Kenangan

Kenangan

Ada sepi dalam diammu

Menyisakan seribu tanya padaku

Adakah luka telah menggores hatimu?

Tuan, tidakkah kau ingat bagaiman dulu jemari kita saling menggenggam di bawah rinai hujan?

Lalu, kita berdua saling menertawai takdir yang membuat kita terpelanting dari hubungan asmara yang kita rajut

Katamu:
"Waktu itu seperti putaran angin puting beliung, melibasmu dengan cepat tanpa ampun. Jadi, selagi masih ada waktu kita nikmati saja kejalangan ini."

Dan, nyatanya kini waktu telah benar-benar tak mempertemukan kita dalam satu garis

Melepaskan genggaman erat dari jemari-jemari  yang membisu

Kenangan itu kini serupa nisan batu, sesekali aku bertandang untuk membersihkan debu di setiap sudutnya

beautiful-city-cool-free-Favim.com-665823.jpg

Yuk Menulis

Yuk Menulis

book-escape-quotes-text-Favim.com-662173


Semalam saya mengobrol dengan salah satu teman kuliah. Banyak hal yang kami bicarakan mulai dengan kelucuan anaknya hingga obrolan tentang kegiatan sehari-hari.  Saat mengobrol dengan dia saat itu saya sedang berada di depan laptop. Menulis outline untuk bakal calon novel kedua saya.


Teman saya bertanya tentang apa yang sedang saya lakukan. Saya jawab menulis. Kemudia teman saya bercerita bahwa dia sebenarnya bercita-cita ingin jadi penulis tapi nggak percaya diri soalnya pernah diketawain suaminya saat menulis. Saya bilang nggak papa, semakin banyak latihan akan mempengaruhi kualitas tulisannya.


Dia tanya kenapa saya suka menulis?


Saya jawab: Menulis itu melegakan. Dengan menulis, saya bisa melepaskan emosi. Tanpa kita sadari saat menulis ada alam bawah sadar kita yang bekerja, sehingga emosi yang tadinya menumpuk akan tersedot dalam rangkaian kata yang sedang kita tulis. Jadi, jangan kaget ketika kita membaca ulang tulisan akan menemukan kalimat-kalimat yang terkadang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.


Jadi, ketika merasa sedih saya lebih suka menulis bebas, tanpa pemikiran yang penting apa yang saya rasakan bisa dituliskan semua tanpa disaring. Dan, hasilnya membuat saya lega dan positif memandang hidup ketimbang curhat sama orang yang kerap kali malah memperkeruh suasana :D


Kalau dulu saya suka menulis di diary, sekarang pindah ke blog namun menggunakan bahasa yang lebih menarik (curhat terselubung).


Dan, di akhir obrolan saya bilang kepada dia. Menulislah karena itu akan sangat membantumu.


Hihi, semoga saja sahabat saya itu mau mulai menulis.


Selamat hari Sabtu

Orang Tua atau Anak yang harus belajar?

Orang Tua atau Anak yang harus belajar?

anak, parents, family, orang tua yang belajar




Sebenarnya postingan ini sedikit terinspirasi dari pengalaman sehari-hari saya sebagai Guru TK.  Ternyata tantangan seorang Guru TK tidak hanya sekadar mendidik para murid tapi juga memberikan masukan kepada orang tua. Dan, buat saya memberikan masukan kepada orang tua jauh lebih sulit dan menantang.

Terkadang ketika bertemu dengan orang tua yang sedikit 'rewel' tentang anaknya membuat saya berpikir "Apa sih yang diinginkan orang tua dari anaknya?"

Mungkin banyak yang akan menjawab ingin anaknya sukses, pintar, hebat, bisa berhasil dalam karirnya. Dan, itu semua tidak salah. Namun, kebanyakan orang tua menerapkan pola-pola yang salah dalam memberikan edukasi bagi anaknya. Postingan ini bukan berniat mengajari, karena saya pun belum berumah tangga. Namun, saya sedang dalam tahapan proses belajar menjadi calon ibu agar kelak ketika waktu saya tiba lebih siap dalam menghadapi anak sendiri.

Dari orang tua yang sering saya temui di sekolah, hanya ada beberapa orang tua yang ingin anaknya bahagia. Selebihnya mereka ingin anaknya menjadi yang luar biasa. Namun, lupakah para orang tua jika yang diinginkan adalah anak yang pintar mereka kerapkali akan melupakan kebahagiaan anak. Dan, itulah yang saya lihat dari fenomena yang ada di sekolah saya.

 Contoh kasus:


Sebut saja namanya S. Dia memiliki dua orang anak yang bersekolah di tempat saya. Kakak pertamanya masuk TK, dan adiknya duduk di kelas PG. Dari yang saya lihat orang tuanya adalah tipe perfeksionis yang kerapkali menuntut anaknya untuk bisa, dan saya juga menemukan perbedaan perlakuan pada kedua anaknya. Anaknya yang pertama membuat saya sedih. Pertama kali bertemu anak ini, saya tidak menemukan mata kecil yang berbinar-binar, yang ada hanya mata redup tak bersemangat. Anak ini kerapkali melakukan hal-hal yang tak seperti anak seumurannya. Dia tak tertarik dengan teman-temannya yang bermain, sering bicara sendiri, dan suka naik meja kalau kita sedang tak bisa melihatnya. Sedangkan adiknya adalah anak yang ceria. Namun, dia tak percaya diri untuk menunjukkan kemampuannya. Setiap pelajaran dia minta ditemani oleh sang Ibu di dalam kelas. Hampir semua pekerjaan sekolah dia selalu meminta bantuan sang ibu. Dan, yang membuat saya sedikit tak suka sang Ibu kerapkali 'mengerjakan' tugas-tugas sang anak.  Di lain hal sang ibu menuntut sang adik untuk bisa.

Setiap kali sang adik maju ke depan, dan salah. Ibunya akan langsung mengolok-olok anak ini. Dan, kemudian membandingkan dengan kemampuan anak lain yang sudah bisa. Akibat si anak yang sudah sedikit bersemangat akan langsung ngedrop mendengar komentar sang ibu. Dan, saya hanya bisa menggelengkan kepala.

Dan, kasus di atas banyak saya temukan di sekolah. Banyak orang tua yang menuntut anaknya, tanpa memperhatikan kemampuan dan kebahagiaan si anak. Bagi mereka tugas anak hanya belajar, dan orang tua adalah pemegang kendali. Dan, lucunya tuntutan orang tua tak diimbangi dengan pemberian rangsangan yang sesuai dengan anak.


Tidakkah orang tua menyadari bahwa sejatinya sebagai orang tua kita juga harus banyak belajar bagaimana pola-pola pengasuhan yang tepat untuk anak. Anak-anak jaman sekarang berkembang lebih pesat baik dari segi kognitif, teknologi dan juga informasi. Orang tua yang tidak bisa mengikuti perkembangan, akan ketinggalan dengan pola-pola pembelajaran. Yang ada, akan menimbulkan kesenjangan informasi antara orang tua dan anak.

 Dewasa ini, belajar tak harus duduk di bangku kuliah. Ada banyak media yang bisa digunakan orang tua untuk menguptade artikel-artikel tentang pengasuhan yang banyak sekali di internet. Jika memiliki waktu sedikit luang, mungkin bisa mengikuti seminar-seminar parenting yang juga banyak diadakan.

Intinya sih untuk menjadi orang tua yang baik kita juga harus belajar sama halnya dengan anak-anak kita yang tak berhenti belajar.


Jika ingin menghasilkan anak yang berkualitas, tentu orang tua juga harus meningkatkan kualitas pola pengasuhannya. Jika anak belajar, maka orang tua pun sejatinya juga belajar

Jadi, semuanya kembali kepada pribadi masing-masing. Anda termasuk orang tua yang mana?
Sabtu Ceria

Sabtu Ceria

Hola, selamat pagi semuanya.

Fyuhhh, akhirnya bisa kembali bikin postingan di blog ini. Maklum yang nulis lagi sibuk berat alias sok sibuk :P Jadi, harap dimaklumi kalau suka lupa buat nulis di blog (emang ada yang nanya?)


Ini hari Sabtu kan ya? Nah, ayo mumpung hari Sabtu, yuk ajak keluarga untuk jalan-jalan sekalian untuk menyegarkan kembali pikiran setelah sibuk bekerja. Enggak usah jauh-jauh, pergi ke taman-taman kota juga oke kok.  Yang punya anak pasti senang deh kalau diajak jalan walaupun hanya pergi ke taman.


Silahkan manfaatkan waktu luang untuk kembali menghangatkan keluargaHujan dan kopi

Selamat hari Sabtu :)

Kepada Lelaki musim Panas

Kepada Lelaki musim Panas

amazing-balcony-beautiful-cute-sea-Favim.com-354464


 

 

Dear Dany,

Apa kabarmu pagi ini?  Kuharap sama baiknya dengan keadaanku hari ini. Saat menulis surat untukmu, aku sedang duduk di depan jendela yang terbuka lebar-lebar.  Kamu tahu Dan, udara pagi ini cukup dingin tapi tidak sampai membuat cuping hidungku membeku karena kedinginan. Tolong jangan ketawa! Aku tahu yang kau bayangkan ketika membaca kalimat ini. Mana mungkin hanya cuping hidungku yang membeku? Jadi, lompati saja bagian ini.


Dari balik jendela ini, aku bisa melihat matahari nampak malu-malu di balik kumpulan awan. Dan, pucuk-pucuk daun baru bermunculan dari pohon willow tua di depan jendela yang kemarin meranggas. Kamu benar Dan, musim semi telah tiba. Akhirnya sebentar lagi akan ada kehangatan di kota ini. Aku sedikit iri denganmu. Di negaramu matahari bersinar dengan terik tidak seperti negaraku yang kerap kali dirundung mendung.


Berbicara tentang musim semi, kotaku terlihat cantik. Pohon-pohon yang kemarin gundul kini mulai ditumbuhi daun-daun muda. Tinggal tunggu beberapa hari lagi, bunga-bunga di seluruh kota akan bermekaran. Cantik sekali.  Kapan-kapan akan kukirimkan sebuah foto untukmu agar kau tahu keindahan kotaku.


Dan, udara di sini semakin dingin. Ada baiknya aku bergegas menutup jendela agar tidak terkena flu. Kamu tahu, aku sangat tidak suka terkena salesma karena rasanya tidak mengenakkan. Lain kali, akan kuceritakan banyak tentang diriku. Sampai jumpa Tuan Musim Panas


Salam Hangat,



Azalea si gadis musim gugur


Kamu Jodohku?

Kamu Jodohku?


beautiful-city-cool-free-Favim.com-665823.jpg



Seperti biasa pagi ini dimulai rutinitas bangun pagi, mandi lalu bersiap-siap berangkat kerja. Rute perjalanan menuju ke kantor pun masih sama seperti biasanya. Melewati jalanan yang cukup padat. Di sepanjang jalan, biasanya kugunakan untuk melihat ke sekeliling atau mengkhayalkan sesuatu. Siapa tahu bisa menjadi ide baru untuk tulisanku. Dan, tiba-tiba saja di benakku terpikir sebuah pertanyaan


Mungkinkah aku bisa bertemu jodohku di perjalanan ini?


Agak lucu sih, tapi sampai sekarang aku masih memikirkannya. Banyak yang bilang jodoh itu ada di mana saja, bahkan bisa bertemu di tempat yang tak terduga. Jadi, bisa dong aku ketemu pria impianku di jalan raya? Bukan berarti harus mengalami kejadian yang tak menyenangkan sih. Bisa aja sih, pria di sampingku yang berada di perempatan itu kelak akan menjadi pria impianku. Nggak bakal ada yang tahu kan?


Jadi, sebelum menjemput jodoh mungkin diriku harus mempersiapkan segalanya.



Baiklah, postingan ini terlihat menggelikan

Sebuah kisah

Sebuah kisah

Kisah-Kasih-Di-Balik-Jendela-2.jpg


Ini tentang debar yang kerapkali kurasakan di dada kiriku


Mengetuk-ngetuk tanpa mengenal waktu


Ini tentang rindu yang bergejolak


Merintih tiap waktu agar digenapi dengan sang pemilik hati


Nyatanya, cinta tak juga mempertemukan kita


Masih ada dinding tinggi tak kasat mata memisahkan kita pada jarak yang tak berujung


Mungkin saja, kita pernah berjumpa di suatu persimpangan


Lalu kembali menjadi asing ketika waktu tak membekukan jarak di antara kita


Ini masih sama


tentang gadis yang menunggu kapan pangeran berkudanya akan datang





...dan ini masih kisah yang sama tentang hati yang tak pernah lelah menunggu