Banyak anak memang banyak rejeki, tapi....

Banyak anak memang banyak rejeki, tapi....

"Eh mbak, lihat deh si A sekarang kok kayak nggak kerawat gitu ya? Kayak orang nggak mandi wajahnya"


"Si U tu juga mbak, beda ama dulu. Sekarang dia jadi kurus banget dan baunya ituloh"


Pagi itu sehabis selesai mengajar seperti biasa kami berenam ngobrol-ngobrol dulu, dan percakapan diatas itulah gambaran sekelumit dari obrolan kami pagi itu. Dua orang anak yang kami bicarakan itu adalah murid-muridku di playgrup, usia A belum genap 2 tahun, sedangkan si U usianya 3,5 tahun.


Waktu si A pertama kali masuk sekolah, kami semua sedikit kerepotan karena usia dia yang masih belum genap 2 tahun, masih suka jalan-jalan dan semaunya saat pelajaran. Tapi, seiring berjalannya waktu si A sudah bisa kita ajak belajar dan main.


Hmm...kembali ke topik yang tadi, akhir-akhir  ini dua orang murid saya ini manjaaaaaa bener, Si A selalu ingin belajar dengan saya, sedangkan si U ini hobby banget ngerayap di tubuh saya, bahkan saat pelajaran keduanya tak jarang suka banget tidur-tiduran di pangkuan saya. Bukannya saya nggak suka mereka melakukan ini, hanya saja terkadang membuat saa tidak bisa bergerak kemana-kemana dan harus megang mereka berdua saja, belum lagi beberapa murid yang terkadang mogok belajar, dan bertingkah di kelas.


Belakangan ini kami suka kasihan ngelihat tingkah dua murid kami ini terutama si A, dengan usianya yang masih belum 2 tahun dan butuh sosok ibunya, eh si ibu sekarang punya bayi lagi. Sehari-hari si A selalu sama pengasuhnya, walaupun saat ada si ibu yang dicari adalah pengasuhnya. Rupanya si ibu nggak pernah ikut ngurus si A, begitu juga dengan kakaknya yang pertama.


Kebayang dong anak belum dua tahun yang pasti masih senang-senangnya bermanja-maja sama ibunya, harus kemana-mana sama pengasu, bahkan terkadang saya suka lihat pengasuhnya suka kasar sama dia rasanya miris banget deh.


Kalau si U dia tu anak kedua dari tiga bersaudara, kakak pertamanya masih duduk di TK A, dan masih punya adik yang usianya hampir sama dengan A. Kebayang donk bagaimana rasanya jadi ibu dengan 3 orang anak yang kecil-kecil. Alhasil beberapa dari anak mereka nggak ke urus, kadang saya suka mencium bau tak sedap dari pakaian si U dan kakaknya.


Sebenarnya sih nggak ada yang salah dengan orang-orang yang punya anak lebih dari satu, cuman bijaknya adalah jarak yang terlalu dekat kadang bikin anak-anak tidak terurus dengan baik. Terkadang anak yang pertama aja belum terurus dengan baik, lah gimana nasib anak keduanya??




Banyak anak memang banyak rejeki, tapi lebih bijak kalau kita juga harus bisa mengurusnya dengan baik


terluka

terluka

Aku tak perduli berapa banyak hujan menyakiti tubuhku, karena rasa sakit yang aku rasakan karenamu sudah membuat seluruh saraf-saraf tubuhku mati rasa. Penolakanmu dan sikap dinginmu itu telah menghancurkan separuh hatiku..
Tahukah kamu luka ini kian dalam?

aku tanpa daya

aku tanpa daya

Hmmm bener2 ngerasa nggak berguna dan nyusahin orang diriku ini. Udah nggak bisa bawa kendaraan, pusing yang nyuruh orang buat nganter kemana-mana. Hiksss gimana nasibku ya..doh gini deh kalau jadi cewek yang nggak bisa ngadelin kekuatan sendiri. Fyuhhhhh nyusahin banget ya. Besok kayaknya mesti belajar naik bemo dari tempat kerjaan biar nggak makin nyusahin. Ya Allah smoga aku bisa

puisi hujan

puisi hujan

Bukannya aku tak suka hujan
Karena saat hujan turun mengingatkanku padamu
Bukannya aku tak mau mengingatmu
Karena Buatku itu terasa sangat menyakitkan
Kau telah menyakitiku terlalu dalam
Hingga sakitnya terasa hingga tahun berganti
Semuanya membuatku selalu takut
Mendengar rintikan hujan
Dan itu karenamu
yang aku suka dari pekerjaanku

yang aku suka dari pekerjaanku

Yang paling aku suka dari pekerjaanku adalah pelukan hangat dari murid-murid kecilnya setiap pagi. Senang rasanya saat mereka berhamburan memeluk dan menyapaku, semua rasa  lelah yang aku bawa dari rumah lenyap.
Itulah anak-anak, saat bersama mereka rasanya energi ini tidak akan pernah habis. Mereka menyalurkan banyak energi melalui tatapan, senyuman dan mata mereka yang berbinar-binar.
Menghadapi anak-anak juga butuh kesabaran, dan setiap pagi aku harus menyiapkan segudang rasa sabar,karena mereka tidak selamanya bertingkah manis, ada kalanya mereka berubah menjadi monster kecil yang menakutkan, dan saat itulah kesabaran kita diuji. Anehnya aku lebih suka menghadapi ngambeknya anak-anak dibandingkan ngambeknya orang dewasa.
Bahkan saat terkadang suasana hati kita sedang tidak baik, kita harus tetap memasang senyuman kepada mereka, dan ajaibnya mereka berhasil mengusir semua energi negatif itu. Anak-anak memang selalu menyenangkan


ah....saya cinta kalian

efek postingan ilang

efek postingan ilang

malam kian larut


denyut kehidupan mulai berhenti


aku masih terpaku


menatap layar kosong didepan mata


berulang kali kata aku torehkan


dan berulang kali aku menghapusnya


rasanya otakku membeku


tangan ini memberat saat ingin aku tuliskan sebuah kata