Pengalaman Ikut Flash Sale Marketplace

Pengalaman Ikut Flash Sale Marketplace

Flash sale, belanja online, marketplace


Masalah terbesar dari seorang penulis itu adalah stuck. Bukannya nggak ada ide mau nulis apa tapi lebih ke masalah eksekusi ide itu menjadi sebuah tulisan. Yah, bilang aja lagi malas.

Seharian ini saya cuman rebahan di tempat tidur karena demam. Semalam, sekitar jam 8 malam mendadak perut saya nyeri. Saya mencoba mengurangi rasa nyeri itu dengan gerakan yoga. Gagal, rasa nyeri itu terlalu kuat sehingga tidak maksimal. Saya memutuskan tidur dengan perut nyeri semalaman.

Saat bangun pagi, rasa nyeri di perut sudah menghilang hanya saja perut masih terasa kaku. Rencana buat buka laptop batal. Gelundungan di atas kasur membuat saya bosan, bolak-balik buka draft tulisan di hp tapi ide nggak mau muncul. Menyebalkan. Agenda mau rajin nulis di blog kacau.

Eh, kok saya teringat sama pengalaman ikutan flash sale dari sebuah marketplace beberapa bulan lalu dan saya ingin berbagi dengan kalian semua.

Maafkan yes kalau intro dari tulisan ini panjang banget.

Saya bukan shopaholic. Saya lebih suka berbelanja sesuai dengan kebutuhan. Kalau ada teman yang ngajak belanja, saya lebih suka melihat-lihat kecuali memang ada benda yang sudah saya inginkan. Begitu juga belanja daring. Biasanya saya belanja kalau ada yang belanjain alias dapat voucher belanja gratis atau benda yang saya cari susah ditemukan.

Nah, bertepatan bulan Ramadhan kemarin. Ada beberapa marketplace yang ngadain promo belanja online yang menggiurkan. Puncak dari kemeriahan acara online ini adalah Flash Sale barang-barang dengan Rp. 25.000 bahkan ada beberapa aitem produk mahal yang juga dimasukkan ke dalam acara ini.

Satu hari menjelang puncak acara, saya sudah woro-woro alias bikin pengumuman buat orang rumah. Siapa tahu mereka juga ingin ikutan. Kebetulan saya masih punya stok voucer belanja dari marketplace yang satu ini. Jadi, aman deh.

Saya pikir akan semudah itu ikutan Flash Sale. Ternyata saya salah. Acara flash sale bagian pertama dimulai pukul 24.00. Saya melewatkan bagian ini karena nggak mau merasa ngantuk saat sahur. Saya memutuskan untuk ikutan bagian kedua, yaitu pukul 04.00.

Biasanya habis sahur saya masih duduk manis di kursi, ini nggak. Langsung ambil HP karena beberapa menit lagi flash sale akan dimulai. Sebenarnya saya belum ada gambaran mau beli apa. Kayaknya bakal milih barang secara random gitu.

Tepat jam 03.59, ponsel udah dalam genggaman tangan. Sambil nunggu dimulai, saya refresh gitu. Tepat jam 04.00 semua masih normal dan saya menemukan barang yang ingin dicari. Udah diklik masuk keranjang dan pengin beli barang lain. Lah, kok nggak bisa. Ponsel saya mendadak freeze beberapa detik. Lancar lagi. Ya udah akhirnya memutuskan untuk mau bayar barang yang didapat tadi. Apa yang terjadi coba? Barang yang dipengin udah habis. Duh, padahal waktu masih menunjukkan 04.01. Buset, cepat banget orang-orang ini.

Gagal di bagian kedua, nggak mau nyerah dong. Di flash sale bagian tiga saya mencoba kembali. Kali ini ngajakin sepupu juga. Udah standbye ama ponsel di tangan sejak pukul 09.30. Tepat pukul 10.00, kami berdua heboh karena ada barang yang diinginkan, giliran mau diklik ‘beli’ lah kok ponsel hang. Kalau tadi pagi cuman freeze. Ini beneran hang. Nggak bisa ditekan-tekan kecuali refresh. Kirain karena masalah koneksi aja, padahal udah pakai Wifi, tetap aja hang. Eh pas udah bisa masuk, barang yang dicari udah habis dalam waktu 2 menit. Ampun dah. Masak saya harus beli barang yang nggak dipakai.

Ya udah saya nyerah.

Pas malam, saya buka-buka linimasa medsos. Hampir semua orang membahas tentang ini. Lucu-lucu aja baca komentar dan ada loh yang bisa dapat barang kayak Ponsel, powerbank. Salut sama mereka euy. Kayaknya pada keturunan flash kali ya

Buat saya pengalaman ikutan flash sale ini berkesan karena jadi tahu sensasinya seperti apa. Walaupun pada akhirnya nggak dapat apa-apa.

Ternyata bukan hanya rindu yang berat, ikutan flash sale lebih berat cyin. Resiko ponsel hang.

Bilang gih sama Dilan buat ikutan Flash sale biar nggak cuman bilang Rindu itu berat.

Salam,

Rendahnya Kesadaran Membuang Sampah Pada Tempatnya

Rendahnya Kesadaran Membuang Sampah Pada Tempatnya




Holla,

Menjalani puasa pertama setelah semingguan ini datang bulan membuat saya bingung harus melakukan apa. Saya pun memilih merapikan kategori di blog yang memang kusut dan berantakan. Mumpung ada waktu, saya rapikan saja sekarang. Pas lagi asyik merapikan artikel ke dalam kategori yang sudah disepakati saya menemukan tulisan lama ini. Saya tergelitik untuk menulisnya lebih panjang lagi.

Tulisan yang akan kalian baca ini bukanlah konten yang baru saya tulis, melainkan tulisan lama yang ingin saya perbaiki supaya lebih nyaman dibaca dan bisa memberikan banyak manfaat buat semua pembaca.

Akward Di Depan Kamera

Akward Di Depan Kamera


akward di depan kamera



Hidup dalam dunia digital yang terus berkembang, membuat saya juga harus mengikuti perkembangan. Kalau dulu nulis di blog saja cukup, sekarang tidak lagi. Ada era baru di mana Video mulai mengambil peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Tidak bisa dipungkiri bahwa semakin banyak orang yang lebih memilih konten video untuk mencari apapun (pada akhirnya mereka menyasar youtube) ketimbang hanya membaca tulisan di di blog seseorang. Yes, you know that some people hate to read. Hal ini juga yang mendorong para blogger untuk mulai merambah konten video yang sering kita kenal sebagai Vlogger.

Salah satu alasan kenapa saya sampai sekarang belum terjun ke dunia vlogger adalah saya masih canggung untuk tampil di depan kamera. Berasa kaku dan nggak lepas gitu. Padahal di rumah saya dikenal sebagai ratunya swafoto, tapi tetap saja berasa aneh kalau disuruh ngomong di depan kamera. Yah, mungkin berbeda ya tekanannya antara foto dan video. Kalau foto, asal menemukan pose yang oke langsung jepret, sedangkan untuk konten video kita harus membuat semacam outline dan harus berhadapan dengan kamera dalam waktu tertentu.

Terpesona Dengan Bule dan Tersesat di Gambir

Terpesona Dengan Bule dan Tersesat di Gambir





Holla,

Sebenarnya ini adalah tulisan lama yang kemudian saya tulis ulang kembali supaya konten di dalamnya lebih segar.

Sedari kecil saya sudah suka sama bule alias orang asing. Lupa kapan tepatnya, mungkin sejak saya belajar Bahasa Inggris dari musik barat. Secara tidak langsung karena keseringan nonton video klip dari New Kids On The Block (grup yang pernah ngehits era saya masih SD) saya jadi menyukai orang asing.

Mengabadikan Kenangan Indah Di Kuala Lumpur

Mengabadikan Kenangan Indah Di Kuala Lumpur


petronas kuala lumpur
KL, 2015


Semenjak memiliki paspor, perjalanan terjauh saya ke luar negeri adalah untuk menjalankan ibadah umroh ke Arab Saudi. Selebihnya, paspor saya nganggur tanpa stempel baru sampai ganti paspor kedua kalinya

Suatu hari Kakak bersama temannya merencanakan perjalanan lagi tapi kali ini lokasinya lebih dekat yaitu Malaysia dan Singapura. Niat awal mereka ingin melakukan perjalanan ala Backpacker dan ingin mengajak saya. Lalu, tujuan liburan ala backpacker itu berubah total saat Mami dan Papi ingin ikut bergabung sama kami. Jadi, rencana untuk memakai transportasi umum tergantikan dengan menyewa van sebab kondisi kesehatan kaki Mami yang tidak memungkinkan untuk berjalan jauh.

Setelah melalui drama menjelang keberangkatan akhirnya kami berangkat juga. Sengaja mengambil penerbangan pagi untuk memampatkan rencana karena kami berniat mengunjungi dua negara dalam waktu 3 hari.

Rencana awal sehabis mendarat di Johor Bahru, kami langsung melanjutkan perjalanan ke Singapura. Menimbang bahwa jarak antara Johor Bahru dan Singapura amatlah dekat sekitar 30 menit. Namun, rencana berubah. Kami memilih menginap dan berkeliling Johor Bahru di hari pertama.
Setahun Menjadi Pekerja Lepas

Setahun Menjadi Pekerja Lepas

"freelancer"


Saya lupa kapan tepatnya melupakan impian untuk menjadi dokter. Mungkin karena saya punya pengalaman yang cukup lama menginap di Rumah Sakit dan saya tidak ingin berlama-lama berada di dalam ruangan yang memiliki aroma karbol. Itu akan mengingatkan saya pada hari-hari di mana saya terbaring lemah dengan selang infus yang menancap di tangan dan suara detak monitor jantung yang berdenging di telinga.

Saya memilih mengubah cita-cita.

Sama seperti remaja lainnya saya juga bingung menentukan cita-cita. Sering berganti-ganti ketika menemukan sesuatu yang lebih menarik. Pada dasarnya saya tidak terlalu suka dengan pekerjaan yang monoton. Buat saya kerjaan kantoran itu bukan saya banget. Ketika Mami menyuruh saya untuk mendaftar jadi abdi negara, saya menolak. 
Saya Dulu Blogger Alay

Saya Dulu Blogger Alay




Saya Blogger Alay

Holla,

Saya masih meraba-raba sejak kapan saya nulis blog. Seingat saya sekitaran tahun 2005, tapi mungkin di blog ini hanya tercatat sejak tahun 2009. Sebenarnya sih sebelum tahun itu.

Alasan pertama bikin blog itu saya pengin kelihatan keren. Wkwk, jujur banget ya. Buat saya punya blog itu keren. Semacam punya diary online gitu dan bisa dibaca banyak orang.

Lagaknya diary online, maka tulisan saya pun nggak jauh-jauh dari curhatan. Iyes, kalau nggak percaya sana klik tulisan-tulisan lama saya. Kamu akan menemukan seperti apa saya dulu.

Tulisan pertama saya di blog itu pendek-pendek. Impulsif semua karena lebih mewakili isi hati. Nggak ngurus apakah tulisan itu enak dibaca. Pokoknya nulis aja apa yang ada di hati. Perkara mau dibaca mah urusan belakangan. Maklum dulu bukan blogger pencari trafik (*ngikik)

Sempat pindah-pindah platform juga. Awalnya di blogspot. Berhubung nggak biasa dengan tampilannya, saya mencoba membuat di wordpress dan suka. Ngeblog pakai wordpress bertahan sampai tahun 2015

Sempat mogok nulis karena mulai mikir masak isi tulisan di blog gini-gini aja. Sekitar tahun 2009 saya gabung sama situs portal ngerumpi.com. Saat itu masih sekadar baca-baca dan komen. Belum berani nulis. Nyadar diri tulisan saya dulu memalukan.

Ternyata tulisan-tulisan di ngerumpi.com itu isinya curhatan, cerita pengalaman dan tulisan ringan gitu. Saya mulai beranikan diri untuk menulis. Alhamdulillah responnya baik. Beberapa tulisan saya masuk di halaman pertama. Senang aja. Saat itu. Nggak ada yang namanya nyinyir. Nulis jadi happy.

Lebih menyenangkan lagi saat tahu bahwa ngerumpi.com bisa dikrosposting ke wordpress. Jadi, saat saya posting di ngerumpi.com maka tulisan itu juga akan terbit di blog saya.

Saking seringnya saya posting tulisan berbau cinta dan puisi pendek. Saya dikenal sebagai penulis galau. Pokoknya urusan cecintaan pasti itu lahan saya.

Ketika saya meluncurkan buku pertama. Teman-teman alumni ngerumpi yang kenal saya langsung ngetawain. Kata mereka itu bukan saya banget. Apalagi cerita yang saya tulis agak gimana gitu. Ah, sudahlah saya memang penulis galau.

Eh, tapi belakangan ini saya merindukan euforia menulis bebas tanpa memedulikan berapa sih trafiknya. Saya rindu tulisan saya dikomentari banyak orang dan ada pesan masuk yang mengatakan untuk segera mengunggah tulisan.

Rasa itu tak tergantikan.

Kepikiran deh buat memperbanyak tulisan ringan ke depannya. 

Pssst, sesekali boleh kok jadi blogger alay tapi rekening tetap gendut. Mau, kan?

Salam,

Kemeriahan 12 Tahun Perjalanan Qwords

Kemeriahan 12 Tahun Perjalanan Qwords

ultah qwords ke 12


Awal memutuskan untuk membuat blog, saya nggak pernah kepikiran untuk menjadikannya pekerjaan tetap.  Bagi saya, blog  adalah semacam pengganti diari bergembok, di mana saya bisa mencurahkan segala perasaan dan gundah gulana.

Blog pertama yang saya buat sekitar tahun 2005. Waktu itu saya masih kuliah tahun kedua. Di saat teman-teman saya terpesona dengan Friendster, saya sibuk menulis blog diam-diam. Saya selalu meluangkan waktu pergi lab komputer di kampus hanya untuk memperbarui blog. Tahun pertama ngeblog, isi tulisan saya udah kayak buku harian. Curhatan pendek nggak jelas dan bikin saya meringis ketika membacanya ulang.  Ternyata saya pernah berada dalam fase labil macam anak gadis yang tengah jatuh cinta.

Berinteraksi dengan beberapa teman yang mempunyai profesi sebagai Blogger membuat saya memiliki pemahaman baru. Ternyata blog yang kita punya bisa dijadikan lahan untuk mendulang uang.  Saya pun mulai mengubah strategi yaitu mulai mengurangi tulisan pendek yang nggak bernilai. Saya mulai menulis sesuatu yang dibutuhkan banyak orang dan itu sebuah proses yang sangat panjang.

Hal lain yang saya lakukan adalah mengganti alamat blog saya dengan domain berbayar. Menurut beberapa teman yang sudah berkecimpung lebih lama di dunia blogger, bahwa perusahaan lebih menyukai blog/web pribadi yang menggunakan domain atau hosting.  Ini jugalah yang membuat saya mantap untuk membeli domain walaupun sempat pusing memikirkan nama yang tepat.

Di Indonesia sendiri ada banyak penyedia jasa layanan hosting dengan berbagai keunggulan dan tarif yang saling bersaing. Salah satunya adalah Qwords.


Kemeriahan Ulang Tahun Qwords yang Ke-12


Tepat tanggal 24 Agustus 2017 kemarin, Qwords memperingati 12 tahun berdirinya. Saya bersama beberapa teman blogger mendapatkan undangan untuk menghadiri gala dinner di Amboja Resto. Selain blogger juga hadir  rekan-rekan komunitas, mahasiswa dan pelanggan. Acara ini serentak diadakan di 4 kota, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.

Acara dibuka dengan pembukaan dan seremonial berupa tiup lilin selayaknya acara ulang tahun. Lalu dilanjutkan dengan pengenalan produk terbaru dan juga sekilas tentang Qwords.

Angka 12 yang tertera di lilin menunjukkan bahwa eksistensi Qwords  selama 12 tahun sebagai salah satu penyedia layanan hosting terbesar Indonesia.  

Ada banyak pencapaian yang telah dihasilkan Qwords dalam perjalanannya, seperti menjadi salah satu pendiri Asosiasi Cloud Hosting Indonesia (ACHI) pada tahun 2017.  Sebagai penyedia Nama Domain, Qwords juga telah resmi terakreditasi menjadi registar Domain .ID dari Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) pada September 2016. Previlage yang didapatkan ini dedikasikan untuk pelanggan yang ingin mendaftarkan nama domain  Indonesia dengan Prosedur aktivasi layanan lebih cepat dan mudah.

Dari segi infrastruktur, pada Mei 2017 Qwords membuka layanan Cloud Hosting dengan lokasi penempatan di Intiland Tower Surabaya (Qwords Surabaya) yang dapat digunakan untuk layanan Shared Hosting dan Colocation Server. Sebelumnya Qwords sudah memiliki Data Center di Jakarta

ultah qwords



Produk dan Layanan Terbaru dari Qwords:



Sepanjang tahun 2017 Qwords telah berhasil meluncurkan beberapa layanan baru, seperti Email Cloud Collaboration Suite (ECCS), Cloud VPS-K yang memberikan keleluasaan dalam mengelola Cloud Dedicated Server, dan Microsoft Office 365


 Promo di hari Ulang Tahun Qwords






Untuk Memeriahkan ulang tahun yang ke 12, Qwords sebagai Penyedia Jasa Web Hosting memberikan beberapa penawaran murah untuk para pelanggannya. Mulai dari potongan harga sampai 40 % dan harga domain .com yang dibanderol hanya Rp. 55.0000 (Syarat dan ketentuan berlaku) wih. Cuman sampai 28 Agustus ya.

Dalam rangka ulang tahun ke-12, Qwords mengadakan kompetisi blog, vlog dan saran pengembangan yang dapat diikuti oleh semua pelanggan Qwords



Buat kamu para blogger dan Vlogger jangan lewatkan kesempatan untuk mengikuti lomba yang diadakan oleh Qwords ini. Siapa tahu kamu bisa jadi pemenangnya.
My Life As A Blogger

My Life As A Blogger


Holla,

Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya. Bahwa sejak Desember kemarin saya resmi mengundurkan diri dari pekerjaan menjadi Guru TK. Sejak itu, saya menyandang status pengangguran. Nggak murni pengangguran sih, tetap bekerja tapi dalam jalur yang berbeda. Orang lebih suka menyebut diri saya sebagai freelancer. 

Baca: Apa kata ortu tentang freelancer?

Menjalani status baru bukanlah hal yang mudah. Setelah berada di zona nyaman karena mempunyai memiliki uang bulanan tetap untuk mencukupi kehidupan, lalu kini harus siap menghadapi kenyataan bahwa seorang freelancer itu tidak selamanya selalu memiliki uang.
Hadiah Mixer Buat Mami

Hadiah Mixer Buat Mami



"Aku merindukan Kue Bolu Sukade buatan Mami."
Itu yang pertama kali muncul di benakku ketika melihat iklan kue di layar televisi. Aku membayangkan kue berbahan dasar tepung terigu Itu lumer dalam mulut. Kue Bolu ini tak ada bedanya dengan aneka kue bolu yang lainnya, hanya saja Mami membuatnya dengan penuh cinta.
Kue Bolu Sukade ini adalah Kue Andalan Mami. Beliau hapal resepnya di luar kepala. Mami memang tidak seperti Bude Yuk yang terampil membuat aneka makanan dan kue. Bagi Mami Kue Bolu Sukade adalah sebuah masterpiece. Jadi, beliau akan selalu menghidangkan Bolu Sukade tiap kali rumah kami mengadakan acara. Sebenarnya nggak hanya Bolu Sukade, ada juga kue-kue lainnya. Namun, keberadaan Bolu Sukade wajib hukumnya.
Salah satu alasan kenapa Mami membuat kue ini adalah karena orang tua kami agak protektif terhadap jajanan putera-puterinya. Untuk menyiasati biar kami bertiga tidak jajan di luar. Mami membuatkan kudapan untuk kami. Mulai dari pisang goreng, puding roti, agat-agar dan lainnya. Tapi yang paling sering ya Bolu Sukade ini.
Ada saatnya kami bertiga membantu Mami saat membuat kue ini. Kakak lelakiku bertugas membeli bahan, sedangkan aku dan kakak perempuanku mempersiapkan bahan-bahan. Ada telur, tepung terigu, ovalet, dan tentu sukade. Cara membuatnya cukup mudah hanya menggunakan mixer. Oh iya. Mami lebih suka mencetak bolu ini dalam cetakan kecil lalu mengukusnya. Kami lebih suka Bolu Sukade Kukus ketimbang di oven.
Hal yang menyenangkan dari membuat kue adalah rasa penasaran akan jadi seperti apa kue yang akan dibuat. Tak jarang aku dan kedua kakakku suka banget menyelupkan tangan dalam adonan mentah. Rasanya enak. Meski terkadang mendapatkan omelan dari Mami.
Aku pernah kebagian mendapatkan tugas untuk mengaduk adonan kue menggunakan Mixer. Awalnya ada rasa aneh saat mesin membuat getaran di tangan, sempat takut juga kalau mixer ini bakalan jatuh. Ternyata nggak. Membuat kue terasa menyenangkan.
Aku merindukan masa kanak-kanak.
Status Alay dan Di-Remove Teman Facebook

Status Alay dan Di-Remove Teman Facebook


Setelah Facebook memiliki fitur memories membuat kenangan akan status-status lama menyeruak kembali.

Saya pengin ketawa tiap kali status lama muncul lagi di beranda. Astaga ternyata dulu aku se-alay gitu. Segala kejadian nggak penting dijadikan status. *Tutup muka.

Kalau nggak salah saya punya facebook itu pas awal-awal kuliah. Saat Friendster ditutup, saya butuh sarana baru untuk menulis status. Karena masih awam dengan tampilan Facebook saat itu, saya nggak banyak melakukan apa-apa. Cuman sering banget masukin foto-foto. Biar kelihatan eksis dikit.

Apa Kata Ortu Tentang Freelancer?

Apa Kata Ortu Tentang Freelancer?

pendapat ortu tentang freelancer

Apa Kata Ortu Tentang Freelancer- Ceritanya saya sama Wulan lagi kehabisan ide buat nulis apaan. Biasalah kita ngobrol ngalur ngidul sambil ngelempar tema yang nggak jelas juntrungannya. Ketawa-ketiwi lalu sampai tercetuslah ide tema: apa pendapat ortu tentang freelancer?



Kok ya pas banget saya baru berhenti bekerja dan kebetulan sebelumnya dia menulis soal freelance. Jadilah, kami mencoba menulis topik yang sama dengan pengalaman yang berbeda.