Mengapa Orang Tua Harus Mengerti Dengan Gaya Belajar Anak?

Mengapa Orang Tua Harus Mengerti Dengan Gaya Belajar Anak?




Holla,

Udah lama ya saya nggak nulis yang berhubungan dengan anak. Kebetulan kok pas saya lagi kangen sama murid-murid di sekolah. Mungkin saja tulisan ini bisa mengobati kerinduan saya akan murid-murid. FYI, bahwa sebelum menjadi full time blogger, saya adalah salah seorang Guru Taman Kanak-Kanak di Surabaya.


Saat masih mengajar dahulu saya sering banget mendapat curhatan/keluhan orang tua yang kebingungan gimana ngajarin anak.  Ada berbagai permasalahan yang masuk di antara kesulitan bikin anak konsentrasi, kesulitan ngajarin anak membaca, dll.

Sebagai seorang guru tentu saya memberikan saran dan beberapa cara supaya bisa diterapkan di rumah. Ada yang sukses dan ada yang balik beberapa kali karena merasa anaknya tidak mengalami perubahan.

Ada sebuah cerita menarik. Ada seorang Ibu yang beberapa kali datang menemui saya. Katanya anaknya tidak mengalami kemajuan tentang huruf. Padahal beberapa kali saya sudah memberinya metode yang bisa diterapkan di rumah. Selidik punya selidik ternyata dia gak pernah nerapin apa yang saya minta. Dueng. Oalah yo.
Anak Belajar Banyak Bahasa, Kenapa Tidak?

Anak Belajar Banyak Bahasa, Kenapa Tidak?



Anak Belajar Banyak Bahasa, Kenapa Tidak? 


Saya beruntung berada di dalam lingkungan keluarga yang mendukung dalam banyak hal. Mami dan Papi selalu berusaha supaya ketiga anaknya tidak merasa ketinggalan seperti anak lainnya. Emang terlihat seperti orangtua yang egois di mana memaksa anak-anaknya mengikuti ini itu. Belakangan, saya menyadari bahwa mereka ingin anak-anaknya berkembang, termasuk soal bahasa.

Bicara soal bahasa, di rumah kami ada sebuah peraturan khusus. Di mana kami harus menggunakan menggunakan Bahasa Madura sebagai bahasa sehari-hari. Kalau di luar rumah mah urusanmu. Menurut Mami, peraturan itu dibuat supaya kita lebih menghargai bahasa daerah. Sampai sekarang saat pulang ke kampung halaman, kami selalu berusaha berkomunikasi menggunakan bahasa Madura.

Masih soal bahasa. Di era saya masih mengenakan seragam merah putih, Bahasa Inggris itu adalah bahasa dewa. Melihat orang-orang yang bisa berbahasa Inggris sering membuat saya terpana. Maklum, di Madura sendiri saat itu belum ada pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar. Kalau tidak salah saat itu hanya berlaku di Surabaya.
Dua Sisi Media Sosial

Dua Sisi Media Sosial

Dua Sisi Media Sosial- Sejatinya, sebagai makhluk sosial manusia memiliki kebutuhan dasar untuk didengar dan diperhatikan oleh orang lain. Hal inilah kemudian mendasari munculnya media sosial. Salah satu fungsinya adalah memfasilitasi kita akan kebutuhan di atas. 


Sebelum kehadiran Facebook, kita lebih dulu kenal yang namanya MIRC, multiply, blog. Orang-orang berbondong- bondong mencobanya. Saya salah satunya. Sempat kecanduan yang namanya chat pakai mirc. 

Lalu, muncullah yang namanya Facebook dengan tampilan yang berbeda dari Friendster. Awal mencoba sempat kebingungan lantas menjadi kecanduan. Rasanya tanpa mengupdate status terbaru di Facebook ada yang kurang.

Kita Tidak Akan Pernah Membuat Puas Orang Lain

Kita Tidak Akan Pernah Membuat Puas Orang Lain

Source



"Kuliah tinggi-tinggi. Kerjaanmu cuman gitu aja?
Er...sering banget saya dengar komentar begini. Apalagi saat mereka tahu apa pekerjaan Saya. Lebih-lebih ketika mereka mengetahui berapa nominal gaji yang saya terima tiap bulannya. Kebanyakan mereka pasti memandang saya dengan penuh tanda tanya.

"Kamu yakin bertahan dengan gaji segitu?"

Respon yang saya berikan biasanya cuman senyum dan bilang 'disyukuri aja.' Lantas mereka tertawa kok bisa-bisanya aku bertahan kerja di tempat yang sama dengan nominal gaji yang nggak sesuai dengan tingkat pendidikan. 

Tahu nggak? Kebanyakan yang ngomong begitu malah orang-orang di sekitar saya. I don't know bagi mereka pekerjaan saya itu seperti main-main. 

Haha...Saya cuman ngakak kalau dikatain begini.
6 hobi yang bisa membantu melawan stress

6 hobi yang bisa membantu melawan stress


6 hobi yang bisa membantu melawan stress- Rutinitas sehari-hari yang padat seringkali membuat kita kelelahan. Tekanan yang berat setiap harinya bisa memunculkan stress dalam diri akibatnya kita jadi mudah tersinggung, kepayahan, susah tidur, susah berkonsentrasi dan daya tahan tubuh menurun. 


Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu aktivitas kerja dan bahkan hubungan sosial dengan teman, pasangan dan keluarga. Ujung-ujungnya kita menarik diri dari lingkungan sosial dan lebih senang menyendiri. Rentan terhadap penyakit. Pokoknya nggak nyaman deh.

Hal-Hal Berikut Bisa Bikin Masa Lajangmu Lebih Bahagia

Hal-Hal Berikut Bisa Bikin Masa Lajangmu Lebih Bahagia


Memegang status lajang kadang jadi dilema dan rawan banget kena bully.  Dilemanya itu adalah tiap kemana-kemana sendiri dan akan selalu ada pertanyaan 'kapan nikah?' yang selalu menghantui. Entahlah, saya masih bertanya-tanya kenapa orang-orang itu kepo banget sama status lajang seseorang.

Melajang bukan nista. Toh setiap orang memiliki pilihan sendiri-sendiri akan jalan hidupnya. Bukan berarti yang lajang juga tak ingin menikah. Mungkin mereka terlalu lelah dengan kehidupan cinta yang tak jelas atau memilih waktu yang tepat untuk mendapatkan pasangan.

[Guest Posting] Mengenai Bertahan Hidup

[Guest Posting] Mengenai Bertahan Hidup

              


                “Saya kan, nggak kerja, Din.”

                “Tapi kan, kamu survive.

Penggalan percakapan di atas saya lakukan dengan sahabat saya, Dina. Dia adalah teman satu kampus saya dahulu, di Universitas Negeri Surabaya. Di kampus tersebut, saya mengambil Jurusan Teknik Eletktro, prodi Manajemen Informatika. Oh, jadi Mbak Wulan seorang sarjana? Iya. Saya kuliah selama kurang lebih empat tahun setengah. Kira-kira, dua tahun lalu saya baru saja lulus kuliah.

                Jadi, sekarang kerja di mana?

Seringkali, saya merasa sewot ketika seseorang bertanya, saya bekerja di mana. Bukan apa-apa, ini murni karena sejak saya lulus kuliah, tak satupun perusahaan yang saya lamar, menerima saya menjadi karyawan mereka. Sudah puluhan kop surat melayang ke perusahaan-perusahaan melalui kantor pos, surel, maupun saya datangi langsung. Ada beberapa yang memanggil untuk interview dan ada beberapa yang tak memberikan feedback sama sekali.
Jangan Ajari Anakmu Melanggar

Jangan Ajari Anakmu Melanggar



queque, children, kids, antri





Ilustrasi:

Pernah dong. Lihat ibu-ibu naik motor pakai helm, sarung tangan dan masker. Eh. Anaknya yang dibelakang kagak pakai helm. 

Terus ada bapak-bapak pas di lampu merah nyelonong aja. Bawa anak. Dua-duanya nggak pakai helm.

And, terakhir Anak SD kelas 3 pakai motor berboncengan sama dua temannya tanpa helm.
5 Langkah Membuat Anak Keranjingan Belajar

5 Langkah Membuat Anak Keranjingan Belajar






5 Langkah Membuat Anak Keranjingan Belajar


 Sebagai Guru sudah sering saya mendapatkan pertanyaan Bagaimana Cara Membuat Anak senang Belajar?

Beberapa orangtua yang datang ke saya masih suka bingung untuk menarik minat putra-putrinya dalam belajar dan bahkan beberapa dari mereka seringkali tidak sabar saat mengajari anak-anaknya. Akibatnya tuntutan orangtua terhadap sekolah semakin besar. Dengan dimasukkannya ke sekolah. Mereka punya harapan besar agar anak-anak mendapatkan pembelajaran yang lebih.

Lalu, hal apa saja sih yang bisa membuat anak-anak tertarik untuk belajar. Intip yuk lima langkah membuat anak keranjingan belajar.

1. Change the mindset/Ubah Pola Pikir


Pertama yang harus kita lakukan adalah mengubah pola pikir tentang belajar. Kebanyakan orangtua memiliki gambaran bahwa yang namanya belajar itu harus duduk tenang di meja sambil ditemani buku-buku yang bertumpuk.

Pola pikir ini pun sampai terbawa ke sekolah. Tak jarang orangtua atau guru lebih menyukai anak-anak yang duduk tenang di kursi. Mereka lupa bahwa belajar itu bisa di mana saja dan kapan saja. Tidak memulu anak dihadapkan pada buku yang menumpuk. Ajaklah anak Anda belajar di luar rumah. Kenalkan dengan benda-benda yang ada di sekitar kita.

Semisal: saat hujan turun. Kita bisa menjelaskan pada anak mengapa hujan turun? Siapa yang menurunkan hujan?

Dari sebuah fenomena alam saja kita sudah bisa menjelaskan banyak hal pada anak. Bukankah itu juga sebuah pembelajaran?

2. Resouce of learning/Sumber Belajar


Kebanyakan orangtua saat belajar bersama anak hanya bermodal meja, buku, pensil. Mereka lupa bahwa untuk membuat anak cerdas atau menarik minat anak dibutuhkan sumber belajar yang berlimpah.

Sumber belajar bisa meliputi banyak hal. Bahkan yang berdekatan dengan anak atau anak-anak sudah mengenalnya. Jangan ragu untuk memberikan banyak benda atau keluar rumah lebih sering bersama anak demi memperkaya pengetahuan mereka.

Sebelum mulai belajar dengan anak. Persiapkanlah sumber belajar yang memadai. Jika tak ada. Ajaklah anak keluar rumah. Kenalkan pada mereka benda-benda yang masih asing di mata mereka. Jelaskan pada Anak-anak bahwa di dunia ini ada berbagai mavam benda-benda yang asyik untuk diamati.

Percayalah! Dengan sumber belajar yang memadai. Anak akan tumbuh menjadi optimal.


3. Make it Routine/Konsisten



Dalam membentuk anak supaya senang belajar yang kita butuhkan adalah konsistensi. Konsistensi di sini mengacu pada waktu. Buatlah daftar pelajaran bersama anak. Ajaklah buah hati Anda untuk merancang pembelajaran yang sesuai minatnya.

Sekali lagi. Saat membuat jadwal pelajaran. Ajaklah anak turut serta dalam memutuskan pelajaran apa yang ingin mereka pelajari setiap harinya. Kembalikan kepada Anak, apa yang menarik perhatiannya hari ini. Dengan melibatkan anak. Secara tidak langsung mereka merasa dihargai pendapatnya.

Bukankah itu sebuah pembelajaran?



4. Make it fun and out of the box/bersenang-senanglah


Kebanyakan orangtua lupa untuk bersenang-senang dengan anak saat belajar. Bagi kebanyakan orang belajar itu harus serius. Akhirnya orangtua berlomba-lomba menciptakan suasana yang menegangkan untuk anak. Bahkan penuh ancaman. Akibatnya anak belajar dengan terpaksa, muka cemberut dan rewel.

Padahal saat mereka gembira, minat mereka terhadap ilmu akan bertambah. Ketimbang belajar dengan suasana yang tegang, kaku dan penuh ancaman. Biarkan anak-anak berpikir seperti anak-anak yang terkadang mengalahkan logika berpikir.

Ikutlah bersenang-senang bersama anak. Belajarlah bersama. Ciptakan kedekatan dan kehangatan melalui belajar. Bukahkah kita sebagai orangtua suka mendengar anak kita tertawa ketimbang mereka menangis?

Jadi, ciptakanlah suasana belajar yang menyenangkan



5. Take A Break/ Istirahat


Berilah anak anda jeda saat belajar. Biarkan sejenak dia mengambil minum atau berlarian. Memforsir anak-anak untuk terus-terus belajar tidaklah baik. Mereka butuh waktu untuk mengembalikan energi. Tak masalah jika mereka berlarian atau beranjak dari tempat duduk. Itu artinya mereka sudah kelelahan.

Berilah mereka liburan di Hari Sabtu. Biarkan mereka sejenak melupakan pelajaran yang membuat kepala pusing.

Begitulah beberapa saran yang bisa Bunda-Bunda terapkan di rumah. Semoga bermanfaat. Boleh dong share kesini bagaimana cara Bunda-bunda membuat putra-putrinya senang belajar.


Salam hangat,




 
Menjadi Orangtua Bijak

Menjadi Orangtua Bijak


"Anak saya nilainya kok jelek-jelek ya? Padahal saya sudah ikutkan les privat"
****
"Kamu tu ya. Mama udah ikutkan les. Masih aja nilaimu gitu-gitu aja!"

Saya tergelitik. Tiap kali ada orangtua yang datang menanyakan perkembangan belajar anaknya yang lambat.

Biasanya jika ada pertanyaan seperti di atas. Saya akan menyarakan supaya anak-anak tersebut diajari sendiri oleh orangtuanya.

Bagaimanapun orangtua adalah sosok yang paling mengerti tentang anaknya. Bukan orang lain. Herannya, kebanyakan mereka tidak tahu cara menangani anak-anaknya.