ini moodku sedang tidak karuan. Rasanya ingin nangis, marah, sebal tapi tak ada orang untuk dilampiaskan. Apakah ini pertanda mau PMS? Entahlah, sepertinya sih seperti itu.
Ditambah lagi dengan urusan lelaki abu-abu yang terrnyata juga membuat emosi jungkar balik belakangan ini. Oke, fine. Kuakui aku cemburu dengan sikap ramahnya terhadap beberapa wanita itu, dan harusnya aku tak memperdulikannya. Sialnya, aku terbawa arus. Hufttt
Baiklah, Tika. Mari kita menata diri kembali. Lupakan segala sesuatu yang tak penting. Mulai sekarang fokus dengan apa yang kamu impikan. Semangat ya.
Salam Hangat,
Aku
Dia kembali diam, entah kenapa pembicaan kamu menjadi kaku--dingin dan tidak sehangat biasanya. Tiba-tiba rasa sakit kembali menjalari dadaku. Jika sudah begini, biasanya sebentar lagi air mata akan mengalir dari kedua pelupuk mataku. Aku berusaha menahannya dengan menghela napas panjang. Aku tidak mau dia mendengar perubahan suaraku.
Tahukah kamu, bahwa seberapa besar masalah yang sedang ada di dirimu. Aku akan tetap disini mendukungmu.
Repost dari catatan FB
Maret ini, Tuan. Di mana rindu bermekaran layaknya pucuk-pucuk bunga Sakura
Maret ini, Tuan. Di mana cinta bermekaran layaknya pucuk-pucuk bunga Sakura
Maret ini, Tuan. Di mana segala tentang cinta pernah kutasbihkan kepada Langit
Maret ini, Tuan. Ternyata cinta masih layak untuk dibicarakan
Gambar dari sini http://favim.com/image/492491/
Ah, akhirnya bisa juga posting di blog. Dua haru lalu ada kejadian yang bikin saya pingin nangis. Biasanya tiap sabtu saya suka ikutan promo di blog. Dan ketika adminnya mention mengatakan bahwa blog saya tidak bisa dibuka, terus terang saya ketar-ketir. Saya coba ketik alamat blog saya di browser, dan benar saja blog saya di suspend. Jujur saya ingin nangis saat itu, soalnya blog ini sudah berumur 4 tahun dan saya belum mau kehilangan blog ini. Antara bingung bercampur panik saya sempat ngetweet soal permasalahan yang dialami. Seorang kawan membalas tweet saya. Kata dia blognya pernah mengalami hal serupa, dan bisa dikembalikan dengan mengirim email.
Saya pun mengikuti saran yang diberikan oleh teman. Setelah menunggu selama dua hari, blog ini pun bisa diakses lagi.
Ternyata wordpress emang kerap kali melakukan hal ini -__-
Sudahlah.Blog saya akhirnya sudah kembali
Suatu masa, sepasang kaki kita pernah berjalan beriringan
Bersama, menggapai mimpi
Suatu masa, jari-jemari kita pernah bertautan
Memintal janji untuk tidak saling melepaskan
Suatu masa, bibir-bibir kita pernah saling berpagutan
Menukar ribuan aksara, dan kecupan hangat
Hingga, akhirnya terpelanting pada suatu masa
Sepasang kaki yang tak lagi berjalan beriringan
Genggaman tangan yang mulai melonggar
Bibir-bibir yang membungkam
Dan, dua punggung yang saling mengadu
Pada suatu masa, kisah kita hanyalah kenangan
Sebuah kecupan, tak dapat menghangatkan bibirku yang tengah kedinginan
Gambar dari sini http://favim.com/image/656592/
Gambar dari sini
Apa kabar semua? Sudah beberapa hari nggak update blog. Rindu nggak?
Senangnya ketika membuka blog, ada notifikasi yang memberitahukan bahwa blog ini sudah berusia 4 tahun. Ya Allah, nggak terasa saya sudah jadi blogger selama empat tahun.
Dulu, awal mula bikin blog ini sebagai tempat curhat (walaupun sekarang juga masih sih :P ) namun lambat laun blog ini jadi media pembelajaran buatku. Dan, yang bikin senang adalah saat ada yang membaca setiap postingan yang aku tulis.
Terima kasih buat para pembaca, buat teman-teman yang sudah mau berlangganan blog saya. Semoga kelak blog ini dapat memberikan banyak manfaat. Saya sayang kalian.
Salam Hangat,
Luphyta
Sama seperti kemarin, semua perasaanku padamu. Tak ada yang berubah. Aku tetaplah pengagum semua tulisan yang berderet panjang di linimasamu. Tapi, anehnya aku hanya berani membaca, tanpa ingin kamu ketahui. Padahal banyak kata-kata di linimasamu yang ingin kukutip atau sekadar kutekan tombol favorite. Sayangnya, aku belum berani menunjukkan keberadaanku. Terlihat gila ya? That's me.
Aku juga orang yang setiap pagi menunggu derap langkahmu yang tenang saat memasuki tempat, di mana kamu biasa menikmati sarapan pagimu dengan sebuah laptop sebagai teman setia. Lalu, aku akan berusaha mencegah temanku untuk melayanimu. Hanya dirikulah yang berhak mencatat dan mengantarkan menu kesukaanmu: secangkir ekspresso, dan Sandwich Tuna. Tidak ada yang lain. Bahkan, aku rela menukar jam kerja, demi bertemu denganmu setiap pagi.
Semua teman-teman kerja, menganggapku tak waras karena terlalu memujamu. Tapi, aku tak peduli. Bukankah, ada pepatah bahwa cinta tak harus dimiliki.
Dan, aku tak berniat memilikinya.
Aku mendekatinya perlahan; tanganku membelai halus rambut ikalnya. Aku sengaja tak menjawab, membiarkan dia larut dalam emosinya sejenak.
Perlahan kubawa dia dalam dekapanku. Membiarkan tangisnya tumpah ruah di dada. Kurasakan tubuhnya bergetar. Ah, hatiku serasa diremas-remas.
"Aku tahu ini berat bagimu, sayang. Begitu pun diriku." Aku mengambil napas sejenak, "tapi kenyataannya semua ini harus kita jalani."
"Kalau aku merindukanmu bagaimana?" dia mendongak dengan mata penuh air mata.
"Telepon." tanganku menyentuh kedua pipinya, menghapus air mata yang berjatuhan di sana.
"Kalau aku rindu untuk melihatmu...memelukmu..." dia tak bisa melanjutkan perkataannya. Suaranya perlahan ditelan oleh derasnya air mata.
"Sayang, dengar. Kalau kamu rindu, kamu bisa kapan pun menghubungiku. Aku akan selalu menerimanya, sesibuk apa pun itu. Percayalah, ini memang tidak mudah." Aku menarik napas dalam-dalam, sekadar meredakan dada yang mulai terasa berat, "tapi, ketika kamu percaya bahwa tak ada yang berubah dari hubungan kita semua pasti terasa mudah."
Karena jarak hanyalah jeda yang memisahkan pertemuan
Belakangan ini, saya suka sekali mengumpulkan gambar-gambar entah sebagai wallpaper atau DP BBM. Rasanya menyenangkan ketika memasang gambar yang sesuai dengan suasana hati.
Beberapa teman sampai bertanya, "kok gambar profile kamu bagus-bagus?"
Saya hanya tersenyum ketika mendapati beberapa teman menggunakan gambar yang sama.
Buat saya, gambar mampu membuat saya bercerita.
Kamu?
Judul: Sunset In Weh Island
Penulis: Aida M.A
Penerbit: Bentang Pustaka
Jumlah Halaman: 246 halaman
Cinta dan percaya adalah dua hal yang saling berhubungan. Kita tak cukup memelihara percaya untuk dapat mencintai seseorang, tapi ketika kita mencintai maka kita harus mempercayainya (Sunset in Weh Island)
Novel bergenre romance ini menceritakan perjalanan Axel, pria kelahiran Jerman ke Indonesia setelah kepercayaannya dikhianati oleh Marcel sahabatnya. Petualangannya ke Indonesia membuatnya bertemu Mala, gadis aceh pemilik salah satu cottage di pulau Weh.
Bersama Mala, Axel tidak hanya diajak menikmati keindahan Pulau Weh. Tapi, Mala juga merubah pandangan skeptisnya tentang cinta. Hingga pada akhirnya, bunga-bunga cinta menyapa dua insan berbeda negara.
Novel sepanjang 246 halaman ini banyak mengeksplorasi tentang keindahan pulau Weh dengan detail yang memikat. Bahkan, saya yang baru pertama kali dengan nama Pulau Weh mendadak ingin berkunjung ke sana untuk membuktikan keindahan pesona kota sabang. Novel ini juga ingin menyampaikan bahwa Indonesia memiliki pesonal alam yang luar biasa untuk dieksplorasi.
Buat saya, Novel kedua mbak Aida ini lebih matang. Walaupun tetap dengan ciri khasnya yaitu alur sederhana. Dengan piawai, Aida M.A mampu mengemasnya menjadi novel manis yang berfilosofi. Terbukti dengan, beberapa perumpamaan-perumpamaan sederhana yang diselipkan dalam dialog. Permainan diksi yang digunakan juga sederhana, mudah dimengerti bagi pembaca remaja.
Berbicara soal karakter, Aida M.A mampu menciptakan benang merah di antar setiap tokoh, sehingga terlihat hidup di seluruh jalan cerita. Okeh, saya akui saya suka Axel :D
Satu kata, novel ini mampu membuat dada saya hangat setelah membaca.
Dear Pria Masa Depanku,
Waktu terus saja berjalan, nyatanya Allah belum juga mempertemukan kita seperti janjinya. Sampai sekarang, aku masih menerka-nerka seperti apa raut wajah, suara, mata, hidung, bentuk alismu itu. Bahkan, aku sampai mengkhayal seandainya nanti kita bertemu.
Tolong jangan tertawa, karena menulis surat ini sudah cukup membuat rona merah di pipiku.
Apa yang yang kamu lakukan di sana? Apakah sama gelisahnya, menunggu kapan kita dipertemukan. Semoga cepat ya, karena aku sudah tak sabar untuk melihatmu.
Seandainya, kita nanti bertemu di persimpangan jalan. Janganlah ragu untuk menyapaku, atau kalau aku tidak mendengarmu tariklah benang merah yang saling menautkan jari-jemari kita.
Ah, rasanya tak sabar menunggu waktu pertemuan kita. Semoga kamu juga :)
Selamat menikmati akhir pekan
Salam hangat,
Gadis di ujung seberang
Kita adalah tiga wanita yang dipertemukan oleh takdir untuk saling menghapus setiap duka yang datang silih berganti
Sore ini, seperti biasa kita duduk bertiga dengan cangkir masing-masing di genggaman tangan. Di awali dengan sapaan riang, lalu perlahan mengalirlah cerita dari bibir-bibir kita.
Persahabatan kita cukuplah aneh, dipertemukan dari tidak kesengajaan lalu menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Kalau boleh aku ibaratkan persahabatan kita dengan kue, aku lebih memilih tiramisu.
Kue berbahan dasar coklat, dengan cream yang beraroma kopi. Ya, itulah kita bertiga. Jika aku dilambangkan dengan coklat, bunbun kopi, dan bebeb adalah cream lembut yang merekatkan rasa manis dan ketir kopi. Unik kan?
Berbicara tentang kue, sungguh kalian membuatku lapar.
Kumohon, jika kalian membaca cerita ini janganlah menangis, karena aku pun bersusah payah untuk tidak menangis.
Teruntuk Bunbun;
Saatnya kamu menyibak tirai gelap di ujung kamarmu. Tengoklah, di luar ada cahaya terang yang siap menuntunmu menghadapi hari yang baru. Tetaplah semangat, karena darimu aku belajar tentang semangat hidup.
Teruntuk Bebeb:
Adakalanya apa yang kita lakukan tak menghasilkan banyak perubahan. Tapi, yakinlah di setiap usaha baik yang kita lakukan, Allah tak pernah tinggal diam. Akan ada pelangi setelah hujan. Tetaplah jadi gadis ilalang, tetap tegar saat badai berkali-kali bertandang.
Dan untukku:
Sesuatu yang berujung bahagia tak mudah di raih, tapi dengan kesabaran pasti akan ada hadiah manis yang menunggu di ujung sana.
Buat dua sahabatku, selamat menikmati senja
Kita ini sepasang gadis yang sama-sama mencari cinta. Aku yang sedang mencari pelabuhan terakhirku, sedangkan dirimu mencari cinta yang sama pada tempatmu bersandar saat ini.
Semoga cinta kita akan menemukan jalannya
Ad Placement