Untitled

Untitled

Malam ini cuman ingin bilang bahwa ada perasaan yang mengganjal saya beberapa ini.  Soal kerjaan yang semakin berat dan merasa bahwa sudah mulai tidak satu visi lagi. Apa harus keluar? Sebenarnya ingin memberi masukan pada mereka semua pas rapat nanti. Kalau nggak diterima ya mungkin kecewa.  Tapi, mau bagaimana lagi bukankah terkadang apa yang kita inginkan tidak bisa terwujud.


Terpikir untuk jadi full time writer. Namun, masih bingung.




Selamat hari Sabtu


Ada kalanya kita perlu melepaskan apa yang telah pergi, dan coba untuk tak menariknya kembali



Seseorang yang pernah pergi dari hidupmu, lalu dia kembali. Bukan berarti akan kembali menjadi milikmu.


Internet

Internet

Aku ingat kapan kali pertama mengenal internet. Saat itu aku duduk di bangku SMP, kalau nggak salah kelas 3. Saat itu teknologi masih belum begitu berkembang. Komputer saja masih menggunakan disket, benda tipis yang dimasukkan ke dalam komputer sebagai program dan cepat sekali rusak kalau terkena virus.


Orang-orang yang menggunakan komputer pun masih jarang. Saat itu komputer seperti barang kebutuhan mewah. Kakak perempuankulah yang pertama kali mengenalkan internet kepadaku. Saat itu aku tengah berlibur ke Jogjakarta. Mbak mengajarkanku tentang browsing dan chatting pakai MIRC.


Awal kenal internet rasanya takjub, maklum masih anak desa yang belum melek teknologi.  Jadi kelihatan kagum banget ketika bisa mengobrol dengan banyak orang. Dan, aku mulai ketagihan chatting xixi (sampai sekarang sih :D )


Hujan Di Bulan Juni

Hujan Di Bulan Juni

drip-8763_640





Hujan baru saja selesai bertandang

Tempiasnya, menyisakan sekumpulan noktah-noktah kecil di jendela kamar

Dan, air yang menggenang di sudut-sudut jalan

Ini kali pertama hujan turun di bulan Juni

Setelah sekian lama tak kutemukan langit menumpahkan tangisnya

Kini, Juni pertamaku dimulai dengan hujan

Ah, Juni...

Aku tak suka bulan ini

Bulan ini selalu mengingatkanku padamu

Tentang kisah yang telah selesai setahun yang lalu

Mendadak aku benci ketika sekelebat bayanganmu nampak jelas pada sisa-sisa tempias hujan yang belum mengering

Tersenyum, menatapku dengan tatapan teduhmu

Tuan, ini Juni yang sama

Ketika kau bilang bahwa semua di antara kita sudah berakhir

Lalu, kudapati punggungmu menjauh dan tak menoleh lagi

Bahkan untuk sekedar mengucapkan perpisahan

...dan menatapku untuk terakhir kalinya


Juni

Juni

Waktu kini membawaku ke bulan Juni. Bulan ke-6 di antara dua belas bulan yang lain. Tak ada yang istimewa. Hanya tersisa kenangan tentang kamu. Ya..kamu. Lelaki, yang namanya pernah menghiasi seluruh mimpiku. Tapi, kini semua sudah berlalu. Bukankah tak baik selalu mengingat-ingat yang telah lalu.


Selamat datang Juni, semoga aku tak lagi merasa sendirian

Weekend

Weekend

Holla Semua...

Akhirnya bertemu lagi dengan hari Sabtu yang berarti beristirahat dari kegiatan sehari-hari alias pekerjaan. Banyak hal yang dilakukan lima hari kemarin. Pokoknya di tempat kerja lagi sibuk-sibuknya. Aku menyebut bulan ini sebagai Hetic Month.


Dan, akhirnya sekarang hari Sabtu. Sabtu dan Minggu buatku adalah saatnya beristirahat alias menyegarkan kembali pikiran. Salah satunya sih dengan membaca dan menulis. Terkadang saya lebih memilih berdiam diri di kamar, ketimbang pergi ke luar. Saya memang anak rumahan :D


Ya, setiap Sabtu teman setia saya adalah sebuah novel dan laptop. Terkadang juga beberapa dvd jika bosan membaca. Yang penting semua hobby bisa tersalurkan, sekaligus berekreasi.




Menulis dan membaca itu rekreasi yang murah, dan bisa mengendorkan sedikit urat syaraf



 

Ini weekendku, apa weekend kalian?
Dear Danie...

Dear Danie...

letter-cute-grass-green-Favim.com-680552



Dear Kamu,


Jumat kembali bertandang. Dan, kupikir waktu berjalan begitu cepat, hingga akhirnya membawa kita kembali ke hari yang sama. Aku merindukanmu. Ada banyak cerita dan uneg-uneg yang ingin kutumpahkan kepadamu. Maukah kau mendengarnya ketika kita bertemu di akhir pekan nanti?


Sayang, aku tak sabar berjumpa denganmu. Ingin rasanya aku pergi ke tempatmu hari ini. Namun, nampaknya aku harus belajar bersabar dan juga menahan diri seperti yang sering kamu katakan padaku. Pokoknya, jika kita bertemu nanti aku akan memeluk, membaui aroma tubuhmu, dan membiarkan jemariku berlama-lama di lekukan jemarimu.


Tunggu aku ya.


With love


Azzalea


Senja di bulan Mei, selalu memberi sayatan di telapak tangan. Selalu meluruhkan apa-apa yang digenggam. Kesepian yang akhirnya menang


__ @nadilangit


Nulis Yuk

Nulis Yuk

cute-little-baby-640x400


Halo Om, Tante dan Kakak-kakak semua


Daripada manyun sore-sore begini. Bagaimana kalau kita menulis saja. Menulis itu ibarat rekreasi tanpa biaya, dan bisa menghilangkan kepenatan setelah seharian di kantor. Seru loh, pernah coba?


Holla Mei

Holla Mei

Waktu cepat sekali berlalu, sekarang sudah berada di pertengahan Mei. Dan, saya mulai jarang buat posting di blog. Bulan ini sibuk banget dengan urusan pekerjaan. Jadi baru sempat buka blog itu kalau nggak hari Sabtu ya Minggu deh.


Apa kabar kalian semua? Pasti dalam keadaan cerah dan tidak berawan (apa sih ini :P)


Jangan lupa jaga kesehatan, soalnya virus ada di mana-mana. Maklum cuaca di kotaku sedang galau.



Selamat hari Sabtu

Cintaku Mentok di Kamu

Cintaku Mentok di Kamu

love-hand


"Kamu nggak risih jalan sama aku?"

Aku baru saja hendak membuka daftar menu yang baru diletakkan pelayan di atas meja, ketika Nina melemparkan pertanyaan itu. Aku mencoba tak menggubrisnya dan tetap membuka lembaran daftar menu itu.


"Han..."


"Hmm," jawabku pendek.


"Kok nggak dijawab sih?" Tanya Nina.


"Memang apa yang harus dijawab?" Aku memiringkan kepalaku ke arahnya. "Aku lapar. Kamu mau aku pesankan sesuatu?"


"Aku nggak lapar," jawab Nina lirih.


Aku merasakan perubahan suara Nina. Kini gadisku tak nampak bersemangat ketika aku menanyakan dia mau makan apa.


"Kamu yakin nggak mau pesan apa-apa?" tanyaku hendak memanggil pelayan.


"Iya," jawabnya pendek.


"Kamu kenapa sih Sayang?" Aku mengacak-acak rambut ikalnya yang mulai panjang melebihi bahu.


Dia memiringkan kepalanya ke arahku. "Kamu nggak malu jalan sama cewek gendut seperti aku?" Nina menghela napas, "pakaianku juga nggak segaul mereka, terus...."


Aku meletakan tangan di bibir Nina sebelum gadis itu kembali melanjutkan racauannya. "Ssst, dengarkan aku Sayang. Aku mencintaimu bukan karena fisikmu, tapi aku mencintaimu karena kamu melengkapi kesempurnaanku. Lagipula cintaku sudah mentok di kamu." Aku mencubit cuping hidung kekasihku.


Ada rona merah di pualam pipinya yang bulat yang membuatnya terlihat menggemaskan.


Karena cinta tak butuh banyak alasan.


Mengeja Rindu

Mengeja Rindu

Aku masih saja terbata-bata mengeja rindu yang bersemayam di dada

Debarnya kerapkali menjelma nyeri di ulu hati

Menyisakan kenangan yang menua

Lalu, apa arti jemari kita yang pernah bertautan?

Kalau pada akhirnya kisah kita tak lebihnya cerita cinta negeri dongeng

Tak berujung

Dan, lenyap ditelan waktu

main_20111003163525

It's Holiday

It's Holiday

Akhirnya ada libur juga walaupun satu hari. Jadi, bisa memanfaatkan waktu menulis di blog, membaca dan melanjutkan menulis draft novel. Ah, nikmat mana lagi sih yang kamu dustakan.


Curhat dikit boleh ya :D


Ceritanya lagi sebal sama koneksi internet. Biasanya kalau libur begini suka menghabiskan waktu depan internet. Namun, berhubung koneksi lagi jelek. Bisanya cuman main di HP aja.


Huaaa, senang banget bisa ngeblog hari ini.



Selamat hari libur semuanya

Perempuan dalam Mimpi (Episode 2)

Perempuan dalam Mimpi (Episode 2)

"Kamu perempuan dalam mimpiku?"


Aku sedang menikmati secangkir expresso ketika seorang laki-laki berambut berantakan seperti baru bangun tidur tiba-tiba menghampiri dan menanyakan sesuatu yang terdengar aneh. Tentu saja apa yang dia ucapkan barusan terdengar aneh untuk seseorang yang baru dikenal.


"Ya?" tanyaku dengan sunggingan senyum yang dipaksakan. Terus terang perasaanku sedang tidak karuan sisa pertengkaran dengan Andre --kekasihku semalam.  Dan, untuk menghormati lelaki aneh ini aku masih berusaha seramah mungkin.


"Kamu perempuan di dalam mimpi-mimpiku," ujar lelaki yang sebenarnya cukup tampan itu sekali lagi. Lalu, tanpa diperintah kini lelaki itu duduk tepat di hadapanku.


"Kamu aneh," ucapku asal. Tujuanku hanya satu. Aku ingin lelaki ini segera pergi.


"Biar saja kau bilang aku aneh. Tapi, aku yakin kau adalah perempuan dalam mimpiku." Mata hitam bulatnya langsung menatapku.


Aku mulai jengah dengan perkataannya yang terlihat meracau. Aku menyambar ponselku dan berniat untuk pergi. Sebuah tangan menarik tangan kananku. Aku menepisnya dan berjalan pergi.


"Berapa aku harus membayarmu agar kau mau menjadi kekasihku?" Seru lelaki itu.


Damn! Lelaki ini memang benar-benar aneh. Setelah tadi mengira aku adalah perempuan dalam mimpinya. Kini, tiba-tiba dia menanyakan berapa hargaku. Sialan.


Bisa saja aku menumpahkan semua isi cangkirku di kepala. Namun, mengingat permintaan Andre semalam membuatku mengurungkan niat.  Aku berbalik arah dan menghampirinya.


"Berapa kamu akan membayarku? Aku butuh modal untuk nikah."


Coffee Girl


Lelaki Masa Lalu

Lelaki Masa Lalu

Kepada Kamu Lelaki Masa Lalu,

Hei, kenapa kau berulang kali mampir di benakku? Padahal tak ada inginku tuk merindukanmu.

Kini, ketika mengingat semua tentang kita dulu. Tiba-tiba dadaku disesaki oleh namamu

Kau boleh saja besar kepala sekarang, karena benar benakku selalu dipenuhi dirimu.

Kamu senang sekarang?

Kumohon jangan tertawakan aku, jika suatu saat kamu mampir ke blog ini dan menemukan sebuah tulisan yang kutujukan untukmu.

Kamu tahu kan bagaimana kebiasaanku?

Menulis jika gundah

Namun, aku ragu. Ingatkah alamat blogku?

Bukankah kini kau tak lagi peduli padaku.

Ya, Tuhan. Malangnya aku.

Merindukanmu yang tak pernah merindukanku

 

Surabaya, 02 Mei 2013

beautiful-city-cool-free-Favim.com-665823.jpg


 
Tak ada ide? Menulislah dengan Bebas

Tak ada ide? Menulislah dengan Bebas

menulis1



Selamat malam semuanya.


Sudah lama nggak bikin postingan di blog ini. Rindu sama aku nggak?


Malam ini hanya ingin posting sebuah tulisan sederhana saja. Semoga saja bisa membantu bagi semuanya. Silahkan disimak ya.



Ada yang suka kehabisan ide?


Saya termasuk orang yang suka kehabisan ide atau mati gaya saat nulis. Terkadang ide yang saya dapat cepat sekali menguap atau bahkan tak satu pun paragraf yang bisa saya tulis ketika pikiran sedang jenuh.  Dan, biasanya ketika sudah begini saya suka ngelantur di blog atau bikin tulisan nggak jelas. Tralala...jadilah sebuah postingan.


Biasanya setelah satu postingan ngelantur selesai ditulis. Ide akan berlompatan minta ditulis. Ya, buat saya menulis bebas semacam pancingan biar otak lebih tenang. Dengan menulis bebas kita nggak takut salah. Pokoknya semua yang ada dibenak ditulis semua walaupun kerap kali menghasilkan postingan yang lucu. Tapi, menulis bebas memang sering memancing ide-ide yang agak "liar."


Satu lagi kelebihan menulis bebas adalah membuat perasaan kita lebih lega. Soalnya tanpa disadari kita telah menuangkan emosi ke dalamnya. Berbeda dengan sebuah tulisan yang sudah dipikirkan sebelumnya. Nggak percaya?



 Silahkan dicoba sendiri ya :D