Delapan Desember

Delapan Desember

Delapan Desember,

Di mana Tuhan melahirkanku ke dunia

Delapan Desember,

Di mana Tuhan menitipkan banyak berkah dan harapan di hari kelahiranku

Delapan Desember,

Di mana kedua orang tuaku tersenyum menyambut kedatanganku di dunia

Delapan Desember,

Di mana aku bisa melihat dunia untuk pertama kalinya

 

Delapan Desember Dua Ribu Dua Belas,

Ketika semua doa dipanjatkan untukku
Happy Birthday To Me

Happy Birthday To Me

ucapan selamat ulang tahun



Hari ini usiaku tepat 28 tahun. Tak ada perayaan khusus.  Cukup merayakannya dengan sebuah tulisan untuk mengabadikan kenangan hari ini.


Bangun tidur disambut oleh dua sms dari seorang teman dan keponakan, lalu pergi bersepeda berkeliling komplek. Cukup sesederhana itulah caraku memaknai hari kelahiran.


Tahun ini, aku telah melewati banyak hal hebat, bertemu dengan orang-orang baru yang luar biasa. Begitulah cara Allah membahagiakanku.


Terima kasih buat semua teman, sahabat yang memberikan banyak doa dan ucapan pagi ini. Semoga semua doa-doa yang kalian panjatkan dikabulkan oleh SWT.


Selamat ulang tahun untuk diriku,


Semoga Allah selalu menguatkan hatimu, memberi kesehatan, selalu tersenyum.



Surabaya, 08-12-2012

Percakapan malam dengan hati

Percakapan malam dengan hati

Aku  terluka.


Lagi?


Huft, terlalu sering ya aku patah hati?


*tertawa


Apa yang kau tertawakan?


Kepolosanmu itu...


Kepolosan, maksudmu?


Maaf, bukan bermaksud mengejekmu.  Hanya saja, buatku kamu terlalu polos. Kamu terlalu baik  kepada semua orang.


Apakah itu salah?


Tidak, Dear. Hanya saja kamu harus lebih belajar untuk mawas diri. Tak semua orang bisa membalas kebaikanmu.


Aku harus berubah?


Sure, semua orang butuh berubah. Bukankah kamu tak ingin tersakiti lagi? Aku perhatikan kamu masih diam-diam mengaguminya, benarkan?


*menghela napas


Oke, jujur aku masih diam-diam mengamatinya. Entahlah, susah buatku untuk melupakan dia.


Why? Bukankah dia sudah tak lagi mengingatmu, bahkan tak berniat menghubungimu.


Kupikir rasa itu masih tersisa di sudut hatiku. Aku tahu dia tak lagi memperdulikanku lagi, tapi rindu ini selalu mendesak keluar. Lalu aku bisa apa?


Bisa melupakannya. Gampang, kan?


Tak semudah itu aku melupakannya. Ada kebiasaan yang tak bisa ditinggalkan begitu saja.


Bukan tak bisa. Hanya saja kamu yang masih menggenggamnya terlalu erat. Longgarkanlah, biarkan dia pergi.


Haruskah?


Harus. Jika kamu terus menengok ke belakang, kamu sudah melewatkan beberapa pria baik untukmu.


Kamu layak dapat yang terbaik


(Percakapan menjelang malam dengan hati)