Showing posts from September, 2015
Titik Nadir
"Pernah nggak kamu berada pada titik terendah dalam hidup yang membuatmu menyalahkan Tuhan?"
Jawabannya pernah.
Ketika itu saya baru naik kelas 2 SMA. Tiga minggu sebelumnya saya baru keluar dari RS setelah melakukan pergantian pacu jantung untuk kedua kalinya.
Pagi itu kami melakukan pemeriksaan jahitan apakah sudah kering atau tidak. Diam-diam ada sebuah pembicaraan antara dokter dan kedua orang tua saya. Mereka bertiga sengaja sedikit menjauh agar tidak terdengar oleh saya.
Hari itu saya mendapatkan sebuah kenyataan bahwa pacu jantung ini akan melekat dalam tubuh saya. Istilah halusnya butuh bantuan tangan dari Tuhan.
Pagi itu kami melakukan pemeriksaan jahitan apakah sudah kering atau tidak. Diam-diam ada sebuah pembicaraan antara dokter dan kedua orang tua saya. Mereka bertiga sengaja sedikit menjauh agar tidak terdengar oleh saya.
Hari itu saya mendapatkan sebuah kenyataan bahwa pacu jantung ini akan melekat dalam tubuh saya. Istilah halusnya butuh bantuan tangan dari Tuhan.
Bahasa Ibu
"Selama kami di luar rumah kamu bebas menggunakan bahasa apa saja tapi begitu kamu berada dalam rumah. Wajib hukumnya menggunakan bahasa daerah."
Begitulah aturan yang berlaku di dalam keluarga saya. Sejak dulu orang tua membebaskan kami untuk belajar bahasa apapun. Begitu pun dalam kehidupan sehari-hari kami di luar rumah.
Math Haters
Salah satu pelajaran yang tidak saya sukai adalah Matematika. Tapi, anehnya saya menyukai pelajaran semacam Kimia dan Fisika. Bahkan nilai keduanya melebihi nilai matematika saya.
Loh. Itukan juga ada berhitungnya.
Ya. Begitulah kenyataannya.
Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar saya tidak suka dengan Matematika. Saya masih ingat waktu kelas 1 SD nilai harian saya jelek. Pernah dapat nilai 2. Lalu, pada Caturwulan berikutnya saya akan lebih bekerja keras untuk mendapat nilai lebih baik.
Naik ke SMP nilai matematika saya pas-pasan. Tapi, lumayanlah saya akhirnya hisa lulus dengan nilai cukup memuaskan.
Di bangku SMA saya pernah mendapat nilai 4 di raport. Mama sempat marah lihat nilai saya. Sampai akhirnya beliau memanggil guru les privat. Dan nilai Unas saya untuk Matematika nggak sampai 6.
*huft