Pria peramu kata (4)

Pria peramu kata (4)

Dear Kamu,

Sudah sebulan ini aku mengenalmu lebih dekat. Bukan seperti pertama kali aku mengagumi hanya lewat timelinemu.


Ingatkah kamu tentang cerita-cerita yang biasa kita perbincangkan? Buatku kamu teman yang menyenangkan dalam berdiskusi, terutama soal tulisan. Darimu aku belajar banyak.


Bolehkah aku lebih mengenalmu lagi?



Salam Hangat,



Pengagummu

Surat Untuk Langit

Surat Untuk Langit

Dear Langit,

Lang, apa kabar dirimu?

Adakah kau merindukanku?

Aku pulang. Sekarang jarak kita tidak lagi terbentang. Sebentar lagi aku bisa kembali menatap mata elangmu itu.


Ada banyak cerita yang ingin aku sampaikan kepadamu. Mau kah kau meluangkan waktumu? Aku ingin kita duduk di tempat biasa, taman kota dengan pemandangan langit lepas. Seperti namamu, langit.


Lang, tunggu aku ya.



Salam hangat,



Venus

Pria Peramu Kata (3)

Pria Peramu Kata (3)

Dear Kamu,
Ku pikir semua yang terjadi di antara kita beberapa hari ini nyata? Nyatanya mimpi telah melibasku di tepiannya.
Kakiku lemah, aku tak sanggup berdiri bahkan untuk bangkit.
Ku pikir apa yang kamu katakan itu nyata? Nyatanya sekarang aku tertatih untuk kembali menata hatiku.
Adakah semua itu hanya permainanmu, yang ternyata harus aku yang menjadi korbannya.
Ah, cinta mengapa kamu menyapa. Jika, harus aku yang kembali tersakiti.
Adakah takdir turut serta?

Adakah?
Dear Kamu

Dear Kamu

Dear Kamu,

Genap sebulan, hubungan yang kita rangkai telah berakhir. Entah mengapa, sampai detik ini aku belum bisa menghempaskan angan tentang dirimu. Ada rasa yang tertinggal.


Sekuat apa pun aku berusaha melepaskan semuanya, nyatanya bayanganmu masih saja menelusup sepi di benakku. Aku akui, sebagian diriku masih merindukanmu.


Aku harus bagaimana?



Beri aku cara untuk melupakanmu...



Salam Hangat,



Lagi-lagi merindukanmu


Pria Peramu Kata (2)

Pria Peramu Kata (2)

Dear Pria Peramu Kata,

Hai...!

Baik-baik saja kan?

Hmm..sebenarnya agak bingung juga mau menuliskan apa untukmu. Belakangan ini suka sekali berkunjung ke blogmu. Membaca semua untaian kata yang tertulis di sana. Dan ada banyak kegetiran.


Adakah hatimu terluka? Seperti semua tulisan-tulisanmu itu? Maaf kalau aku salah menyimpulkannya. Aku hanya penikmat kata yang hanya membaca tanpa mencari tahu makna yang tersirat di dalam.


Seperti yang aku bilang, aku suka dengan tulisanmu. Entahlah aku merasa terbius untuk berada di dalamnya. Dan, kamu berhasil membuatku ikut merasakan kegetiran itu.


Ah, sudahlah. tak perlu kau pedulikan apa yang aku tulis ini. Semoga kamu selalu sehat, agar aku bisa kembali menikmati semua tulisanmu



Salam Hangat,



Penikmat Kata

Pria Peramu Kata

Pria Peramu Kata

Dear Pria Peramu Kata,


Entah apa yang membuatku ingin sekali menulis selembar kekagumanku untukmu. Aku tidak pernah mengenal dirimu secara pasti. yang aku tahu tentangmu hanya tulisan-tulisan manismu yang selalu berseliweran di Time Lineku.


Aku kagum padamu. Kagum pada keahlianmu meramu kata. Kagum pada rangkaian kata di akun twittermu.Sederhana, tapi tepat mengena di hatiku. Lucu ya...


Rasanya ingin mengenalmu lebih dekat, tapi rasa malu ini menghambatku. Sudahlah mungkin lebih baik  aku mengagumi di balik layar. Aku hanya akan menjadi penikmat kata. Penikmat sajak-sajakmu.


Salam Hangat,



Penikmat Kata

Untukmu, calon pemilik hatiku

Untukmu, calon pemilik hatiku

Dear Calon Pemilik hatiku,

Hai...!

Apa kabarmu? Baik-baik saja kan. Bagaimana kau melewati akhir pekanmu? Adakah sesuatu yang mengembirakan atau bahkan membuatmu kesal?


Tidakkan kamu ingin tahu akhir pekanku?


Akhir pekanku lumayanlah. Aku bisa istirahat lebih lama. Semalam juga berhasil menulis 2 halaman untuk novelku. Oh, ya. Aku belum cerita padamu bahwa aku suka menulis. Saat ini aku sedang menulis sebuah novel.


Tolong doakan, semoga aku bisa menyelesaikannya.


 Kamu yang di sana,


Jangan lupa jaga kesehatan. Sesibuk apa pun pekerjaanmu, kesehatan tubuhmu tetap nomor satu.


Sudah dulu ya, aku mau lanjut nulis lagi.



Salam Hangat,



Calon tulang rusukmu

Semudah itu

Semudah itu

Dear Kamu,

Entah apa lagi yang harus aku katakan kepadamu. Rasanya semua terlihat sia-sia. Seolah-olah kamulah orang yang tersakiti. Kau buat semua seolah-olah akulah penjahat dan kamu adalah korban. Picik sekali jika kamu berpikir seperti itu.


Aku tahu jika yang aku lakukan padamu mungkin agak sedikit keterlaluan. Tapi, inilah caraku untuk mendapatkan kebenaran. Untuk apa aku harus menunggumu untuk bercerita? Jika kau saja semakin menjauh dariku. Kamu tidak pernah sadar bahwa sikapmu telah sangat menyakitiku. Kalau seperti itu tak bolehkah aku marah?


Yang bikin aku kecewa, tak satupun ada penjelasan. Tiba-tiba saja kamu memutuskan untuk mendepakku dari jalinan cerita yang kita susun bersama. Lebih menyakitkan lagi, kamu bersikap seolah itu bukan apa-apa. Dengan santainya kalian masih saja terhubung. Ah, itukah pria yang sangat aku cintai dulu?




Tak pernahkah kau sadari akulah yang kau sakiti. Engkau pergi dengan janjimu yang telah kau ingkari (Judika)



 

Salam Hangat,

Aku yang kau sakiti

Dear Kamu

Dear Kamu

Dear Kamu,

Aku tahu sekarang ini kamu marah, kecewa dengan semua yang telah terjadi. Aku pun juga merasakan hal yang sama.
Kamu tahu, betapa sakitnya hati ini ketika mengetahui semua itu. Kebohongan yang kau tutupi. Rasanya sama kayak ditusuk oleh ribuan jarum yang menancap tepat di jantungku.
Tidakkah kamu mengerti dengan perasaanku. Betapa aku harus menahan rasa perih melihatmu. Aku bertahan demimu.
Aku tahu bahwa tidak pernah ada kata "kita" di antara hubungan ini. Tapi, sedikit pun kamu tidak mencoba untuk memahaminya.
Sungguh aku tak ingin jalinan ini hancur dengan tidak baik. Bukankah dulu kita memulainya dengan baik.
Sudahlah, mungkin akulah yang terlalu berharap dan kamu tidak.


Kamu tidak akan pernah mengerti dengan perasaanku.

Salam Hangat,

Aku yang merindukanmu
Surat kepada Langit

Surat kepada Langit

Dear Langit,


Sudah setahun rasanya aku pergi meninggalkanmu. Meninggalkan semua rasa kepadamu.


Seperti apa dirimu saat ini, Lang? Masihkah sama seperti setahun lalu.

Ada banyak cerita yang ingin aku sampaikan padamu, Lang. Maukah engkau mendengar jika aku kembali nanti?


Aku harap kamu adalah langit sahabatku yang dahulu.

Surat Untuk Pembaca Blogku

Surat Untuk Pembaca Blogku

Dear kamu,

Hai kamu yang di sana.  Ya..kamu. Masih nggak percaya kalau aku tulis surat ini buat kamu :)


Buat kamu yang di sana. Mungkin sekarang ini kamu sedang menikmati rangkaian aksara yang aku torehkan dalam blog mungilku. Kamu marah, mengernyit muka, mencibir, senang, sedih terhadap semua tulisan di dalamnya.


Blog ini hanyalah rumah kecil di mana aku bisa menjadi diriku yang sebenarnya, rumah ini juga adalah tempat di mana aku bisa menyalurkan kesenanganku pada dunia tulis menulis. Maafkan jika beberapa tulisan ku terkadang acak-acakan.


Bagaimana pun juga aku sedang belajar untuk menulis.


Untuk kamu yang di sana. Terima kasih atas waktu luangmu, Jika tidak keberatan, tolong luangkanlah waktu untuk sekedar memberikan kritik terhadap tulisan-tulisan saya.


Terakhir...




Tanpa kehadiran kalian, blog ini tidak bernilai




Salam hangat,




Luphyta

Suara hati anak

Suara hati anak

Dear kedua orang tuaku tercinta,


Hari ini ingin aku sampaikan tentang apa yang aku rasakan. Sudah terlalu lama aku memendamnya. Aku takut, ketika ibu dan ayah tahu kau akan marah. Aku tidak mampu untuk mengucapkannya langsung padamu.


Tahukah ayah dan ibu bahwa setiap malam aku berdoa keada Allah supaya ayah dan ibu tidak lagi memarahiku. Aku tahu aku salah, tapi entah kenapa hanya bentakan, tamparan atau pukulan yang aku dapat. Padahal aku ingin kalian berdua dapat memberi tahu tentang kesalahanku


Tahukah kalian bahwa setiap malam aku selalu berdoa kepada Allah supaya besok ayah dan ibu tidak berangkat kerja. Aku tidak butuh kue, uang, mainan. Yang aku butuhkan adalah waktu dari kalian. Aku tidak memintanya banyak--sedikit saja.


Tahukah  kalian bahwa ketika kalian marah karena nilai-nilaiku jelek sungguh aku sangat sedih. Kalian tidak pernah bertanya apakah aku menyukai semua pelajaranku? Apakah aku bisa? Yang kalian ributkan hanya nilai tanpa kalian tahu bahwa aku mengalami kesulitan saat mengerjakannya. Padahal aku sudah berusaha semampuku untuk mengerjakannya sendiri. Apakah kalian ingin aku menyontek saja? Supaya nilaiku jadi bagus.


 Tahukah kalian bahwa ketika aku dimaki, rasanya hatiku hancur. Bukankah kalian telah menyematkan nama terindah untukku, tapi entah mengapa kalian lebih memilih memanggilku dengan nama yang tidak baik.


Ayah, Ibu. Tidak banyak yang aku inginkan. Aku hanya ingin kalian selalu menyayangiku, membimbingku supaya kelak aku bisa menatap masa depan dengan tegak


Salam Hangat,


Anakmu tersayang

Ungkapan hati

Ungkapan hati

Dear Kamu,

Belakangan ini aku merasakan sesak dalam dadaku, perih dan terkadang menyakitiku perlahan. Kamu yang disana, mengertikah dengan semua yang aku rasa?


Aku tahu, semuanya tidak akan pernah kembali seperti semula. Waktu pun tidak akan pernah terulang lagi. Tapi, bolehkah aku meminta sedikit waktumu?


Aku tidak butuh kamu sepanjang hariku, aku hanya ingin sedikit saja perhatianmu, berlebihankan yang aku inginkan?


Kamu....


Masih bolehkah aku merindukanmu?

a letter

a letter

Dear kamu,
Aku tahu tidak akan pernah lagi ada hubungan yang sama seperti dulu. Semuanya hanya tertinggal semburat yang pun sebentar lagi menghilang tertiup kencangnya angin.
Kalau kau tanya apakah aku terluka? Tentu. Sampai saat ini lubang yang kau tinggalkan masih menganga lebar dan terkadang terasa perih ketika malam datang.
Andaikan kamu tahu, berapa air mata yang tertinggal kala rasa rindu mulai menyeruak hadir.
Andaikan kamu tahu berapa banyak waktu yang aku lakukan hanya memikirkan tentang "kita" bahkan ketika jeda pun aku masih memikirkanmu.
Setelah kau tahu tentang ini, masihkan kau berpikiran tentang apa yang aku rasakan?

Dear You

Dear You

Dear Kamu,

Masihkah kamu teringat tentang semua kenangan yang terjadi di antara kita? Bagaimana kisah manis itu bisa terjalin hingga saat ini.  Ingatkah kamu?


Tahukah kamu, sampai sekarang aku ingat bagaimana momen-momen kau mendekatiku, mencari tahu tentangku. Waktu itu terasa manis. Dan tidak terasa itu telah berlangsung selama 3 tahun.


3 tahun, rasanya baru kemarin aku mengenalmu. Kamu..iya kamu. Kamulah orang yang membuat hatiku bergetar selama 3 tahun belakangan ini. Dan malam ini, tiba-tiba saja aku merindukan saat itu, saat dimana rasa diantara kita baru terjalin. Ingin rasanya aku kembali ke masa itu, tapi apa daya waktu sudah tidak dapat terulang.


Tahun ini semuanya kian memburuk, kau pun semakin acuh padaku--dingin. Rasa itu sekarang hambar--tidak lagi meletup-letup seperti dulu. Aku rindu kamu--rindu kamu yang selalu mengucapkan kata cinta menjelang tidurku--bukan kamu yang dingin dan pemarah.


Andaikan kamu tahu, berapa banyak air mata yang telah aku keluarkan hanya karena memikirkan tentang semua yang terjadi di antara kita.


Maaf, jika aku tidak bisa menjadi yang sempurna untukmu






Aku ingin menjadi koma, bukan titik yang dapat mengakhiri semuanya




Salam Hangat,




aku


Untukmu

Untukmu

Dear Someone,
Nggak tahu kenapa rasanya dadaku sesak mendengar penyataan sikapmu padaku. Sepicik itukah kau menilaiku?
Aku sedih mendengar itu. Tahukah kamu berapa banyak rasa yang telah aku titipkan padamu? Meski aku tahu kisah yang terjadi diantara kita hanyalah sebuah mimpi panjang untukku.
Ingin rasanya aku bilang padamu tentang semua perasaanku, tapi sudahlah kamu memang tidak akan pernah paham.


Malam kian larut, saat kau bisikkan kata yang membuatku luka :(
Dear Someone

Dear Someone

Dear Someone,
Hari ini aku melewati pagiku biasa saja, tidak ada semangat. Belakangan ini, aku merasa sepi. Tiap malam aku pandangi layar teleponku, berharap ada sebuah pesan singkat darimu--nyatanya tidak. Tahukah kamu, aku kehilangan semangatku untuk menulis? Aku merindukanmu yang selalu mengkritik apa yang aku tulis. Sungguh rasanya sepi.
Apa kabarmu? Baikkah dirimu? Semoga kau selalu baik-baik saja.


Surabaya, 5 oktober 2011

Salam hangat,

Aku
Surat untuk masa lalu

Surat untuk masa lalu

Dear Masa lalu,


Entah kenapa belakangan ini aku merasa kau selalu hadir didepan langkahku, atau sekedar menjadi bayangan yang selalu mengikuti jejak langkahku. Hadirmu seperti anjing penjaga yang galak—siap menerkamku disaat aku lengah, bahkan kau akan menarikku kembali ke dalam bayangan kelam itu lagi.


Masa lalu, saat ini aku sedang berjuang untuk mulai kembali menapaki mimpi-mimpi kecil yang dulu ingin aku rajut. Tidak bisakah sejenak kau pergi meninggalkanku untuk sekedar memberiku sedikit udara segar, agar aku bisa memulai untuk melangkah ke depan. Hadirmu seperti bayangan pekat yang selalu menyelimuti diriku.


Aku tahu kamu adalah bagian dari cerita hidupku yang tidak bisa aku musnahkan begitu saja, terkadang kehadiranmu adalah penguat dikala aku lelah.


Masa lalu, mulai malam ini ijinkan aku untuk membuang rasa ketakukanku akan kehadiranmu dan membiarku mencari jalan terang untuk keluar dari bayangmu. Aku pun tahu bahwa sebenarnya kau pun senang ketika aku bisa melewatimu dengan dagu terangkat saat menyongsong masa depan.


Salam Hangat,



Masa Depan








Sebuah surat untukmu

Sebuah surat untukmu

Dear Someone,

Pagi ini, aku bangun dengan sebuah rasa rindu yang besar. Sejak kemarin kau tak menghubungiku, bahkan sekedar untuk mengirim sebuah pesan singkat untukku. Aku tahu kamu bukanlah tipe selalu menghujaniku dengan ribuan pesan singkat, tapi bukankah tidak masalah jika sesekali kau mengirimkan satu pesan singkat agar aku tahu kamu baik-baik saja.


Dan seperti sekarang saat rinduku sudah menggunung, kau pun menghilang begitu saja. Apakah seperti itu laki-laki? Ketika dia sudah bosan, dia akan menghilang.


Entahlah

Surat untuk imajinasi

Surat untuk imajinasi

Dear imajinasi,
Aku tahu belakangan ini kamu sering tiba-tiba menghilang dan membuatku seperti orang bodoh didepan komputer. Berjam-jam aku duduk disana hanya untuk menunggumu kembali, bahkan terkadang hinggak aku merasa lelah. Imajinasi, aku mohon untuk bekerja samalah denganku. Proyek ini sangat penting untukku, inilah karya solo pertamaku jika ini berhasil. Imajinasi, maaf jika kau marah padaku ketika kau datang aku suka menghindari. Kali ini aku ingin lebih menjagamu dan ku harap kau tidak marah dan menghilang lagi


Salam hangat,
Pemilikmu