Dua Sisi Media Sosial

Dua Sisi Media Sosial

Dua Sisi Media Sosial- Sejatinya, sebagai makhluk sosial manusia memiliki kebutuhan dasar untuk didengar dan diperhatikan oleh orang lain. Hal inilah kemudian mendasari munculnya media sosial. Salah satu fungsinya adalah memfasilitasi kita akan kebutuhan di atas. 


Sebelum kehadiran Facebook, kita lebih dulu kenal yang namanya MIRC, multiply, blog. Orang-orang berbondong- bondong mencobanya. Saya salah satunya. Sempat kecanduan yang namanya chat pakai mirc. 

Lalu, muncullah yang namanya Facebook dengan tampilan yang berbeda dari Friendster. Awal mencoba sempat kebingungan lantas menjadi kecanduan. Rasanya tanpa mengupdate status terbaru di Facebook ada yang kurang.

Kita Tidak Akan Pernah Membuat Puas Orang Lain

Kita Tidak Akan Pernah Membuat Puas Orang Lain

Source



"Kuliah tinggi-tinggi. Kerjaanmu cuman gitu aja?
Er...sering banget saya dengar komentar begini. Apalagi saat mereka tahu apa pekerjaan Saya. Lebih-lebih ketika mereka mengetahui berapa nominal gaji yang saya terima tiap bulannya. Kebanyakan mereka pasti memandang saya dengan penuh tanda tanya.

"Kamu yakin bertahan dengan gaji segitu?"

Respon yang saya berikan biasanya cuman senyum dan bilang 'disyukuri aja.' Lantas mereka tertawa kok bisa-bisanya aku bertahan kerja di tempat yang sama dengan nominal gaji yang nggak sesuai dengan tingkat pendidikan. 

Tahu nggak? Kebanyakan yang ngomong begitu malah orang-orang di sekitar saya. I don't know bagi mereka pekerjaan saya itu seperti main-main. 

Haha...Saya cuman ngakak kalau dikatain begini.
6 hobi yang bisa membantu melawan stress

6 hobi yang bisa membantu melawan stress


6 hobi yang bisa membantu melawan stress- Rutinitas sehari-hari yang padat seringkali membuat kita kelelahan. Tekanan yang berat setiap harinya bisa memunculkan stress dalam diri akibatnya kita jadi mudah tersinggung, kepayahan, susah tidur, susah berkonsentrasi dan daya tahan tubuh menurun. 


Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu aktivitas kerja dan bahkan hubungan sosial dengan teman, pasangan dan keluarga. Ujung-ujungnya kita menarik diri dari lingkungan sosial dan lebih senang menyendiri. Rentan terhadap penyakit. Pokoknya nggak nyaman deh.

Hal-Hal Berikut Bisa Bikin Masa Lajangmu Lebih Bahagia

Hal-Hal Berikut Bisa Bikin Masa Lajangmu Lebih Bahagia


Memegang status lajang kadang jadi dilema dan rawan banget kena bully.  Dilemanya itu adalah tiap kemana-kemana sendiri dan akan selalu ada pertanyaan 'kapan nikah?' yang selalu menghantui. Entahlah, saya masih bertanya-tanya kenapa orang-orang itu kepo banget sama status lajang seseorang.

Melajang bukan nista. Toh setiap orang memiliki pilihan sendiri-sendiri akan jalan hidupnya. Bukan berarti yang lajang juga tak ingin menikah. Mungkin mereka terlalu lelah dengan kehidupan cinta yang tak jelas atau memilih waktu yang tepat untuk mendapatkan pasangan.

[Guest Posting] Mengenai Bertahan Hidup

[Guest Posting] Mengenai Bertahan Hidup

              


                “Saya kan, nggak kerja, Din.”

                “Tapi kan, kamu survive.

Penggalan percakapan di atas saya lakukan dengan sahabat saya, Dina. Dia adalah teman satu kampus saya dahulu, di Universitas Negeri Surabaya. Di kampus tersebut, saya mengambil Jurusan Teknik Eletktro, prodi Manajemen Informatika. Oh, jadi Mbak Wulan seorang sarjana? Iya. Saya kuliah selama kurang lebih empat tahun setengah. Kira-kira, dua tahun lalu saya baru saja lulus kuliah.

                Jadi, sekarang kerja di mana?

Seringkali, saya merasa sewot ketika seseorang bertanya, saya bekerja di mana. Bukan apa-apa, ini murni karena sejak saya lulus kuliah, tak satupun perusahaan yang saya lamar, menerima saya menjadi karyawan mereka. Sudah puluhan kop surat melayang ke perusahaan-perusahaan melalui kantor pos, surel, maupun saya datangi langsung. Ada beberapa yang memanggil untuk interview dan ada beberapa yang tak memberikan feedback sama sekali.
Jangan Ajari Anakmu Melanggar

Jangan Ajari Anakmu Melanggar



queque, children, kids, antri





Ilustrasi:

Pernah dong. Lihat ibu-ibu naik motor pakai helm, sarung tangan dan masker. Eh. Anaknya yang dibelakang kagak pakai helm. 

Terus ada bapak-bapak pas di lampu merah nyelonong aja. Bawa anak. Dua-duanya nggak pakai helm.

And, terakhir Anak SD kelas 3 pakai motor berboncengan sama dua temannya tanpa helm.