Semua orang nantinya pasti akan menua

Semua orang nantinya pasti akan menua

Kemarin saya dan keluarga pulang kampung, karena bude (kakak dari bapak) meninggal dunia. Singkat cerita, bude saya meninggal dalam keadaan yang memprihatinkan, bayangkan saat dia meninggal tak ada satupun anaknya berada disana, dia hanya ditemani seorang penjaga rumah, dan dia pulalah yang merawat bude saya bahkan untuk membawanya ke kamar mandi,yang lebih miris penjaga rumah itu adalah seorang pria, dia dengan relanya mengganti dan menyanggupi keperluan budeku. Tak satupun anak atau cucunya menemani budeku, padahal mereka tinggal dalam satu kota, dan parahnya beberapa cucunya bude tinggal disebelah rumahnya.


Saya ingat bude ketika masih sehat dia adalah salah satu sosok yang saya takuti, karena dia keras, sapa saja orang yang melawan atau berniat tidak baik padanya akan dia lawan, tapi sosok itu sirna saat lebaran kemarin saya pulang, bude menjadi sosok yang lemah, tak berdaya dan yang miris kondisi tubuhnya yang semakin mengurus. Tak ada satupun anak-anaknya yang berniat untuk membawanya ke rumah sakit.


 


Satu lagi peristiwa miris yang saya lihat kemarin, hati saya sakit rasanya saat melihat sepupu saya membentak ibunya yang sudah tua, bude saya kemarin ingin ikut pulang ke surabaya, tapi sama anaknya tidak diperbolehkan karena merepotkan, ah sedih rasanya. Setiap perkataan bude saya sama sepupu saya ditanggapi dengan nada keras. Bude saya semenjak kematian suaminya dia berubah menjadi penakut, kemana-mana minta ditungguin bahkan ke kamar mandi. Saya tahu apa yang bude saya rasakan, kesepian, ketakukan karena anak-anaknya tidak lagi bersamanya.


Perjalanan kemarin membuat saya banyak merenung, bukankah nantinya kita semua akan menua kehilangan banyak orang yang dicintai dan perlahan ditinggalkan oleh orang-orang lain.



Mereka tidak butuh untuk dikasihani, mereka hanya butuh dipahami dan didengarkan


Aku pulaanggg

Aku pulaanggg

Rasanya sudah saatnya saya kembali....menuju rumah yang kian hari kian sepi oleh penghuni lama tapi semakin banyak penghuni baru (Buat penghuni baru salam kenal)


Saya pulang setelah hampir sebulan ini berada dalam titik kejenuhan dalam menulis, dan hanya meracau distatus FB saja. Ah saya rindu kalian semua...smoga kalian semua masih merindukan saya :)

hmm

hmm

Berapa kali harus aku katakan?
aku merindukanmu
tahukah kamu?
terkadang hati tertusuk karena rindu
dan itu terasa menyakitkan
aku tak butuh banyak waktumu
aku hanya butuh sedikit
tuk sedikit mengirim pesan

tapi sudahlah, sekarang aku memang sudah tak berarti
lelah

lelah

entah apa yang terjadi
rasa itu kian menepi
tak aku temukan lagi sejumput tawa hangatmu
seolah kau bosan

entah apa yang terjadi
semua kian kabur
tertiup angin yang mengaburkan semuanya
apa artinya ini
tak dapat aku pahami

kau selalu datang tak pernah diduga
ketika aku butuhkanmu
kau tak pernah ada
tahukah kamu rasa sakit yang kurasakan
rasa sedih dan air mata kerinduan yang selalu datang
haruskah aku hentikan semuanya
tapi apa daya racun cintamu sudah menyebar
ke semua penjuru tubuhku

Berilah aku penawarnya
agar aku bisa pergi dengan bebas

lelah tak tertahan
Racun

Racun

jiwaku tertatih
bathinku terkoyak
raga dan jiwaku sakit
tak tertahan

ingin aku pergi menjauh
membawa sepotong cinta yang hanya tinggal abu
yang raganya kian menghilang

tak tertahan sakit yang kurasa
aku tunggu kau disini
untuk memberikan penawarnya
Rasa ini

Rasa ini

google.com

Aku tidak pernah tahu sejak kapan perasaanku kepada langit berubah. Perasaan berdesir jika bertemu dengannya, atau bahkan sekedar berdekatan. Rasa ini cukup menyiksaku, bagaimana tidak, aku jatuh cinta pada sahabat masa kecilku ini. Rasanya saat dia datang mendekat, aku ingin lari menjauh dan mentapnya dari kejauhan dengan muka memerah.
Langit telah berubah menjadi sosok yang berbeda dihadapanku. Dia sekarang tidak lagi seperti langit yang dulu saat mengenakan seragam putih merah. Langit sekarang tumbuh menjadi pria sempurna, dan mungkin karena alasan inilah aku mulai menyukainya.

Sebenarnya aku tidak pernah berharap rasa ini muncul, tapi bagaimanapun rasa ini tidak dapat aku cegah. Rasa ini datang begitu saja tanpa aku minta, aku hanya berusaha memendamnya agar rasa ini tidak berkembang lebih dalam, karena aku menyadari bahwa dia hanya teman masa kecilku.


 


dan aku terjebak dalam rasa yang tak berujung



mimpi

mimpi

aku terbenam dalam gelapnya malam
meretas sebuah impian indah
bersamamu mengukir waktu berdua

semua akan terasa indah
andai itu bukan hanya impian
dan kembang tidur
yang hilang saat pagi menjelang
tak berjudul

tak berjudul

lelah mencari
lelah menanti
lelah menunggu
tak juga kau datang
hanya sekedar untuk berbisik
langit pun tahu
bahwa aku terpaku
sedih sendu
tak dapat aku elak
entah sampai kapan