Bahagia itu...
Kebahagiaan itu adanya di hati dan pikiran. Jadi nggak usah meributkan apa kata orang
Ad Placement
Kebahagiaan itu adanya di hati dan pikiran. Jadi nggak usah meributkan apa kata orang
Malam ini cuman ingin bilang bahwa ada perasaan yang mengganjal saya beberapa ini. Soal kerjaan yang semakin berat dan merasa bahwa sudah mulai tidak satu visi lagi. Apa harus keluar? Sebenarnya ingin memberi masukan pada mereka semua pas rapat nanti. Kalau nggak diterima ya mungkin kecewa. Tapi, mau bagaimana lagi bukankah terkadang apa yang kita inginkan tidak bisa terwujud.
Terpikir untuk jadi full time writer. Namun, masih bingung.
Selamat hari Sabtu
Ada kalanya kita perlu melepaskan apa yang telah pergi, dan coba untuk tak menariknya kembali
Seseorang yang pernah pergi dari hidupmu, lalu dia kembali. Bukan berarti akan kembali menjadi milikmu.
Aku ingat kapan kali pertama mengenal internet. Saat itu aku duduk di bangku SMP, kalau nggak salah kelas 3. Saat itu teknologi masih belum begitu berkembang. Komputer saja masih menggunakan disket, benda tipis yang dimasukkan ke dalam komputer sebagai program dan cepat sekali rusak kalau terkena virus.
Orang-orang yang menggunakan komputer pun masih jarang. Saat itu komputer seperti barang kebutuhan mewah. Kakak perempuankulah yang pertama kali mengenalkan internet kepadaku. Saat itu aku tengah berlibur ke Jogjakarta. Mbak mengajarkanku tentang browsing dan chatting pakai MIRC.
Awal kenal internet rasanya takjub, maklum masih anak desa yang belum melek teknologi. Jadi kelihatan kagum banget ketika bisa mengobrol dengan banyak orang. Dan, aku mulai ketagihan chatting xixi (sampai sekarang sih :D )
Waktu kini membawaku ke bulan Juni. Bulan ke-6 di antara dua belas bulan yang lain. Tak ada yang istimewa. Hanya tersisa kenangan tentang kamu. Ya..kamu. Lelaki, yang namanya pernah menghiasi seluruh mimpiku. Tapi, kini semua sudah berlalu. Bukankah tak baik selalu mengingat-ingat yang telah lalu.
Selamat datang Juni, semoga aku tak lagi merasa sendirian
Akhirnya bertemu lagi dengan hari Sabtu yang berarti beristirahat dari kegiatan sehari-hari alias pekerjaan. Banyak hal yang dilakukan lima hari kemarin. Pokoknya di tempat kerja lagi sibuk-sibuknya. Aku menyebut bulan ini sebagai Hetic Month.
Dan, akhirnya sekarang hari Sabtu. Sabtu dan Minggu buatku adalah saatnya beristirahat alias menyegarkan kembali pikiran. Salah satunya sih dengan membaca dan menulis. Terkadang saya lebih memilih berdiam diri di kamar, ketimbang pergi ke luar. Saya memang anak rumahan :D
Ya, setiap Sabtu teman setia saya adalah sebuah novel dan laptop. Terkadang juga beberapa dvd jika bosan membaca. Yang penting semua hobby bisa tersalurkan, sekaligus berekreasi.
Menulis dan membaca itu rekreasi yang murah, dan bisa mengendorkan sedikit urat syaraf
Dear Kamu,
Jumat kembali bertandang. Dan, kupikir waktu berjalan begitu cepat, hingga akhirnya membawa kita kembali ke hari yang sama. Aku merindukanmu. Ada banyak cerita dan uneg-uneg yang ingin kutumpahkan kepadamu. Maukah kau mendengarnya ketika kita bertemu di akhir pekan nanti?
Sayang, aku tak sabar berjumpa denganmu. Ingin rasanya aku pergi ke tempatmu hari ini. Namun, nampaknya aku harus belajar bersabar dan juga menahan diri seperti yang sering kamu katakan padaku. Pokoknya, jika kita bertemu nanti aku akan memeluk, membaui aroma tubuhmu, dan membiarkan jemariku berlama-lama di lekukan jemarimu.
Tunggu aku ya.
With love
Azzalea
Senja di bulan Mei, selalu memberi sayatan di telapak tangan. Selalu meluruhkan apa-apa yang digenggam. Kesepian yang akhirnya menang
__ @nadilangit
Waktu cepat sekali berlalu, sekarang sudah berada di pertengahan Mei. Dan, saya mulai jarang buat posting di blog. Bulan ini sibuk banget dengan urusan pekerjaan. Jadi baru sempat buka blog itu kalau nggak hari Sabtu ya Minggu deh.
Apa kabar kalian semua? Pasti dalam keadaan cerah dan tidak berawan (apa sih ini :P)
Jangan lupa jaga kesehatan, soalnya virus ada di mana-mana. Maklum cuaca di kotaku sedang galau.
Selamat hari Sabtu
Aku baru saja hendak membuka daftar menu yang baru diletakkan pelayan di atas meja, ketika Nina melemparkan pertanyaan itu. Aku mencoba tak menggubrisnya dan tetap membuka lembaran daftar menu itu.
"Han..."
"Hmm," jawabku pendek.
"Kok nggak dijawab sih?" Tanya Nina.
"Memang apa yang harus dijawab?" Aku memiringkan kepalaku ke arahnya. "Aku lapar. Kamu mau aku pesankan sesuatu?"
"Aku nggak lapar," jawab Nina lirih.
Aku merasakan perubahan suara Nina. Kini gadisku tak nampak bersemangat ketika aku menanyakan dia mau makan apa.
"Kamu yakin nggak mau pesan apa-apa?" tanyaku hendak memanggil pelayan.
"Iya," jawabnya pendek.
"Kamu kenapa sih Sayang?" Aku mengacak-acak rambut ikalnya yang mulai panjang melebihi bahu.
Dia memiringkan kepalanya ke arahku. "Kamu nggak malu jalan sama cewek gendut seperti aku?" Nina menghela napas, "pakaianku juga nggak segaul mereka, terus...."
Aku meletakan tangan di bibir Nina sebelum gadis itu kembali melanjutkan racauannya. "Ssst, dengarkan aku Sayang. Aku mencintaimu bukan karena fisikmu, tapi aku mencintaimu karena kamu melengkapi kesempurnaanku. Lagipula cintaku sudah mentok di kamu." Aku mencubit cuping hidung kekasihku.
Ada rona merah di pualam pipinya yang bulat yang membuatnya terlihat menggemaskan.
Karena cinta tak butuh banyak alasan.
Akhirnya ada libur juga walaupun satu hari. Jadi, bisa memanfaatkan waktu menulis di blog, membaca dan melanjutkan menulis draft novel. Ah, nikmat mana lagi sih yang kamu dustakan.
Curhat dikit boleh ya :D
Ceritanya lagi sebal sama koneksi internet. Biasanya kalau libur begini suka menghabiskan waktu depan internet. Namun, berhubung koneksi lagi jelek. Bisanya cuman main di HP aja.
Huaaa, senang banget bisa ngeblog hari ini.
Selamat hari libur semuanya
"Kamu perempuan dalam mimpiku?"
Aku sedang menikmati secangkir expresso ketika seorang laki-laki berambut berantakan seperti baru bangun tidur tiba-tiba menghampiri dan menanyakan sesuatu yang terdengar aneh. Tentu saja apa yang dia ucapkan barusan terdengar aneh untuk seseorang yang baru dikenal.
"Ya?" tanyaku dengan sunggingan senyum yang dipaksakan. Terus terang perasaanku sedang tidak karuan sisa pertengkaran dengan Andre --kekasihku semalam. Dan, untuk menghormati lelaki aneh ini aku masih berusaha seramah mungkin.
"Kamu perempuan di dalam mimpi-mimpiku," ujar lelaki yang sebenarnya cukup tampan itu sekali lagi. Lalu, tanpa diperintah kini lelaki itu duduk tepat di hadapanku.
"Kamu aneh," ucapku asal. Tujuanku hanya satu. Aku ingin lelaki ini segera pergi.
"Biar saja kau bilang aku aneh. Tapi, aku yakin kau adalah perempuan dalam mimpiku." Mata hitam bulatnya langsung menatapku.
Aku mulai jengah dengan perkataannya yang terlihat meracau. Aku menyambar ponselku dan berniat untuk pergi. Sebuah tangan menarik tangan kananku. Aku menepisnya dan berjalan pergi.
"Berapa aku harus membayarmu agar kau mau menjadi kekasihku?" Seru lelaki itu.
Damn! Lelaki ini memang benar-benar aneh. Setelah tadi mengira aku adalah perempuan dalam mimpinya. Kini, tiba-tiba dia menanyakan berapa hargaku. Sialan.
Bisa saja aku menumpahkan semua isi cangkirku di kepala. Namun, mengingat permintaan Andre semalam membuatku mengurungkan niat. Aku berbalik arah dan menghampirinya.
"Berapa kamu akan membayarku? Aku butuh modal untuk nikah."
Selamat malam semuanya.
Sudah lama nggak bikin postingan di blog ini. Rindu sama aku nggak?
Malam ini hanya ingin posting sebuah tulisan sederhana saja. Semoga saja bisa membantu bagi semuanya. Silahkan disimak ya.
Ada yang suka kehabisan ide?
Saya termasuk orang yang suka kehabisan ide atau mati gaya saat nulis. Terkadang ide yang saya dapat cepat sekali menguap atau bahkan tak satu pun paragraf yang bisa saya tulis ketika pikiran sedang jenuh. Dan, biasanya ketika sudah begini saya suka ngelantur di blog atau bikin tulisan nggak jelas. Tralala...jadilah sebuah postingan.
Biasanya setelah satu postingan ngelantur selesai ditulis. Ide akan berlompatan minta ditulis. Ya, buat saya menulis bebas semacam pancingan biar otak lebih tenang. Dengan menulis bebas kita nggak takut salah. Pokoknya semua yang ada dibenak ditulis semua walaupun kerap kali menghasilkan postingan yang lucu. Tapi, menulis bebas memang sering memancing ide-ide yang agak "liar."
Satu lagi kelebihan menulis bebas adalah membuat perasaan kita lebih lega. Soalnya tanpa disadari kita telah menuangkan emosi ke dalamnya. Berbeda dengan sebuah tulisan yang sudah dipikirkan sebelumnya. Nggak percaya?
Ad Placement