Mengapa Orang Tua Harus Mengerti Dengan Gaya Belajar Anak?




Holla,

Udah lama ya saya nggak nulis yang berhubungan dengan anak. Kebetulan kok pas saya lagi kangen sama murid-murid di sekolah. Mungkin saja tulisan ini bisa mengobati kerinduan saya akan murid-murid. FYI, bahwa sebelum menjadi full time blogger, saya adalah salah seorang Guru Taman Kanak-Kanak di Surabaya.


Saat masih mengajar dahulu saya sering banget mendapat curhatan/keluhan orang tua yang kebingungan gimana ngajarin anak.  Ada berbagai permasalahan yang masuk di antara kesulitan bikin anak konsentrasi, kesulitan ngajarin anak membaca, dll.

Sebagai seorang guru tentu saya memberikan saran dan beberapa cara supaya bisa diterapkan di rumah. Ada yang sukses dan ada yang balik beberapa kali karena merasa anaknya tidak mengalami perubahan.

Ada sebuah cerita menarik. Ada seorang Ibu yang beberapa kali datang menemui saya. Katanya anaknya tidak mengalami kemajuan tentang huruf. Padahal beberapa kali saya sudah memberinya metode yang bisa diterapkan di rumah. Selidik punya selidik ternyata dia gak pernah nerapin apa yang saya minta. Dueng. Oalah yo.

Artikel yang lain: Sudahkah hak anak anda terpenuhi?

Cerita yang berbeda. Ada seorang Ibu yang datang pada saya. Beliau ingin porsi membaca untuk anaknya ditambah lagi. Alasannya dia udah nggak sanggup ngajarin anaknya. Rasanya jadi pengin jedukin kepala ke tembok dan bilang, "Bisa Bu. Tapi anaknya saya bawa pulang ke rumah."

Ehm. Sebenarnya mereka bukan nggak bisa tapi bingung gimana cara ngajarin anak yang benar? Mana pekerjaan RT bejibun, anaknya lebih dari satu. Ujung-ujungnya serahin aja ama Guru. Kalau perlu minta les tambahan.

Beres?

Kagak.

Permasalahan itu akan terus terulang.

Sebagai orang tua sudah seharusnya kita memahami karakteristik setiap anak. Mulai dari sifat, kegemaran, kekurangan dan sampai gaya belajarnya.

Hal itu akan memudahkan orang tua dalam memahami diri anak. Sehingga akan terjalin hubungan yang lebih baik.

Pentingnya Orang Tua Mengetahui Gaya Belajar Anak


Permasalahan utama kenapa orang tua sering kesulitan dalam mengajari anak di rumah karena tidak memahami pola belajar anak. Akibatnys kebutuhan dan metode yang diterapkan tidak tepat. Anak yanh seharusnya berkembang pesat akhirnya tidak maksimal.

Nah, sebelum saya bahas lebih dalam. Saya mau bahas dulu apa sih gaya belajar itu.

Gaya belajar itu nerujuk pada strategi atau kegiatan yang dilakukan supaya aktivitas belajar lebih menyenangkan.

Ada 3 tipe gaya belajar:

1. Audio

Pola belajar anak lebih terfokuskan pada pendengaran. Anak-anak audio sering kali terlihat tidak fokus saat belajar. Padahal diam-diam dia merekam semua penjelasan guru dalam otaknya.

Jangan salah kalau melihat anak yang terlihat diam saja di kelas tapi hapal dengan semuanya nyanyian guru di sekolah.

Anak-anak audio lebih suka belajar dengan diskusi, tanya jawab dan yang berhubungan dengan pendengaran.


2. Visual

Anak-anak dengan tipe visual lebih fokus pada penglihatan. Saat belajar dia harus mengamati langsung supaya memahami apa yang diucapkan oleh guru.

Anak-anak visual menyukai buku dengan banyak gambar dan warna. Gaya belajarnya lebih suka dengan membaca buku, membuat mind map, dll

3. Kinestetik

Anak-anak kinestetik dikenal sebagai anak penuh energi. Tidak tahan duduk berjam-jam. Mudah bosan dan banyak bergerak.

Anak kinestetik mempunyai cara belajar yang unik Dia bisa menghapal ketika sedang berjalan. Paling suka dengan belajar yang bersifat praktik langsung.

Beberapa orang memiliki tipe belajar gabungan antara ketiganya.

Dengan mengetahui gaya belajar anak, orang tua bisa mencari tahu metode yang tepat saat mengajari anak. Dan, bahan apa saja yang akan digunakan. Misalnya, untuk anak visual. Saat belajar membaca, orang tua bisa mengggunakan kartu gambar, kertas warna-warni, dll.

Mengetahui gaya belajar anak akan memberikan gambaran pada orang tua akan karakteristik anak. Sehingga orang tua bisa menjalin hubungan baik dan tidak asal menyalahkan anak ketika dia tidak bisa mengerjakan sesuatu.

Kamu tipe gaya belajar yang mana?

Tulis di kolom komentar ya.


Salam,


3 comments

  1. Saya kinestetik, Bu Guru. Dulu ditaruh di paling belakang dan sendirian tanpa teman sebangku :)))))

    ReplyDelete
  2. Saya cenderung auditori

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon