sebuah surat untuk pagi

sebuah surat untuk pagi

Dear pagi

Apa kabarmu pagi? Baik-baik saja kan. Kalau kau tanya bagaimana keadaanku, jawabannya aku sedang tidak baik-baik saja. Sejak kemaren aku flu, tapi pagi ini terasa lebih baik, walaupun masih agak lemas.
Ah pagi..sudah lama rasanya tidak menyapamu, dan menuliskan beberapa kata untukmu. Pagi, kau tampak cerah hari ini, langitmu terlihat bersih dan aku menikmatimu.
Hari ini aku mau menulis lagi, doakan ya semoga tidak malas lagi.


Muahhh peluk buatmu


Sincerely,
Aku yang selalu menyukai pagi
selalu tentang kamu

selalu tentang kamu

Sungguh aku tak mengerti apa yang terjadi padamu sayang, kenapa semakin hari ku merasa kau menjauhiku, tak lagi ada obrolan mesra yang ada hanya obrolan yang membosankan. Mungkinkah kau akan pergi? Hingga dengan perlahan kau tinggalkanku? Ah lelah hati ini, tapi aku bersabar
miss u

miss u

Aku tidak tahu bagaimana caranya mengungkapkan tumpukan rindu ini padamu?
Tumpukan rindu ini kian membesar
Dan hampir saja menghalangi pandangan hatiku
Sayang! Sungguh aku rindu
Rasa ini tak tertahan
Dan aku sakaw karenamu
bimbang

bimbang

Tetes air hujan kian menepi
Mengering disapu hembusan angin
Membawa pergi semua kerinduan

Aku diujung kebimbangan
Terus berjalan atau mundur ke belakang
Semuanya terus membayangiku
bad

bad

Mungkin aku yang terlalu mengharapkan bahwa kelak kau akan menjadi milikku. Tapi, sekarang aku tidak pernah yakin bahwa itu benar-benar terjadi. Bagiku semua itu hanyalah khayalan-khayalan yang aku bikin agar aku tampak bahagia. Kau selalu membuatku terlihat alpa didekatmu. Ok! Kamu memang pandai membuatku selalu menginginkanmu. Ah andai saja kamu tahu berapa besar rasa ini, tapi sudah lah mungkin kau juga tidak akan pernah perduli untuk tahu apa yang aku rasakan. Buatmu aku hanya pelabuhan yang dapat kamu kunjungi kapan saja, tidak pernah ada beban. Tahukah kamu kalau itu sangat menyakitkan?
kebermaknaan

kebermaknaan

Sungguh aku tak pernah tahu tentang kebermaknaanku. Terkadang aku merasa alpa tentang dirimu. Seolah kau datang saat hanya inginkan diriku. Tapi entahlahlah hasrat ini tidak bisa membuatku berjalan cepat, dan kini kian lambat seolah waktu pun ingin berhenti. Inikah kebermaknaanku dihatimu? Ataukah aku seorang alpa yang tidak punya makna