Setelah Hujan

Setelah Hujan

Baru saja langit berhenti menumpahkan kesedihannya, dan sekarang meninggalkan aroma tanah yang basah karena hujan. Langit pun semakin gelap, bulan enggan menampakkan sinarnya. Mungkin saja, bulan ingin memberikan kesempatan pada langit untuk melepaskan kesenduannya.


Tidak ada yang istimewa malam ini, semuanya sama saja.

Bad November

Bad November

Baru juga awal bulan, eh sudah dapat musibah kecil. Hiks BB saya hilang alias berpindah tangan. Sedih? tentu saja, tapi kalau terus-terusan di pikir bisa pusing juga. Anggap aja deh, hari ini Allah menegur supaya nggak terlalu obsesi sama gadget ini dan satu lagi boros pulsa. Kayaknya memang harus pake satu hape aja.


Kenapa ya novemberku selalu diawali sesuatu yang tidak mengenakan. Berawal dari kamu yang menghilang. Hufttt




Pahlawanku

Pahlawanku

Pahlawanku..
Kau rela meninggalkan seluruh keluargamu
Demi membela tanah air

Pahlawanku
Kau korbankan seluruh jiwa ragamu
Demi mencapai Indonesia merdeka

Pahlawanku
Kini kau telah gugur meninggalkan kami semua
Menyisakan sebuah kemerdekaan yang indah

Berkatmu kini kami bisa lebih baik
Kami pun dapat menuntut ilmu
Tanpa takut ancaman penjajah

Semua jasa-jasamu akan kami kenang
Sebagai sebuah semangat perjuangan yang tidak akan pernah luntur.

Terima kasih pahlawanku, berkat jasamu kami dapat menatap masa depan
rindu

rindu

Semburat senja membias cakrawala
Sinar mentari perlahan meredup
Terganti oleh bias sinar rembulan

Aku rindu...
Padamu yang telah meninggalkanku
rindu

rindu

Dear kamu,
Malam ini tumpukan rindu dihatiku mulai kembali terisi. Aku merindukan segalanya tentangmu. Kenapa oktober dan novemberku kelabu.
Kamu tidak lagi dapat kujangkau, hanya bayangmu yang tertinggal untuk ku peluk.

Surabaya, 30 oktober 2011
Gelap malam
pemuja rahasia

pemuja rahasia

Dear wanita bermata bulat,
Aku selalu merindukan saat dimana kamu menopangkan kedua tanganmu--dengan pikiran entah kemana.

Salam hangat,
Tikus putih yang selalu menunggumu
Senja

Senja

Sang surya perlahan mundur dari peraduannya. Semburat merah meninggalkan jejak-jejak indah di langit.
Naima menatap kosong wajah-wajah gahar dihadapannya. Tak satupun perlawanan yang ditunjukkan oleh dirinya, ketika tangan-tangan liar itu mulai menjamahnya--mengintiminya



Silahkan ambil saja virus sialan itu!!