Liburan Impian Ala TIka
Beberapa hari ini diri saya lagi dilingkupi kejenuhan dalam menulis. Biasanya kalau sudah begini saya memilih untuk membaca novel, tapi hasilnya sama saja. Jadi, maaf kalau dua hari ini belum memposting apa pun.
Baiklah, kembali ke pembahasan utama :D
Saya termasuk orang rumahan. Hampir semua kegiatan sehari-sehari banyak dihabiskan di dalam rumah, kecuali di pagi hari saya harus bekerja. Saya sebenarnya bukan orang yang menolak keramaian, hanya saja berdiam diri di dalam kamar itu lebih menyenangkan ketimbang berdesakan dengan banyak orang di mall.
Dan, ketika ditanya seperti apa liburan impianmu? Saya terpaksa harus berkhayal dulu :D *abaikan.Kalau dikasih kesempatan untuk liburan. Saya akan memilih London.
Buat saya negara London itu keren. Arsitek bangunannya yang vintage membuat negara itu menjadi unik. Mudah-mudahan akan ada kesempatan bagi saya berkunjung ke negara itu.
Beberapa hal yang akan saya lakukan saat berada di negara itu:
1. Berkunjung ke taman-taman kota dengan berbekal novel.
Rasanya menyenangkan membaca di kursi taman dengan ditemani daun-daun yang berguguran. Kalau bosan membaca, saya akan melamun. Menikmati semua pemandangan yang ada.
2. Foto-foto.
Tentu saja kegiatan yang satu ini wajib untuk dilakukan. Mengambil diri saya di setiap sudut kota London. Dan, jika memungkin saya akan berfoto dengan penduduk lokal di sana,
Pahlawan itu adalah dokter
Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis tentang kisah ini. Hanya saja waktu tak memberi kesempatan dan, kebetulan tema hari cocok sekali. Jadi, tak ada salahnya untuk menceritakannya.
Kalian sudah siap?
Beberapa dari pembaca mungkin telah mengetahui tentang riwayat kesehatan saya. Kalau nggak salah saya pernah membahasnya dalam sebuah postingan di blog ini.
Buat saya seseorang yang paling berjasa selain kedua orang tua adalah Prof. Tina Prasodjo. Beliau adalah salah satu dari sekian Dokter Jantung Senior yang ada di RSUD di Surabaya. Jabatan beliau saat itu adalah Kepala Bagian Jantung Anak.
Sejak lahir, saya mengalami kelainan jantung bawaan. Karena terbentur masalah biaya dan usia saya yang terlalu kecil membuat kedua orang tua lebih memilih untuk rawat jalan. Hingga suatu hari, orang tua saya kembali mendapat surat panggilan dari RS yang mengharuskan agar saya kembali melakukan pemeriksaan.
Permainan masa kecil yang ingin saya mainkan kembali.
Masa kecil saya tidak cukup istimewa. Kondisi kesehatan membuat saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah ketimbang bersama teman-teman. Namun, bukan berarti kedua orang tua saya melarang untuk bermain asalkan ketika sudah lelah saya harus berhenti.
Saya tahu bagaimana rasanya main benteng-bentengan, engkle, gobak sodor, anjing dan kucing, petak umpet, mencari capung di lapangan terbuka, bermain layangan, main bekel, dakon, dll.
Hihi. Ternyata banyak juga permainan yang sudah pernah dimainkan ketika anak-anak. Dan rasanya di usia begini saya kembali merindukan masa-masa itu. Bagi saya itulah masa anak-anak sebenarnya.
Anak-anak sekarang lebih disibukkan dengan permainan virtual ketimbang aktivitas fisik yang menguras banyak energi. Banyak orang tua yang lupa bahwa permainan yang melibatkan koordinasi semua gerakan tubuh lebih membentuk kepercayaan diri anak-anak ketimbang hanya duduk dengan tatapan kosong pada komputer tablet.
Dan, permainan yang sangat ingin saya mainkan adalah bongkar pasang alias paper doll.
Permainan sederhana dari tokoh-tokoh barbie yang terbuat dari kertas. Namun, bisa meningkat kemampuan berimajinasi dan kemampuan berbahasa. Karena saat memainkan ini kita dirangsang untuk membuat sebuah jalan cerita bagi tokoh yang kita mainkan.
Saat saya seusia sekolah dasar, separuh dari uang jajan selalu saya belikan bongkar pasang. Bahkan sampai rela berdesak-desakan dengan beberapa teman demi mendapatkan boneka yang terbaik. Rasanya puas saat bisa menemukan bongkar pasang yang besar dengan bermacam-macam pakaian yang menarik.
Jadi, kalau ditanya dari mana kemampuan berkhayal saya datang? jawabannya dari permainan ini.
Kalau kamu suka main apa?
10 Hal sebelum mati
Pic courtesy: @zaydustman
Segala yang bertumbuh pada akhirnya kan mati
Ketika mendapat tema ini saya jadi ingat sebuah film yang diperankan Dakota Fanning yang berjudul Now Is Good. Di film itu Dakota divonis kanker leukimia dan hanya mampu bertahan selama 3 bulan. Di saat hidupnya yang tak lagi panjang. Dakota menuliskan semua keinginannya pada di dinding kamarnya.
Baiklah. Mari kembali ke poin utama.
Sebenarnya saya jarang sekali menulis resolusi bahkan hampir tidak pernah. Kecuali deadline untuk tulisan. Berhubung tema hari ini berhubungan dengan segala keinginan. Jadi, tidak ada salahnya menuliskan beberapa keinginan yang belum terpenuhi. Antara lain:
1. Saya ingin umroh atau naik haji. Rasanya merindukan kembali tanah suci. Rindu menghidu aroma Kabbah
2. Menikah. Iya dong, sebelum ajal mejemput. Saya ingin memiliki seorang pasangan yang mau menua bersama, merawat anak-anak kita.
3. Punya buku Solo. Sebuah novel dengan nama saya tertera di sana.
4. Pergi ke eropa. Mencari lelaki bermata hijau ;))
5. Beli kamera DSLR. Lagi pengin belajar motret.
6. Travelling. Pergi sendirian ke suatu daerah.
7. Tetap mengajar.
8. Punya taman bacaaan
9. Punya anak :)
10. Khatam Al quran
Ketakutan Terbesar
Ketakutan hanya akan membuatmu diam di tempat --tak bergerak
Hal yang paling saya takutkan adalah ketika saya menikah kelak. Kondisi kesehatan membuat saya tak pernah berpikir jernih bagaimana jika nanti saya menikah.
Apakah saya mampu?
Pertanyaan itulah yang sering menjejali benak dan menimbulkan ketidakpercayaan diri.
Entah berapa banyak orang yang mencibir bahwa saya terlalu pemilih, belum lagi respon banyak orang ketika mengetahui saya sedang sakit.
Cinta (bukan) monyet
Tahu kan. Seumur SMP dulu, pasti kita naksirnya sama yang kinyis-kinyis :))
Sampai suatu hari teman saya bilang kalau sebenarnya Adi ada 'rasa' sama saya.
Kapan terakhir mengirim surat
Tema yang diajukan oleh kakak ugha cukup unik dan harus mengorek informasi lama :))
Kapan sih terakhir mengirim surat?
Jujur. Saya ini penggemar menulis surat. Saat SD dengan tulisan tangan alakadarnya saya sering mencari sebuah nama di majalah bobo atau mentari untuk menjadi sahabat pena. Beberapa surat dibalas dan kami saling berkirim surat (koleksinya belum ketemu :( ).
Hihi. Rasanya mengagumkan dan bangga ketika seseorang menuliskan surat untuk kita. Kadang suka aku pamer-pamerin sama teman sekolah *maklum dulu masih ababil :))
Selain sahabat pena, saya suka nulis surat buat artis :D. Dengan percaya diri, beberapa kali saya menulis surat untuk mereka. Nggak terhitung jumlahnya.
Duit 1 M, mau dong?
Hai, ketemu lagi dengan saya.
Tema yang dilempar hari ini buat saya absurb banget. Soalnya saya cuman bisa berandai-andai *gigit jari.
Oke, tema hari ini adalah
Kalau kamu dikasih duit 1M apa yang akan kamu lakukan?
Kalau saya dapat duit 1M yang akan dilakukan pertama kali adalah melongo :)) Soalnya belum pernah megang uang banyak apalagi 1M dan nanya sama yang ngasih apa benar memang buatku.
Selanjutnya setelah yakin uang itu untukku, maka yang akan saya lakukan adalah:
1. Keliling Eropa.
Dari dulu saya ingin berkunjung ke benua biru itu. Menikmati 4 musim yang tidak pernah saya rasakan dan tentu saja mencari pria bermata safir. *halah.
2. Pergi Umroh bareng keluarga besar kalau perlu pesawatnya aku sewa.
3. Beli semua novel yang saya inginkan.
4. Membeli semua rumah kecil yang memiliki balkon agar saya bisa menikmati senja.
5. Beli Kamera. Saya ingin banget punya kamera hiihi.
6. Travelling ke beberapa kota
Kayaknya segitu aja deh. Kalau kebanyakan nanti malah lebih dari 1M. Rugi dong ;)) *apasih
Tulisan ini beneran absurb.
Salam hangat,
Luphyta
Kemenangan terbesar
Yeay. Sudah memasuki hari ke-3 itu artinya ada tema baru yang dilemparkan.
Dan, hari ini saya diberi kesempatan untuk memilih tema.
Jreng...jreng
Apa sih kemenangan terbesar dalam hidupmu?
Well. Terus terang tema ini terlintas begitu saja di benak saat bangun tidur tadi pagi dan saya rasa setiap orang pernah punya kemenangan terbesar dalam hidupnya. Jadi, tidak ada salahnya kalau kita bahas soal ini.
Kemenangan terbesar dalam hidup saya adalah ketika bisa mengalahkan ketakutan yang selama ini menjejali hidup.
Jujur. Saya dulunya seorang yang tak percaya diri. Setiap apa yang dikatakan orang tentang saya pasti akan saya terima mentah-mentah. Akibatnya saya takut mendengar penilaian orang lain.
Kalau saya tidak salah ingat. Ketakutan ini berawal saat saya duduk di bangku SMA.
Saat itu saya baru saja menjalani operasi besar dan sedikit membuat jiwa saya tergoncang. Saya menarik diri dari lingkungan dan memilih menjadi anak yang biasa saja.
Saya takut dengan semua respon orang lain terhadap kondisi kesehatan saya. Tepatnya saya muak dikasihani. Dan, sejak itulah saya tak pernah menganggap diri saya memiliki kelebihan.
Menginjak perguruan tinggi. Rasa takut itu semakin tinggi. Setiap bertemu seseorang yang dominan dari saya. Nyali langsung ciut. Entah berapa kali sahabat saya harus memberitahu bahwa semua baik-baik saja.
Yang terparah, saya paling takut bicara di depan umum. Rasanya puluhan mata seolah menjadikan saya terdakwa. Itulah sebabnya saya sering kesulitan saat presentasi.
Dan, sebuah titik balik membuat saya berubah ketika di hadapkan pada sebuah pekerjaan yang mengharuskan saya memberikan pelayanan kepada orang lain.
Dari situ saya belajar bagaimana mengatasi ketakutan dan tersenyum lebar saat ada seseorang yang menghargai kita karena kemampuan yang kita miliki.
Puncaknya saat saya didaulat untuk mengikuti lomba dongeng. Di mana saya harus berdiri di depan panggung untuk bercerita di depan banyak orang.
I did it very well.
Meskipun tak juara tapi saya berhasil mengalahkan ketakutan itu. Ketakutan yang selama ini hanya membuat saya merasa 'kecil'
Lambat laun itu mengubah pola pikir saya. Bahwa saya pun bisa melakukan yang orang lain bisa. Dan, saya bangga pada diri saya sendiri.
Hidup memang keras, tapi bukan berarti kita menyerah pada keadaan. Sebab itu yang akan membahagiakanmu
Passion
What is your passion?
Passion itu bagi saya ibarat sebuah mimpi yang membuat hidup lebih bersemangat.
Bisa dibayangkan bagaimana jika seseorang tak punya mimpi untuk diraih? Mungkin hidupnya monoton.
Kalau kita tilik lebih jauh. Berapa sih di antara kita yang memilih pekerjaan sesuai hasratnya? Mungkin jawabannya jarang. Kebanyakan orang lebih memilih jalur aman yaitu bekerja seperti kebanyakan orang lainnya bahkan jauh berbeda dengan apa yang diimpikannya. Pada akhirnya yang dilakukan adalah sebagai upaya pemenuhan kewajiban. Jadi, jangan salahkan kalau korupsi ada di mana-mana.
Oke. Kembali ke pertanyaan pertama. "Apa impian terbesarmu?"
Terus terang sejak dulu saya nggak suka birokrasi. Saya lebih suka pekerjaan yang menyenangkan seperti menjadi penulis. Meskipun bagi beberapa orang pekerjaan menjadi penulis itu tidak lebih keren dari seorang dokter. Tapi, ada rasa bangga saat orang mengagumi karya kita. Rasanya seperti ada kepuasan sendiri.
Kedua orang tua saya adalah PNS. Otomatis mereka berdua juga menginginkan saya mengikuti pekerjaan mereka. Tapi, sayangnya saya bandel. Hihi. Saya lebih milih jadi penulis dan guru TK karena itu sesuai dengan jiwa saya. Beberapa orang mencibir pekerjaan saya, tapi saya nggak pernah ambil pikir.
This my own life
Bukankah Tuhan sudah mengatur semuanya?
Jalan saya menjadi penulis memang tidak mudah. Butuh perjuangan dan kerja keras demi mewujudkan mimpi yaitu agar karya saya bisa dinikmati banyak orang. Saya percaya kelak apa yang saya telah lakukan tidak pernah sia-sia. Lebih baik kehabisan napas mengejar impian ketimbang meratapi diri sendiri.
Karena mimpi akan tetap menjadi bunga tidur kalau kita tak pernah bergerak maju.
Jadi. Apa passionmu?
Prolog
Hari ini seorang kawan tiba-tiba menantang saya untuk menulis di blog selama 30 hari. Well, ini bukan kali pertama saya turut serta dalam tantangan seperti ini.
Pada dasarnya tantangan menulis setiap hari dengan tema yang berbeda itu cukup menarik. Selain melatih kemampuan menulis, juga bisa menggali ide sebanyak-banyaknya. Apalagi jika disertai deadline waktu. Rasanya adrenalin terpacu untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Well. Saya nggak mau panjang lebar. Intinya dalam 30 hari ke depan kalian akan saya suguhi dengan tulisan yang mungkin beragam.
Jangan lupa mampir dan meninggalkan jejak. Karena apresiasi kalian memberiku semangat.
Semoga saya bisa melewati tantangan ini.
Salam Hangat,
Luphyta