Sedikit Merindukanmu

Sedikit Merindukanmu

Err, ini kenapa jadi rindu kamu lagi sih. Perasaan beberapa bulan ini perasaan ini sudah aman dalam kendali, dan sekarang kembali menyala (getokin kepala). Apalagi setelah kamu telpon kemarin. Ya...Tuhan, kenapa suaramu itu mencanduku. Sudahlah, mari singkirkan semua tentang dia.



Selamat Sabtu.



NB: Kepada kamu, i miss you

Selalu ada hikmah di balik kekecewaan

Selalu ada hikmah di balik kekecewaan

Kemarin saya sempat berdiskusi sama teman soal penerbit yang belum juga memberi pengumuman mengenai naskah kami. Aku sih dari awal sudah merasa bahwa novelku nggak bakalan lolos karena kurang dari kriteria yang ditentukan. Namun, masih berharap bahwa akan sedikit ada kejaiban.


Dan, kemarin akhirnya keluar juga pengumuman yang sudah ditunggu-tunggu. Hasilnya kesepuluh di antara kami tak ada yang naskahnya diterbitkan. Waw, luar biasa ya. Seorang teman yang dari Bogor sempat kecewa karena dia harus jauh-jauh ke Surabaya dan meninggalkan keluarganya dan ternyata nggak lolos. Huft, memang agak bikin sedih. Padahal beberapa dari mereka termasuk penulis yang sudah ada pengalaman dan jam terbang.


Paris

Paris

Beberapa hari ini, status di BBM saya tulis tentang Paris. Sampai ada beberapa orang yang menyangka bahwa saya sedang berlibur di negera yang terkenal dengan fashion dan arsitektur kunonya. Nggak tahu kenapa, tiba-tiba saya jatuh hati sama negara yang punya Eiffel itu. Sepertinya menyenangkan berjalan di pinggiran trotoar kota Paris dengan nuansa musim gugur. Atau duduk di cafe pinggir jalan sambil menikmati secangkir mochacinno yang konon harganya mahal banget.


Suatu hari nanti, saya ingin berkunjung ke sana. Merasakan atmosfir negara yang sering dijadikan kiblat dari fashion dunia. Entah bersama siapa dan kapan. Pokoknya saya ingin berkunjung ke negara itu.



Jet'Aime Paris

Alhamdulillah

Alhamdulillah

Akhirnya bisa kembali menulis di blog setelah hampir semingguan mangkir dari kegiatan ini. Apa kabar para pembaca setia blogku? Baik-baik saja kan. Seminggu ini ada banyak hal yang terjadi dalam hidupku. Mulai kakakku yang jatuh sakit hingga kesibukan di sekolah yang tiada henti. Dan, Alhamdulillah semua berjalan lancar sesuai rencana.


Juni sudah hampir selesai, dan belum ada kabar apa pun tentang novelku. Sepertinya harus lebih bersabar lagi. Toh sabar itu nggak berbatas.



Sekian postingan pagiku kali ini.



Selamat pagi

Lelaki Idaman

Lelaki Idaman

Lelaki idaman....

Hmm, kalau bicara tentang lelaki idaman sepertinya bakali jadi sesuatu yang menarik untuk dibicarakan. Buat saya sih, entah bagi kalian. Kalau ditanya "Siapa sih lelaki yang bisa membuatmu jatuh cinta?"
Laki-laki yang membuat saya jatuh cinta adalah lelaki yang tidak merokok, suka baca, mau bekerja sama dalam melakukan pekerjaan rumah tangga (nanti kalau sudah menikah :D), suka anak-anak, dan yang penting dia lelaki yang baik.

Terlalu pemilih?


Mungkin saja tidak. Bukankah pernikahan itu jalan yang panjang. Kalau bisa sekali saja dalam seumur hidup. Jadi menurutku wajar jika banyak pertimbangan sebelum mengarungi bahtera yang kata orang-orang kerap kali menimbulkan badai. But, tetap saja semuanya kembali kepada Allah. Dia-lah Maha Pemberi keputusan, dan Kita adalah lakon utamanya.



Kamu lelaki yang aku cari?


merpati-tak-pernah-ingkar-janji




Lelaki idaman itu adalah ketika Ayahku mengatakan "Iya" saat dia melamarku




Untitled

Untitled

Malam ini cuman ingin bilang bahwa ada perasaan yang mengganjal saya beberapa ini.  Soal kerjaan yang semakin berat dan merasa bahwa sudah mulai tidak satu visi lagi. Apa harus keluar? Sebenarnya ingin memberi masukan pada mereka semua pas rapat nanti. Kalau nggak diterima ya mungkin kecewa.  Tapi, mau bagaimana lagi bukankah terkadang apa yang kita inginkan tidak bisa terwujud.


Terpikir untuk jadi full time writer. Namun, masih bingung.




Selamat hari Sabtu


Ada kalanya kita perlu melepaskan apa yang telah pergi, dan coba untuk tak menariknya kembali



Seseorang yang pernah pergi dari hidupmu, lalu dia kembali. Bukan berarti akan kembali menjadi milikmu.


Internet

Internet

Aku ingat kapan kali pertama mengenal internet. Saat itu aku duduk di bangku SMP, kalau nggak salah kelas 3. Saat itu teknologi masih belum begitu berkembang. Komputer saja masih menggunakan disket, benda tipis yang dimasukkan ke dalam komputer sebagai program dan cepat sekali rusak kalau terkena virus.


Orang-orang yang menggunakan komputer pun masih jarang. Saat itu komputer seperti barang kebutuhan mewah. Kakak perempuankulah yang pertama kali mengenalkan internet kepadaku. Saat itu aku tengah berlibur ke Jogjakarta. Mbak mengajarkanku tentang browsing dan chatting pakai MIRC.


Awal kenal internet rasanya takjub, maklum masih anak desa yang belum melek teknologi.  Jadi kelihatan kagum banget ketika bisa mengobrol dengan banyak orang. Dan, aku mulai ketagihan chatting xixi (sampai sekarang sih :D )


Hujan Di Bulan Juni

Hujan Di Bulan Juni

drip-8763_640





Hujan baru saja selesai bertandang

Tempiasnya, menyisakan sekumpulan noktah-noktah kecil di jendela kamar

Dan, air yang menggenang di sudut-sudut jalan

Ini kali pertama hujan turun di bulan Juni

Setelah sekian lama tak kutemukan langit menumpahkan tangisnya

Kini, Juni pertamaku dimulai dengan hujan

Ah, Juni...

Aku tak suka bulan ini

Bulan ini selalu mengingatkanku padamu

Tentang kisah yang telah selesai setahun yang lalu

Mendadak aku benci ketika sekelebat bayanganmu nampak jelas pada sisa-sisa tempias hujan yang belum mengering

Tersenyum, menatapku dengan tatapan teduhmu

Tuan, ini Juni yang sama

Ketika kau bilang bahwa semua di antara kita sudah berakhir

Lalu, kudapati punggungmu menjauh dan tak menoleh lagi

Bahkan untuk sekedar mengucapkan perpisahan

...dan menatapku untuk terakhir kalinya


Juni

Juni

Waktu kini membawaku ke bulan Juni. Bulan ke-6 di antara dua belas bulan yang lain. Tak ada yang istimewa. Hanya tersisa kenangan tentang kamu. Ya..kamu. Lelaki, yang namanya pernah menghiasi seluruh mimpiku. Tapi, kini semua sudah berlalu. Bukankah tak baik selalu mengingat-ingat yang telah lalu.


Selamat datang Juni, semoga aku tak lagi merasa sendirian