Titik Nadir

Titik Nadir


"Pernah nggak kamu berada pada titik terendah dalam hidup yang membuatmu menyalahkan Tuhan?"
Jawabannya pernah.

Ketika itu saya baru naik kelas 2 SMA. Tiga minggu sebelumnya saya baru keluar dari RS setelah melakukan pergantian pacu jantung untuk kedua kalinya.

Pagi itu kami melakukan pemeriksaan jahitan apakah sudah kering atau tidak. Diam-diam ada sebuah pembicaraan antara dokter dan kedua orang tua saya. Mereka bertiga sengaja sedikit menjauh agar tidak terdengar oleh saya.

Hari itu saya mendapatkan sebuah kenyataan bahwa pacu jantung ini akan melekat dalam tubuh saya. Istilah halusnya butuh bantuan tangan dari Tuhan.
1111 postingan

1111 postingan



Hai...sudah lama tidak berjumpa.

Akhir-akhir ini saya jarang update blog. Bukan karena banyak pekerjaan tapi emang lagi sibuk menamatkan drama korea. *ups.

Nah. Beberapa hari lalu saya iseng buka dashboard blog. Lalu di layar tertampil 1111 postingan. Wah sebuah angka yang cantik. 
Bahasa Ibu

Bahasa Ibu

"Selama kami di luar rumah kamu bebas menggunakan bahasa apa saja tapi begitu kamu berada dalam rumah. Wajib hukumnya menggunakan bahasa daerah."
Begitulah aturan yang berlaku di dalam keluarga saya. Sejak dulu orang tua membebaskan kami untuk belajar bahasa apapun. Begitu pun dalam kehidupan sehari-hari kami di luar rumah. 
Math Haters

Math Haters





Salah satu pelajaran yang tidak saya sukai adalah Matematika. Tapi, anehnya saya menyukai pelajaran semacam Kimia dan Fisika. Bahkan nilai keduanya melebihi nilai matematika saya.

Loh. Itukan juga ada berhitungnya.

Ya. Begitulah kenyataannya.

Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar saya tidak suka dengan Matematika. Saya masih ingat waktu kelas 1 SD nilai harian saya jelek. Pernah dapat nilai 2. Lalu, pada Caturwulan berikutnya saya akan lebih bekerja keras untuk mendapat nilai lebih baik.

Naik ke SMP nilai matematika saya pas-pasan. Tapi, lumayanlah saya akhirnya hisa lulus dengan nilai cukup memuaskan.

Di bangku SMA saya pernah mendapat nilai 4 di raport. Mama sempat marah lihat nilai saya. Sampai akhirnya beliau memanggil guru les privat. Dan nilai Unas saya untuk Matematika nggak sampai 6.
*huft
13 Sweet Couples In Drama Korea

13 Sweet Couples In Drama Korea

Whuaaa...akhirnya kembali ke akhir pekan lagi. Waktunya saya menulis di blog. Hari biasa sih sebenarnya bisa cuman kadang udah terlalu capek setelah bekerja.

Kali ini postingan saya masih berbau-bau drama korea. Bukan karena ikut-ikutan untuk memposting segala sesuatu tentang drama korea tapi karena saya memang pecinta drakor.

Tulisan saya kali ini membahas pasangan dalam drama korea yang menurut saya memiliki chemistry yang sangat kuat. Sehingga terkadang membuat kita para pecinta drama susah move on dari drama tersebut bahkan karakter mereka berdua akan selalu dikenal.

Dari beberapa drama korea yang sudah selesai saya tonton. Ada beberapa pasangan yang menjadi favorit saya. Pasangan tersebut mampu membuat saya sedih, senyum dan ikut gembira menyaksikan kisah cinta mereka dalam drama.

Tolong, Maaf dan Terima Kasih

Tolong, Maaf dan Terima Kasih

Assalamualaikum,

Tolong, Maaf dan terima kasih mungkin seringkali kita dengar di kehidupan sehari-hari. Sepintas kata-kata itu sama saja dengan yang lain. Tanpa makna.

Dewasa ini sulit sekali menemukan anak-anak yang terbiasa mengucapkan 3 kata ajaib ini. Orang tua lebih sibuk mendidik akademik anak-anaknya ketimbang karakternya.

Sahabat Pena

Sahabat Pena

Malam ini nggak tahu kenapa saya merasa kesepian dan sedikit bosan. Buka-buka Medsos, mulai dari twitter, facebook sampai pinterest masih aja bosan.

Tiba-tiba aja saya kangen nulis surat. 

Ah. Surat sekarang udah menjadi barang langka. Semua pada tergantikan teknologi yang canggih. Bahkan untuk ngobrol sama teman di samping nggak perlu ngomong. Tinggal nulis status beres.