Yang aku butuhkan

Yang aku butuhkan

Aku tak butuh rayu

Aku tak butuh hadiah

Aku butuh sepasang lengan kuat untuk menyanggaku ketika aku lelah

 

Aku tak butuh rayu

Aku tak butuh hadiah

Aku butuh sebuah bahu untuk bersandar ketika hidup tak lagi nyaman

 

Aku tak butuh rayu

Aku tak butuh hadiah

Aku butuh kamu selalu menemani hariku
Cinta Diam-Diam

Cinta Diam-Diam

Sudah beberapa hari ini, aku sengaja menunggunya di tempat ini. Membiarkan diriku menggigil tak karuan diterpa angin malam. Memang terlihat gila, tapi aku menyukainya.


Lima menit kemudian


Wanita berambut lurus hitam sebahu, berponi pagar, keluar dari ujung gang. Dia terlihat merapatkan jaket coklat yang dia kenakan. Malam ini, angin memang sedang tidak bersahabat.


Harusnya aku menarik selimut di kamar



Wanita yang berumur sekitar 30-an itu berjalan ke arah deretan ruko yang masih saja ramai. Langkahnya sempat terhenti, dia merasa ada seseorang mengawasinya. Dia tak berani menoleh.


Mungkin hanya perasaanku saja



********


Aku masih saja berada di sudut itu, membiarkan wanita yang belakangan ini menganggu mimpiku lewat begitu saja. Hatiku berdebar


Lidahku mendadak kelu



Teruntuk Pria Senja

Teruntuk Pria Senja

Akulah daun-daun rindu yang berguguran di selasar hatimu; berserakan

Akulah pemuja barisan kata di linimasamu yang diam-diam jatuh hati padamu

Akulah sekeping mimpi yang tertinggal di antara serpihan kisah kita

Ternyata waktu telah melibas semua janji, meninggalkan rindu yang tersekat di ruang waktu.

Janji-janji bersalut madu menjelma menjadi secawan racun; membunuhku perlahan.

Seperti inikah takdir itu?

Berakhir, sebelum ada permulaan
Rindu yang Mengabu

Rindu yang Mengabu

Engkaulah rindu, yang tak mampu meretas cemas di antara jarak dan waktu, sebab jeda, terasa lambat membawa kita pada satu titik temu.

Engkaulah daun rindu, berguguran satu demi satu luruh di berandaku, menjelma sunyi yang paling bisu pada jingga senjaku.

Pada rona senja, kita bicara dengan kesunyian yang bertelanjang dada, entah berapa lama rindu mampu bertahan dalam barisan masa, seperti inikah seharusnya cinta?

Pada senja, kita bicara dengan sepi yg bertelanjang dada, entah berapa lama rindu bertahan dalam barisan masa, seperti inikah seharusnya cinta?

Lalu, segala doa luruh bersama senja yang mulai mengabu, lirih dari tangis pesakitan rindu yang belum tertuntaskan.

Note:

Buat kamu yang sudah ku paksa menulis puisi, terima kasih ya.

(pria senja)
Senja Bulan Oktober

Senja Bulan Oktober

Senja Pertama di bulan Oktober
Kisah baru telah disusun
Mimpi-mimpi indah telah dipersiapkan

Senja Pertama di bulan Oktober
Ketika kisah lama telah berakhir
Bersama kenangan tentangmu yang memudar

Selamat datang Oktober
Semoga cinta dan kebahagiaan meluber