Fragmen Masa Lalu

Fragmen Masa Lalu

[caption id="attachment_3156" align="aligncenter" width="638"]Sumber: Zayd Ustman Sumber: Zayd Ustman[/caption]

Sore itu langit di Jakarta telihat muram. Arakan awan kelabu pekat memenuhi langit ibu kota. Samar-samar suara petir bersahutan di bentangan cakrawala. Menyisakan kilatan cahaya dan suara yang berdentum di angkasa.


Seorang laki-laki nampak tak terganggu dengan keadaan langit yang semakin gelap yang kemudian diikuti oleh milyaran butir air yang berjatuhan dari langit. Lelaki itu bergeming. Dia membiarkan air hujan membasahi tubuhnya.







"Rena pasti datang...pasti," racaunya di sela-sela guyuran air hujan yang menderas. Lelaki itu tetap bertahan.Ujung-ujung giginya bergemeretak, tubuhnya kurusnya kian menggigil tapi dia tetap bertahan membiarkan dirinya di bawah kucuran air hujan.

"Aku pasti akan menunggumu, Ren. Menunggumu datang." Lelaki itu merapatkan pelukan di tubuhnya. Berharap mengurangi dingin yang mulai menusuk ke dalam kulitnya. Semua sia-sia. Seberapa pun kuatnya pelukan itu, tubuhnya tetap saja menggigil.


 "Hentikan semua ini, Ndre." sebuah suara melindap di telinga lelaki itu.


Lelaki itu mendongak. Sebuah payung berwarna pelangi tepat di atas kepalanya dalam genggaman seorang gadis.


"Amel? Untuk apa kamu kesini. Sana pergi. Nanti Rena melihat kita," Rendra mengibaskan tangannya.


"Rena tak akan datang, Ndre," ucap Amel sambil tetap berusaha memayungi lelaki di hadapannya. Gadis itu melupakan tubuhnya yang mulai membasah karena payung yang dibawanya tak cukup melindungi mereka berdua.


"Rena pasti datang, Mel. Dia sudah janji." tubuh Andre bergetar.


"Sampai kapan kamu akan terus-terusan begini?" teriak Rena. Suara lantangnya terhalangi suara hujan yang menderu-deru.


Bahasa Cinta

Bahasa Cinta

20131128-185215.jpg

Sumber foto: koleksi Pribadi


 

Aku menurunkan novel di genggamanku. Lalu, pandanganku terarah pada lelaki berpotongan spike tengah memotret seekor kupu-kupu yang hinggap di atas bunga.
Aku mengulum senyum. Beberapa hari ini, Arya sedang tergila-gila dengan dunia fotografi. Hampir setiap waktunya tak bisa lepas dari DSLR yang tergantung di lehernya. Kecuali sedang tidur.
"Hai," aku melambaikan tangan ke arahnya.
Arya menoleh, lantas meletakkan satu jarinya di bibir sebagai tanda untuk tidak berisik. Aku menurutinya. Membiarkan lelaki itu sibuk dengan buruannya.
Aku menghela napas. Harusnya hari ini menjadi istimewa. Tepat di tanggal ini dua tahun lalu aku dan Arya resmi menjadi pasangan kekasih. Tapi, hari ini tak ada perayaan apa pun. Arya malah memintaku untuk menemaninya mengambil gambar di taman komplek.


Huft. Sekali saja aku ingin seperti pasangan lainnya yang menghabiskan waktu bersama pasangannya dengan kegiatan yang menarik. Misalnya nonton bioskop, makan di cafe. Bukan menunggui orang yang asyik dengan dunianya sendiri.
"Bosan?" Arya menghampiriku tanpa rasa bersalah. Lelaki itu ikut menjatuhkan diri di sampingku.
Aku menggembungkan pipi sebagai bentuk kekesalan pada Arya.


Bukannya mencoba mendinginkan hatiku. Arya hanya diam saja tanpa suara. Dari sudut mataku, kutemukan lelaki sibuk melihat hasil jepretannya hari ini. Aku mengerang. Rasanya ingin kulemparkan buku di atas pangkuanku.


Aku hendak bangkit meninggalkannya, saat sebuah sentuhan lembut menggenggam buku-buku jemariku. "Maaf. Aku sudah membuatmu bosan hari ini."


Hening.


Arya meletakkan dua tanganku di dadanya. Tanpa kata lelaki itu memagut lembut bibirku. Aku memejamkan mata. Membiarkan aliran hangat bergelenyar di dada. Semua rasa marah yang tadi penuh sesak kini menguap. Menyisakan rona merah di kedua pualam pipiku.



Aku membenamkan diri di dada Arya. Menikmati hari istimewa dengan cara kami sendiri.




Kami memang memiliki kesukaan yang berbeda. Arya dengan kamera dan aku dengan buku. Tapi, cinta menyatukan kami menjadi satu


Satu Permintaan

Satu Permintaan

20131127-035414.jpg

"Selamat pagi anak-anak." Annie menyapa muridnya dengan suara lantang.
"Pagi, Bu." suara koor anak-anak menyerbu gendang telinganya.
Gadis berusia 25 tahun itu mengedarkan pandangan ke seluruh kelas. Hampir separuh dari murid-muridnya tampak tak memedulikan kehadirannya. Ada yang mengobrol, ada yang asyik membaca dan beberapa lain terlihat acuh dengan keriuhan di dalam kelas.
Annie menghela napas. Ini hari pertamanya mengajar dan dia tak harus melakukan apa untuk menarik perhatian anak-anak didiknya itu
Ting.
Tiba-tiba terlintas sebuah ide. Annie membuka tas kerjanya. Dia mengeluarkan beberapa tumpukan kertas aneka warna yang masih terbungkus plastik. Annie merobek plastik itu dengan hati-hati, lalu perlahan mengeluarkan kertas berwarna-warni.
"Baiklah, pelajaran pertama hari ini. Kita mulai dengan membuat origami bangau." Annie berjalan membagikan kertas dalam genggamannya.
"Yah. Kita bukan anak TK Bu." salah seorang berkomentar.
Annie terus melangkah tanpa memedulikan tatapan sebal dari murid-muridnya.
****
"Bu Annie."
Annie selesai merapikan mejanya dan hendak keluar dari ruang guru saat seseorang memanggilnya.
"Ya." Annie membalikkan punggungnya dan mendapati Meta, siswa kelas 1 sedang berdiri di belakangnya.
"Ada apa Meta?"
Gadis itu tak bersuara. Dia mengeluarkan sebuah kotak kayu berukuran 8x8 cm dari tasnya. Dengan tangan gemetar Meta mengulurkan kotak dalam genggamannya pada Annie.
"Ini seribu bangau. Bisakah orang tua saya tidak jadi bercerai?"


Sumber foto: Zayd Ustman

Kamu

Kamu

 

[caption id="attachment_2588" align="aligncenter" width="500"] dari Favim.com dari Favim.com[/caption]

Aku mengagumimu layaknya ribuan aksara yang berserakan dalam cerita-cerita roman

Aku menggilaimu layaknya secangkir madu hangat yang kuseduh setiap pagi

Kamu,

Lelaki yang menyematkan senyuman di bibirku

Menciptakan debaran hangat di dadaku

dan, selalu membuat lidahku kelu.

 

Kamu,

 

Aku menggilaimu dengan seluruh hatiku


Waktu tak pernah menunggu

Waktu tak pernah menunggu

20131126-040335.jpg

"Aku mau setangkai mawar," ucapnya saat kami bertemu.
"Setangkai mawar?" Alisku terangkat
"Iya. Setangkai mawar merah yang baru dipetik," ucapnya setengah merajuk. Aku bisa menangkap sorot kebahagiaan yang terpancar dari sepasang mata almond yang tengah menatapku.
"Hmm, baiklah. Aku akan membawakan pesananmu." Aku menyentuh ujung rambut Kania. Lalu, mendaratkan bibirku di keningnya.  "Sekarang waktunya kamu istirahat."
Seulas senyum terukir di bibir mungil Kania. Tak lama sepasang mata bulat milik Kania tertutup.


****


Tunggu aku
Sent


Aku menjejalkan ponselku ke dalam saku celana dan bergegas masuk ke dalam Jazz Hitam milikku. Menyalakan mesinnya dengan cepat. Lima menit kemudian dengan lincah mobil hitam yang kukendarai membelah jalanan yang masih lengang. Ini pukul 04.00 dini hari, saat di mana orang-orang masih bermain dengan mimpinya. Dan, aku sudah berada di jalanan menikmati dinginnya pagi.


Sepanjang perjalanan bibirku tak berhenti bersenandung. Hatiku sedang berbunga-bunga. Akhirnya aku mendapatkan pesanan Kania, walaupun harus mendapatkan tatapan sebal dari Rasya karena telah membangunkannya di pagi buta. Tak mengapa. Ini demi Kania.


Masih fokus dengan kemudi. Tangan kiriku mengambil sesuatu dari samping kursi penumpang. Dengan hati-hati tanganku menggenggam setangkai mawar yang masih berduri. Aku lupa, harusnya duri-duri di daun itu telah kutanggalkan supaya tak menyakiti jemari Kania yang selembut kapas.
Aroma khas bunga berwarna merah itu langsung menyerbu indra penciumanku. Aku melengos. Aku tak suka aroma mawar, tapi Kania --gadisku begitu tergila-gila dengan mawar.


Ponselku berdering.
Aku melambatkan laju kendaraan agar bisa melihat siapa yang menelponku pagi-pagi begini.


Seluruh persendianku melemas saat membaca sebuah pesan singkat yang masuk ke ponselku.


Van, Kania baru saja pergi. Maafkan dia tidak bisa menunggumu lebih lama lagi.  Tolong iklaskan kepergiannya.


Sumber foto: koleksi Zayd ustman

Jarak

Jarak


Andai saja jarak dapat dilipat dengan mudah. Aku ingin berlari ke dalam pelukanmu. Untuk sekadar menghidu aroma parfum yang menguar dari tubuhmu


Kamu

Kamu

[caption id="attachment_2767" align="aligncenter" width="640"]http://google.com http://google.com[/caption]

 

Mungkin ini bukan cinta

Ini hanya perasaan nyaman di saat aku bersamamu

perasaan yang membuatku merasa aman saat di sampingmu

 

Aku tahu tak akan pernah ada kata "kita"

karena kita hanya aku dan kamu yang saling melintas

berpapasan untuk saling mengajarkan tentang cinta

 

kelak, jika di ujung jalan kita berjumpa

aku ingin mengenangmu sebagai lelaki yang pernah menyisipkan rona merah di pualam pipiku
Seandainya menjadi Jurnalis Perang

Seandainya menjadi Jurnalis Perang

Jika kamu seorang jurnalis Perang, kamu ingin meliput di negara mana?


Inggris. Kota London


Memangnya di London ada perang?


Kagak. Ya pokoknya aku mau London. Masalah perang atau nggak itu urusan belakangan. Siapa tahu nanti di London ada perang boyband :D.


Ngasal banget sih postingan ini.


Terus terang saya nggak pernah bermimpi menjadi jurnalis perang. Soalnya saya nggak suka berada dalam tekanan dan negara yang penuh dengan ancaman. Sebut saja saya penakut. Nggak papa deh ketimbang di sana saya malah bikin semua orang repot.

Jika aku Presiden

Jika aku Presiden

Hoho..tema ini cukup lucu juga dan bikin garuk-garuk kepala. Pasalnya aku nggak pernah bermimpi ingin jadi Presiden. Kebayang gimana beratnya harus mengatur negara. Wong ngatur diri sendiri aja sulit.


Oke, balik ke topik utama.


Apa sih yang akan kamu lakukan jika menjadi Presiden?


Pertama, saya akan membenahi sistem pendidikan yang ada. Membenahi mekanisme perekrutan guru agar SDM untuk mengatur pendidikan lebih terjamin.


Kedua, memperbanyak taman kota. Ingin rasanya Indonesia memiliki taman-taman keren kayak di London. Ya, walaupun kita tidak punya musim yang sama dengan negara-negara Eropa. Rasanya tidak salah menikmati daun berguguran di taman yang indah.


Rasanya cukup segini aja. Nggak sanggup membayangkan jika jadi Presiden beneran :))


One night

One night

hot-relationship-black-and-white-couple-Favim.com-656592



Aku masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana Evan menciumku semalam. Tanpa persiapan apapun, tiba-tiba saja lelaki itu mendaratkan bibirnya di atas lipatan bibirku. Lembut. Dan, aku hanya bisa memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan bibirnya bergumul, mengecup permukaan bibirku, lalu tanpa sadar kedua tanganku sudah memeluk lehernya erat. Kami berdua hanyut malam itu.


Pagi ini, ketika aku terbangun. Hal kali pertama yang aku ingat adalah aroma bibir Evan yang masih menempel di bibirku. Aroma tembakau. Lelaki itu adalah seorang perokok, jadi wajar saja jika aroma tembakau menguar dari bibirnya. Sejenak, aku tersenyum sendiri lalu meraba pipinya yang mulai memanas. Mengingat Evan, seluruh tubuhku memanas.


Hubungan kami baru seumur jagung, jadi wajar kalau cinta itu masih terasa hangat-hangatnya. Seringkali aku merasakan gempa kecil di dada dan perutku. Kemudian, pualam pipi yang merona saat lelaki itu menyentuhkan buku-buku jemarinya di pipiku. Ah, Evan memang pandai memperlakukan wanita.


Lamat-lamat kudengar suara ponsel berdering. Aku masih yang terduduk di pinggiran tempat tidur spontan berdiri. Mencari di mana ponsel kecil itu berada. Di saat dibutuhkan begini benda itu mendadak menyembunyikan diri. Aku mencoba mengingat-ingat di mana aku meletakkannya semalam. Ah, akhirnya aku ingat. Semalam aku dan Evan berkirim pesan singkat hingga malam, dan tentu saja ponsel itu pasti berada di atas tempat tidurku. Aku membolak-balik selimut, bantal, dan juga guling yang berserakan. Akhirnya, kutemukan juga benda yang sedang berkedip-kedip. Aku tersenyum. Nama Evan tertera di sana.


"Hallo." Aku berjalan ke dekat jendela. Menyingkap sedikit tirai yang menutup kaca jendela kamarku.


"Ka, bisa kita bertemu hari ini?" sambut Evan tanpa membalas sapaanku.


Ada perasaaan tidak nyaman saat Evan tak membalas sapaanku dan mendadak ingin bertemu. Padahal semalam kami sudah makan malam bersama, lalu dilanjutkan dengan saling berkirim pesan hingga larut malam. Apa sesuatu telah terjadi?


Aku menggelengkan kepala, membuang semua pemikiran negatif dari benakku saat ini. Mungkin saja Evan memang ingin bertemu denganku saja. Bukankah wajar jika yang namanya kasmaran selalu ingin bertemu. "Bisa, kita mau ketemuan di mana?" tanyaku.


"Di tempat biasa pukul 15.00."


***


"Aku ingin semua ini berakhir, Inka." Suara berat Evan melindap di gendang telingaku.


Aku mendongak. Menatap pada dua buah manik mata hitam yang biasa menelanjangi diriku. Lelaki itu tertunduk. Hatiku terasa diremas-remas. Ini bukan Evan yang biasa menatapku dalam-dalam.


Aku merasakan firasat buruk.


"Kenapa Evan?" tanyaku dengan nada setenang mungkin.


"Aku tak bisa menjanjikan apa pun padamu," jawab Evan lirih.


Jawaban macam apa ini?


"Aku tak pernah memintamu menjadikanku yang pertama," aku meraih jemarinya. Mencari sisa kehangatan di buku-buku jemarinya.


Evan membalas remasanku pelan. "Aku tak mau menyakitimu lebih lama lagi, Inka."


Aku mencebik.


Aku sudah mempersiapkan hatiku jauh-jauh hari untuk kausakiti sejak kita bertemu dalam keadaan tidak sadar dalam sebuah kamar tanpa sehelai benang.

Hidupku seperti Semangkok Rujak Buah Pedas

Hidupku seperti Semangkok Rujak Buah Pedas

 Google.com 


Hidup ibarat semangkok Rujak Buah pedas di mana rasa manis, asam, gurih dan tentu saja pedas bercampur menjelma kemeriahan.

Saya pernah merasa sangat senang, merasakan kekalahan, ketakutan, sedih yang berkepanjangan dan tentu saja orang-orang yang mungkin tak menyukaimu. Tapi, saya belajar bahwa semua rasa itu menjadikan hidup penuh tantangan. Dan, selalu saja ada cara mengalahkan semua itu.

Ya. Bagi saya hidup itu ibarat semangkok rujak buah pedas, di mana semua rasa menjadi satu, tapi menjadikanmu lebih 'hidup.'

Hidup itu tak pernah mudah untuk dijalani, tapi bukan berarti menjadikanannya sebuah beban. Tak selamanya rasa manis akan hadir dalam hidupmu. Ada kalanya rasa asam yang akan merajai hampir seluruh hidupmu atau bahkan guyuran rasa pedas akan membuat hidupmu semakin berat. Tapi, percayalah semua rasa itu akan membuat hidupmu lebih berwarna.

Bagaimana jika hidupmu datar dan tak ada tegangan yang akan membuatmu bersemangat? Mungkin kamu akan menghabiskan waktu sepanjang harimu hanya untuk merutuki nasib yang tak berputar. Monoton, bukan?
Permainan Hunger Games

Permainan Hunger Games

[caption id="attachment_3103" align="aligncenter" width="640"]Google.com Google.com[/caption]

 

 

Terus terang saya bukan bukan movie update, jadi ketika dikasih tema "Apa yang akan kamu lakukan jika terpilih menjadi salah satu peserta Hunger Games?" saya hanya bisa garuk-garuk kepala.

Oke, akhirnya saya mampir ke mbah gugel mencari tahu apa sih hunger games itu. Dan, tetap saya tak mengerti. Duh. Tema yang satu ini sulit banget.

Yang pasti akan saya lakukan adalah mencari cara bertahan untuk hidup. Ya, kemampuan bertahan untuk hidup jarang dimiliki oleh banyak orang dan tentu saja saya tak akan menyerah begitu saja. Masak jauh-jauh menjadi pejuang malah pulang hanya nama. Rugi dong. Lagian saya masih ingin bertemu keluarga dan teman-teman. Kalau saya menyerah, gimana saya bisa ketemu mereka lagi *nangis.


  Ps: Maaf kalau postingan ini apa adanya. Karena benar-benar nggak ada ide untuk menulisnya. :)

3 Permintaan

3 Permintaan

Makin ke belakang tema yang dilempar untuk #30HariNgeblog jadi ajaib. Entah ide yang disampaikan ngasal atau memang ingin menguji kemampuan *dikaplok yang kasih tema :D


Dan, tema hari ini adalah Jika kamu tersesat di hutan. Sebutkan 3 permintaan yang langsung ingin dikabulkan?


Macam baca cerita Aladin aja :D


Baiklah kalau saya tersesat di hutan dan dikasih 3 permintaan dan bisa langsung dikabulkan. Maka inilah permintaan yang akan saya ajukan:


1. Saya mau minta agar hutan disediakan fasilitas seperti hotel, spa, bioskop, supermarket, kendaaran, pasar, dan tak lupa bahan makanan.


2. Saya ingin semua keluarga, teman-teman, kerabat dan orang-orang yang dekat ikut diboyong ke dalam hutan.


3. Andaikan ini hanya mimpi. Saya ingin dibangunkan dan kembali ke rumah tercinta



Halah. Postingan ini hanya mengandung humor belaka. Kesamaan isi hanya kebetulan :D



If i were an artist

If i were an artist

[caption id="attachment_3094" align="aligncenter" width="640"]google.com google.com[/caption]

Jika diberi kesempatan menjadi orang terkenal. Kamu ingin menjadi aktor atau artis siapa?

Jawabannya adalah

Hillary Duff

Ada yang tahu siapa dia?

Hillary Duff adalah penyanyi muda berkebangsaan Amerika yang dikenal setelah membintangi beberapa film buat disney. Salah satu film yang membuatnya terkenal adalah Lizzie McGuire.  Film yang cukup bersinar dan membuat namanya terangkat.


Kenapa dia?

Bagi saya Hillary adalah sosok penyanyi remaja yang bersahaja, tidak terlalu banyak kontroversi dibandingkan Lindsay Louhan yang sama-sama seusianya. Di setiap film yang dibintanginya, gadis ini selalu tampil sederhana, make up yang natural dan cara berpakaian yang casual.


Saya telah menonton beberapa film yang dibintanginya dan selalu dibuat terpukau oleh aktingnya. Untuk urusan vokal, Hillary punya warna suara yang khas. Jadi, dia mudah dikenali dengan ciri suaranya itu. Lagu-lagu yang dinyanyikannya enak didengar telinga.


Berita yang terbaru Hillary sudah menikah dan memiliki seorang bayi yang lucu.


Jika terkenal nanti saya ingin seperti Hillary yang tidak terlalu membuat kontroversial. Hidup yang terlalu banyak kontroversi akan membuatmu pusing 7 keliling.


Jadi, nikmatilah hidupmu dengan penuh kesahajaan ^^


Kekonyolan di masa kecil

Kekonyolan di masa kecil

wpid-aku-berbahaya.jpg


Pic: Google.com


Masih pada ingat kan gimana rasanya menjadi anak-anak?

Saya sih ingat sekilas :D

Namanya anak-anak pasti rasa ingin tahunya tinggi. Semua dicoba-coba, kalaupun nantinya nggak berhasil 'emang gue pikirin' :D yang penting apa yang diinginkan terpenuhi. Walaupun akhirnya bikin ortu pusing tujuh keliling :D. Ayo ngaku sapa yang suka bikin emak-bapaknya marah?


Kekonyolan apa sih yang pernah kamu buat saat masih kecil?


Hihi, jawabannya banyak. Saya tulis beberapa yang diingat saja ya. Dan, tolong jangan diketawain karena saat nulis ini saya juga malu.


1. Saya pernah pegang rumah tawon yang dikira daun.  Alhasil kepala saja benjol karena disengat.


2. Pernah nelan kelereng kecil. Karena takut dimarahin sama mami akhirnya nggak pernah cerita. Baru lega setelah kelerengnya berhasil keluar lewat Pup :D


Politik itu...

Politik itu...

[caption id="attachment_1505" align="aligncenter" width="540"]google google[/caption]



Terus terang agak bingung juga mau nulis apa soal politik. Soalnya saya hanya orang awam yang nggak seberapa suka ngurusin hal-hal yang nggak dimengerti.


Buat saya politik itu alat yang berhubungan dengan kekuasaan. Di mana yang dominan berada di atas dan yang di bawah hanyalah pengikut. Kalau ditanya seperti apa kondisi politik di Indonesia? Jawabannya membingungkan. Semua orang berlomba-lomba ingin duduk di kursi pemerintahan tanpa mempertimbangkan kemampuan yang mereka punya. Jadinya, saat menerima tampuk kekuasaanm, mereke melakukannya setengah hati. Lebih parahnya lagi ada yang 'bermain-main' dengan jabatannya.


Hasilnya: Makin banyak politisi yang masuk bui.


Yah. Namanya politik. Ada saja yang harus dimainkan dan dipermainkan. Tinggal bagaimana cara kita menjadi tokoh utama. Kalau saya sih nggak mau pusing-pusing mikirin politik. Orang mikirin diri sendiri aja puyengnya setengah mati :D


Pesannya sih satu buat para orang yang terjun ke dunia politik: sesekali tengoklah ke bawah dong, Pak!

Nikah Siri? Hmmm

Nikah Siri? Hmmm

Tema yang diajukan kakak ugha kali ini membuat dahi berkerut.


Sebenarnya saya dulu pernah bikin postingan ini. Namun, tidak ada salahnya untuk kembali menuliskan apa yang ada di benak.

Pertanyaan yang diajukan sebenarnya tidak cukup sulit. Apa sih pendapatmu tentang Nikah Siri?

Tapi, yang sulit adalah bagaimana menjawabnya *apa sih
Nikah Siri itu adalah Nikah di bawah tangan (jangan tanya tangan siapa ya?) di mana hanya dihadiri penghulu, saksi, dan calon pengantin. Namun, tidak ada dokumen resmi yang mencatatkan pernikahan kita.

Bagi saya pernikahan siri alias di bawah tangan sangat merugikan. Soalnya kita tidak punya dokumen yang mengesahkan pernikahan. Ya, nikah Siri hanya disaksikan oleh saksi.  Kebayang dong nasib anak kita kelak? Iya, kalau bapaknya bertanggung jawab. Tapi, kalau si laki-lakinya mendadak kecelakaan dan amnesia (Sinetron banget :D ) kita tidak bisa menuntut hak apa pun apalagi harta gono-gini :)).

Banyak orang yang tahu konsekuensinya, tapi anehnya masih banyak yang melakukan nikah Siri. Bahkan, menurut kabar yang beredar ada sebuah kota yang menjadikan nikah siri sebagai pekerjaan bagi warganya. Duaar.

Ya, semua itu kembali ke pribadi masing-masing. Bukankah setiap orang bertanggung jawab atas kebahagiaanya sendiri?

Jadi, siapa pun yang hendak melakukan nikah siri. Ada baiknya untuk dipikirkan kembali. Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan pernikahan kita ke depannya (well, ini bukan doa loh).  Setidaknya jika nanti kita diberikan oleh Allah keturunan :)


[caption id="attachment_2450" align="aligncenter" width="640"]google.com google.com[/caption]

Hujan hari ini tak hanya menyisakan tempias di sudut jendela kamarku. Pun, kenangan tentangmu yang menggenang di benakku


Sekelumit kata untuk mami

Sekelumit kata untuk mami

Dear Mami,


Aku tahu cara mendidik kami yang keras adalah wujud kasih sayangmu. Mami, ingin kami mengerti bahwa hidup ini keras dan jika tak terbiasa. Kita akan tergilas.


Dulu, mungkin aku menganggap apa yang mami lakukan adalah menyakitkan. Namun, seiringnya waktu aku belajar untuk memahami apa dibalik sebuah tindakan.


Terima kasih ya, Mi.


Engkau ajarkan ananda untuk selalu tegar, tidak mudah menyerah dengan keadaan.


Semoga Allah selalu melimpahkan kesehatan pada mami. Agar bisa menyaksikan putri terakhirnya duduk di pelaminan :')



Amin.



Salam Hangat,



Aku