Semanis gulali
Menyemaikan bibit-bibit rindu pada jiwa-jiwa yang sepi
Meninggalkan semu merah pada tulang pipi para pengagum cinta
Cinta semacam candu
Memabukkan
Cinta, semanis gulali yang lengket tapi mencandukan
Ad Placement
Cinta, semanis gulali yang lengket tapi mencandukan
Selalu ada kehilangan, untuk sebuah pertemuan yang terbaik
Di setiap perpisahan, selalu ada perjumpaan selanjutnya.
Kehidupan layaknya sebuah pertandingan, ada yang diperjuangkan dan dipertahankan
Huaa, nggak kerasa umurku hampir saja menginjak 28 tahun (lumayan tua :D) artinya sudah 28 tahun aku menghirup oksigen gratisan ini. Kalau dihitung-hitung sudah habis berapa banyak duit ya?
Eits, bukan saatnya berhitung :D
Perjalanan hidupku cukup berwarna seperti kue pelangi yang sedang lagi trend itu loh. Kenapa aku sebut berwarna-warni karena kalau hanya satu warna saja pasti hidupnya jadi abu-abu alias mendung kelabu (bahas apa to aku iki?)
Pokoknya cuman mau bilang, saya menikmati setiap perjalanan hidup yang sudah digariskan Allah. Satu lagi, saya bersyukur banget deh :)
Setiap orang memiliki peta perjalanan hidupnya masing-masing, tergantung jalan mana yang kalian tempuh
Semalam, seseorang dari masa lalu mengajukan sebuah pertanyaan yang cukup mengejutkan.
"Mau nggak balikan?"
"..."
Tak ada jawaban dari saya.
"Coba-coba dipikir-pikir lagi deh," sekali lagi dia meyakinkan.
Sedikit tergoda untuk kembali?
Memang sempat ada perasaan ingin kembali, apalagi hubungan kami lumayan lama. Kedekatan yang pernah terjalin masih saja menyisakan kenangan. Yang terkadang saya akui --saya merindukan dia.
Tapi, setelah berpikir ulang.
Jawabannya tidak
Karena saya sedang belajar untuk melepaskan masa lalu. Agar kelak saya mendapatkan orang yang lebih baik, dan itu bukan dia :)
Jangan ditanya bagaimana perasaanku saat ini. Semuanya serba campur aduk. Aku seperti penderita manic depresif, yang sebentar ceria, sebentar kemudian berlinangan air mata.
Aku tidak gila. Sungguh.
Aku baru saja kehilangan, kehilangan seseorang yang namanya pernah tertulis di sudut hatiku, bahkan sampai saat ini.
Boleh aku sebut ini patah hati?
Ibaratnya seorang anak kecil yang kehilangan mainan secara tiba-tiba, begitulah gambaran diriku saat ini. Kelihatan lebay ya?
Eh, tapi diriku lagi nggak pingin cerita betapa lebainya diriku ketika patah hati. Penting? ups :D
Beberapa hari ini merenung, beberapa kali ngobrol sama teman-teman. Perlahan aku mulai menyadari bahwa perpisahan ini adalah jawaban doa-doaku. Allah tahu, bahwa belum saatnya aku mendapat seorang pendamping dan juga bukan dia :).
...dan aku percaya, bukankah Allah sudah mengatur hidup kita?
Untuk saat ini, aku biarkan luka itu berada di sudut hatiku. Kelak, Allah akan menggantinya dengan senyum kebahagiaan. Insya Allah :)
Di sela perjalanan hidup kita, ada pertemuan dan perpisahan yang ditakdirkan oleh Tuhan
Ini hanya kisah di negeri dongeng, ketika cinta menyerupai semburat cahaya warna-warni di angkasa.
...Dan kamu bebas memilih warna apa yang mewakili perasaanmu
Ini hanya kisah di negeri dongeng, ketika rindu-rindu menjelma butiran-butiran permen aneka warna dan rasa
...Dan kamu bebas memilih rasa apa yang mewakili rasa rindumu
Ini hanya kisah di negeri dongeng, sang pangeran mengendarai kuda putih dengan kulit yang berkilat diterpa sinar matahari
Sebaliknya
Di dunia nyata, cinta seringkali menyerupai musim gugur yang merontokkan daun-daun rindu yang telah bersemai di hati
Rindu-rindu menjelma menjadi sebilah belati yang menancap berulang kali pada dua sisi hati
Ad Placement