Bercerita dengan gambar

Bercerita dengan gambar

Belakangan ini, saya suka sekali mengumpulkan gambar-gambar entah sebagai wallpaper atau DP BBM.  Rasanya menyenangkan ketika memasang gambar yang sesuai dengan suasana hati.


Beberapa teman sampai bertanya, "kok gambar profile kamu bagus-bagus?"


Saya hanya tersenyum ketika mendapati beberapa teman menggunakan gambar yang sama.


Buat saya, gambar mampu membuat saya bercerita.


Kamu?


Hujan dan kopi

Sunset in Weh Island

Sunset in Weh Island

n


Judul: Sunset In Weh Island


Penulis: Aida M.A


Penerbit: Bentang Pustaka


Jumlah Halaman: 246 halaman




Cinta dan percaya adalah dua hal yang saling berhubungan. Kita tak cukup memelihara percaya untuk dapat mencintai seseorang, tapi ketika kita mencintai maka kita harus mempercayainya (Sunset in Weh Island)



Novel bergenre romance ini menceritakan perjalanan Axel, pria kelahiran Jerman ke Indonesia setelah kepercayaannya dikhianati oleh Marcel sahabatnya. Petualangannya ke Indonesia membuatnya bertemu Mala, gadis aceh pemilik salah satu cottage di pulau Weh.


Bersama Mala, Axel tidak hanya diajak menikmati keindahan Pulau Weh. Tapi, Mala juga merubah pandangan skeptisnya tentang cinta. Hingga pada akhirnya, bunga-bunga cinta menyapa dua insan berbeda negara.


Novel sepanjang 246 halaman ini banyak mengeksplorasi tentang keindahan pulau Weh dengan detail yang memikat. Bahkan, saya yang baru pertama kali dengan nama Pulau Weh mendadak ingin berkunjung ke sana untuk membuktikan keindahan pesona kota sabang. Novel ini juga ingin menyampaikan bahwa Indonesia memiliki pesonal alam yang luar biasa untuk dieksplorasi.


Buat saya, Novel kedua mbak Aida ini lebih matang. Walaupun tetap dengan ciri khasnya yaitu alur sederhana. Dengan piawai, Aida M.A mampu mengemasnya menjadi novel manis yang berfilosofi. Terbukti dengan, beberapa perumpamaan-perumpamaan sederhana yang diselipkan dalam dialog. Permainan diksi yang digunakan juga sederhana, mudah dimengerti bagi pembaca remaja.



Berbicara soal karakter, Aida M.A mampu menciptakan benang merah di antar setiap tokoh, sehingga terlihat  hidup di seluruh jalan cerita. Okeh, saya akui saya suka Axel :D


Satu kata, novel ini mampu membuat dada saya hangat setelah membaca.





Out of Somewhere

Out of Somewhere

waiting-for-summer



Dear Pria Masa Depanku,


Waktu terus saja berjalan, nyatanya Allah belum juga mempertemukan kita seperti janjinya. Sampai sekarang, aku masih menerka-nerka seperti apa raut wajah, suara, mata, hidung, bentuk alismu itu.  Bahkan, aku sampai mengkhayal seandainya nanti kita bertemu.


Tolong jangan tertawa, karena menulis surat ini sudah cukup membuat rona merah di pipiku.


 Apa yang yang kamu lakukan di sana? Apakah sama gelisahnya, menunggu kapan kita dipertemukan. Semoga cepat ya, karena aku sudah tak sabar untuk melihatmu.


Seandainya, kita nanti bertemu di persimpangan jalan. Janganlah ragu untuk menyapaku, atau kalau aku tidak mendengarmu tariklah benang merah yang saling menautkan jari-jemari kita.


Ah, rasanya tak sabar menunggu waktu pertemuan kita. Semoga kamu juga :)


Selamat menikmati akhir pekan


Salam hangat,


Gadis di ujung seberang

Tiba-tiba

Tiba-tiba

Tiba-tiba saja
Kurasakan dada kiriku berdetak lebih cepat
Bergemuruh; layaknya langit hari ini
Tiba-tiba saja
Kurasakan hangat mengalir di dadaku
Saat namamu bermain-main di benakku
Mungkinkah ini cinta?
Atau hanya gurauan hati yang terlalu lama mati.
Karena cinta telah lama pergi
Tiba-tiba saja
Aku ingin jatuh cinta
Pada kamu, pria dari masa kecilku

Tentang Persahabatan

Tentang Persahabatan


16501504-three-coffee-cups



Kita adalah tiga wanita yang dipertemukan oleh takdir untuk saling menghapus setiap duka yang datang silih berganti



 Sore ini, seperti biasa kita duduk bertiga dengan cangkir masing-masing di genggaman tangan. Di awali dengan sapaan riang, lalu perlahan mengalirlah cerita dari bibir-bibir kita.


Persahabatan kita cukuplah aneh, dipertemukan dari tidak kesengajaan lalu menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Kalau boleh aku ibaratkan persahabatan kita dengan kue, aku lebih memilih tiramisu.


Kue berbahan dasar coklat, dengan cream yang beraroma kopi. Ya, itulah kita bertiga. Jika aku dilambangkan dengan coklat, bunbun kopi, dan bebeb adalah cream lembut yang merekatkan rasa manis dan ketir kopi. Unik kan?


Berbicara tentang kue, sungguh kalian membuatku lapar.


Kumohon, jika kalian membaca cerita ini janganlah menangis, karena aku pun bersusah payah untuk tidak menangis.


Teruntuk Bunbun;


Saatnya kamu menyibak tirai gelap di ujung kamarmu. Tengoklah, di luar ada cahaya terang yang siap menuntunmu menghadapi hari yang baru. Tetaplah semangat, karena darimu aku belajar tentang semangat hidup.


Teruntuk Bebeb:


Adakalanya apa yang kita lakukan tak menghasilkan banyak perubahan. Tapi, yakinlah di setiap usaha baik yang kita lakukan, Allah tak pernah tinggal diam. Akan ada pelangi setelah hujan. Tetaplah jadi gadis ilalang, tetap tegar saat badai berkali-kali bertandang.


Dan untukku:


Sesuatu yang berujung bahagia tak mudah di raih, tapi dengan kesabaran pasti akan ada hadiah manis yang menunggu di ujung sana.



Buat dua sahabatku, selamat menikmati senja




Teruntuk Gadis Ilalang

Teruntuk Gadis Ilalang

 wpid-sunset17.jpg


Dear  Venny,

Entah mengapa aku lebih suka memanggilmu gadis ilalang. Kamu tahu Ilalang kan, beb? Rumput yang terlihat lemah, tapi tetap kokoh berdiri meski diterpa ribuan badai. Ya, itulah dirimu; tetap tabah walau diterpa badai yang sama berkali-kali :)

Pertemuan yang diawali dengan ketidaksengajaan ternyata berujung sesuatu yang manis. Allah menautkan kita sebagai saudara baru. Ah, begitu senangnya diriku mempunyai satu kakak baru lagi.

Kamu tahu, Beb. Aku suka dengan rangkaian kata yang selalu tersusun manis di linimasamu. Ternyata kita memiliki kesamaan, menguntai aksara menjadi kata yang indah. Ya, begitulah kita. Lebih suka memilih menuliskan apa yang kita rasa, ketimbang mengeluh nggak karuan.

Kita ini sepasang gadis yang sama-sama mencari cinta. Aku yang sedang mencari pelabuhan terakhirku, sedangkan dirimu mencari cinta yang sama pada tempatmu bersandar saat ini.
Semoga cinta kita akan menemukan jalannya

Beb, lihatlah. Aku tak sepandai dirimu yang bisa memberi surat yang begitu manis untukku. Suratku ini terlihat sederhana, bukan? Semoga kamu tak bosan membacanya.

Titip salamku buat dua bidadari kecilmu. Semoga Allah benar-benar mempertemukan kita di hari bahagiaku kelak :)

Tetaplah bersinar gadis ilalang

Salam Hangat,

Tikha