Lengkungan Senyum di bibir Pelangi

Lengkungan Senyum di bibir Pelangi

Kemarin, aku menemukan sang pelangi berubah menjadi abu-abu

warna-warna yang biasa menyelimutinya luruh bersama rinai hujan yang berjatuhan dari langit

Pelangiku kehilangan senyumannya

 

Kucoba bertanya padanya tentang,  "ada apa gerangan?"

Dia, diam seribu bahasa

Pelangiku membisu

 

Aku bertanya dalam hati Apakah ada yang salah?

tapi tetap saja tak kutemukan jawabannya

 

Mungkinkah Pelangi turut berduka atas kesedihanku?

 

Kalau itu benar,

Aku tampak kelihatan bodoh

Karena membuat pelangiku bersedih

 

Dear Pelangi,

Aku berjanji, tak akan lagi ada sedih yang menggelayutiku.  Tak akan kubiarkan kamu bersedih lagi.

 

Bisakah seulas senyuman terukir di wajahmu kembali?

 
Desember

Desember

Ada satu yang aku selalu aku tunggu di bulan ini, yaitu hari kelahiranku. Walaupun tak pernah aku rayakan dengan pesta, tapi aku suka merayakannya dengan sebuah postingan di blog.


Nanti tepat hari kelahiranku, aku akan memposting sebuah tulisan. Semoga pembacaku suka.



Selamat datang Desember, semua kebahagiaan selalu menyertai kita

Thank's God

Thank's God


Demi menyelamatkan aku dari orang yang salah, Tuhan mematahkan hatiku (@commaditya)




 Rasa sedih memang masih menggelayuti hatiku, tapi aku belajar menerima bahwa apa yang terjadi kemarin adalah jawaban dari setiap doaku. Aku yakin Tuhan punya maksud baik dengan mempertemukan kami.


Walaupun, pada akhirnya berujung kesedihan. Aku bersyukur Tuhan  tak membiarkanku berlama-lama jatuh.


Terima kasih Allah, aku tahu kamu selalu menunjukkan kasih sayangMu padaku. Bahkan, dalam urusan memilih pasangan.


Tak mengapalah aku patah hati di awal, agar kelak ada seorang pria yang akan selalu menjagaku dan menua bersamaku.


...dan itu bukan kamu

tentang (tak) memilikimu

tentang (tak) memilikimu

Besok, tak akan ada lagi kenangan akan dirimu

Besok, tak akan ada lagi mimpi tentangmu

Besok, tak akan ada lagi sapaan hangat darimu

Besok, tak akan ada lagi cerita tentangmu

 

Ketika terbangun nanti, kamu tak lagi milikku

 

...dan aku harus berjuang untuk tabah
Ada (tidak) rindu?

Ada (tidak) rindu?

Di sela-sela rinai hujan, pernah kugugurkan sehelai rindu untukmu yang kutitipkan pada lirihnya aliran air.

Adakah hujan  telah menyampaikannya kepadamu?

 

Mungkin tidak...!
Karena tak pernah kutemukan jawaban rindu darimu, baik yang disampaikan oleh bulir-bulir hujan atau pun desahan angin.


Lalu kemana rindu-rindu itu kau terbangkan?

Ataukah dia telah berguguran sebelum sampai di selasar hatiku?

Atau

Memang tak pernah ada rindu?


Kali ini hujan tak mengabarkan berita baik untukku. Mungkinkah dia lupa?