Surat kecil untuk calon suamiku
Kelak, aku ingin berkali-kali jatuh cinta kepadamu
Ad Placement
Siapa sih yang nggak senang datang ke pesta atau bikin pesta? Mengundang banyak orang, kumpul-kumpul sama saudara dan kalau pesta kita sukses pasti dipuji banyak orang.
Hayo, ngaku? :D
Eh, tapi saya bukan ingin membahas pesta pernikahan loh ya *dikeplak pembaca :D
Begini, tadi sore si ponakan saya pergi ke pesta ulang tahun temannya. Temannya ini anak orang berada, tiap tahun pasti dirayakan. Barang yang diberikan sebagai souvenir pun tidak murah, semua pilihan.
Kadang, saya mikir. Emangnya si anak sudah mengerti ya sama arti perayaan ulang tahun? Bukannya mereka nggak paham juga apa sih ulang tahun. Ditanya tanggal lahir aja kadang nggak ngerti.
Bukannya saya anti dengan pesta ulang tahun, nggak kok. Senang malah, soalnya suka kebagian kue hihi. Tapi, suka nggak ayah atau bunda berpikir demikian?
Dulu, saya ingat ortu cuman merayakan ultah buat saya ketika saya kelas 3 SD. Sekali aja nggak tiap tahun, kedua kakak saya juga begitu. Jadinya, ketika ulang tahun ke 17 saya nggak ribet minta dirayakan.
Bukankah inti dari ulang tahun itu adalah sebagai wujud rasa syukur terhadap umur yang semakin bertambah.
Nah, kalau tiap anak ultah terus kita rayakan dengan besar-besaran bukankah sama artinya kita mengajarkan pemborosan pada mereka, padahal dengan bersyukur tidak harus diwujudkan dalam bentuk pesta yang terkadang kita lakukan hanya sebagai gengsi belaka.
Kelak, jika saya punya anak. Ketika dia ulang tahun, saya akan mengajaknya berdoa bersama sang ayah dan sedikit berbagi dengan sesama (Insya Allah)
So, seperti apa cara ayah dan bunda mensyukuri hari kelahiran sang buah hati?
Aku tahu, mungkin kau tak akan pernah membaca surat ini. Entah mengapa, masih saja aku ingin menulis surat untukmu.
Ya Allah,
Tak cukup banyak kata, untuk mengungkapkan betapa besarnya cintamu padaku.
Betapa besarnya kasih sayang yang Kau curahkan untukku.
Dan, aku hambamu ini tak pernah luput dari dosa
Ya Allah,
Terima kasih atas kesempatan yang kau berikan 20 tahun lalu. Kau masih sisakan umurku, dikala aku berjuang di meja operasi. Andai saja saat itu, kau panggil aku menghadap-Mu. Mungkin tak pernah ada kesempatan untukku melihat isi dunia.
Ya Allah,
Maafkan, jika hambamu ini kerap kali tak mempercayai terhadap prasangka baik-Mu.
Masih saja mengeluh terhadap kasih sayang yang Kau limpahkan.
Ya Allah,
Aku rindu kepadaMu, tegurlah aku jika aku mulai menjauh dariMu.
Aku tahu kau menyayangiku
Kau titipkan cintamu melalui sakitku, agar aku tak pernah lupa untuk mengingatMu
Ya Allah,
Mungkin aku pernah marah padaMu, tentang diriMu yang tak adil. Memberiku sakit yang tak dapat disembuhkan. Tapi, Aku salah Ya Allah.
Aku tak menyadari bahwa kau telah menitipkan cintaMu di sana
Ketika aku merasa lelah, kesakitan, disitulah kau sirami aku dengan Cinta
dan aku bersyukur, karena kamu telah mengingatKu
Ya Allah,
Terima kasih Kau telah kuatkan hatiku, untuk bisa menerima semua keputusanMu
Terima kasih atas kesehatan yang selalu kau limpahkan. Meski aku berbeda dengan teman-temanku. Tapi, Kau membuatku lebih kuat dari mereka.
Ya Allah,
Terima kasih, kau tempatkan aku pada keluarga yang selalu mendukungku, teman-teman yang luar bisa, dokter-dokter yang baik hati.
Semuanya itu tak dapat aku lukiskan dalam kata-kata
Ya Allah,
Jika, kelak aku mulai lalai. Bisakah engkau ingatkan aku? Tegur aku dengan kasih sayangmu.
Limpahkan aku kekuatan, agar aku bisa melewati semua ujianmu.
Salam sayang,
Hambamu
Ad Placement