Tapi...
Aku rindu kamu
Aku kangen kamu
Kamu itu canduku
Kamu itu belahan jiwaku
Kamu itu separuh hidupku
Tapi...
Sayangnya itu cuma ada di dalam kepalaku saja
Ad Placement
Aku rindu kamu
Aku kangen kamu
Kamu itu canduku
Kamu itu belahan jiwaku
Kamu itu separuh hidupku
Tapi...
Sayangnya itu cuma ada di dalam kepalaku saja
Akhirnya bisa mulai posting lagi di hari kedua tahun 2012. Rencananya sih kemarin, tapi berhubung berlibur dengan keluarga jadi batal deh. Tidak terasa tahun sudah berganti, perasaan baru kemarin memasuki tahun 2011 deh.
Oke, hari ini aku mau mereview tentang kisah hidupku di tahun 2011 kemarin:
Itulah sebagian kecil dari kisah perjalanan hidupku di tahun 2011, semoga ditahun 2012 besok semakin banyak impian-impianyang akan aku raih lagi. aminn
Ketika semua orang sibuk mempersiapkan pesta pergantian tahun, aku malah sedang asyik menatap layar komputer--merangkai kata demi kata.
Malam ini aku hanya ingin bercengkerama dengan semua tulisan-tulisanku, semua huruf-huruf dalam keyboardku dan juga pikiran-pikiran liarku.
Biarkan semua anganku terbang bersama goresan pena.
Mau dibawa kemana hubungan kita?
Mungkin inilah gambaran tentang sebuah hubungan yang sedang aku alami saat ini. Rasanya hubungan ini hanya diam ditempat alias stuck. Kalaada yang nanya bagaimana perasaanku?
"Sakit"
Ya, cuman satu kata itu yang dapat mewakili semua perasaanku, bagaimana tidak hubungan ini sekarang sedang berada di zona abu-abu--zona ketidakjelasan.
Terkadang aku sudah mati rasa dan tidak mau memikirkannya, tapi bayangan itu selalu menghantuiku. Rasa pedih kadang tiba-tiba saja muncul tanpa aku cegah.
Hubungan ini hanya satu arah dan selamanya akan tetap seperti itu
Dari kemarin moodku berantakan, sepertinya PMS mau menjelang ni. Tapi, untungnya masih bisa menahan diri, dan untungnya juga semua emosi saya terserap ke dalam semua tulisan dalam proyek besar.
Nggak ada gunanya juga nanggepin semua omongan orang, kasihan otakku kalau terus-terusan menyerap semua kata-kata negatif. Oke, semua kritik yang dilontarkan bakal aku jadikan masukan.
Dunia maya ternyata tidak hanya menghubungkan banyak teman, tetapi juga dengan mudahnya memutuskan silaturahmi hanya cuman gara-gara sebuah status.
Hebat sekali ya pengaruh sebuah kata terhadap persepsi seseorang. Satu kata saja bisa membuat seseorang kehilangan akal sehatnya dan meletupkan emosi sesaat.
Harusnya semua orang tahu bahwa dunia maya itu abu-abu, artinya tidak ada batasan yang jelas ketika membaca tulisan atau status seseorang.
Status itu kan hanya sebuah tulisan tidak bernyawa, jadi tidak mesti ditanggapi dengan emosi yang sebenarnya. Bisa saja saat menulis status itu, dia sedang tertawa.
Mungkin ini sebuah teguran bagiku bagaimana lebih bijak lagi menulis status
sepiku
sunyiku
senduku
hanya ada satu kisah
ketika kisah lain pergi menghilang
kisah yang selalu tanpa akhir
Dear kedua orang tuaku tercinta,
Hari ini ingin aku sampaikan tentang apa yang aku rasakan. Sudah terlalu lama aku memendamnya. Aku takut, ketika ibu dan ayah tahu kau akan marah. Aku tidak mampu untuk mengucapkannya langsung padamu.
Tahukah ayah dan ibu bahwa setiap malam aku berdoa keada Allah supaya ayah dan ibu tidak lagi memarahiku. Aku tahu aku salah, tapi entah kenapa hanya bentakan, tamparan atau pukulan yang aku dapat. Padahal aku ingin kalian berdua dapat memberi tahu tentang kesalahanku
Tahukah kalian bahwa setiap malam aku selalu berdoa kepada Allah supaya besok ayah dan ibu tidak berangkat kerja. Aku tidak butuh kue, uang, mainan. Yang aku butuhkan adalah waktu dari kalian. Aku tidak memintanya banyak--sedikit saja.
Tahukah kalian bahwa ketika kalian marah karena nilai-nilaiku jelek sungguh aku sangat sedih. Kalian tidak pernah bertanya apakah aku menyukai semua pelajaranku? Apakah aku bisa? Yang kalian ributkan hanya nilai tanpa kalian tahu bahwa aku mengalami kesulitan saat mengerjakannya. Padahal aku sudah berusaha semampuku untuk mengerjakannya sendiri. Apakah kalian ingin aku menyontek saja? Supaya nilaiku jadi bagus.
Tahukah kalian bahwa ketika aku dimaki, rasanya hatiku hancur. Bukankah kalian telah menyematkan nama terindah untukku, tapi entah mengapa kalian lebih memilih memanggilku dengan nama yang tidak baik.
Ayah, Ibu. Tidak banyak yang aku inginkan. Aku hanya ingin kalian selalu menyayangiku, membimbingku supaya kelak aku bisa menatap masa depan dengan tegak
Salam Hangat,
Anakmu tersayang
Ad Placement