Disudut ini aku menunggumu
Sudut yang selalu sama di setiap perjumpaan kita
Tapi, mengapa hari ini tak aku temui kau disana
Sejam sudah aku menunggumu, tapi kau tak juga datang. Ada apakah gerangan? Berkali-kali aku berusaha menghubungi hpmu, tetapi kamu tak juga mengangkatnya. Mungkinkah kamu sibuk sayang, sehingga lupa janji kita semalam? aku terus bertanya dalam hati.
Kalau dihitung-hitung sudah beberapa kali ini kau membatalkan janji kita berdua, dan aku tidak pernah mendapatkan permintaan maafmu, bahkan kau tak memberikan klarifisikasi apa pun.
Lima belas menit pun berlalu, dan kau tak juga datang. Dengan langkah gontai aku pun pergi meninggalkan ruangan itu.
******
Seminggu berikutnya
"Sayank, minggu besok kita nonton yuk?" rajukku.
"Hmm..kita lihat saja nanti ya!!" ujarmu dingin seperti biasa. Ah..aku tak suka tatapan dinginmu itu. Aku seperti terdakwa atas semua kesalahan yang tak pernah aku buat saat kau melihatku seperti itu. Ada apa dengan dirimu sayang? kau tak lagi hangat seperti dulu?. Sekarang kita memang sedang berdua, tapi entah mengapa ragamu seolah tak berada disini. Ah..lagi-lagi kau membuatku kecewa.
********
Sabtu malam
To: 081330228xxx
Sayang, pokoknya aku tunggu kamu malam ini ditempat biasanya. Aku tidak menerima alasan apapun. Titik.
Pukul 19.00 aku berangkat menuju tempat yang sudah kita janjikan. Aku sudah mempersiapkan diriku seistimewa mungkin di hadapanmu malam ini.
Lima belas menit berlalu, kau tak juga datang, tak ada kabar darimu. Bolak-balik aku melihat ke arah pintu, berharap kau yang datang, tapi hanya kekecewaan yang aku dapatkan. Mungkin dia terjebak macet? pikirku dalam hati. Baiklah sayang aku akan menunggumu lebih lama lagi malam ini.
Sejam berlalu kau tak juga nampak, sudah beberapa kali pelayan menawarkanku untuk memesan makanan, namun aku tepis karena aku masih ingin menunggumu.
Pukul 21.00 kau tak juga hadir, sudah 2 jam aku menunggumu dengan perasaan marah, aku berusaha menahan air mataku agar tidak tumpah.Aku tidak ingin menangis disini.
Dengan hati perih aku meninggalkan sudutku, ah kali ini kau membuat hatiku lebih sakit beribu-beribu kali. Disepanjang perjalanan aku berusaha menahan tangisku, berharap supir taxi itu tidak melihat air mataku yang tumpah.
Tiba-tiba aku melihat sekelebat bayangan mobilmu sedang terparkir di ujung jalan itu. Ujung jalan yang aku kenal, ujung jalan yang selalu aku lewati bersama sahabatku tercinta saat mengantarkannya pulang.
semula ku tak yakin kau lakukan ini padaku
meski di hati merasa kau berubah saat kau mengenal dia
bila cinta tak lagi untukku
bila hati tak lagi padaku
mengapa harus dia yang merebut dirimu
bila aku tak baik untukmu
dan bila dia bahagia dirimu
aku kan pergi mesti hati tak akan rela
Ku menyesal mengapa ku kenalkan dia padamu