What If

What If

20131030-150506.jpg

Bagaimana jika aku mencintaimu, tapi kamu tidak
Bagaimana jika aku menginginkanmu, tapi kamu tidak
Mungkin hanya aku
Hanya aku saja yang menginginkanmu melebihi apa pun
Dan, seandainya semesta tidak pernah berkonspirasi kepada kita
Mungkin hanya aku yang tetap di sini
Mengeja setiap huruf menjadi sebuah cinta
Mentasbihkan namamu berkali-kali di dada
Mungkin hanya aku

Dan, hanya ada jika dalam benakku



Pic: koleksi pribadi
Sepasang Senja di matamu

Sepasang Senja di matamu

Aku suka memandang matamu berlama-lama


Tenggelam di dalamnnya


Matamu selalu menjanjikan keteduhan


Mungkin saja Tuhan telah meletakkan senja di sana


karena ketika kumenatapnya langit abu-abu di mataku berganti merah menyala


Menyisakan kehangatan yang menjalari seluruh tubuhku



Kamu.

Bilang saja aku Pecandumu

Bilang saja aku Pecandumu

[caption id="attachment_2588" align="aligncenter" width="500"] dari Favim.com dari Favim.com[/caption]

Aku suka segala tentang kamu

Punggungmu

Matamu

Hidungmu

Bibirmu yang mengatup

juga sepasang lengan kokohmu

Bilang saja aku mencandui segala tentangmu

Ya. Segalanya

Ini bukan saja perasaan cinta

tapi, lebih dari itu

Aku menggilaimu dengan seluruh hatiku


Bagaimana cara mengedit Naskah (Writing Tips)

Bagaimana cara mengedit Naskah (Writing Tips)

 image google 

Selamat hari Sabtu semuanya.

 Ada yang sedang mengerjakan proyek menulis atau baru menyelesaikan naskahnya? Berikut ini ada beberapa tips yang diberikan oleh mbak Aida M.A salah satu penulis yang namanya sedang naik daun. Beliau adalah seorang novelis dan penulis non fiksi yang buku-bukunya sedang beredar di toko buku. Kebetulan mbak yang satu ini sahabat saya dan dia bersedia menjawab keingintahuan saya tentang apa sih yang akan dilakukan setelah naskah selesai.

Yuk kita simak.

1. Apa sih yang dilakukan mbak Aida ketika sudah menulis naskah?

Setiap sebuah naskah selesai ditulis biasanya saya memang mengendapkan naskah tersebut, tidak buru-buru diedit atau mengubah bagian tertentu. Otak kita yang sudah bekerja maksimal ternyata terlalu penuh dan crowded kalau dibebani dengan proses editing pasca writing.

Biarkan dulu kepala ini refresh dari beban-beban DL dan setumpuk ide yg baru saja dituangkan dalam sebuah naskah. Editing beruntun akan membuat pikiran kita mengalami kelelahan.

Jadi setiap selesai menulis satu naskah novel saya biasanya suka jalan2, nonton film dan menikmati hal-hal yg lain, pokoknya engga dekat-dekat laptop dulu deh hehhehe.

2. Berapa lama naskah perlu diendapkan sebelum diedit?

Okee berapa lama? Ini beda2 untuk tiap penulis, ada yangg cukup 2 hari saja ada yg butuh seminggu. Kalau saya pribadi biasanya hanya 2-3hari saja tidak menyentuh naskah yangg baru kelar saya kerjakan. Hanya novel TheMocha Eyes yang saya endapkan 1hari, karena Deadline yangg sangat mepet saat itu.

Kira-kira saat kepala saya sudah tidak berdenyut-denyut karena DL dan bayang-bayangan tokoh-tokoh  saya tidak terbawa-bawa dalam pikiran saya, maka saya segera kembali sebagai seorang editor untuk naskah saya bukan sebagai seorang penulis :D

3. Elemen apa saja yang perlu diperhatikan saat mengedit?


1. Yang paling mudah kerapian naskah, bersih dari typo, saat diajukan ke editor dia juga lebih bahagia karena engga bikin terlalu mumet dengan typo.

2. Plot/ alur, untuk ini makanya harus membaca dari awal naskah tersebut. Saat membaca ulang nanti akan keliatan, bagian ini seperti terputus atau nanggung, bagian ini terlalu cepat dsb.

3. Konsistensi karakter. Saya biasa mencari ciri khas tokoh-tokoh saya lewat dialog-dialog. Saya akan mengenali si A yangg berbicara atau si B yangg sedang ngedumel. Jadi saat diedit kembali cek dialog-dialognya sudah sesuai belum dengan karakter masing-masing.

4. Setiap naskah harus ada mata kedua ketiga yg membaca dan memberikan penilaian. Makanya di sini fungsinya seorang editor. Jadi, begitu penulis sudah selesai menulis, pengendapan dan edit kembali hanya oleh penulis, maka tugas selanjutnya sebagai penulis kita harus legowo jika nanti editor akan banyak memberi tanda track changes dalam naskahnya.

Sekian rangkuman tanya jawab saya dengan Mbak Aida. Semoga apa yang saya bagikan di sini membantu kalian semua.

Selamat hari Sabtu.
Secangkir kenangan

Secangkir kenangan

20131018-160508.jpg

Bagaimana kalau kita nikmati sore ini dengan secangkir kenangan tentangmu?
Lalu, kita sulut menjadi abu. Hingga rindu tak terlalu mengaduh.

Cangkir di hadapanku tak ubahnya rasa perih yang kausisakan dalam perjalanan kisah kita.
Getirnya menjelma punggungmu yang tak lagi membalik ke arahku.
Dan, aku memilih menikmatinya.
Karena cinta tak selamanya berakhir baik-baik saja

Gambar: @zaydutsman
Lelaki dengan Kamera

Lelaki dengan Kamera

 

[caption id="attachment_2606" align="alignnone" width="498"]gambarnya dari google gambarnya dari google[/caption]

 

 

Mungkin terlalu dini kalau kusebut ini jatuh cinta

sepintas rasanya sama dengan saat aku kali pertama merasakannya

Senyum-senyum sendiri, bahagia, berdebar-debar, rindu yang tak pasti

Namun, aku ragu tentang semua ini

Bolehkah kalau ini kusebut dengan rasa kagum

Ya...itu hanya perasaan takjub

Melihat siluet laki-laki itu saat mengambil gambar atau tanpa sengaja lensa itu mengarah kepadaku.

Lelaki itu terlihat tampan dengan kameranya

 

Sudahlah.

Kupikir aku hanya akan jadi penggemarnya saja. Karena kulihat sebuah cincin tanpa mata melekat di jari manisnya.
Update Juga deh

Update Juga deh

Hallo semua.


Maaf ya kalau akhir-akhir ini jarang update blog. Soalnya sedang sibuk dengan pekerjaan dan proyek menulis. Padahal banyak cerita yang ingin kubagikan pada kalian. Bagaimana kalau lain kali saja ya. Ingatkan aku tentang hal ini.



Salam hangat,



Luphyta