Ramadhan DI Baitullah

Ramadhan DI Baitullah

Pelataran Masjid Nabawi, suasana buka puasa di nabawi
Buka Puasa Pertama di Pelataran Masjid Nabawi

Ramadhan di Baitullah


Sebagai seorang pengkhayal, kerap kali saya membayangkan bagaimana rasanya merayakan hiruk pikuk Ramadhan di Negeri Orang? 

Apakah sama saja dengan di Indonesia atau ada yang berbeda?

Rupanya Allah mendengar mimpi saya. Tahun lalu, kami sekeluarga diberi hadiah sama Allah untuk merasakan nikmatnya Ramadhan di Baitullah. Sungguh sebuah petualangan yang tidak terlupakan. Istimewanya lagi, kali ini saya tidak berangkat bertiga bersama ortu saja, melainkan juga dengan Kakak Peremuan dan Suaminya. 

Yap, kami pergi berlima.

Kami ingin mengulang momen kebersamaan seperti kali pertama Umroh, waktu itu formasinya lengkap plus Kakak Lelaki. Sayangnya, uang yang kami miliki tidak mencukupi untuk membawa serta keluarga kakak lelaki. Mungkin nanti, ketika Allah merasa itu waktu yang tepat untuk kami sekeluarga.


Persiapan Sebelum Berangkat


Perjalanan kali ini, kami menggunakan agen perjalanan yang berbeda seperti yang sebelumnya. Mami memilih agen perjalanan yang lokasinya lebih dekat dengan rumah dan kebetulan milik tetangga sendiri. Tenang saja, agen perjalanan tersebut amanah.

Segala persiapan mulai diurus. Dokumen-dokumen penting dan paspor mulai dipersiapkan. Lalu dilanjutkan dengan vaksinasi Meningitis dan Flu, ini kali pertama bagi saya setelah sebelumnya konsultasi dengan dokter. Saat kami mau berangkah Umroh, sedang marak isu tentang virus Mers di Saudi Arabia.

Alhamdulillah. Dokter memberi lampu hijau untuk melakukan vaksinasi. Tak lupa memberi cara bagaimana cara saya menjaga kesehatan selama berada di tanah suci. Pokoknya kata Dokter, selama dalam kerumunan saya diwajibkan mengenakan masker, banyak konsumsi air putih supaya tidak dehidrasi. 

Barang-barang selama perjalanan sudah dikemas, tidak ketinggalan obat dan vitamin yang wajib dibawa selama perjalanan. Supaya jika ada kendala kesehatan bisa diatasi dengan baik, meski kami tidak menginginkan hal itu terjadi tentunya.

1 Ramadhan di Madinah


Dalam perjalanan Umroh kali ini, kami mengambil program mengunjungi Makkah terlebih dahulu. Baru dilanjutkan perjalanan menuju Madinah.Alhamdulillah tidak halangan selama di Makkah. Semua ibadah berjalan lancar. Hanya suhu yang kali itu cukup panas.

Bulan Juni di Makkah berarti masuk musim panas. Suhu saat itu berkisar antara 38-42 celcius. Cukup panas untuk kami yang tinggal di negara tropis.Ibadah inti Umroh sudah selesai. Perjalanan dilanjutkan menuju Madinah untuk Ziarah Nabi. Ternyata Madinah lebih panas dari Makkah beberapa derajat.

Saya membayangkan gimana dengan puasa kami besok. Saat itu malam 1 Ramadhan kami sudah masuk di Madinah dan ikut melaksanakan sholat tarawih di masjid Nabawi.

Pengalaman pertama Shalat Tarawih di Madinah itu menakjubkan. Duduk berdampingan dengan umat muslim seluruh dunia. Kami harus berangkat lebih awal ketika Shalat Isya karena tarawih pertama orang-orang berduyun-duyun untuk sholat berjamaah. Alhamdulillah kami mendapat tempat yang nyaman.

Di Masjid Nabawi lebih tertib dalam pengaturan Shaf Sholat berbeda dengan Masjidil Haram. Ada Askar/polisi wanita yang akan mengatur ketertiban beribadah shalat. Jika kita salah dalam memilih shaf pasti mereka akan menyuruh kita pindah.

Di Masjid Nabawi shalat Tarawih terdiri dari 23 Rakaat dengan bacaan shalat yang panjang-panjang. 1 rakaat bisa memakan waktu kurang lebih 20 menit. Bisa diperkirakan sholat tarawih akan selesai.

Yang paling dinanti adalah sahur pertama. Sejak pukul 2 saya sudah gelisah. Jam 3 kami turun ke bawah untuk makan sahur. Di resto hotel sudah penuh dengan orang. Kami makan sahur untuk pertama kali. Sambil membayangkan bagaimana rasanya berpuasa dengan suhu panas sepanas ini. Sempat terbersit "kuat nggak ya?"

Alhamdulillah ternyata seperti dibayangkan. Puasa pertama berjalan lancar. Rasa panas tak menghalangi kami untuk beribadah. Bahkan, untuk melakukan Ziarah ke Masjid Quba, Jabal Uhud. Udara panas tak membuat kami merasakan dahaga.

Persiapan buka puasa bersama di Masjid Nabawi sudah dimulai sejak habis sholat Dhuhur. Mobil-mobil kontainer membawa makanan hilir mudik di pelataran masjid. Nabawi. Ada perusahan katering yang mulai menata meja-meja di depan halaman masjid.

Yang menarik dari Ramadhan di Tanah Suci adalah pada orang-orang kaya di sini berlomba-lomba untuk beramal. Nggak tanggung-tanggung mereka bersedekah dalam jumlah cukup besar. Pakai kontainer loh.

Menurut salah satu pembimbing kami di Madinah. Semua orang akan membuat area masing-masing. Nanti seluruh Jamaah bisa memilih tempat di mana mereka akan berbuka. Semakin banyak yang datang ke area mereka. Mereka akan semakin senang.

Baca juga:

Pengalaman Umroh yang tidak terlupakan

 8 Hal yang wajib dibawa ketika umroh



Pukul 5 sore waktu setempat, kami sudah bersiap-siap mencari tempat berbuka puasa. Bingung menentukan apakah akan berbuka di depan halaman, dipelataran masjid atau di dalam masjid.

Di depan halaman masjid sudah tumpah ruah dengan para jamaah. Mereka berkumpul tanpa memandang pangkat dan jabatan. Aku, kakak dan mama sempat bingung ketika mau berbuka di depan halaman masjid. Soalnya di sana sudah banyak penduduk lokal. Jarang terlihat orang asia.

Kami beruntung. Ada meja yang berisi orang Indonesia. Saya bertanya apakah boleh duduk bersama. Dan, Allhamdulillah kami bisa mendapat tempat duduk.

Satu persatu hidangan mulai disajikan. Dimulai dari air mineral, yogurt, jus buah, buah-buahan, kurma, roti yang ukuran besar dan es krim. Satu per satu dari pekerja katering akan memeriksa apakah makanan kami ada yang kurang.

Begitu adzan berkumandang. Nasi mulai dibagikan. Ah. Saya terharu melihat pemandangan ini. Bahkan ketika menuliskan kembali pengalaman ini bulu kuduk saya merinding. Buat saya ini pengalaman tak terlupakan.

Ya Allah kami diberi kesempatan untuk merasakan 1 Ramadhan di Tanah Suci. Itu sungguh hadiah yang tak ternilai.

Sehabis Shalat Magrib Allah lagi-lagi memberi kami hadiah. Seorang gadis muda berkebangsaan Arab mendatangi kami. Dia memberi kami 3 kotak nasi, jus buah dan beberapa minuman. Allhamdulilah. Indah sekali berbuka puasa di sini. Sebuah perjalanan hati yang luar biasa.

Saya memang belum pernah berkunjung ke negara lain. Tapi buat saya Makkah dan Madinah selalu membuat saya ingin kembali lagi. Dua kota yang cantik dan selalu dirindukan.



Suasana sebelum buka puasa di depan halaman masjid Nabawi




Berfoto sehabis sholat magrib sama penduduk sana. Baik dan cantik




Menu pembuka buka puasa. Ada ice cream juga dan nasi



Suasana saat tarawih malam pertama


Pengalaman Ramadhan di Baitullah menjadi sebuah pengalaman yang tak ternilai, semoga Allah memberikan kami sekeluarga untuk kembali mengulang momen yang berharga ini dengan format yang lebih lengkap.

Maksimalkan Akun Media Sosialmu

Maksimalkan Akun Media Sosialmu

sumber
Holla, 

Hari gini punya akun media sosial cuman buat ajang ngeluh atau buat nyebar-nyebar info nggak benar. Rugi, Bro.

Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan dengan akun medsosmu. Psst, bahkan bisa menghasilkan uang.


Mau tahu apa saja? Simak yuk ulasan berikut ini.

Tips memotret menggunakan kamera ponsel

Tips memotret menggunakan kamera ponsel

 
Postingan ini berawal dari sebuah komentar pada tulisan saya sebelumnya Mobile Photography.

Ada bertanya sama saya. 
Apakah ada sudut-sudut tertentu yang digunakan sebagai acuan dalam memotret menggunakan kamera ponsel?

Karena saya bukan ahli dan sama-sama sedang belajar motret. Mungkin akan saya jelaskan berdasarkan apa yang saya lakukan selama ini.

Jujur, motret menggunakan kamera ponsel itu gampang-gampang susah. Kemudahannya kita langsung bisa gambar sesuka yang kita mau dengan cepat dan langsung bisa unggah ke media sosial kita.

Kesulitannya adalah kebanyakan setting kamera di ponsel sudah otomatis (beberapa yang menyediakan pengesetan manual, itu pun tidak selengkap kamera pocket atau dslr) jadi ikut mempengaruhi kualitas gambar yang dihasilkan.

Completely

Completely

Taken from
Suatu sore, seperti hari-hari sebelumnya. Aku sibuk di dapur. Menyiapkan dua cangkir kopi ketika kamu berada di kamar mandi. Membersihkan badan setelah beraktivitas dari pagi.

Selanjutnya, aku membawa dua cangkir yang mengalirkan kehangatan pada buku-buku jariku ke teras rumah. Meletakkannya di atas meja kesayangan kita. 

Fashion Style

Fashion Style

Holla, Ladies 

Postingan kali ini saya akan membahas tentang Fashion

Kadang kita suka bingung dalam mempercantik penampilan kita. Salah satunya dalam pemilihan pakaian.

Ayo ngacung!  Siapa yang suka bingung mau pakai baju apa ya?

Tenang. Saya akan merefrensikan beberapa gaya yang simpel dan mudah untuk kita terapkan (gambar-gambar yang saya ambil dari beberapa blog dan pinterest). Nggak harus pakai baju yang baru. Kita bisa memadukan dengan pakaian yang kita punya.

Sudah siap!

    Kalau gaya Casual lebih suka mengkombinasikan kaos, celana jins. Untuk mempermanis penampilan kamu bisa menyematkan tas/dompet dan sandal yang bertali.
Untuk kelihatan lebih beda lagi kamu bisa memadukannya dengan jaket dan tas ransel. Voila..kamu sudah kelihatan keren.
Casual

Korean Casual Style

Blue and White


Casual Outfit


Nggak punya banyak celana panjang. Kamu juga bisa kelihatan cantik dengan rok yang kamu punya.

Chic Style

Summer Casual Outfit



Nah. Itu beberapa referensi gaya berpakaian dari saya. Kalau masih bingung tinggal berselancar di google. Di situ kamu akan menemukan banyak gaya berpakaian yang bisa kamu jadikan rujukan.