Satu Permintaan

Satu Permintaan

20131127-035414.jpg

"Selamat pagi anak-anak." Annie menyapa muridnya dengan suara lantang.
"Pagi, Bu." suara koor anak-anak menyerbu gendang telinganya.
Gadis berusia 25 tahun itu mengedarkan pandangan ke seluruh kelas. Hampir separuh dari murid-muridnya tampak tak memedulikan kehadirannya. Ada yang mengobrol, ada yang asyik membaca dan beberapa lain terlihat acuh dengan keriuhan di dalam kelas.
Annie menghela napas. Ini hari pertamanya mengajar dan dia tak harus melakukan apa untuk menarik perhatian anak-anak didiknya itu
Ting.
Tiba-tiba terlintas sebuah ide. Annie membuka tas kerjanya. Dia mengeluarkan beberapa tumpukan kertas aneka warna yang masih terbungkus plastik. Annie merobek plastik itu dengan hati-hati, lalu perlahan mengeluarkan kertas berwarna-warni.
"Baiklah, pelajaran pertama hari ini. Kita mulai dengan membuat origami bangau." Annie berjalan membagikan kertas dalam genggamannya.
"Yah. Kita bukan anak TK Bu." salah seorang berkomentar.
Annie terus melangkah tanpa memedulikan tatapan sebal dari murid-muridnya.
****
"Bu Annie."
Annie selesai merapikan mejanya dan hendak keluar dari ruang guru saat seseorang memanggilnya.
"Ya." Annie membalikkan punggungnya dan mendapati Meta, siswa kelas 1 sedang berdiri di belakangnya.
"Ada apa Meta?"
Gadis itu tak bersuara. Dia mengeluarkan sebuah kotak kayu berukuran 8x8 cm dari tasnya. Dengan tangan gemetar Meta mengulurkan kotak dalam genggamannya pada Annie.
"Ini seribu bangau. Bisakah orang tua saya tidak jadi bercerai?"


Sumber foto: Zayd Ustman

Kamu

Kamu

 

[caption id="attachment_2588" align="aligncenter" width="500"] dari Favim.com dari Favim.com[/caption]

Aku mengagumimu layaknya ribuan aksara yang berserakan dalam cerita-cerita roman

Aku menggilaimu layaknya secangkir madu hangat yang kuseduh setiap pagi

Kamu,

Lelaki yang menyematkan senyuman di bibirku

Menciptakan debaran hangat di dadaku

dan, selalu membuat lidahku kelu.

 

Kamu,

 

Aku menggilaimu dengan seluruh hatiku


Waktu tak pernah menunggu

Waktu tak pernah menunggu

20131126-040335.jpg

"Aku mau setangkai mawar," ucapnya saat kami bertemu.
"Setangkai mawar?" Alisku terangkat
"Iya. Setangkai mawar merah yang baru dipetik," ucapnya setengah merajuk. Aku bisa menangkap sorot kebahagiaan yang terpancar dari sepasang mata almond yang tengah menatapku.
"Hmm, baiklah. Aku akan membawakan pesananmu." Aku menyentuh ujung rambut Kania. Lalu, mendaratkan bibirku di keningnya.  "Sekarang waktunya kamu istirahat."
Seulas senyum terukir di bibir mungil Kania. Tak lama sepasang mata bulat milik Kania tertutup.


****


Tunggu aku
Sent


Aku menjejalkan ponselku ke dalam saku celana dan bergegas masuk ke dalam Jazz Hitam milikku. Menyalakan mesinnya dengan cepat. Lima menit kemudian dengan lincah mobil hitam yang kukendarai membelah jalanan yang masih lengang. Ini pukul 04.00 dini hari, saat di mana orang-orang masih bermain dengan mimpinya. Dan, aku sudah berada di jalanan menikmati dinginnya pagi.


Sepanjang perjalanan bibirku tak berhenti bersenandung. Hatiku sedang berbunga-bunga. Akhirnya aku mendapatkan pesanan Kania, walaupun harus mendapatkan tatapan sebal dari Rasya karena telah membangunkannya di pagi buta. Tak mengapa. Ini demi Kania.


Masih fokus dengan kemudi. Tangan kiriku mengambil sesuatu dari samping kursi penumpang. Dengan hati-hati tanganku menggenggam setangkai mawar yang masih berduri. Aku lupa, harusnya duri-duri di daun itu telah kutanggalkan supaya tak menyakiti jemari Kania yang selembut kapas.
Aroma khas bunga berwarna merah itu langsung menyerbu indra penciumanku. Aku melengos. Aku tak suka aroma mawar, tapi Kania --gadisku begitu tergila-gila dengan mawar.


Ponselku berdering.
Aku melambatkan laju kendaraan agar bisa melihat siapa yang menelponku pagi-pagi begini.


Seluruh persendianku melemas saat membaca sebuah pesan singkat yang masuk ke ponselku.


Van, Kania baru saja pergi. Maafkan dia tidak bisa menunggumu lebih lama lagi.  Tolong iklaskan kepergiannya.


Sumber foto: koleksi Zayd ustman

Jarak

Jarak


Andai saja jarak dapat dilipat dengan mudah. Aku ingin berlari ke dalam pelukanmu. Untuk sekadar menghidu aroma parfum yang menguar dari tubuhmu


Kamu

Kamu

[caption id="attachment_2767" align="aligncenter" width="640"]http://google.com http://google.com[/caption]

 

Mungkin ini bukan cinta

Ini hanya perasaan nyaman di saat aku bersamamu

perasaan yang membuatku merasa aman saat di sampingmu

 

Aku tahu tak akan pernah ada kata "kita"

karena kita hanya aku dan kamu yang saling melintas

berpapasan untuk saling mengajarkan tentang cinta

 

kelak, jika di ujung jalan kita berjumpa

aku ingin mengenangmu sebagai lelaki yang pernah menyisipkan rona merah di pualam pipiku
Seandainya menjadi Jurnalis Perang

Seandainya menjadi Jurnalis Perang

Jika kamu seorang jurnalis Perang, kamu ingin meliput di negara mana?


Inggris. Kota London


Memangnya di London ada perang?


Kagak. Ya pokoknya aku mau London. Masalah perang atau nggak itu urusan belakangan. Siapa tahu nanti di London ada perang boyband :D.


Ngasal banget sih postingan ini.


Terus terang saya nggak pernah bermimpi menjadi jurnalis perang. Soalnya saya nggak suka berada dalam tekanan dan negara yang penuh dengan ancaman. Sebut saja saya penakut. Nggak papa deh ketimbang di sana saya malah bikin semua orang repot.

Jika aku Presiden

Jika aku Presiden

Hoho..tema ini cukup lucu juga dan bikin garuk-garuk kepala. Pasalnya aku nggak pernah bermimpi ingin jadi Presiden. Kebayang gimana beratnya harus mengatur negara. Wong ngatur diri sendiri aja sulit.


Oke, balik ke topik utama.


Apa sih yang akan kamu lakukan jika menjadi Presiden?


Pertama, saya akan membenahi sistem pendidikan yang ada. Membenahi mekanisme perekrutan guru agar SDM untuk mengatur pendidikan lebih terjamin.


Kedua, memperbanyak taman kota. Ingin rasanya Indonesia memiliki taman-taman keren kayak di London. Ya, walaupun kita tidak punya musim yang sama dengan negara-negara Eropa. Rasanya tidak salah menikmati daun berguguran di taman yang indah.


Rasanya cukup segini aja. Nggak sanggup membayangkan jika jadi Presiden beneran :))