#31HariFF: Nyonya Ros
"Terima kasih. Jangan cuman karena hari Ibu aja kamu meluk mama begini," goda mama.
Aku pura-pura memberengut sambil tetap bergelayut di pundak mama.
"Rie. Kalau kamu sudah berkeluarga nanti. Jangan lupa sama mama ya." Mama menarik cuping hidungku.
Menikah? Siapa juga yang nggak mau?
"Kalau seumur kamu sudah jangan kebanyakan milih. Apalagi urusan tampang. Terima aja apa adanya."
Dongkol?
Kenapa sih kamu masih saja menulis?
Kemarin, seorang teman mengatakan itu pada saya. Walaupun dengan nada setengah bercanda. Saya tahu bahwa itu adalah sebuah sindiran.
Sebenarnya itu bukan kali pertama saya disindir soal kesukaan saya sama dunia tulis-menulis. Beberapa orang terdekat mengganggap bahwa aktivitas menulis itu nggak penting. Apalagi kalau yang ditulis isinya tentang cinta. Katanya itu cuman bikin dirimu galau saja.
31HariFF: Kejutan
Coba buka laci nomor 2. Aku meninggalkan sesuatu untukmu.
Airin mengerutkan dahi saat membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Rio --suaminya.
Dia bergegas menuju kamar. Mengikuti apa yang ditulis suaminya dalam sms yang baru saja diterimanya.
Airin membuka laci kamarnya. Merogoh ke dalam. Mencari apa yang ditinggalkan sang suami untuknya. Wanita itu mengernyit ketika menyadari satu-satunya benda yang ada di laci hanyalah sebuah kertas.
Dengan penuh rasa penasaran Airin membukanya. Hanya terdapat coretan seperti peta denah dan sebuah pesan yang ditulis dipojok bawah.
ikuti jalan ini dan kamu menemukan jawabannya.
Airin tersenyum. Rio menyiapkan sebuah kejutan untuknya.
#31HariFF: Mimpi Aiko
Foto: Koleksi Pribadi
"Akulah sepasang kupu-kupu dengan sayap yang cantik"
Aiko merentangkan tangannya, kemudian menggerakkannya seakan kupu-kupu yang sedang terbang. Bibir mungilnya tak berhenti melafalkan nyanyian yang tak jelas.
Tak jauh dari Aiko berdiri, seorang wanita paruh baya menatap dari kejauhan. Sepasang mata yang mulai menua itu berkaca-kaca saat menyaksikan Aiko yang sedang bernyanyi.
Dadanya terasa sesak menyaksikan putri semata wayangnya yang berputar-putar sambil meracaukan sesuatu yang tak jelas.
Kasihan dirimu, Nak. Semenjak ayahmu pergi. Kamu terobsesi menjadi kupu-kupu
#31HariFF: Di sudut taman
Aku menengadahkan tanganku. Membiarkan daun-daun berwarna oranye yang berjatuhan memenuhi ceruk tanganku.
Aku sangat suka musim gugur.
Rasanya menyenangkan melihat dedaunan beraneka warna berjatuhan dari langit. Belum lagi aroma khas daun kering yang bersentuhan dengan tanah. Menenangkan.
Hari ini seperti biasa, sepulang kerja aku mampir ke sebuah taman yang letaknya tak jauh dari kantor. Selain untuk menikmati udara sore. Ada hal yang lebih penting.
Aku menunggu seseorang.
#31HariFF: lelaki di sudut coffe shop
Lelaki itu datang lagi. Kali ini dia mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna biru laut dengan bawahan celana cargo berwarna dongker. Rambutnya diberi gel lalu dibentuk jambul ke depan. Dia sungguh manis.
Seperti biasa lelaki itu selalu duduk di sudut dekat jendela. Seakan menunjukkan bahwa dia ingin menjauh dari keramaian.
Aku membetulkan celemekku sesaat sebelum menyambar buku menu dan berjalan menghampiri lelaki itu.
"Mau pesan?" Tanyaku sambil memegang kertas pemesanan.
"Expresso,"ucapnya tanpa tersenyum.
"Baik ditunggu." Aku menyunggingkan senyuman ramah.
Lelaki itu menatapku dingin, kaku.
****
"Dia datang lagi?" Bisik Robi.
Aku mengangguk. "Pesanannya pun selalu sama Exspresso."
"Lelaki yang aneh. Pesan kopi tapi nggak pernah diminum," timpal Bowo yang sedang membuat pesanan lelaki itu.
Aku mengedikkan bahu. "Biarkan saja. Dia kan pelanggan kita."
"Rie. Kamu yang antar ya."
Aku mengambil baki dan meletakkan secangkir exspresso yang masih menepul. Lalu, membawanya ke meja nomor 16.
"Ini pesanannya." Aku meletakkan cangkir itu di hadapannya. "Silakan dinikmati."
Lelaki itu tak merespon apa yang kukatakan. Tatapannya hanya mengarah pada sebuah foto yang sudah usang.
Lelaki yang tampan. Tapi, sayang tak bisa melupakan kenangan.
#31HariFF: Langit Jingga
"Aku harus bisa menyelesaikannya sebelum Matahari tenggelam." Aku mengangkat kedua tangan sebagai perwujudan bahwa sedang bersemangat.
Di depanku ada beberapa tumpukan berkas-berkas yang harus segera diselesaikan. Aku menghela napas panjang. Ini akan menjadi hari yang sibuk.
***
"Naru, tolong kamu selesaikan laporan penjualan ni secepatnya. Kalau bisa sebelum Matahari tenggelam," perintah Budi.
"Hah?" Tanyaku kaget.
"Kamu harus selesaikan. Kalau tidak kamu kupecat." Suara pak Budi meninggi.
Aku meninggalkan ruangan Direksi dengan kaki lunglai.
bagaimana caranya aku menyelesaikan laporan sebanyak itu?
Ting...
Sebuah ide terlintas. Aku mengambil sebatang korek. Lalu, kulemparkan pada kertas-kertas yang sudah kutumpuk rapi.
Aku tertawa-tawa. Memandangi nyala api yang mulai membesar.
Pada hujan yang berjatuhan, aku sematkan doa-doa untukmu. Semoga kamu selalu baik-baik saja
Pesona
Pesonamu itu racun. Dan, sialnya aku rela meneguknya sampai mampus.
#31HariFF: Pelangi di mata ayah
"Percayalah, Nak. Selalu ada pelangi setelah badai."
Aku mengingat pesan yang Ayah ucapkan setahun lalu. Saat itu, badai besar sedang menghantam keluarga kami. Ibu tiba-tiba memutuskan meninggalkan rumah setelah merasa menemukan 'belahan hatinya.' Seorang laki-laki yang dikenalnya di pusat perbelanjaan.
Sinting!
Sejak itu, tak kutemukan lagi pelangi di sepasang mata bulat yang selalu menatapku dengan penuh cinta. Sinarnya meredup, atau bahkan berhenti berpendar.
Ayah berubah menjadi lelaki yang pendiam. Mengurung diri di kamar dengan asap tembakau yang menyesaki dadanya. Dan, kerap kali kutemukan ayah menangis sambil memeluk foto Ibu.
Begitukah cinta? Melepaskan yang dia sayang agar terlihat bahagia.
Bodoh.
Harusnya Ayah berjuang. Bukan hanya diam mematung. Meratapi nasib karena takdir yang tak berpihak.
Dan, ayah selalu menjawab, "Melepaskan orang kamu cintai itu berarti kamu membiarkan dia bahagia."
Ah, persetan dengan itu. Aku hanya ingin kembali melihat pelangi di mata ayah. Karena dari situlah hidupku berasal. Kalian boleh sebut aku Elextra Complex. Tapi, inilah kenyataan bahwa aku mencintai ayah melebihi apa pun.
#31hariff: Ayah
Satu hal yang paling aku inginkan saat ini adalah sentuhan lembut dari tangan ayah.
Ya. Aku amat merindukan jemari-jemari yang kini mulai keriput itu menyentuh wajahku, mengelap air mata yang menganak sungai di kedua tulang pipiku, atau sebuah sentuhan ringan di ujung rambutku.
Rasanya bertahun-tahun, jemari Ayah tak pernah menggenggamku. Sama seperti dulu saat kali pertama, lelaki itu mengajarkanku menapaki dunia.
Ya Tuhan. Aku rindu.
Kini, tak ada lagi pelukan yang terentang, dan dada yang kokoh untuk mengatakan bahwa semua baik-baik saja.
Lelaki itu kini menjelma monster, di mana jemarinya sibuk menggenggam botol-botol bearoma obat pembersih lantai. Bibirnya tak pernah berhenti mengeluarkan sumpah serapah setiap kali aku melakukan kesalahan.
Jemari yang dulu biasa menyentuhku, kini menjelma tangan-tangan kasar yang meninggalkan bekas pada kulit putihku.
Entah, apa yang membuatnya seperti itu. Yang pasti, lelaki itu kini tak lagi menjadi pelindung bagiku.
Aku menghapus air mata yang berjatuhan dari pelupukku, saat menatap foto usang Ayah yang menggengam erat tangan mungilku. Dulu.
My Eight December
No cake no candle
Hanya sebuah perayaan makan bersama keluarga. Rasanya sudah menyenangkan.
Puluhan doa yang dikirimkan para sahabat dan kerabat adalah hal yang terindah.
Semoga tahun ke depan. Aku menjadi pribadi yang lebih baik. Memiliki karya untuk dibanggakan.
Selamat ulang tahun diriku. Semoga kebahagiaan terlimpahkan untukmu.
Surabaya, 08-12-1984
#31HariFF: Gadis di balik jendela
Dari balik tirai aku suka memperhatikan apa yang ada di luar sana.
Sesekali aku mencoba untuk berinteraksi dengan mereka. Melambaikan tangan atau menyunggingkan senyum pada seseorang yang tak sengaja melihat sosokku. Anehnya tak satupun dari mereka menyadari keberadaanku. Meskipun aku melambaikan tangan beberapa kali ke arah mereka.
Seperti hari ini saat aku berusaha beramah tamah pada Ny. Ross --tetangga sebelah rumah. Sayangnya, wanita paruh baya itu tak melihat senyumku. Dia malah asyik berbicara dengan bunganya.
Lamat-lamat aku mendengar suara orang sedang bercakap-cakap. Dengan hati riang aku menuruni tangga. Melihat siapa yang berkunjung.
Aku mengintip dari jendela ruang tamu. Di luar ada 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan muda. Mereka sepertinya sedang mendiskusikan sesuatu.
Tunggu dulu, aku melihat sebuah mata mungil sedang melongok ke dalam rumah.
Aku melambaikan tangan untuk menyapanya. Mata mungil itu mengerjap. Dan, satu tangannya yang juga mungil membalas lambaianku.
Akhirnya, aku punya teman di rumah ini
Aksara Yang berserakan
semua kisah tentangmu yang tak selesai aku tulis
dan, juga kisah kita yang tiba-tiba berakhir
Inikah saatnya kita berpisah?
Bahkan sebelum sempat kita berjabat tangan
Ah, takdir.
Ternyata kita hanya dipertemukan dalam mimpi
Barisan aksara itu masih saja berserakan dalam buku kehidupanku
Menunggu sosokmu untuk menggenapkannya.
#31HariFF: Test Pack
"Huft....gagal lagi," keluh Nadira saat melihat garis merah satu pada test pack dalam genggamannya. Ada seberkas rasa kecewa bergelayut di dadanya. Semua perjuangannya beberapa bulan terakhir ini terasa sia-sia karena satu garis merah. Ya, hanya sebuah garis merah yang membuat seluruh hidupnya berubah.
****
Setahun sebelumnya.
"Kamu yakin akan melakukan semua ini, Jo?" tanya Bapak dengan raut wajah tak percaya.
"Paijo, yakin Pak. Ini adalah pilihan hidupku," jawab Paijo dengan suara bergetar. Ditatapnya lelaki paruh baya yang telah membesarkannya itu. Paijo merengkuh jemari-jemari yang mengkisut karena usia, lalu meletakkanya di dada. "Paijo akan baik-baik saja Pak. Kata dokter operasi ini aman. Dan, sebentar lagi bapak akan memiliki anak gadis yang cantik."
#31HariFF: Black Magic
Sumber: google.com
"Apa yang harus saya lakukan Mbah biar Putri jadi milik saya?" Tanya Paijo pada Mbah Murji yang sedang berkomat-kamit di depan bara api yang menyala.
"Yang....kamu harus lakukan adalah menyalakan lilin selama 7 hari dalam kamar," ujar Mbah Murji.
"Hanya itu?" Paijo mengernyitkan dahi.
"Ini memang perihal mudah, tapi sulit untuk dijalankan. Dan, satu lagi. Kamu harus menghindar dari kucing hitam."
"Kucing hitam? Baiklah."
****
Malam semakin larut. Paijo terkantuk-kantuk menjaga nyala lilin di hadapannya. Kemarin saat mendapat syarat dari Mbah Murji semua terlihat mudah, namun kenyataan sulit. Menjaga lilin tanpa harus melakukan apa-apa itu membosankan. Belum lagi serbuan nyamuk yang tak henti mengganggunya.
Meong....meong
Samar-samar Paijo mendengar suara kucing. Dia mendiamkannya. Bukannya berhenti, kucing itu malah semakin keras mengeong.
"Ah, kucing sialan mengganggu saja." Paijo menyambar segelas air di atas nakas. Dia membuka jendela dan menyiramkan air di dalam gelas.
Paijo membeku saat mengetahui bahwa kucing yang dia siram berwarna hitam.
Meong....meong
Paijo menggaruk-garuk tubuhnya yang gatal sambil mengusapkan kedua kakinya ke muka.
#31HariFF: Kotak coklat
Sumber gambar: google
Aku sudah memutar pegangan pintu apartemen dan siap masuk ke dalam saat Thomas --tetanggaku datang.
"Ini ada kiriman untukmu." Lelaki berkebangsaan Norwegia itu mengulurkan sebuah kotak coklat berpita merah kepadaku.
"Terima kasih, Tom," ucapku sesaat sebelum lelaki itu kembali ke dalam apartemennya dan menutup pintu. Begitulah Thomas. Dia bukanlah tipe laki-laki yang suka berbasa-basi.
Aku menutup pintu sambil mengapit kotak itu. Kemudian menyalakan lampu apartemenku yang gelap gulita.
Sampai di ruang tengah aku membuka syal yang melilit leherku dan menjatuhkan diri di atas sofa. Kini, perhatianku hanya tertuju pada kotak coklat dalam genggamanku. Tak ada nama pengirimnya. Di sana hanya tertempel sebuah kertas kecil bertuliskan Untuk Marsha.
Aku membolak-balik kotak itu, tapi tak menemukan petunjuk siapa yang telah mengirimnya. Sudahlah. Itu tak penting.
Dengan hati-hati aku menarik ujung pita yang membungkus lapisan luar kotak, membuka tutupnya. Tak ada apa-apa di sana, selain sebuah amplop putih.
Dengan penuh tanda tanya aku mengambil amplop itu dan menyobeknya perlahan.
Sebuah tiket London-Jkt
Ponselku bergetar. Aku mengulum senyum saat melihat sebuah nama tertera di layar.
"Sudah terima hadiahku?" Suara Andi langsung menyerbu saat aku menekan tombol terima.
"Aku baru membukanya. It was surprising me," jawabku.
"Pulanglah, Sha. Aku merindukanmu."
"...."
"Sha...." Suara Andi kembali bergema di telinga.
"Aku akan pulang. Jika, kamu sudah resmi mengurus perceraianmu."
#30HariFF: Buket Pengantin
Sumber gambar: pinterest
"Sayang, temenin aku ke nikahan Putri ya," tukas Dimas saat kami istirahat makan siang.
"Kapan?" Tanyaku malas-malasan.
"Besok. Dandan yang cantik ya." Dimas mencubit lembut daguku.
Aku menggembungkan pipi tak suka.
***
Aku mematut di depan cermin. Memastikan tak ada yang salah dengan riasan dan gaun halter neck berwarna merah marun yang kukenakan. Semua sempurna.
Tinggal menunggu Dimas menjemput.
Sejujurnya, hari ini aku ingin menghabiskan waktu di kamar saja. Menyalakan pendingin kamar, lagu romantis, dan sebuah novel roman yang baru aku beli rasanya lebih menyenangkan. Namun, ajakan Dimas untuk menemaninya ke resepsi Putri tak dapat kutolak. Soalnya Putri adalah sahabat Dimas dan kebetulan aku juga mengenal gadis itu. Jadi, kali ini aku harus sedikit menekan egoku.
Tin...
Bunyi klakson. Aku bergegas keluar kamar menyambut Dimas yang menjemputku.
***
#30HariFF: Permintaan
"Pa, aku mau cincin ini di hari jadi pernikahan kita nanti." Sasa menunjukkan gambar sepasang cincin di salah satu iklan majalah fashion yang digenggamnya.
Ardi yang sedang sibuk dengan pekerjaannya hanya menoleh sekilas, lalu kembali fokus pada laptopnya.
"Pa, coba lihat deh. Baguskan? Belikan ya?" Amelia bergelayut di pundak Ardi sambil menyorongkan gambar cincin di depan suaminya.
"Inikan mahal, Ma. Papa dapat uang dari mana?" keluh Ardi.
"Mama nggak mau tahu. Pokoknya Papa belikan cincin ini sebagai pengganti mas kawin yang sudah Papa gadaikan." Sasa menutup pintu kamar dengan keras.
Sepeninggal istrinya Ardi menghela napas panjang. Dia memijit pelipisnya yang mendadak nyeri setelah mendengar permintaan istrinya.
Dapat darimana uang sebanyak itu?
***
"Di. Kamu jangan lupa tugasmu," ujar seseorang di seberang sana.
Ardi tak menjawab. Dadanya berdebar keras.
"Sudah jangan kebanyakan mikir. Kalau tugasmu berhasil. Kamu bisa dapat 50 juta." Seseorang di sana berusaha meyakinkannya.
Haruskah aku melakukan hal ini? suara hatinya berbicara.
"Pokoknya Papa harus belikan Mama cincin itu." suara rengekan Sasa bergema di telinga Ardi.
"Oke. Tugasku hanya membuat Pak Direktur terkapar kan?"
#30HariFF: Boneka Porselen
"Lihat boneka itu lucu," tunjuk Mika pada teman-temannya.
"Kamu mau beli boneka itu?" Lidya menimpali.
Mika meraih boneka gadis berpita dua itu dalam rengkuhannya. "Iya, boneka ini cantik dan lucu."
"Hii. Kamu nggak takut kalau nanti malam-malam boneka itu bisa berjalan?" Lidya begidik.
Mika mencibir. "Kamu kebanyakan nonton horor." Gadis itu tak memedulikan respon Lidya dan ngeloyor ke kasir untuk membayar boneka dengan perasaan membuncah.
***
Mika
Suara lirih menelusup gendang telinga Mika. Gadis itu menggeliat. Matanya terlalu rapat untuk dibuka. Tak lama kemudian Mika kembali terlelap.
Mika
Suara itu terdengar lagi. Kali ini lebih keras.
Dengan mata setengah terbuka. Mika terduduk. Dia sejenak menarik napas untuk mengembalikan kesadarannya.
Gadis itu membeku saat mengarahkan pandangannya ke sudut jendela. Boneka porselen itu menatapnya sambil tersenyum
"Mika kita main yuk."
Fragmen Masa Lalu
Sore itu langit di Jakarta telihat muram. Arakan awan kelabu pekat memenuhi langit ibu kota. Samar-samar suara petir bersahutan di bentangan cakrawala. Menyisakan kilatan cahaya dan suara yang berdentum di angkasa.
Seorang laki-laki nampak tak terganggu dengan keadaan langit yang semakin gelap yang kemudian diikuti oleh milyaran butir air yang berjatuhan dari langit. Lelaki itu bergeming. Dia membiarkan air hujan membasahi tubuhnya.
"Rena pasti datang...pasti," racaunya di sela-sela guyuran air hujan yang menderas. Lelaki itu tetap bertahan.Ujung-ujung giginya bergemeretak, tubuhnya kurusnya kian menggigil tapi dia tetap bertahan membiarkan dirinya di bawah kucuran air hujan.
"Aku pasti akan menunggumu, Ren. Menunggumu datang." Lelaki itu merapatkan pelukan di tubuhnya. Berharap mengurangi dingin yang mulai menusuk ke dalam kulitnya. Semua sia-sia. Seberapa pun kuatnya pelukan itu, tubuhnya tetap saja menggigil.
"Hentikan semua ini, Ndre." sebuah suara melindap di telinga lelaki itu.
Lelaki itu mendongak. Sebuah payung berwarna pelangi tepat di atas kepalanya dalam genggaman seorang gadis.
"Amel? Untuk apa kamu kesini. Sana pergi. Nanti Rena melihat kita," Rendra mengibaskan tangannya.
"Rena tak akan datang, Ndre," ucap Amel sambil tetap berusaha memayungi lelaki di hadapannya. Gadis itu melupakan tubuhnya yang mulai membasah karena payung yang dibawanya tak cukup melindungi mereka berdua.
"Rena pasti datang, Mel. Dia sudah janji." tubuh Andre bergetar.
"Sampai kapan kamu akan terus-terusan begini?" teriak Rena. Suara lantangnya terhalangi suara hujan yang menderu-deru.
Bahasa Cinta
Sumber foto: koleksi Pribadi
Aku menurunkan novel di genggamanku. Lalu, pandanganku terarah pada lelaki berpotongan spike tengah memotret seekor kupu-kupu yang hinggap di atas bunga.
Aku mengulum senyum. Beberapa hari ini, Arya sedang tergila-gila dengan dunia fotografi. Hampir setiap waktunya tak bisa lepas dari DSLR yang tergantung di lehernya. Kecuali sedang tidur.
"Hai," aku melambaikan tangan ke arahnya.
Arya menoleh, lantas meletakkan satu jarinya di bibir sebagai tanda untuk tidak berisik. Aku menurutinya. Membiarkan lelaki itu sibuk dengan buruannya.
Aku menghela napas. Harusnya hari ini menjadi istimewa. Tepat di tanggal ini dua tahun lalu aku dan Arya resmi menjadi pasangan kekasih. Tapi, hari ini tak ada perayaan apa pun. Arya malah memintaku untuk menemaninya mengambil gambar di taman komplek.
Huft. Sekali saja aku ingin seperti pasangan lainnya yang menghabiskan waktu bersama pasangannya dengan kegiatan yang menarik. Misalnya nonton bioskop, makan di cafe. Bukan menunggui orang yang asyik dengan dunianya sendiri.
"Bosan?" Arya menghampiriku tanpa rasa bersalah. Lelaki itu ikut menjatuhkan diri di sampingku.
Aku menggembungkan pipi sebagai bentuk kekesalan pada Arya.
Bukannya mencoba mendinginkan hatiku. Arya hanya diam saja tanpa suara. Dari sudut mataku, kutemukan lelaki sibuk melihat hasil jepretannya hari ini. Aku mengerang. Rasanya ingin kulemparkan buku di atas pangkuanku.
Aku hendak bangkit meninggalkannya, saat sebuah sentuhan lembut menggenggam buku-buku jemariku. "Maaf. Aku sudah membuatmu bosan hari ini."
Hening.
Arya meletakkan dua tanganku di dadanya. Tanpa kata lelaki itu memagut lembut bibirku. Aku memejamkan mata. Membiarkan aliran hangat bergelenyar di dada. Semua rasa marah yang tadi penuh sesak kini menguap. Menyisakan rona merah di kedua pualam pipiku.
Aku membenamkan diri di dada Arya. Menikmati hari istimewa dengan cara kami sendiri.
Kami memang memiliki kesukaan yang berbeda. Arya dengan kamera dan aku dengan buku. Tapi, cinta menyatukan kami menjadi satu
Satu Permintaan
"Selamat pagi anak-anak." Annie menyapa muridnya dengan suara lantang.
"Pagi, Bu." suara koor anak-anak menyerbu gendang telinganya.
Gadis berusia 25 tahun itu mengedarkan pandangan ke seluruh kelas. Hampir separuh dari murid-muridnya tampak tak memedulikan kehadirannya. Ada yang mengobrol, ada yang asyik membaca dan beberapa lain terlihat acuh dengan keriuhan di dalam kelas.
Annie menghela napas. Ini hari pertamanya mengajar dan dia tak harus melakukan apa untuk menarik perhatian anak-anak didiknya itu
Ting.
Tiba-tiba terlintas sebuah ide. Annie membuka tas kerjanya. Dia mengeluarkan beberapa tumpukan kertas aneka warna yang masih terbungkus plastik. Annie merobek plastik itu dengan hati-hati, lalu perlahan mengeluarkan kertas berwarna-warni.
"Baiklah, pelajaran pertama hari ini. Kita mulai dengan membuat origami bangau." Annie berjalan membagikan kertas dalam genggamannya.
"Yah. Kita bukan anak TK Bu." salah seorang berkomentar.
Annie terus melangkah tanpa memedulikan tatapan sebal dari murid-muridnya.
****
"Bu Annie."
Annie selesai merapikan mejanya dan hendak keluar dari ruang guru saat seseorang memanggilnya.
"Ya." Annie membalikkan punggungnya dan mendapati Meta, siswa kelas 1 sedang berdiri di belakangnya.
"Ada apa Meta?"
Gadis itu tak bersuara. Dia mengeluarkan sebuah kotak kayu berukuran 8x8 cm dari tasnya. Dengan tangan gemetar Meta mengulurkan kotak dalam genggamannya pada Annie.
"Ini seribu bangau. Bisakah orang tua saya tidak jadi bercerai?"
Sumber foto: Zayd Ustman
Kamu
[caption id="attachment_2588" align="aligncenter" width="500"] dari Favim.com[/caption]
Aku mengagumimu layaknya ribuan aksara yang berserakan dalam cerita-cerita roman
Aku menggilaimu layaknya secangkir madu hangat yang kuseduh setiap pagi
Kamu,
Lelaki yang menyematkan senyuman di bibirku
Menciptakan debaran hangat di dadaku
dan, selalu membuat lidahku kelu.
Kamu,
Aku menggilaimu dengan seluruh hatiku
Waktu tak pernah menunggu
"Aku mau setangkai mawar," ucapnya saat kami bertemu.
"Setangkai mawar?" Alisku terangkat
"Iya. Setangkai mawar merah yang baru dipetik," ucapnya setengah merajuk. Aku bisa menangkap sorot kebahagiaan yang terpancar dari sepasang mata almond yang tengah menatapku.
"Hmm, baiklah. Aku akan membawakan pesananmu." Aku menyentuh ujung rambut Kania. Lalu, mendaratkan bibirku di keningnya. "Sekarang waktunya kamu istirahat."
Seulas senyum terukir di bibir mungil Kania. Tak lama sepasang mata bulat milik Kania tertutup.
****
Tunggu aku
Sent
Aku menjejalkan ponselku ke dalam saku celana dan bergegas masuk ke dalam Jazz Hitam milikku. Menyalakan mesinnya dengan cepat. Lima menit kemudian dengan lincah mobil hitam yang kukendarai membelah jalanan yang masih lengang. Ini pukul 04.00 dini hari, saat di mana orang-orang masih bermain dengan mimpinya. Dan, aku sudah berada di jalanan menikmati dinginnya pagi.
Sepanjang perjalanan bibirku tak berhenti bersenandung. Hatiku sedang berbunga-bunga. Akhirnya aku mendapatkan pesanan Kania, walaupun harus mendapatkan tatapan sebal dari Rasya karena telah membangunkannya di pagi buta. Tak mengapa. Ini demi Kania.
Masih fokus dengan kemudi. Tangan kiriku mengambil sesuatu dari samping kursi penumpang. Dengan hati-hati tanganku menggenggam setangkai mawar yang masih berduri. Aku lupa, harusnya duri-duri di daun itu telah kutanggalkan supaya tak menyakiti jemari Kania yang selembut kapas.
Aroma khas bunga berwarna merah itu langsung menyerbu indra penciumanku. Aku melengos. Aku tak suka aroma mawar, tapi Kania --gadisku begitu tergila-gila dengan mawar.
Ponselku berdering.
Aku melambatkan laju kendaraan agar bisa melihat siapa yang menelponku pagi-pagi begini.
Seluruh persendianku melemas saat membaca sebuah pesan singkat yang masuk ke ponselku.
Van, Kania baru saja pergi. Maafkan dia tidak bisa menunggumu lebih lama lagi. Tolong iklaskan kepergiannya.
Sumber foto: koleksi Zayd ustman
Jika menulis tentangmu membuatku lega. Aku rela menulis sebanyak apapun itu
Jarak
Andai saja jarak dapat dilipat dengan mudah. Aku ingin berlari ke dalam pelukanmu. Untuk sekadar menghidu aroma parfum yang menguar dari tubuhmu
Kamu
Mungkin ini bukan cinta
Ini hanya perasaan nyaman di saat aku bersamamu
perasaan yang membuatku merasa aman saat di sampingmu
Aku tahu tak akan pernah ada kata "kita"
karena kita hanya aku dan kamu yang saling melintas
berpapasan untuk saling mengajarkan tentang cinta
kelak, jika di ujung jalan kita berjumpa
aku ingin mengenangmu sebagai lelaki yang pernah menyisipkan rona merah di pualam pipiku
Seandainya menjadi Jurnalis Perang
Jika kamu seorang jurnalis Perang, kamu ingin meliput di negara mana?
Inggris. Kota London
Memangnya di London ada perang?
Kagak. Ya pokoknya aku mau London. Masalah perang atau nggak itu urusan belakangan. Siapa tahu nanti di London ada perang boyband :D.
Ngasal banget sih postingan ini.
Terus terang saya nggak pernah bermimpi menjadi jurnalis perang. Soalnya saya nggak suka berada dalam tekanan dan negara yang penuh dengan ancaman. Sebut saja saya penakut. Nggak papa deh ketimbang di sana saya malah bikin semua orang repot.
Jika aku Presiden
Hoho..tema ini cukup lucu juga dan bikin garuk-garuk kepala. Pasalnya aku nggak pernah bermimpi ingin jadi Presiden. Kebayang gimana beratnya harus mengatur negara. Wong ngatur diri sendiri aja sulit.
Oke, balik ke topik utama.
Apa sih yang akan kamu lakukan jika menjadi Presiden?
Pertama, saya akan membenahi sistem pendidikan yang ada. Membenahi mekanisme perekrutan guru agar SDM untuk mengatur pendidikan lebih terjamin.
Kedua, memperbanyak taman kota. Ingin rasanya Indonesia memiliki taman-taman keren kayak di London. Ya, walaupun kita tidak punya musim yang sama dengan negara-negara Eropa. Rasanya tidak salah menikmati daun berguguran di taman yang indah.
Rasanya cukup segini aja. Nggak sanggup membayangkan jika jadi Presiden beneran :))
One night
Aku masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana Evan menciumku semalam. Tanpa persiapan apapun, tiba-tiba saja lelaki itu mendaratkan bibirnya di atas lipatan bibirku. Lembut. Dan, aku hanya bisa memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan bibirnya bergumul, mengecup permukaan bibirku, lalu tanpa sadar kedua tanganku sudah memeluk lehernya erat. Kami berdua hanyut malam itu.
Pagi ini, ketika aku terbangun. Hal kali pertama yang aku ingat adalah aroma bibir Evan yang masih menempel di bibirku. Aroma tembakau. Lelaki itu adalah seorang perokok, jadi wajar saja jika aroma tembakau menguar dari bibirnya. Sejenak, aku tersenyum sendiri lalu meraba pipinya yang mulai memanas. Mengingat Evan, seluruh tubuhku memanas.
Hubungan kami baru seumur jagung, jadi wajar kalau cinta itu masih terasa hangat-hangatnya. Seringkali aku merasakan gempa kecil di dada dan perutku. Kemudian, pualam pipi yang merona saat lelaki itu menyentuhkan buku-buku jemarinya di pipiku. Ah, Evan memang pandai memperlakukan wanita.
Lamat-lamat kudengar suara ponsel berdering. Aku masih yang terduduk di pinggiran tempat tidur spontan berdiri. Mencari di mana ponsel kecil itu berada. Di saat dibutuhkan begini benda itu mendadak menyembunyikan diri. Aku mencoba mengingat-ingat di mana aku meletakkannya semalam. Ah, akhirnya aku ingat. Semalam aku dan Evan berkirim pesan singkat hingga malam, dan tentu saja ponsel itu pasti berada di atas tempat tidurku. Aku membolak-balik selimut, bantal, dan juga guling yang berserakan. Akhirnya, kutemukan juga benda yang sedang berkedip-kedip. Aku tersenyum. Nama Evan tertera di sana.
"Hallo." Aku berjalan ke dekat jendela. Menyingkap sedikit tirai yang menutup kaca jendela kamarku.
"Ka, bisa kita bertemu hari ini?" sambut Evan tanpa membalas sapaanku.
Ada perasaaan tidak nyaman saat Evan tak membalas sapaanku dan mendadak ingin bertemu. Padahal semalam kami sudah makan malam bersama, lalu dilanjutkan dengan saling berkirim pesan hingga larut malam. Apa sesuatu telah terjadi?
Aku menggelengkan kepala, membuang semua pemikiran negatif dari benakku saat ini. Mungkin saja Evan memang ingin bertemu denganku saja. Bukankah wajar jika yang namanya kasmaran selalu ingin bertemu. "Bisa, kita mau ketemuan di mana?" tanyaku.
"Di tempat biasa pukul 15.00."
***
"Aku ingin semua ini berakhir, Inka." Suara berat Evan melindap di gendang telingaku.
Aku mendongak. Menatap pada dua buah manik mata hitam yang biasa menelanjangi diriku. Lelaki itu tertunduk. Hatiku terasa diremas-remas. Ini bukan Evan yang biasa menatapku dalam-dalam.
Aku merasakan firasat buruk.
"Kenapa Evan?" tanyaku dengan nada setenang mungkin.
"Aku tak bisa menjanjikan apa pun padamu," jawab Evan lirih.
Jawaban macam apa ini?
"Aku tak pernah memintamu menjadikanku yang pertama," aku meraih jemarinya. Mencari sisa kehangatan di buku-buku jemarinya.
Evan membalas remasanku pelan. "Aku tak mau menyakitimu lebih lama lagi, Inka."
Aku mencebik.
Aku sudah mempersiapkan hatiku jauh-jauh hari untuk kausakiti sejak kita bertemu dalam keadaan tidak sadar dalam sebuah kamar tanpa sehelai benang.
Hidupku seperti Semangkok Rujak Buah Pedas
Hidup ibarat semangkok Rujak Buah pedas di mana rasa manis, asam, gurih dan tentu saja pedas bercampur menjelma kemeriahan.
Permainan Hunger Games
Terus terang saya bukan bukan movie update, jadi ketika dikasih tema "Apa yang akan kamu lakukan jika terpilih menjadi salah satu peserta Hunger Games?" saya hanya bisa garuk-garuk kepala.
Oke, akhirnya saya mampir ke mbah gugel mencari tahu apa sih hunger games itu. Dan, tetap saya tak mengerti. Duh. Tema yang satu ini sulit banget.
Yang pasti akan saya lakukan adalah mencari cara bertahan untuk hidup. Ya, kemampuan bertahan untuk hidup jarang dimiliki oleh banyak orang dan tentu saja saya tak akan menyerah begitu saja. Masak jauh-jauh menjadi pejuang malah pulang hanya nama. Rugi dong. Lagian saya masih ingin bertemu keluarga dan teman-teman. Kalau saya menyerah, gimana saya bisa ketemu mereka lagi *nangis.
Ps: Maaf kalau postingan ini apa adanya. Karena benar-benar nggak ada ide untuk menulisnya. :)
3 Permintaan
Makin ke belakang tema yang dilempar untuk #30HariNgeblog jadi ajaib. Entah ide yang disampaikan ngasal atau memang ingin menguji kemampuan *dikaplok yang kasih tema :D
Dan, tema hari ini adalah Jika kamu tersesat di hutan. Sebutkan 3 permintaan yang langsung ingin dikabulkan?
Macam baca cerita Aladin aja :D
Baiklah kalau saya tersesat di hutan dan dikasih 3 permintaan dan bisa langsung dikabulkan. Maka inilah permintaan yang akan saya ajukan:
1. Saya mau minta agar hutan disediakan fasilitas seperti hotel, spa, bioskop, supermarket, kendaaran, pasar, dan tak lupa bahan makanan.
2. Saya ingin semua keluarga, teman-teman, kerabat dan orang-orang yang dekat ikut diboyong ke dalam hutan.
3. Andaikan ini hanya mimpi. Saya ingin dibangunkan dan kembali ke rumah tercinta
Halah. Postingan ini hanya mengandung humor belaka. Kesamaan isi hanya kebetulan :D
If i were an artist
Jika diberi kesempatan menjadi orang terkenal. Kamu ingin menjadi aktor atau artis siapa?
Jawabannya adalah
Hillary Duff
Ada yang tahu siapa dia?
Hillary Duff adalah penyanyi muda berkebangsaan Amerika yang dikenal setelah membintangi beberapa film buat disney. Salah satu film yang membuatnya terkenal adalah Lizzie McGuire. Film yang cukup bersinar dan membuat namanya terangkat.
Kenapa dia?
Bagi saya Hillary adalah sosok penyanyi remaja yang bersahaja, tidak terlalu banyak kontroversi dibandingkan Lindsay Louhan yang sama-sama seusianya. Di setiap film yang dibintanginya, gadis ini selalu tampil sederhana, make up yang natural dan cara berpakaian yang casual.
Saya telah menonton beberapa film yang dibintanginya dan selalu dibuat terpukau oleh aktingnya. Untuk urusan vokal, Hillary punya warna suara yang khas. Jadi, dia mudah dikenali dengan ciri suaranya itu. Lagu-lagu yang dinyanyikannya enak didengar telinga.
Berita yang terbaru Hillary sudah menikah dan memiliki seorang bayi yang lucu.
Jika terkenal nanti saya ingin seperti Hillary yang tidak terlalu membuat kontroversial. Hidup yang terlalu banyak kontroversi akan membuatmu pusing 7 keliling.
Jadi, nikmatilah hidupmu dengan penuh kesahajaan ^^
Kekonyolan di masa kecil
Pic: Google.com
Masih pada ingat kan gimana rasanya menjadi anak-anak?
Saya sih ingat sekilas :D
Namanya anak-anak pasti rasa ingin tahunya tinggi. Semua dicoba-coba, kalaupun nantinya nggak berhasil 'emang gue pikirin' :D yang penting apa yang diinginkan terpenuhi. Walaupun akhirnya bikin ortu pusing tujuh keliling :D. Ayo ngaku sapa yang suka bikin emak-bapaknya marah?
Kekonyolan apa sih yang pernah kamu buat saat masih kecil?
Hihi, jawabannya banyak. Saya tulis beberapa yang diingat saja ya. Dan, tolong jangan diketawain karena saat nulis ini saya juga malu.
1. Saya pernah pegang rumah tawon yang dikira daun. Alhasil kepala saja benjol karena disengat.
2. Pernah nelan kelereng kecil. Karena takut dimarahin sama mami akhirnya nggak pernah cerita. Baru lega setelah kelerengnya berhasil keluar lewat Pup :D
Politik itu...
Terus terang agak bingung juga mau nulis apa soal politik. Soalnya saya hanya orang awam yang nggak seberapa suka ngurusin hal-hal yang nggak dimengerti.
Buat saya politik itu alat yang berhubungan dengan kekuasaan. Di mana yang dominan berada di atas dan yang di bawah hanyalah pengikut. Kalau ditanya seperti apa kondisi politik di Indonesia? Jawabannya membingungkan. Semua orang berlomba-lomba ingin duduk di kursi pemerintahan tanpa mempertimbangkan kemampuan yang mereka punya. Jadinya, saat menerima tampuk kekuasaanm, mereke melakukannya setengah hati. Lebih parahnya lagi ada yang 'bermain-main' dengan jabatannya.
Hasilnya: Makin banyak politisi yang masuk bui.
Yah. Namanya politik. Ada saja yang harus dimainkan dan dipermainkan. Tinggal bagaimana cara kita menjadi tokoh utama. Kalau saya sih nggak mau pusing-pusing mikirin politik. Orang mikirin diri sendiri aja puyengnya setengah mati :D
Pesannya sih satu buat para orang yang terjun ke dunia politik: sesekali tengoklah ke bawah dong, Pak!
Nikah Siri? Hmmm
Sebenarnya saya dulu pernah bikin postingan ini. Namun, tidak ada salahnya untuk kembali menuliskan apa yang ada di benak.
Pertanyaan yang diajukan sebenarnya tidak cukup sulit. Apa sih pendapatmu tentang Nikah Siri?
Tapi, yang sulit adalah bagaimana menjawabnya *apa sih
Sekelumit kata untuk mami
Dear Mami,
Aku tahu cara mendidik kami yang keras adalah wujud kasih sayangmu. Mami, ingin kami mengerti bahwa hidup ini keras dan jika tak terbiasa. Kita akan tergilas.
Dulu, mungkin aku menganggap apa yang mami lakukan adalah menyakitkan. Namun, seiringnya waktu aku belajar untuk memahami apa dibalik sebuah tindakan.
Terima kasih ya, Mi.
Engkau ajarkan ananda untuk selalu tegar, tidak mudah menyerah dengan keadaan.
Semoga Allah selalu melimpahkan kesehatan pada mami. Agar bisa menyaksikan putri terakhirnya duduk di pelaminan :')
Amin.
Salam Hangat,
Aku
Surat Cinta untuk Papi
Dear Papi,
Tak banyak kata yang ingin kusampaikan padamu. Karena aku sadar bahwa rangkaian kata tak pernah cukup untuk mewakili semua rasa sayangku padamu.
Kita memang tak begitu dekat layaknya seorang anak perempuan dengan ayahnya. Namun. Aku tahu papi punya cara untuk mencintaiku.
Aku suka saat kita mendiskusikan banyak hal, bertukar pikiran dengan ilmu yang kita punya.
Semoga Allah selalu melimpahkan kesehatannya pada papi. Agar aku punya kesempatan untuk mengenalkan lelaki yang kelak akan meminangku :')
Ah, aku memang tak pandai menyusun kata.
I love u pi
Salam hangat,
Aku
London
Dulu, saat duduk di bangku kuliah kalau ada yang tanya negara mana yang paling ingin dikunjungi? Jawabannya selalu Jepang. Ya, saya ingin sekali berkunjung ke negara matahari terbit itu sambil memandangi bunga-bunga Sakura yang bermekaran. Mengunjungi Tokyo Tower, atau berkeliling kota yang penuh keunikan itu.
Belakangan ini, saya malah terobsesi pada satu negara yang termasuk benua biru yaitu London. Negara yang satu ini selain memiliki arsitektur kuno yang menarik. Negara yang terkenal dengan jam Big Ben memiliki taman-taman kota yang layak untuk dikunjungi. Tahu sendirilah kondisi taman di Indonesia. Nggak ada yang terawat atau saya yang nggak pernah melihatnya?
Saya seringkali membayangkan bisa berkunjung ke London saat musim gugur. Melihat daun-daun maple berwarna hijau berganti warna menjadi warna-warna musim gugur yang cantik. Sambil memakai jaket berbulu tebal dan boot-boot cantik berjalan melewati tumpukan daun maple seperti adegan film yang pernah saya tonton.
Ah, kapan ya bisa ke sana?
Satu hal lagi kenapa saya ingin sekali ke London?
Tentu saja, karena pria-pria Inggris itu Hot dengan aksennya. Hihi, meskipun butuh perhatian yang lebih saat harus mengobrol dengan mereka. Tahu sendiri kan kalau aksen british itu suka sulit untuk dimengerti. :D
Jadi, Negara apa yang ingin kamu kunjungi?
Pengagum
Aku hanya ingin menjadi seseorang yang mengagumimu dengan diam-diam
Kita hanya saling melintas. Untuk membuktikan bahwa cinta pernah ada
Now Is Good (Review Film)
Liburan Impian Ala TIka
Beberapa hari ini diri saya lagi dilingkupi kejenuhan dalam menulis. Biasanya kalau sudah begini saya memilih untuk membaca novel, tapi hasilnya sama saja. Jadi, maaf kalau dua hari ini belum memposting apa pun.
Baiklah, kembali ke pembahasan utama :D
Saya termasuk orang rumahan. Hampir semua kegiatan sehari-sehari banyak dihabiskan di dalam rumah, kecuali di pagi hari saya harus bekerja. Saya sebenarnya bukan orang yang menolak keramaian, hanya saja berdiam diri di dalam kamar itu lebih menyenangkan ketimbang berdesakan dengan banyak orang di mall.
Dan, ketika ditanya seperti apa liburan impianmu? Saya terpaksa harus berkhayal dulu :D *abaikan.Kalau dikasih kesempatan untuk liburan. Saya akan memilih London.
Buat saya negara London itu keren. Arsitek bangunannya yang vintage membuat negara itu menjadi unik. Mudah-mudahan akan ada kesempatan bagi saya berkunjung ke negara itu.
Beberapa hal yang akan saya lakukan saat berada di negara itu:
1. Berkunjung ke taman-taman kota dengan berbekal novel.
Rasanya menyenangkan membaca di kursi taman dengan ditemani daun-daun yang berguguran. Kalau bosan membaca, saya akan melamun. Menikmati semua pemandangan yang ada.
2. Foto-foto.
Tentu saja kegiatan yang satu ini wajib untuk dilakukan. Mengambil diri saya di setiap sudut kota London. Dan, jika memungkin saya akan berfoto dengan penduduk lokal di sana,
Pahlawan itu adalah dokter
Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis tentang kisah ini. Hanya saja waktu tak memberi kesempatan dan, kebetulan tema hari cocok sekali. Jadi, tak ada salahnya untuk menceritakannya.
Kalian sudah siap?
Beberapa dari pembaca mungkin telah mengetahui tentang riwayat kesehatan saya. Kalau nggak salah saya pernah membahasnya dalam sebuah postingan di blog ini.
Buat saya seseorang yang paling berjasa selain kedua orang tua adalah Prof. Tina Prasodjo. Beliau adalah salah satu dari sekian Dokter Jantung Senior yang ada di RSUD di Surabaya. Jabatan beliau saat itu adalah Kepala Bagian Jantung Anak.
Sejak lahir, saya mengalami kelainan jantung bawaan. Karena terbentur masalah biaya dan usia saya yang terlalu kecil membuat kedua orang tua lebih memilih untuk rawat jalan. Hingga suatu hari, orang tua saya kembali mendapat surat panggilan dari RS yang mengharuskan agar saya kembali melakukan pemeriksaan.
Permainan masa kecil yang ingin saya mainkan kembali.
Masa kecil saya tidak cukup istimewa. Kondisi kesehatan membuat saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah ketimbang bersama teman-teman. Namun, bukan berarti kedua orang tua saya melarang untuk bermain asalkan ketika sudah lelah saya harus berhenti.
Saya tahu bagaimana rasanya main benteng-bentengan, engkle, gobak sodor, anjing dan kucing, petak umpet, mencari capung di lapangan terbuka, bermain layangan, main bekel, dakon, dll.
Hihi. Ternyata banyak juga permainan yang sudah pernah dimainkan ketika anak-anak. Dan rasanya di usia begini saya kembali merindukan masa-masa itu. Bagi saya itulah masa anak-anak sebenarnya.
Anak-anak sekarang lebih disibukkan dengan permainan virtual ketimbang aktivitas fisik yang menguras banyak energi. Banyak orang tua yang lupa bahwa permainan yang melibatkan koordinasi semua gerakan tubuh lebih membentuk kepercayaan diri anak-anak ketimbang hanya duduk dengan tatapan kosong pada komputer tablet.
Dan, permainan yang sangat ingin saya mainkan adalah bongkar pasang alias paper doll.
Permainan sederhana dari tokoh-tokoh barbie yang terbuat dari kertas. Namun, bisa meningkat kemampuan berimajinasi dan kemampuan berbahasa. Karena saat memainkan ini kita dirangsang untuk membuat sebuah jalan cerita bagi tokoh yang kita mainkan.
Saat saya seusia sekolah dasar, separuh dari uang jajan selalu saya belikan bongkar pasang. Bahkan sampai rela berdesak-desakan dengan beberapa teman demi mendapatkan boneka yang terbaik. Rasanya puas saat bisa menemukan bongkar pasang yang besar dengan bermacam-macam pakaian yang menarik.
Jadi, kalau ditanya dari mana kemampuan berkhayal saya datang? jawabannya dari permainan ini.
Kalau kamu suka main apa?
10 Hal sebelum mati
Pic courtesy: @zaydustman
Segala yang bertumbuh pada akhirnya kan mati
Ketika mendapat tema ini saya jadi ingat sebuah film yang diperankan Dakota Fanning yang berjudul Now Is Good. Di film itu Dakota divonis kanker leukimia dan hanya mampu bertahan selama 3 bulan. Di saat hidupnya yang tak lagi panjang. Dakota menuliskan semua keinginannya pada di dinding kamarnya.
Baiklah. Mari kembali ke poin utama.
Sebenarnya saya jarang sekali menulis resolusi bahkan hampir tidak pernah. Kecuali deadline untuk tulisan. Berhubung tema hari ini berhubungan dengan segala keinginan. Jadi, tidak ada salahnya menuliskan beberapa keinginan yang belum terpenuhi. Antara lain:
1. Saya ingin umroh atau naik haji. Rasanya merindukan kembali tanah suci. Rindu menghidu aroma Kabbah
2. Menikah. Iya dong, sebelum ajal mejemput. Saya ingin memiliki seorang pasangan yang mau menua bersama, merawat anak-anak kita.
3. Punya buku Solo. Sebuah novel dengan nama saya tertera di sana.
4. Pergi ke eropa. Mencari lelaki bermata hijau ;))
5. Beli kamera DSLR. Lagi pengin belajar motret.
6. Travelling. Pergi sendirian ke suatu daerah.
7. Tetap mengajar.
8. Punya taman bacaaan
9. Punya anak :)
10. Khatam Al quran
Ketakutan Terbesar
Ketakutan hanya akan membuatmu diam di tempat --tak bergerak
Hal yang paling saya takutkan adalah ketika saya menikah kelak. Kondisi kesehatan membuat saya tak pernah berpikir jernih bagaimana jika nanti saya menikah.
Apakah saya mampu?
Pertanyaan itulah yang sering menjejali benak dan menimbulkan ketidakpercayaan diri.
Entah berapa banyak orang yang mencibir bahwa saya terlalu pemilih, belum lagi respon banyak orang ketika mengetahui saya sedang sakit.
Cinta (bukan) monyet
Tahu kan. Seumur SMP dulu, pasti kita naksirnya sama yang kinyis-kinyis :))
Sampai suatu hari teman saya bilang kalau sebenarnya Adi ada 'rasa' sama saya.
Kapan terakhir mengirim surat
Tema yang diajukan oleh kakak ugha cukup unik dan harus mengorek informasi lama :))
Kapan sih terakhir mengirim surat?
Jujur. Saya ini penggemar menulis surat. Saat SD dengan tulisan tangan alakadarnya saya sering mencari sebuah nama di majalah bobo atau mentari untuk menjadi sahabat pena. Beberapa surat dibalas dan kami saling berkirim surat (koleksinya belum ketemu :( ).
Hihi. Rasanya mengagumkan dan bangga ketika seseorang menuliskan surat untuk kita. Kadang suka aku pamer-pamerin sama teman sekolah *maklum dulu masih ababil :))
Selain sahabat pena, saya suka nulis surat buat artis :D. Dengan percaya diri, beberapa kali saya menulis surat untuk mereka. Nggak terhitung jumlahnya.
Duit 1 M, mau dong?
Hai, ketemu lagi dengan saya.
Tema yang dilempar hari ini buat saya absurb banget. Soalnya saya cuman bisa berandai-andai *gigit jari.
Oke, tema hari ini adalah
Kalau kamu dikasih duit 1M apa yang akan kamu lakukan?
Kalau saya dapat duit 1M yang akan dilakukan pertama kali adalah melongo :)) Soalnya belum pernah megang uang banyak apalagi 1M dan nanya sama yang ngasih apa benar memang buatku.
Selanjutnya setelah yakin uang itu untukku, maka yang akan saya lakukan adalah:
1. Keliling Eropa.
Dari dulu saya ingin berkunjung ke benua biru itu. Menikmati 4 musim yang tidak pernah saya rasakan dan tentu saja mencari pria bermata safir. *halah.
2. Pergi Umroh bareng keluarga besar kalau perlu pesawatnya aku sewa.
3. Beli semua novel yang saya inginkan.
4. Membeli semua rumah kecil yang memiliki balkon agar saya bisa menikmati senja.
5. Beli Kamera. Saya ingin banget punya kamera hiihi.
6. Travelling ke beberapa kota
Kayaknya segitu aja deh. Kalau kebanyakan nanti malah lebih dari 1M. Rugi dong ;)) *apasih
Tulisan ini beneran absurb.
Salam hangat,
Luphyta
Kemenangan terbesar
Yeay. Sudah memasuki hari ke-3 itu artinya ada tema baru yang dilemparkan.
Dan, hari ini saya diberi kesempatan untuk memilih tema.
Jreng...jreng
Apa sih kemenangan terbesar dalam hidupmu?
Well. Terus terang tema ini terlintas begitu saja di benak saat bangun tidur tadi pagi dan saya rasa setiap orang pernah punya kemenangan terbesar dalam hidupnya. Jadi, tidak ada salahnya kalau kita bahas soal ini.
Kemenangan terbesar dalam hidup saya adalah ketika bisa mengalahkan ketakutan yang selama ini menjejali hidup.
Jujur. Saya dulunya seorang yang tak percaya diri. Setiap apa yang dikatakan orang tentang saya pasti akan saya terima mentah-mentah. Akibatnya saya takut mendengar penilaian orang lain.
Kalau saya tidak salah ingat. Ketakutan ini berawal saat saya duduk di bangku SMA.
Saat itu saya baru saja menjalani operasi besar dan sedikit membuat jiwa saya tergoncang. Saya menarik diri dari lingkungan dan memilih menjadi anak yang biasa saja.
Saya takut dengan semua respon orang lain terhadap kondisi kesehatan saya. Tepatnya saya muak dikasihani. Dan, sejak itulah saya tak pernah menganggap diri saya memiliki kelebihan.
Menginjak perguruan tinggi. Rasa takut itu semakin tinggi. Setiap bertemu seseorang yang dominan dari saya. Nyali langsung ciut. Entah berapa kali sahabat saya harus memberitahu bahwa semua baik-baik saja.
Yang terparah, saya paling takut bicara di depan umum. Rasanya puluhan mata seolah menjadikan saya terdakwa. Itulah sebabnya saya sering kesulitan saat presentasi.
Dan, sebuah titik balik membuat saya berubah ketika di hadapkan pada sebuah pekerjaan yang mengharuskan saya memberikan pelayanan kepada orang lain.
Dari situ saya belajar bagaimana mengatasi ketakutan dan tersenyum lebar saat ada seseorang yang menghargai kita karena kemampuan yang kita miliki.
Puncaknya saat saya didaulat untuk mengikuti lomba dongeng. Di mana saya harus berdiri di depan panggung untuk bercerita di depan banyak orang.
I did it very well.
Meskipun tak juara tapi saya berhasil mengalahkan ketakutan itu. Ketakutan yang selama ini hanya membuat saya merasa 'kecil'
Lambat laun itu mengubah pola pikir saya. Bahwa saya pun bisa melakukan yang orang lain bisa. Dan, saya bangga pada diri saya sendiri.
Hidup memang keras, tapi bukan berarti kita menyerah pada keadaan. Sebab itu yang akan membahagiakanmu
Passion
What is your passion?
Passion itu bagi saya ibarat sebuah mimpi yang membuat hidup lebih bersemangat.
Bisa dibayangkan bagaimana jika seseorang tak punya mimpi untuk diraih? Mungkin hidupnya monoton.
Kalau kita tilik lebih jauh. Berapa sih di antara kita yang memilih pekerjaan sesuai hasratnya? Mungkin jawabannya jarang. Kebanyakan orang lebih memilih jalur aman yaitu bekerja seperti kebanyakan orang lainnya bahkan jauh berbeda dengan apa yang diimpikannya. Pada akhirnya yang dilakukan adalah sebagai upaya pemenuhan kewajiban. Jadi, jangan salahkan kalau korupsi ada di mana-mana.
Oke. Kembali ke pertanyaan pertama. "Apa impian terbesarmu?"
Terus terang sejak dulu saya nggak suka birokrasi. Saya lebih suka pekerjaan yang menyenangkan seperti menjadi penulis. Meskipun bagi beberapa orang pekerjaan menjadi penulis itu tidak lebih keren dari seorang dokter. Tapi, ada rasa bangga saat orang mengagumi karya kita. Rasanya seperti ada kepuasan sendiri.
Kedua orang tua saya adalah PNS. Otomatis mereka berdua juga menginginkan saya mengikuti pekerjaan mereka. Tapi, sayangnya saya bandel. Hihi. Saya lebih milih jadi penulis dan guru TK karena itu sesuai dengan jiwa saya. Beberapa orang mencibir pekerjaan saya, tapi saya nggak pernah ambil pikir.
This my own life
Bukankah Tuhan sudah mengatur semuanya?
Jalan saya menjadi penulis memang tidak mudah. Butuh perjuangan dan kerja keras demi mewujudkan mimpi yaitu agar karya saya bisa dinikmati banyak orang. Saya percaya kelak apa yang saya telah lakukan tidak pernah sia-sia. Lebih baik kehabisan napas mengejar impian ketimbang meratapi diri sendiri.
Karena mimpi akan tetap menjadi bunga tidur kalau kita tak pernah bergerak maju.
Jadi. Apa passionmu?
Prolog
Hari ini seorang kawan tiba-tiba menantang saya untuk menulis di blog selama 30 hari. Well, ini bukan kali pertama saya turut serta dalam tantangan seperti ini.
Pada dasarnya tantangan menulis setiap hari dengan tema yang berbeda itu cukup menarik. Selain melatih kemampuan menulis, juga bisa menggali ide sebanyak-banyaknya. Apalagi jika disertai deadline waktu. Rasanya adrenalin terpacu untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Well. Saya nggak mau panjang lebar. Intinya dalam 30 hari ke depan kalian akan saya suguhi dengan tulisan yang mungkin beragam.
Jangan lupa mampir dan meninggalkan jejak. Karena apresiasi kalian memberiku semangat.
Semoga saya bisa melewati tantangan ini.
Salam Hangat,
Luphyta
Perihal Memaafkan
Ketika kamu membuka hatimu untuk orang lain. Bersiaplah untuk terluka
Tak pernah mungkir bahwa kerap kali kita terluka oleh orang lain. Entah itu pasangan, sahabat, keluarga atau oleh diri kita sendiri.
Entah berapa banyak luka yang sudah kita goreskan pada hati kita. Mungkin kalau bisa protes si hati akan memasang lapisan pelindung, tapi sapa yang bisa menolak rasa sakit.
Bukankan Tuhan menciptakan rasa sakit sepaket dengan kebahagiaan?
Jika pada akhirnya hati kita terluka masa satu-satunya jalan adalah dengan memaafkan
Memaafkan memang bukan perihal mudah apalagi jika kita berada di posisi yang terluka. Memaafkan ibarat menarik dengan paksa luka yang masih menganga lebar. Menyakitkan.
Namun, rasa sakit perlahan akan Menghilang. Karena sebagian dari diri kita tanpa sadar telah merelakan rasa sakit untuk pergi. Ya. Memaafkan erat kaitannya dengan merelakan diri kita untuk berdamai dengan rasa sakit.
Jadi, maukah kamu memaafkan orang di sekitarmu?
What If
Bagaimana jika aku mencintaimu, tapi kamu tidak
Bagaimana jika aku menginginkanmu, tapi kamu tidak
Mungkin hanya aku
Hanya aku saja yang menginginkanmu melebihi apa pun
Dan, seandainya semesta tidak pernah berkonspirasi kepada kita
Mungkin hanya aku yang tetap di sini
Mengeja setiap huruf menjadi sebuah cinta
Mentasbihkan namamu berkali-kali di dada
Mungkin hanya aku
Dan, hanya ada jika dalam benakku
Pic: koleksi pribadi
Sepasang Senja di matamu
Aku suka memandang matamu berlama-lama
Tenggelam di dalamnnya
Matamu selalu menjanjikan keteduhan
Mungkin saja Tuhan telah meletakkan senja di sana
karena ketika kumenatapnya langit abu-abu di mataku berganti merah menyala
Menyisakan kehangatan yang menjalari seluruh tubuhku
Kamu.
Bilang saja aku Pecandumu
Aku suka segala tentang kamu
Punggungmu
Matamu
Hidungmu
Bibirmu yang mengatup
juga sepasang lengan kokohmu
Bilang saja aku mencandui segala tentangmu
Ya. Segalanya
Ini bukan saja perasaan cinta
tapi, lebih dari itu
Aku menggilaimu dengan seluruh hatiku
Bagaimana cara mengedit Naskah (Writing Tips)
Secangkir kenangan
Bagaimana kalau kita nikmati sore ini dengan secangkir kenangan tentangmu?
Lalu, kita sulut menjadi abu. Hingga rindu tak terlalu mengaduh.
Cangkir di hadapanku tak ubahnya rasa perih yang kausisakan dalam perjalanan kisah kita.
Getirnya menjelma punggungmu yang tak lagi membalik ke arahku.
Dan, aku memilih menikmatinya.
Karena cinta tak selamanya berakhir baik-baik saja
Gambar: @zaydutsman
Lelaki dengan Kamera
[caption id="attachment_2606" align="alignnone" width="498"] gambarnya dari google[/caption]
Mungkin terlalu dini kalau kusebut ini jatuh cinta
sepintas rasanya sama dengan saat aku kali pertama merasakannya
Senyum-senyum sendiri, bahagia, berdebar-debar, rindu yang tak pasti
Namun, aku ragu tentang semua ini
Bolehkah kalau ini kusebut dengan rasa kagum
Ya...itu hanya perasaan takjub
Melihat siluet laki-laki itu saat mengambil gambar atau tanpa sengaja lensa itu mengarah kepadaku.
Lelaki itu terlihat tampan dengan kameranya
Sudahlah.
Kupikir aku hanya akan jadi penggemarnya saja. Karena kulihat sebuah cincin tanpa mata melekat di jari manisnya.
Update Juga deh
Hallo semua.
Maaf ya kalau akhir-akhir ini jarang update blog. Soalnya sedang sibuk dengan pekerjaan dan proyek menulis. Padahal banyak cerita yang ingin kubagikan pada kalian. Bagaimana kalau lain kali saja ya. Ingatkan aku tentang hal ini.
Salam hangat,
Luphyta
“A friend is someone who knows all about you and still loves you.”
― Elbert Hubbard
Hidup itu seperti berjalan di sebuah persimpangan. Langkah kakimulah yang menentukan jalannya
Siluet senja
Aku menyebutnya lelaki senja
Siluetnya membelakangi matahari yang perlahan kembali ke peraduan
Menyisakan kumpulan warna merah bercampur merah muda di langit
Lelaki itu tak pernah tersenyum
Tiap kali aku melihatnya, kedua mata hitam itu seperti mati
Sinar kehidupan sepertinya telah lama pergi
Ada apakah gerangan, Tuan?
Aku hanyalah penggemar
yang diam-diam memandang punggungnya dari kejauhan
lalu, ketika punggung itu berbalik dengan cepat aku berlindung
Tuan, janganlah kau bersedih
Bukankan matahari akan kembali esok hari?
Sama seperti diriku yang selalu menunggumu dari balik pohon itu
[caption id="attachment_2547" align="alignnone" width="500"] Google[/caption]
Tentang Pekerjaan
Sepertinya bulan-bulan ini pembicaraan tentang Seleksi Pegawai Negeri Sipil sedang ramai diperbincangkan. Bahkan beberapa kali saya mendapat broadcast, email yang berisi tentang formasi yang dibutuhkan oleh departemen-departemen. Rasanya semua orang ingin menjadi PNS dengan pandangan bahwa Gajinya besar dan dapat pensiun.
Orang tua saya adalah PNS minded. Mereka ingin ketiga anaknya menjadi PNS karena katanya itu akan menjamin hari tuanya kelak. Sayangnya, saya sedikit membangkang. Saya bukan orang yang terlalu 'ingin menjadi PNS'. Bagi saya setiap pekerjaan itu sama saja asalkan kita kerjakan dengan sungguh-sungguh dan tentu halal. Tidak perlu bergelimang banyak harta kalau pada akhirnya harta tersebut habis untuk membayar jaminan di penjara, atau berakhir di tempat-tempat yang tidak tepat. Tidak bermaksud bersifat subjektif, ini semata opini saya saja.
Bolehkan aku jatuh cinta lagi?
Hmm...rasanya sudah lama tidak merasakan jantung ini berdebar saat melihat sosok yang kita sukai, senyum-senyum sendiri saat si dia membalas pesan singkat yang kita kirimkan atau pasang suara manja saat dia menelpon kita. Belum lagi selalu jaga image agar kelihatan menarik di mata gebetan.
Jatuh cinta itu ribet ya?
Eh, tapi aku menikmati keribetan itu. Walaupun terkadang suka nangis nggak jelas kalau pada akhirnya ditolak atau dicuekin. Tetap saja jatuh cinta itu candu. Sakit, tapi ingin diulang kembali.
Dan, sekarang aku ingin kembali jatuh cinta. Masih boleh kan?
List to do before 30
Uhuk, sebenarnya postingan ini krusial banget buat diriku, dan daripada hanya ada di khayalanku saja. Kenapa tidak dicoba untuk dituliskan.
Tes 1...2...3...
Kalau ada yang tanya 'Impian apa yang ingin dicapai sebelum umur 30?'
Jawabannya adalah:
Pertama: Impian terbesarku saat ini adalah mempunya novel solo. Iya dong. Masa teman-teman seperjuangan sudah pada melahirkan buku-buku baru, dan aku masih stuck dengan kumpulan cerpen yang kemarin. Nggak produktif banget kan ya?
Doakan saja salah satu naskah saya ketemu jodoh, dan impian yang sayang inginkan terwujud. Tapi, jika belum juga itu artinya harus bersabar dan banyak belajar lagi :)
Kedua: Impian kedua saya tentu saja adalah mendapatkan pasangan hidup alias menikah. Iya, ingin cepat-cepat nikah biar galaunya tidak berkepanjangan dan tidak memenuhi beranda teman-teman dengan tulisan melow yang perih teriris.*tepok jidak.
Eh, tapi ada yang mau bantuin saya nyari jodoh? Bisa nambah pahala loh nolongin teman yang lagi galau :D. Ya, semoga saja sebelum usia ke-30 yang sebentar lagi akan datang, aku sudah memiliki pendamping hidup yang mau menua bersama.
Anyone?
Ketiga: Impian yang ketiga adalah traveling. Selama ini kalau jalan-jalan selalu sama orang tua atau keluarga. Sesekali ingin deh berpergian keluar kota sendirian, Pengin ngetes keberanian juga, soalnya selama ini selalu ditemani mami dan papi. Ya, semoga saja akan ada kesempatan.
Kayaknya cukup deh impiannya. Pokoknya berharap saja semoga apa yang diimpikan itu bisa terwujud. Bukankan berpikir positif itu sama dengan berdoa. Aminn
Sapaan Malam
Apa kabar kalian semua? Semoga selalu sehat dan bersemangat. Akhir-akhir ini ngerasa nggak kalau siang hari panasnya menyengat? Apa hanya di kota Surabaya saja ya yang merasakan panas menyengat?
Pasti kalian berpikir postingan saya ini nggak penting. Maklum setelah vakum beberapa dari blog ini membuat saya sedikit kesulitan untuk memposting artikel. Kiranya postingan sederhana ini membuat teman-teman merasa terhibur.
Selamat beraktivitas teman-teman.
Salam hangat,
Luphyta :)
Love Quote 1
I have found the paradox, that if you love until it hurts, there can be no more hurt, only more love.
Lelaki, di bulan ke delapan ternyata kenangan tentangmu belum juga luruh.