Avoskin Retinol Toner

Avoskin Retinol Toner

Avoskin Retinol Toner

Avoskin Retinol Toner



Memasuki usia 35 tahun plus plus, saya mulai melirik produk-produk kecantikan yang mengandung bahan anti aging. Saya menyadari ada beberapa area di kulit wajah yang samar terlihat menunjukkan tanda-tanda penuaan dini. Hal ini disebabkan saya agak terlambat untuk merawat kulit wajah sehingga kata Spesialis Kulit, saya mengalami aging lebih dini.

Mendengar perkataan Dokter, saya kayak baru menyadari bahwa selama ini tidak merawat kulit wajah dengan benar. Setelah berusaha memperkuat Basic Skincare dan menyelesaikan beberapa permasalahan kulit, saya mulai memberanikan diri berkenalan dengan Retinol yang merupakan kasta tertinggi dalam dunia skincare

Avoskin, salah satu brand lokal produk perawatan kecintaan semua umat baru saja meluncurkan produk berbahan dasar retinol yaitu Avoskin Miraculous Retinol Series. Bisa dibilang saya begitu excited menantikan produk mereka yang terdiri dari Ampoule dan Toner. Saat mereka launching untuk kali pertama, tentu saja saya tidak mau ketinggalan. Saya sengaja menjatuhkan pilihan kepada Avoskin Retinol Toner. Sebagai seorang pemula dalam dunia Retinol, saya ingin mencoba produk dengan kandungan bahan aktif yang paling rendah terlebih dahulu.


Nah, ikuti perjalanan panjang saya dalam mencoba produk ini.


Apa itu Retinol?


Retinol merupakan turunan dari Vitamin A, merupakan sebuah antioksidan yang penting untuk kesehatan mata dan kulit.


Jenis-jenis Turunan Vitamin A:

  • Retinyl Palmitate, merupakan jenis bahan aktif yang paling Gentle di antara produk-produk Retinol yang dijual bebas.
  • Retinol, termasuk dalam golongan bahan aktif paling kuat dalam produk retinoid yang dijual bebas.
  • Tretinoin, golongan retinoid kuat, harus menggunakan resep dan biasanya digunakan untuk pengobatan jerawat.
  • Tazarotene, Golongan Retinoid paling kuat, harus menggunakan resep dokter. Biasanya digunakan untuk mengatasi jerawat hormonal dan beberapa permasalahan kulit.
Di antara keluarga turunan Vitamin A, bisa dibilang Retinol lebih populer karena penggunaannya lebih bebas


Siapa yang Bisa Menggunakan Retinol?


Siapa saja yang usianya di atas 25 tahun atau jika usianya di bawah 25 tahun. Namun, mengalami permasalahan kulit seperti jerawat hormonal dan jerawat cystic.

Manfaat Retinol:



Pada awalnya retinol digunakan untuk pengobatan jerawat, namun seiring perkembangan zaman ditemukan bahwa ternyata retinol memiliki banyak manfaat seperti:

  • Dapat mengurangi kelebihan sebum
  • Bisa Meningkatkan Hidrasi Kulit
  • Bisa memperhalus kerutan dan fine line
  • Dapat mengurangi bintik hitam dan hiperpigmentasi
  • Menjaga pori-pori tetap bersih dan kencang
  • Mendapat mencegah penuaan dini
  • Dapat menstimulasi produksi kolagen

Lebih lanjut soal Retinol,


Kemasan Avoskin Retinol Toner


Avoskin Retinol Toner memiliki kemasan luar berupa kardus berwarna coklat tua, di mana memiliki label lengkap berupa nama produk, kandungan bahan, cara penggunaan, manfaat yang diterjemahkan dalam dua bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indo, label tentang produksi, dll.


Kemasan didalamnya berupa botol plastik berwarna coklat bening dengan ukuran 100 ml, menggunakan tutup putar dan terhadap sekat dengan lobang kecil. Sehingga tidak akan meluber meski botol miring.

Ukuran botolnya nyaman dipegang tangan dan masuk travel sized friendly .


kemasan avoskin retinol toner

Kandungan Avoskin Retinol Toner


Water, Propylene Glycol, Niacinamide, Glycerin, Polysorbate 20, Phenoxyethanol, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Polyglyceryl-2 Stearate, Caprylic/Capric Triglyceride, Glyceryl Stearate, Stearyl Alcohol, Camellia Sinensis (Green Tea) Leaf Extract, Methyl Methacrylate Crosspolymer, Polyglutamic Acid, Tetrasodium EDTA, Retinol, Hydrogenated Lecithin, Ethylhexylglycerin, Cholesterol, Xanthan Gum, Tocopheryl Acetate, Rubus Idaeus (Raspberry) Fruit Extract, BHT, Punica Granatum (Pomegranate) Fruit Extract, Butylene Glycol, Phaseolus Radiatus Seed Extract, BHA, Avena Sativa (Oat) Meal Extract, Palmitoyl Hexapeptide-12

Avoskin Retinol Toner ini memiliki kandungan 1% Actosome Retinol, di mana terdiri dari 0.09% Retinol dan 0,1% Hexapeptide. Actosome Retinol, merupakan Retinol yang dipadukan dengan bahan aktif lain yang berfungsi untuk mengurangi efek iritasi akibat penggunaan retinol aktif, sehingga bisa digunakan oleh kulit sensitif, kecuali Ibu hamil.

Terdapat juga kandungan 3% Niacinamide, di mana memiliki manfaat untuk mengurangi kemerahan, menghidrasi, mengurangi Fine line, kerutan, dll. Extra Pomegranate, merupakan kandungan antioksidan, membantu melembabkan kulit serta membantu mencerahkan kulit secara alami.


Tekstur dan Aroma Avoskin Retinol Toner


Tekstur avoskin retinol toner



Tekstur Avoskin Retinol Toner ini cair seperti air (berwarna bening agak keruh) namun ketika diusapkan ke kulit memberikan efek lengket seperti madu (sifatnya niacinamide yang merupakan salah satu kandungan utama). Saya lebih menyukai menyebutnya toner Essence.

Aromanya samar dan lembut, bagi saya menyerupai bau air rendaman beras.


Cara Penggunaan Avoskin Retinol Toner



Saya menggunakan produk ini sehabis mencuci wajah, menunggu sampai kulit benar-benar terasa kering (beberapa bahan aktif seperti BHA, AHA dan Retinol disarankan dalam kondisi kulit kering untuk meminimalisasi efek iritasi di kulit karena kulit yang basah akan lebih cepat mengaktifkan kerja bahan tersebut).

Jangan lupa menggunakan sunscreen keesokan harinya supaya kulit tidak terkena fotosintesis.

Produk ini sebenarnya aman digunakan setiap hari di malam hari. Namun, jika terdapat gejala kemerahan atau tanda iritasi, kamu bisa mengurangi frekuensi pemakaian.


Avoskin Retinol Toner Review


Avoskin Miraculous Retinol Toner review




Butuh waktu sekitar 1,5 tahun bagi saya untuk berani mencoba kandungan bahan Vitamin A karena menurut literatur yang saya baca, Retinol itu memberikan efek yang cukup signifikan pada kulit seperti kemerahan, kulit terasa lebih kering dan tentu saja iritasi. Alasan inilah yang bikin saya maju mundur mau mencoba padahal itu reaksi normal dari penggunaan retinol. 

Pemakaian Minggu Pertama: kali pertama memakai produk ini, saya merasakan perubahan tekstur kulit yang signifikan. Satu minggu pertama, kulit saya terasa halus ketika diraba. Saya merasa bahagia, ternyata efek retinol tidak terjadi pada saya. Wkatu itu saya memakainya seminggu 1x.

Pemakaian Minggu Kedua: merasa 1 minggu pertama aman, saya mencoba meningkat frekuensi penggunaan Avoskin Retinol Toner menjadi seminggu 2x. Awal minggu kedua, kulit masih terasa halus. Nah, masuk hari kedua, saya melihat di kaca, beberapa area di kulit kayak kering terus mengelupas halus. Nggak kerasa perih sih. Untuk mengatasi problem ini saya menggunakan pelembab berbahan dasar Ceramide, dan itu bekerja di kulit saya

Pemakaian Minggu Ketiga: masalah kulit mengelupas sudah mulai mereda, persoalan yang lain muncul jerawat-jerawat mungil di dagu dan dahi. Ya elah ternyata begini toh kata orang reaksi pakai retinol. Terus saja saya meningkatkan hidrasi kulit, selain berbahan dasar ceramide, Centella asiatica cukup efektif meredam kulit purging ini.

Tidak hanya berhenti di situ, menjelang akhir minggu ketiga, muncul jerawat batu di pipi. Oh No, masalah jerawat yang sudah lama tidak saya alami. Untungnya cuman sebiji, saya tetap bertahan pakai Avoskin Retinol Toner. Ajaibnya, jerawat batu tadi tidak sempat meradang, malah kempes dengan sendirinya.

Pemakaian Minggu Keempat: jerawat kecil-kecil yang timbul tenggelam membuat lelah. Saya memutuskan untuk berhenti memakai toner ini. Saya ingin mereset kulit dulu selama 3 minggu, sembari mencari penyelesaian biar breakoutnya nggak berkepanjangan.


Setelah permasalahan kulit mereda, saya mencoba kembali memakai Avoskin Retinol Toner secara bertahap, mulai dari seminggu 2x hingga tiap dua hari sekali. Alhamdulillah, sepertinya kulit sudah mulai bersahabat, efeknya tidak terlalu buruk meski yang namanya jerawat kecil-kecil masih suka datang sesuka hati.

Perubahan yang saya rasakan selama penggunaan Avoskin Retinol Toner 3 bulan terakhir ini, permasalahan kulit yang utama mulai berkurang. Pipi kanan saya itu mudah kemerahan, kadang seperti keluar jerawat kecil-kecil, terasa gatal. Penggunaan Retinol ternyata cukup membantu, kemerahan tersebut mulai berkurang meski belum sepenuhnya sembuh. Beberapa bekas jerawat di area pipi saya rasakan juga perlahan memudar. Komedo hitam di area hidung, sedikit demi sedikit menghilang, tersisa di area ujungnya. Amaze, saya nggak perlu lagi pakai scrub atau pore pack.

Perubahan lainnya, saya merasakan pori-pori kulit lebih mengecil dan terasa kenyal meskipun masalah skin tone akibat penggunaan jilbab belum teratasi. Intinya sabar aja karena skincare itu bukan aplikasi editing, guys. Nikmati saja prosesnya, maka kamu akan terpesona sama hasilnya.

Baca juga:

7 Rekomendasi Pembersih Wajah Kulit Kering

Manfaat Some By Mi Yuja Niacin Brightening Sleeping Mask 

Mengatasi Kulit Breakout Karena Dehidrasi DI Musim Panas 

 

 

Perbedaan Avoskin Retinol dan Refining Toner



Beberapa orang mungkin penasaran mengenai perbedaan antara Avoskin Retinol Toner dan Refining Toner.

Avoskin Retinol Toner mengandung Retinol yang memiliki kemampuan untuk menstimulasi produksi kolagen kulit yang seiring usia, produksinya semakin lambat, sedangkan Avoskin Refining Toner, kandungannya utamanya yaitu AHA, BHA, PHA yang berguna untuk meregenerasi/mengangkat sel kulit mati sehingga produksi kolagen meningkat.

Keduanya bisa kamu gunakan dalam perawatan skincare harian, hanya saja perlu digaris bawahi penggunaannya. Ada baiknya dipakai dalam hari yang berbeda sehingga hasilnya lebih maksimal.

Kesimpulan:



Jika kamu tertarik ingin mencoba produk dengan kandungan retinol yang ringan, kamu bisa mencobanya dalam bentuk toner seperti Avoskin Retinol Toner ini. Efeknya memang tidak secepat Ampoule yang memiliki kandungan Retinol lebih banyak. Namun, kandungan aktif Retinolnya hanya 0.09% yang bisa dibilang cukup Mild untuk pemula. Nanti jika sudah terbiasa dengan kandungan Retinol, kamu bisa meningkatkan prosentasenya dengan perlahan.

Selamat mencoba,
 Do You Like Brahms Kdrama Review (2020): Cinta, Musik dan Impian

Do You Like Brahms Kdrama Review (2020): Cinta, Musik dan Impian

do you like brahms, kim min jae, park eun bi, sbs
Credit: SBS



Do You Like Brahms (2020)



Kemarin, drama korea Do You Like Brahms baru saja tamat dan saya masih merasakan euforianya sampai hari ini. Biasanya saya kalau sudah suka sama sebuah drama, ingin rasanya untuk membuat ulasan di blog, ya sekalian memperbaharui blog setelah 2 minggu lamanya hiatus. Apalagi saya sudah janjian sama mba Ria Rochma mau review bersama Do You Like Brahms


Sinopsis:



Judul: Do you Like Brahms?

Episode: 32 

Network: SBS

Genre: Musical, Romance


Drama ini berkisah Chae Song Ah yang diperankan oleh Park Eun Bin, merupakan seorang mahasiswa Jurusan Bisnis yang mempunyai passion di dunia musik memilih untuk melanjutkan kuliahnya di jurusan musik klasik meski mendapatkan pertentangan dari keluarga besar. Song Ah memiliki impian ingin menjadi violinist. Meski terlambat kuliah dari teman-temannya, dia tetap bersemangat dalam memainkan biola demi mencapai mimpinya.

Ada juga Park Joon Young, seorang pianis jenius yang sudah malang melintang di dunia musik klasik dan memenangkan banyak kompetisi internasional. Dia lelaki yang tampan dan baik. Namun, memiliki banyak cerita sedih dalam hidupnya.


Main Cast:


do you like brahms cast, park eun bin, kim min jae




Park Eun Bin, saya mengenalnya dari drama Judge vs Judge, di mana dia berperan sebagai Hakim. Di drama Do You Like Brahms? Park Eun Bin memerankan karakter Chae Song Ah, seorang wanita yang menyukai biola dan memiliki mimpi ingin menjadi pemain biola.

Memiliki kepribadian hangat, baik (bisa dibilang terlalu baik karena sering dimanfaatkan oleh orang lain), terkadang bersifat hati-hati alias tidak ingin menyakiti orang lain, kurang percaya diri terhadap kemampuan, sedikit pencemas.

Kim Min Jae
, setelah sukses bergabung dengan drama Romantic Doctor 1 dan 2 sebagai perawat ruang emergency, Kim Min Jae kembali lagi ke dunia drama, berperan sebagai Park Joon Young, seorang pianis yang terkenal yang sudah banyak memenangkan penghargaan internasional.

Memiliki kepribadian yang tertutup karena sebagian besar hidupnya dihabiskan untuk berkompetisi sehingga hubungan sosialnya tidak terlalu baik, lebih suka memendam perasaannya sendiri.


Baca juga:

Black Dog Kdrama Review

The Lies Within 

Koleksi OST Drama Korea, Memang Mengerti artinya? 

 

 

Review Drama Do You Like Brahms



Bagi saya film/drama bertema musikal itu menarik untuk ditonton, berhubung saya sendiri nggak bisa bermain alat musik, suka saja menyaksikan pertunjukan musik. Rasanya menenangkan mendengarkan alunan Piano, Biola, dan Cello menjadi satu.

Alasan ini yang membuat saya tidak ingin melewatkan drama Do You Like Brahms ini. Saya akan membahas lebih lengkap drama ini berdasarkan poin-poin yang menurut saya menyenangkan.


Aktor dan Aktris yang Totalitas



Ada fakta yang menarik dari pembuatan drama Do You Like Brahms ini, baik Kim Min Jae maupun Park Eun Bin benar-benar bermain dengan alat instrumetal seperti piano atau biola.

Di beberapa video dibalik pembuatan layar yang beredar di youtube, bisa dilihat bahwa Park Eun Bin mendapatkan pelatihan tentang permainan biola, pun Kim Min Jae yang juga memiliki guru untuk memainkan piano. Mereka berdua bekerja keras belajar alat musik tersebut untuk menyuguhkan karakter yang akan dikenang oleh para penontonnya, termasuk saya. 

Bintang utama dari dari drama ini benar-benar totalitas dalam memainkan perannya sebagai pianis dan violinist, mengingatkan saya pada drama hospital playlist di mana para pemain utamanya juga memainkan alat musik dan bernyanyi layaknya grup band.


Pengetahuan Tentang Musik Klasik



Dalam drama Do You Like Brahms kita akan diajak berkenalan dengan tokoh musik klasik seperti Johannes Brahms, Schumann, dan Clara. Bahkan, jalan cerita dari drama ini berdasarkan kisah cinta Brahms yang jatuh cinta pada Clara, istrinya Schumann. serta istilah-istilah dalam dunia musik klasik yang memberikan banyak wawasan baru. Sehabis menonton drama ini, kok saya ingin rasanya menonton pertunjukan musik klasik yang kata beberapa orang membosankan.


Berbakat vs Tidak Berbakat



do you like brahms, kdrama review, kotakwarna.com, do you like brahms review




“Pernah nggak kamu merasa ingin melakukan sesuatu yang kamu sukai, tapi lingkungan di sekitarmu merasa kamu itu bakatnya bukan di situ. Kamu tetap saja mempertahankan apa yang kamu cintai?”

Begitulah perasaan cinta Chae Song Ah kepada Biola, sejak kali pertama dikenalkan oleh sang ayah dengan musik klasik, Song Ah langsung jatuh cinta dengan biola. Dia mempunyai mimpi ingin menjadi violinist. Namun, orang-orang terdekat bahkan keluarga besarnya sendiri menganggap dia tidak berbakat.  Mereka meragukan kemampuan Song Ah bermain biola. Setelah menyelesaikan kuliah jurusan bisnis, Song Ah mengambil sebuah keputusan yang besar, dia memilih masuk jurusan musik. Seperti yang diimpikan.

Tidak mudah menjadi Song Ah, bagaimana dia harus mengejar ketertinggalannya di dunia musik, bagaimana dia rela menjadi asisten profesor di kampus demi diakui, eh ternyata profesornya tidak pernah berniat mengajak Song Ah ke dalam grup musiknya. Sungguh scene ini benar-benar menyedihkan.

Tidak hanya itu, kisah cintanya dengan Joon Young selalu disangkut pautkan dengan karir musiknya. Song Ah dianggap mendompleng kepopuleran dari Joon Young. Terlebih lagi ketika Joon Young memutuskan untuk menjadi pengiring Song Ah, semua orang kayak bilang, "ah yakin lo?"

Song Ah yang sempat tidak percaya diri dengan kemampuannya ternyata tampil memukau saat upacara kelulusan didampingi iringan piano Joon Young. Dia membuktikan dirinya mampu, meski pada akhirnya dia memutuskan untuk tidak melanjutkan S2 dunia musik bahkan berhenti bermain biola. Setidaknya Song Ah bisa mewujudkan mimpinya melakukan resital biola dan dia tetap bahagia karena pekerjaannya juga tidak jauh-jauh dari dunia musik.

Berbeda dengan Song Ah, ada Lee Jung Kyung. Seorang wanita yang sempat dicintai oleh Park Joon Young. Hidup di lingkungan kaya di mana neneknya memiliki yayasan Budaya Kyunghoo, serta ibu seorang pianis yang mendukung karir bermusik Jun Kyung.

Sejak kecil bakatnya bermusik sudah terasah dengan arahan guru musik sehingga membuat kemampuannya bermain biola tidak diragukan. Jun Kyung juga lulusan dari Juilliard sehingga mendukung segalanya. Sayang, dibalik semua itu Jun Kyung merasa Insecure bahwa dia tidak cukup baik bermain biola, dia juga sering kesepian dan tidak merasa bahagia.


Kisah Cinta yang Rumit


do you like brahms, sbs




Jalan cerita Do You Like Brahms ini diadaptasi dari kisah percintaan Brahms, Schumann dan Clara.

Park Joon Young diam-diam menyukai Lee Jung Kyung, cinta pertamanya yang kemudian berpacaran dengan sahabatnya, Han Yoon Hoo. Joon yong yang lahir dari keluarga kurang berkecukupan memiliki masalah ekonomi yang berkepanjangan. Karir musiknya berkembang karena dukungan dari Direktur Nah, nenek dari Jung Kyung. Merasa banyak dibantu oleh Direktur Nah, Joon Young yang menyukai Jun Kyung memilih memendam perasaannya. Dia tidak mau merusak balas budinya. Menelan rasa sakit wanita yang dicintai berpacaran dengan sahabatnya.

Lalu, Park Joon Young bertemu dengan Chae Song Ah, seorang wanita muda yang menjadi pekerja di Yayasan Budaya Kyunghoo. Song Ah ditugaskan untuk membantu Park Joon Young. Rupanya pertemuan-pertemuan keduanya menimbulkan ketertarikan. Song Ah menyukai Joon Young.

Song Ah tahu bahwa Joon Young menyukai Jung Kyung, tapi dia tidak bisa menahan perasaannya sehingga berani untuk mengungkapkan rasa cintanya pada Joon Young. Lelaki itu meminta Song Ah menunggu sampai perasaannya pada Jun Kyung berakhir.

Di saat Song Ah mulai lelah menunggu kejelasannya dari perasaan Joon Young, lelaki itu datang untuk menyatakan cinta kepada Song Ah. Hubungan cinta mereka berjalan manis, namun ada yang masih mengganjal dalam pikiran Song Ah. Kebersamaan Joon Young dan Jung Kyung bertahun-tahun membuatnya insecure apakah lelaki itu sudah benar-benat tidak punya perasaan kepada Jung Kyung?

Di lain hal Joon Young yang sejak kecil merasa kesulitan dan waktunya dihabiskan untuk berkompetisi mengalami permasalahan hubungan sosial yang membuatnya kesulitan untuk terbuka terhadap orang lain.

Keraguan, rasa insecure melihat kedekatan Jun Kyung dan Joon Young membuat
 Song Ah memutuskan kisah cintanya. Kata dia, dia lebih berbahagia sebelum bersama Joon Young, Ah, jadi teringat kisah cinta di masa lalu, di mana saya pernah bertemu dengan lelaki yang masih sibuk berkutat dengan masa lalu. Melelahkan, cin.

Namun, Joon Young membuktikan perasaan kepada Song Ah lewat alunan piano yang dia mainkan. Untung Song Ah sama-sama jurusan musik, paham kisah dibalik alunan musik tersebut. Nah, gimana kalau orang awam coba? Ya kagak paham kalau nggak pakai ngomong.

Kisah cinta mereka yang rumit itu membuat saya berpikir, pentingnya untuk membicarakan kepada pasangan apa yang tengah dirasakan. Sebab, komunikasi yang baik akan menghasilkan kualitas hubungan yang lebih baik,

Sepanjang nonton drama Do You Like Brahms ini, saya senyum-senyum sendiri lihat keromantisan mereka yang kadarnya nggak lebay sekaligus dibuat patah hati oleh sikap Joon Young yang terlalu berhati-hati alias kurang tegas.


Kesimpulan:


Drama sepanjang 32 episode ini memang memiliki alur cerita yang terasa lambat, bagi beberapa orang bahkan terasa membosankan. Namun, bagi saya ada perjalanan emosi antar pemain utama yang layak ditonton sampai habis. Ya, jika kamu suka drama dengan genre musikal berbalut romansa, Do You Like Brahms, bisa dicoba.

 
7 Rekomendasi Pembersih Wajah Untuk Kulit Kering

7 Rekomendasi Pembersih Wajah Untuk Kulit Kering


7 Rekomendasi Pembersih wajah untuk kulit kering


7 Rekomendasi Pembersih Wajah Untuk Kulit Kering



Penyebab kulit kering beragam. Bisa dari dalam seperti kurang asupan cairan atau faktor luar karena kurang melakukan perawatan yang tepat. Merawat kulit kering tidak bisa sembarangan. Produk perawatan dasar yang dipakai harus memiliki kandungan bahan yang dibutuhkan oleh kulit.

Kulit kering berbeda dengan kulit dehidrasi. Kulit kering memiliki ciri-ciri seperti kulit terasa ketarik, pecah-pecah hingga mengelupas, dan tampak kemerahan. Di bawah ini adalah pembersih untuk kulit kering yang kandungan bahannya dan jenisnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan kulit kering. 


SENKA Perfect Whip Biru


Senka Perfect Whip



SENKA adalah salah satu pembersih wajah dari jepang. Glycerin dalam produk ini sangat membantu melembabkan kulit. teksturnya creamy dan menghasilkan busa yang melimpah. Namun jenis busanya adalah mild. Sehingga efektif membersihkan sisa kotoran dan make up tanpa menyebabkan kulit kering. Justru sebaliknya, kulit menjadi lembab setelah memakai cleanser jepang ini. 


Safi White Expert Purifying 2 in 1 cleanser


Safi White Expert Purifying 2 in 1 cleanser



Safi adalah brand dari negeri Jiran, Malaysia yang mulai dikenal di Indonesia sekitar 2-3 tahun ini. produk-produk Safi termasuk Safi White Expert Purifying 2 in 1 dikembangkan secara khusus di Safi Research Institute. Kandungan utama Habbatussauda, minyak biji matahri, dan Vitamin E serta diproses dengan teknologi Oxy White, pembersih wajah 2 in 1 yang merangkap toner ini mampu membersihkan dengan maksimal. Teksturnya gel dan ada sensasi dingin ketika memakainya. 


Bio Essence Collagen Cleanser


Bio Essence Collagen Cleanser



Bio Essence Collagen Cleanser adalah pembersih wajah yang cocok untuk kuit kering karena diperkaya dengan Bird’s Nest Extract dan Hydrolized Collagen yang membantu menjaga kelembaban dan elastisitas kulit dengan lembut. Selain itu, pembersih wajah untuk kulit kering ini juga mengandung whitening peptides membantu kulit tampak lebih cerah. Teksturnya cream padat yang mudah dikeluarkan dari tubenya. 


Artikel Kecantikan lainnya:

Oriflame Pure Skin Blackhead 

Cetaphil Gentle Skin Cleanser 

 


The Aubree Cleanser


The Aubree Cleanser



The Aubree adalah cleanser lokal yang mencerahkan wajah tanpa membuat kulit kering. Kandungan Gycerin dan Niacinamide dalam produk ini sangat efektif melembabkan kulit sekaligus membuat kulit satu tingkat lebih cerah. Keunggulan lainnya dari The Aubree Calm & Comfort Hydrating Cleanser ini adalah Paraben Free, Cruetly Free, No Animal Testing, No Toxic, No Mineral Oil. Tekstur pembersih wajah The Aubree adalah creamy dan busanya sangat sedikit.


Holika Holika Daily Fresh Cleansing Foam Rice


Holika Holika Daily Fresh Cleansing Foam Rice




Holika Holika Daily Fresh Cleansing foam Rice adalah pembersih wajah dari Korea. Kandungan rice dalam produk ini membantu kulit lembab sekaligus cerah. Teksturnya cream dengan busa mild. Hampir mirip dengan SENKA. Setelah memakai pembersih wajah dengan busa mild, kotoran dan sisa riasan terangkat sempurna. Namun, kulit tidak terasa kering atau ketarik. Aromanya juga segar seperti produk baby. 


Missha Super Aqua Gel Renew Snail Cleansing Foam


Missha adalah pembersih wajah dari Korea yang memiliki tekstur cream padat berwarna putih susu. Busa yang dihasilkan cukup melimpah. Kandungan Snail dalam pembersih wajah Missha memberikan keuntungan tambahan yaitu sebagai anti aging. Selama ini snail banyak terdapat pada produk serum. Nah, Missha dengan cerdas memasukkan kandungan bahan Snail dalam basic skincare produk. Buat kalian yang suka dengan Snail, Missha Super Aqua Gel Renew Snail Cleansing Foam bisa menjadi pilihan. 


ST. Ives Daily Cleanser Watermelon



ST. Ives Daily Cleanser Watermelon adalah pembersih wajah berbentuk gel namun dikhususkan untuk kulit kering. Kandungan utama semangka diklaim mampu memberikan kelembababn ekstra pada kulit. oleh sebab itu, dalam kemasannya diberi label Hydrating. Teksturnya gel ringan dan menghasilkan busa yang relatif sedikit. namun, tidak membuat kulit semakin kering atau terasa ketarik. Jika kalian menyukai pembersih wajah jenis gel tapi memiliki kulit kering, ST. Ives Daily Cleanser Watermelon bisa menjadi pilihan.

Itulah rekomendasi cleanser untuk kuit kering. Selamat berburu pembersih wajah untuk kulit kering yang sesuai dengan isi dompet. Memilih pembersih wajah harus bijak karena produk ini dipakai setiap hari.


Ditulis oleh: @dekcrayon 

5 Penulis Fiksi yang Membuat Jatuh Cinta

5 Penulis Fiksi yang Membuat Jatuh Cinta

5 penulis fiksi yang membuat jatuh cinta, song for alice, windry ramadhina, novel indonesia


5 Penulis Fiksi yang Membuat Jatuh Cinta



“Satu hal yang aku sukai dari membaca fiksi, aku terjebak dan jatuh cinta.”

Sebagai penggemar tulisan fiksi, tentu saja saya punya penulis fiksi panutan yang karyanya membuat jatuh cinta sejak kali pertama membaca. Saya tahu mungkin kelihatan lebay tapi memang sehebat itulah mereka. Membuat saya terpaku seharian, menghabiskan ribuan kata yang tertulis dalam waktu semalam. Lalu, menyelipkan rasa hangat sehabis membaca kisah karakter dalam tulisan mereka.

Layaknya orang jatuh cinta, rindu akan selalu hadir menunggu kapan penulis idaman mengeluarkan karya baru. Berdebar saat mereka memberikan teaser di media sosial, apakah kisah yang mereka tulis masih semanis buku pertama yang pernah saya baca sebelumnya? Lantas, bergegas ketika mereka mulai menjualnya karena tidak ingin ketinggalan.

Tidak hanya tentang karya baru, ada kalanya saya suka membaca ulang semua karya mereka dan ajaibnya rasanya masih sama seperti saat saya pertama membaca. Entah, candu apa yang mereka tuangkan dalam buku tersebut sehingga saya terbuai.

Sebenarnya saya punya banyak penulis fiksi favorit, hanya saja kalau ditulis semua di sini akan menjadi cerita yang tidak akan ada habisnya. Makum, banyak bermunculan penulis-penulis baru dengan karya yang tak kalah apik.

Nah, saya ajak kalian dengan 5 Penulis Fiksi yang membuat saya jatuh cinta dengan karya-karyanya.


Ilana Tan



Saya mengenal Ilana Tan dari buku pertamanya yaitu Autumn In Paris yang merupakan karya tetralogi 4 musim yang tentunya sudah saya baca semua (ada 1 bukunya yang hilang dan saya sedih sekali).

Alasan saya menyukai Ilana Tan karena gaya tulisannya yang manis, sederhana tidak terlalu banyak permainan kata namun menawarkan detail yang membuat betah ketika membaca karyanya. Tema yang diambil pun tak jauh-jauh dari kisah cinta. Tentu saja ada saat dia menulis karakter yang saling berhubungan dengan bukunya yang lain seperti Tetralogi 4 Musim.


Penulis yang misterius ini sudah lama tidak mengeluarkan karya baru dan saya amat menantikannya. Semoga bakal ada kisah baru setelah In The Blue Moon


Prisca Primasari



Will and Juliette merupakan karya pertama dari Prisca. Waktu itu saya belum begitu tertarik dengan karyanya sampai saya membaca karya dia yang lain, kalau nggak salah Eclair dan saya suka.

Sejak saat itu saya memasukkan Prisca ke dalam penulis fiksi favorit dan pastinya menunggu karya-karya barunya diterbitkan. Satu hal yang membuat saya menyukai karya Prisca adalah premis dari karya-karyanya yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.


Baca juga:






Winna Effendi



Gara-gara tugas dari workshop menulis yang saya ikuti kala itu, saya mengenal Winna Efendi untuk kali pertama. Novelnya yang berjudul Ai berhasil menyedot perhatian saya. Winna memiliki ciri khas, diksinya yang manis dan panjang akan membuat saya terhanyut dalam setiap jalan cerita yang dia tulis.

Meski bukan penggemar beratnya, saya memiliki beberapa karya dia untuk dikoleksi dan saya tidak menyesal telah mengenal penulis yang satu ini.


Windry Ramadhina



Montase, merupakan karya pertama Windry yang saya baca. Sama hal dengan Winna Efendi, bisa dibilang dia memiliki ciri khas narasi yang detail dalam setiap tulisannya, bahkan menggunakan beberapa kata yang kadang masih asing di telinga.

Bisa dibilang Windry merupakan sosok yang multitalenta. Selain sebagai novelis, dia juga seorang Arsitektur, Dosen, bisa bermain musik. Pantas saja Wulan K menjadikan dia panutannya.

Meski saya bukan murni penggemar beratnya, saya rajin membaca karya-karyanya karena Wulan kenanga. Bahkan tahun lalu, kami berdua mengikuti workshop menulis bersama Windry. Menyenangkan, saya jadi tahu bahwa Windry memang amat-amat detail dalam membuat novel. Pantas saja dia jarang mengeluarkan karya banyak karena memang benar-benar menjaga karakter sampai benar-benar kuat untuk diberi jalan cerita.


Dewie Sekar



Saya berkenalan dengan karya Dewie Sekar ketika membaca novelnya yang berjudul Alita @heart, berkisah tentang cinta pertama Alita yang menyukai sahabat kakaknya sendiri. Sebuah novel yang berakhir sedih membuat saya ketagihan membaca.

Suatu hari, kalau nggak salah gramedia mengadakan giveaway berhadiah Novel Dewie Sekar dan tentunya saya nggak mau ketinggalan karena kebetulan novel yang saya punya mulai rusak karena keseringan dibaca.

Hal yang menggembirakan saya menang dong dan ternyata saya mbak Dewie saya dikasih sepaket bukunya plus tanda tangan penulisnya langsung. Akk, bahagia dong, saya jadi bisa baca kelanjutan dari kisah Alita. Ya, sejak saya itu ketagihan membaca karya-karyanya.

Cara bertuturnya sederhana, tidak terlalu panjang dan bertele-tele. Jalan ceritanya juga menarik dan anehnya selalu bikin hati ini hangat sehabis membaca. Terakhir, mbak Dewie Sekar baru saja mengeluarkan novel baru, tentunya saya punya dong. Hahah

Begitulah cerita tentang 5 penulis Fiksi yang bikin membuat saya jatuh cinta. Kalian punya penulis favorit juga, boleh dong berbagi?


Salam hangat,


 5 Tips Membangkitkan Ide Menulis Blog

5 Tips Membangkitkan Ide Menulis Blog

5 tips membangkitkan ide menulis


5 Tips Membangkitkan Ide Menulis Blog


Suatu hari saya pernah duduk lama di depan laptop hendak membuat tulisan baru di blog. Sudah satu jam menatap layar, tak satupun kalimat yang saya hasilkan. Entah kenapa hari itu rasanya sulit sekali untuk memikirkan apa yang ingin saya tulis. Tak jua mendapatkan ide, saya memutuskan menutup laptop, mengurungkan niat memperbaharui tulisan di blog.

Bukan sekali saya mengalami permasalahan seperti ini. Beberapa kali, malah pernah saya hiatus menulis blog selama 1 bulan. Rasanya tiap kali hendak memulai, ada saja yang menghalangi pikiran. Rasanya sedih apalagi kalau tiba-tiba dapat job dari klien, nggak mau kan kehilangan kesempatan baik?

Nggak mau terus-terusan memaklumi diri yang sedang terkena sindrom writer’s block, biasanya saya melakukan beberapa kegiatan khusus sehingga mood kembali membaik dan pikiran jadi lancar. Alhasil, gairah untuk menulis menjadi membara.

Rasanya semua blogger punya cara sendiri supaya ide-idenya tetap bermunculan menjadi tulisan yang baru. Nah, kali ini saya mau membagikan 5 tips membangkitkan ide menulis blog.


Membaca Tulisan Orang Lain


Saya seringkali merasa kesulitan dalam menulis kalimat pertama. Serius, kadang satu jam bengong di depan laptop hanya karena nggak tahu mau membuka tulisan di blog dengan kalimat apa? Biasanya hal ini yang membuat mood saya menjadi labil dan berakhir tidak menulis.


Pertama yang saya lakukan adalah membaca tulisan orang lain yang memiliki topik sejenis sebanyak 3-5 tulisan. Biasanya dari situ saya akan mulai mendapatkan insight apa yang hendak ditulis selanjutnya. Kayak semacam ada penarik sumbatan di otak dan akhirnya menjadi lancar.



Mengumpulkan Ide-Ide Di Pinterest


Buat saya pinterest itu sudah kayak surga, bisa menemukan apapun yang saya cari di sana dan saya berterima kasih buat seorang teman yang sudah memperkenalkan dengan aplikasi keren ini.

Di kala bosan/jenuh, saya suka sekali bermain di pinterest. Mencari-cari ide buat buat tulisan lalu menyimpannya di Pinterest hingga menumpuk. Nanti, ketika saya membutuhkan ide buat tulisan, saya akan membuka hasil simpanan saya tadi untuk selanjutnya dieksekusi menjadi sebuah tulisan ala saya.


Menulis Sesuatu yang Disukai



Ketika saya sudah lama hiatus dari menulis blog, saya biasanya memulai kembali dengan menulis sesuatu yang saya sukai, entah itu puisi pendek, ulasan produk kecantikan yang sedang saya pakai atau bahkan tentang diri saya yang tengah merindukan seseorang.

Menulis objek yang disukai biasanya ditulis dengan bahagia sehingga meningkat mood. Mood yang baik akan memantik ide-ide baru untuk tulisan selanjutnya.

Baca juga

8 Sumber Ide Supaya Aktivitas Blogmu Lancar

Bagaimana Menulis Kalimat Pertama 

Hal-hal yang Bisa Dilakukan Seorang Blogger 



Melakukan Hal yang Tidak Berhubungan Dengan Menulis



Pernah saya bosan dengan dunia tulis menulis, saya memutuskan untuk mengambil jarak dengan laptop, menyimpannya dalam lemari selama satu bulan. Tidak membaca buku, dan tidak menulis apapun di buku catatan.

Selama dalam masa jeda itu, saya memilih untuk memotret, memasak, menonton drama kesukaan atau mengobrol bersama teman. Hingga suatu hari saya merasa rindu dengan tulisan. Kayak ada banyak cerita yang ingin saya sampaikan dan itu berhasil membangkitkan semangat lagi untuk menulis.


Mencatat Ide-Ide yang Terlintas Di Buku Catatan


Rasanya saya punya banyak buku catatan yang beberapa sering saya bawa kemana-mana. Ketika tiba-tiba ada ide yang terlintas, biasanya saya segera mencatat di buku catatan supaya tidak lupa. Selain ide, saya sering juga mencatat kata-kata baru, kalimat yang saya sukai atau dengar dari orang lain.

Ide-ide mentah tersebut biasanya sengaja saya simpan, nanti baru dipilih mana yang akan kemudian dibuat dalam bentuk tulisan utuh.

Menulis merupakan proses panjang yang harus dilalui dengan kesabaran, mengalami stuck sesekali tidak masalah selama tidak menyurutkan niat kembali menulis blog. 

Semoga 5 Tips Membangkitkan ide menulis blog bisa memberikanmu inspirasi.

Sampai jumpa,



 Mencari PCR Test Di Surabaya

Mencari PCR Test Di Surabaya

PCR Test Di Surabaya

Pandemi Korona yang Belum Berakhir


Saya yang tinggal di Surabaya, bisa dibilang khawatir karena merupakan salah satu kota yang memiliki angka penularan cukup tinggi. Pasalnya, pandemi Korona yang belum berakhir di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia, malah kian meningkat dari hari ke hari.

Salah satu upaya untuk memutus rantai penularan Covid 19, pemerintah surabaya melakukan test pemeriksaan baik PCR dan Rapid Test guna memetakan wilayah sebaran Covid 19 di Surabaya. Bisa dibilang, mencari PCR Test di Surabaya bukan hal yang sulit saat ini.

Sangat berbeda dengan keadaan di awal-awal pandemi, di mana kita mengalami kesulitan untuk melakukan tes Covid 19 tersebut secara mandiri dan juga dibatasi dalam realitasnya.


Baca juga:

Operasi Ganti Pacu Jantung di Masa Pandemi

Pengalaman Swab Test Covid 19 

Virus Corona Membuat Suasana Ramadhan Berbeda 

 

Perbedaan PCR Test dan Rapid Test


Mungkin di antara kalian tahu bahwa ada beberapa tes yang bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan Virus Corona di dalam tubuh, yaitu PCR Test, Rapid Test dan CT Scan.

Kali ini saya akan lebih memfokuskan pada dua jenis deteksi Virus Corona yang belakangan ini menjadi hal yang selalu diperbincangkan keberadaannya yaitu Rapid Test dan PCR Test

Rapid Test merupakan tes serologi yang bertujuan untuk mendeteksi antibodi Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG) terhadap SARS-CoV-2 di dalam darah. Metodenya dengan mengambil sampel darah dari pasien yang kemudian diproses di dalam laboratorium.

Hasil dari Rapid Test ini biasa berupa reaktif dan non reaktif. Jika kamu mendapatkan hasil reaktif, kemungkinan besar tubuh mengandung antibodi SARS-CoV-2. Namun antibodi yang reaktif bukan selalu diartikan virus tersebut tengah aktif dalam tubuh. Antibodi reaktif tersebut bisa menunjukkan adanya infeksi yang terjadi di masa lampau.

PCR Test merupakan singkatan dari polymerase chain reaction yaitu pemeriksaan SARS-CoV-2 dengan cara mendeteksi DNA virus. Hasil dari tes tersebut berupa positif dan negatif. Berbeda dengan Rapid Test yang mengambil sampel darah, PCR Test ini menggunakan contoh cairan lendir yang didapatkan dari rongga hidung dan tenggorokan dengan metode swab (mengusap menggunakan suatu alat berupa cotton bud yang panjang dan didiamkan beberapa saat untuk mengumpulkan cairan lendir).

Sebagai seseorang yang pernah melakukan swab test covid 19, buat saya metode yang satu ini agak tidak menyenangkan.

Kedua test tersebut di atas merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan. Rapid Test merupakan alat deteksi awal bagi seseorang yang mungkin memiliki gejala/tidak bergejala, sedangkan PCR Test merupakan metode selanjutnya yang akan membuktikan apakah orang tersebut memang terinfeksi Covid 19.

Mencari PCR Test Di Surabaya



swab test covid 19, PCR Test Surabaya, halodoc



Mencari PCR Test di Surabaya bukan hal yang sulit, mulai banyak RS dan klinik yang menyediakan PCR Test atau dikenal dengan Swab Test ini dengan beragam harga yang bervariasi.

Keadaan ini berbeda jauh seperti pengalaman saya dulu yang hendak melakukan operasi di bulan Juni. Saya harus menelpon beberapa RS dan klinik untuk memastikan apakah mereka menyediakan layanan Swab Test Mandiri. Benar-benar melelahkan.

Sekarang, permasalahan mencari lokasi PCR Test di Surabaya menjadi lebih mudah dengan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menemukan Dokter sekaligus tempat untuk melakukan tes PCR yang disesuaikan dengan lokasi tempatmu tinggal.


halodoc, pcr test, pcr test surabaya


Saya yang tinggal di Surabaya, tinggal masukkan kota di pencaharian, lalu akan muncul rekomendasi RS yang menyediakan layanan PCR Test. Pilih lokasi yang dekat dari rumah supaya mudah dan enaknya kamu juga langsung bisa bikin janji menggunakan aplikasi Halodoc. Nyaman, nggak pakai ribet telepon dulu.

Akses mudah untuk mencari PCR Test Di Surabaya memang membuat kita merasa aman, namun bukan berarti lantas kita mengabaikan protokol kesehatan yang ada. Tetap jaga jarak, pakai masker jika keluar rumah dan jangan lupa untuk cuci tangan sehabis melakukan aktivitas.

Salam sehat,


Operasi Ganti Pacu Jantung Saat Masa Pandemi

Operasi Ganti Pacu Jantung Saat Masa Pandemi

pacemaker, medtronic, pengalaman ganti pacemaker, harga pasang pacemaker

Operasi Ganti Pacu Jantung Saat Masa Pandemik



Setelah hampir 3 bulan melakukan pemulihan pasca operasi ganti pacu jantung, saya memberanikan diri untuk menulisnya di blog. Ini kali pertama saya membahas mengenai operasi yang saya lakukan. Padahal sebelumnya saya tidak pernah menceritakan secara gamblang kepada pembaca tentang kondisi kesehatan selama ini.

Seharusnya operasi ini dilakukan bulan April lalu, sesuai perjanjian dengan dokter pada bulan Januari supaya menghindari baterai tidak habis mendadak sehingga saya bisa beraktivitas sebagaimana mestinya.

Memangnya apa yang terjadi kalau baterainya habis?

Kemungkinan terburuk saya bisa pingsan. Namun, ada kejadian luar biasa lima tahun lalu, saya mengeluh sakit kepala yang berkepanjangan, pokoknya rasanya tubuh ini nggak nyaman. Mami inisiatif untuk mengajak ke dokter Jantung langganan saya, terlebih lagi memang waktunya kontrol rutin. Ternyata dari hasil pemeriksaan, baterai pacu jantung saya habis dan Dokter kaget dengan kondisi saya yang baik-baik saja. Berdasarkan pengalaman ini, Dokter nggak mau kecolongan lagi sehingga hasil pemeriksaan terakhir telah diputuskan akan dioperasi sebelum puasa.

Manusia hanya bisa berkehendak, siapa sangka akhir Februari, kasus Corona semakin banyak di Indonesia. Saya sempat takut untuk ke RS kala itu apalagi tersiar kabar bahwa di Rumah Sakit rentan terjadi Airborne alias penularan lewat udara. Sehingga saya menunda kunjungan ke Dokter. Sempat tanya teman Nakes juga bahwa saat itu ruang operasi tidak dibuka kecuali kasus darurat.

Pertengahan Juni, Mami mengajak saya kontrol ke karena sudah hampir melewati batas yang diperkirakan oleh Dokter. Dengan perasaan berdebar, kami bertemu dengan Dokter di RS. Berhubung sedang pandemik, beliau tidak lagi membuka praktik di rumah.

Dari hasil pertemuan, Dokter menyarankan saya untuk kembali lagi bulan depan karena masih pandemi apalagi semua hasil pemeriksaan terakhir berada di rumah Dokter tersebut. Kemudian, Dokter memberikan pilihan, jika ingin melakukan operasi bulan ini saya harus melakukan Swab Test. Jika hasilnya negatif, saya bisa melanjutkan pemeriksaan darah dan operasi bisa dilakukan.

Sehabis pulang dari Dokter, saya segera mencari informasi RS mana yang bisa melakukan Swab Test dan akhirnya ketemu. Saya segera bikin janji dengan RS.


Baca Juga:

Pengalaman Swab Test Covid 19

I'm Thankfull Being Me 

Apa yang ingin Dilakukan Ketika Corona Berakhir? 


 

Hasil Tes Swab yang Bermasalah



Menunggu hasil swab, rasanya mood nggak karuan. Perasaan takut, cemas, gugup dan gelisah menjadi satu. Saya takut hasilnya tidak baik.

Tiga hari pasca swab, hasil juga tidak keluar sementara pihak dari Dokter terus menanyakan hasil. Saat itu rasanya saya tertekan, belum lagi ditambah pertanyaan ortu tentang hasil tes, rasanya saya pengin menghilang sejenak. Bahkan, saya kehilangan banyak berat badan waktu itu. Fyuh

Saya kehilangan gairah, untungnya masih ada semangat untuk menulis dan memotret. Setidaknya itu memberikan kekuatan sembari menunggu.

Jumat pagi, pihak Dokter memberitahu bahwa operasi akan dilakukan Sabtu Pagi. Dokter sudah menentukan jadwal karena menjaga kondisi saya sehabis swab. Suster menelpon menanyakan hasil swab yang juga belum keluar.

Sembari menunggu hasil swab yang dijanjikan akan keluar sore hari, saya bersiap-siap, mengemas perlengkapan yang akan dibawa ke RS besok hari. FYi, saya tidak perlu menginap sebelum operasi.

Menjelang Maghrib, swab test yang ditunggu hasilnya keluar dan ternyata tidak teridentifikasi alias swab ulang. Rasanya badan panas dingin mendengar hasil, bagaimana tidak besok operasi dan hasil swabnya bermasalah. Kesal rasanya. Namun, kami terlalu lelah untuk berdebat dengan RS tersebut dan ingin fokus pada operasi besok. Hasil swab tersebut saya kirimkan ke Dokter apa adanya.

Menjelang isya’ dapat telepon dari dari Dokter, saya diminta untuk melakukan CT Scan Paru karena tidak mungkin menunda untuk swab ulang. Malam itu juga saya berangkat ke Rumah Sakit menjalankan CT Scan. Untuk kali pertama saya masuk ke dalam tabung besar yang dinginnya luar biasa. Sambil berdoa semoga hasilnya baik.

Alhamdulillah, jam 11 malam hasil CT Scan keluar. Paru-paru saya dinyatakan bersih dari bercak. Operasi bisa dilakukan besok pagi.



Prosedur Selama Operasi Berlangsung



Gara-gara menunggu hasil swab, saya lupa melakukan tes darah untuk persiapan operasi. Alhasil jam lima pagi, saya harus meluncur ke RS untuk dilakukan tes darah terlebih dahulu. Sungguh, luar biasa hari itu.

Sembari menunggu hasil darah, saya melaporkan diri ke UGD bahkan akan rawat inap. Di UGD kami diterima oleh para nakes yang menggunakan APD lengkap. Terlalu sering ke RS membuat saya terbiasa dengan pemandangan ini.

Ditemani seorang perawat yang menggunakan APD, kami diantar menuju ruang Angiografi, tempat prosedur penggantian pacu jantung dilakukan. Oh iya, karena prosedur operasi ini tergolong ringan, nantinya saya akan dibius lokal alias hanya pada daerah yang akan dibedah.

Sebelum melakukan operasi, saya diberi form consent/persetujuan untuk ditandatangani orang tua. Selanjutnya, saya disuruh ganti baju lalu dibawa ke ruangan operasi. Untungnya sebelumnya sudah berpamitan sama keluarga di rumah.

Buat saya momen operasi, momen yang sunyi. Harus berjuang sendiri tanpa ada keluarga yang menemani di ruangan super dingin. Itulah kenapa harus mempersiapkan mental sejak jauh-jauh hari. Pasrah karena tidak akan ada yang pernah tahu apa yang terjadi di meja operasi.

Selama proses operasi berlangsung, saya wajib menggunakan masker KN95 yang di bawahnya diberi oksigen di bagian hidung. Kebayang? Nggak papa sih, biar saya tetap aman ketika operasi berlangsung.

Semua petugas Nakes dan Dokter yang berada di ruang operasi juga menggunakan APD lengkap. Lihat baju hijau di ruang operasi aja bikin dag dig dug apalagi mereka semua pakai APD ala astronot kok kayaknya bikin lebih tegang. Cuman bisa berdoa.

Meski ruang operasi bukan hal yang asing bagi saya, tetap saja rasa takut dan cemas itu selalu ada. Siapa coba yang berani berada di ruang operasi? Rasanya nggak bakal ada yang rela untuk dioperasi.

Pertama, seorang perawat mulai memasang kabel-kabel yang ditempel di dada, gunanya memantau denyut jantung, tekanan darah, saturasi oksigen selama operasi berlangsung. Perawat yang lain memberitahu bahwa mereka akan memasang infus dan melakukan pengecekan alergi obat (i hate this part, jarumnya kecil dan nyeri banget). Saya juga ditanya apakah ada riwayat alergi pada obat.

Sebelum Dokter datang, kondisi pacu jantung saya diperiksa dulu kayak semacam pengecekan biar ada rencana cadangan kalau terjadi sesuatu dan ternyata masa baterainya tinggal 3 hari. Kok ya bisa pas banget.

Oh iya hari itu saya juga mengalami nyeri karena haid hari pertama, rasanya nggak nyaman banget, ditambah nyeri di tangan bekas tes alergi, bekas cek darah tadi dan pas dimasukin infus. Lengkap banget deh.

Prosedur penggantian pacu jantung ini bisa dibilang termasuk operasi kecil mangkanya hanya membutuhkan anestesi lokal, beda dengan saat kali pemasangan dulu. Saya dibius total. Jadi, sepanjang operasi saya tersadar dan bisa mendengar Dokter berbicara dengan perawat meminta alat untuk operasi, persis layaknya adegan di drama korea yang sering saya tonton.

Beberapa kali saya merintih menahan sakit karena terkena bagian yang belum disuntik bius, sehingga beberapa kali saya merasakan dokter menyuntikkan obat bius di area operasi. Ternyata ukuran alat pacunya lebih besar dari yang pernah saya pakai sehingga dokter harus membuat luka yang lebih lebar supaya generator pacu jantung bisa masuk sempurna. Kalau dulu, ketika saya merintih kesakitan begini, ada tangan perawat yang siap menggenggam memberikan semangat karena pandemi tidak ada lagi. Seorang perawat yang mendampingi saya di samping hanya membisikkan kalimat penyemangat.

Saat generator pacu jantungnya dilepas, untuk beberapa detik saya sempat merasa hilang kesadaran dan sesak napas. Buru-buru saya menarik napas panjang dan semua kembali normal.

Alhamdulillah operasi berjalan lancar tanpa hambatan, luka juga sudah dijahit sempurna. Saya dipindahkan ke ruang ICU untuk observasi sembari menunggu kamar inap dipersiapkan.

Oh iya selama pandemi, kunjungan ke RS ditiadakan terus yang boleh menunggu hanya satu orang saja. Demi mengantisipasi penyebaran virus dan RS menjalankan protokol yang cukup ketat.

Saya hanya menginap semalam di RS, selama tidak ada pendarahan dan demam saya boleh pulang keesokan harinya. Yay, pulang.

Biaya yang dikeluarkan untuk tindakan operasi penggantian pacu jantung sebesar 34 juta rupiah (kelas 3), biaya generator pacu jantung sekitar 44 juta rupiah. Jika ditotal keseluruhan dengan biaya perawatan, CT Scan, Swab tes dan lainnya sekitar 100 jt.

Apakah nggak pakai BPJS?

Menurut Dokter, jenis pacu jantung saya pakai ini memakai 2 kabel sehingga tidak dicover oleh BPJS, alhasil saya harus pakai biaya mandiri. Itulah kenapa orang tua saya punya banyak investasi, demi pengobatan saya jangka panjang. Semoga Papi dan Mami selalu sehat agar bisa terus mendampingi. Amin.

Selepas operasi, pemulihan saya bisa dikatakan cepat. Hasil jahitan kering sempurna. Berhubung sedang corona, kontrol yang seharusnya 3 bulan sekali diganti 6 bulan. Semoga tidak ada masalah hingga kontrol tahun depan. Amin.

Terima kasih buat Dokter dan tim Nakes yang sudah merawat saya kemarin, semoga sehat selalu ya.