kelabu

kelabu

Mentari boleh saja bersinar cerah pagi ini
Langit boleh saja berwarna biru pagi ini
Rumput boleh saja basah karena embun pagi
Bunga-bunga boleh saja bermekaran pagi ini
Tapi, entah kenapa semua terasa kelabu saat aku memandangnya
rindu

rindu

Kerinduan ini semakin memuncak
Tak tahu pada siapa akan berujung
Kamu yang di hati
Kini entah kemana
Hanya tertinggal bayangan yang kian memudar
racauan

racauan

Bagaimana pun juga, aku harus belajar untuk bisa sendiri tanpamu. Kamu--mungkin adalah segalanya, tapi suatu hari nanti kamu pun akan pergi. Mulai saat ini aku harus membangun tembok hatiku yang lebih kokoh. Kelak, jika kau pergi, tembok ini akan tetap bertahan.
mess

mess

Malam ini moodku benar-benar berantakan. Rasanya badan lelah banget, ngantuk, nggak punya semangat juga. Apa karena pengaruh lagi datang bulan ya? Habis rasanya sensitif banget, tapi hebatnya hari ini aku nggak nangis loh. Hehe.
Karena nggak tahu harus posting apa, jadinya tulisan berantakan ini deh
Dear Someone

Dear Someone

Dear Someone,
Hari ini aku melewati pagiku biasa saja, tidak ada semangat. Belakangan ini, aku merasa sepi. Tiap malam aku pandangi layar teleponku, berharap ada sebuah pesan singkat darimu--nyatanya tidak. Tahukah kamu, aku kehilangan semangatku untuk menulis? Aku merindukanmu yang selalu mengkritik apa yang aku tulis. Sungguh rasanya sepi.
Apa kabarmu? Baikkah dirimu? Semoga kau selalu baik-baik saja.


Surabaya, 5 oktober 2011

Salam hangat,

Aku
ordinary day

ordinary day

Hari ini semuanya terasa biasa saja, datar tak ada emosi yang bergejolak. Entah kemana perginya gejolak-gejolak emosi yang biasa menemaniku setiap harinya. Apa karena ketidakhadiranmu?
Apa iya, semua perasaan itu ikut pergi bersama Tuan sang pemilik rasa. Belakangan aku merasa sedikit abu-abu tanpamu. Rinduku sudah menggunung, tapi tak tahu pada siapa harus aku titipkan?
Apakah padamu? Atau padamu?
Bad...badd

Bad...badd

Sejak tadi mataku terus saja menatap halaman putih dikomputer. Tidak satupun kata yang dapat aku tulis. Entah kemana kumpulan kata-kata yang biasanya dengan lancar aku tuliskan itu menghilang dan hebatnya tanganku pun kompak ikutan diam. Bahkan untuk menuliskan gombalan di status fesbuk pun kacau.


Belakangan ini mood menulisku entah terbang kemana, yang aku lakukan di rumah hanyalah membaca dan menonton saluran tv kabel. Tujuaannya sih untuk memcari aspirasi, eh tapi malah terpaku sekian lama dan hasilnya nihil.


Rasanya sudah hampir semingguan aku menelantarkan proyek soloku bakan beberapa cerpen aku biarkan menggantung begitu saja. Hufft, benar-benar sedang tidak berselera.


Padahal buatku, proyek solo ini begitu penting. Proyek ini adalah bukti kesungguhanku dalam menulis. Aku ingin punya karya sendiri dengan sebuah nama yang tertera dengan namaku sendiri. Dan berhasil menaruh bukuku berjejeran dengan buku-buku lain di sebuah toko buku.


Hu.....hu apa yang harus saya lakukan? Apakah saya harus cari tempat lain untuk menulis, tapi dimana? Terlalu riskan menenteng notebook sendirian di tempat yang sepi, lagu-lagu pun sudah tidak mampu membangkitkan moodku. Menulis dengan tangan pun tak lagi selancar dulu.


Inginya sih melanjutkan proyek kisah perjalanan hidupku, tapi bukankah kta harus fokus dulu pada suatu pekerjaan? Damnnn!! Bingung deh aku.


Semoga dengan menulis postingan yang terlihat seperti sebuah curahan hati ini, bisa sedikit membantu mencairkan otakku yang sudah lama tertidur.



Semangatttttttttttttttttt ^^

Rasa

Rasa

Tulisan ini hanyalah sebuah rangkaian kata yang aku persembahkan padamu. Ungkapan-ungkapan agar kau tahu tentang apa yang aku rasa. Kau boleh saja membaca tulisan ini--kalau pun tidak, sudahah!.


Kamu, seorang yang pernah mengisi sedikit celah di hatiku. Kamu mengetuk perlahan dan menyediakan sebuah asa kecil untukku. Aku yang terbiasa dengan kekosongan hati menyanggupi ajakanmu yang menggoda.


Rasa pun hadir berjalan dengan seiring waktu. Bagiku, kamu bukan sekedar orang terdekat--bagiku kamu lebih.


Belakangan ini aku merasa semua seperti mimpi, yang kian hari memudar hilang tertiup angin. Sikapmu menjadi dingin--beku.



Sungguh aku tak mengerti, apakah hanya aku yang merasakan semua ini.